Setelah Sam pulang, dan Naqi memastikan mengunci semua pintu dan jendela, kini Naqi menuju kamarnya, ia juga sangat lelah sehingga ingin sekali merebahkan badanya, dan mengarungi mimpi yang indah. Naqi membuka pintu, ia melihat Cyra yang tengah tertidur dengan posisi miring.
Naqi mendekat, memperhatikan setiap senti wajah cantik Cyra. Naqi akui Cyra memang Cantik, seolah takaran yang Tuhan ciptakan untuk wajahnya benar-benar pas. Andai Cyra tidak memiliki kekurangan dirambutnya, sudah dipastika ia akan menjadi wanita yang digandrungi oleh banyak pria.
Naqi yakin bahwa pelaku kekerasa pada Cyra adalah keluarganya. Untuk motifnya perlahan Naqi akan mencari tahu dengan mengorek dari Cyra.
Setelah puas menatap Cyra, kini Naqi pergi kekamar mandi untu membrisihkan badannya, dan dilanjutkan untuk tidur.
Naqi tidur satu ranjang dengan Cyra, sebelum memejamkan matanya Naqi kembali melirik ke arah Cyra. "Gadis yang malang." lagi-lagi Naqi iba setiap melihat Cyra. Naqi memang tidak mencintai Cyra, bahkan mereka akan bercerai setelah ia menjadi pewaris tinggal harta dan perusahaan kakek, tetapi Naqi tidak tega kalo memperlakukan Cyra dengan kasar.
Naqi memejamkan matanya dengan posisi ia menghadap kearah Cyra.
****
Sementara itu di rumah keluarga Cyra.
Afifah semenjak acara pernikahan Cyra selesai ia merajuk, marah, kesal, dan kecewa dengan papahnya. Kenapa papahnya menjodohkan Cyra dengan Naqi, pria tampan, kaya sehingga membuat Afifah iri dengan nasib Cyra.
Afifah mengurung diri didalam kamarnya.
"Sayang ayo dong, kamu nggak boleh marah begitu, maafin papah yah, papah juga nggak tau kalo Naqi bakal memberikan mas kawin yang fantastis buat Cyra. Andai kita tau mas kawin sebanyak itu, pasti Mamah memilih kamu sebagai istri Naqi." Mamah Daima mencoba membujuk Fifah agar tidak marah lagi, dan mau makan. Mereka khawatir Fifah akan sakit. karena nggak makan dari tadi.
"Nggak mau pokoknya Fifah marah sama Papah." Afifah teriak dan menangis dengan kencang.
Hal itu membuat Mamah Daima makin cemas, ia pun menyruh pegawainya merayu Fifah untuk membukakan pintu kamarnya. Begitu pun tuan Kifayat, semakin merasa bersalah, karena anak kesayanganya marah padanya.
Andai bukan karena mas kawin yang fantastis dan wajah Naqi yang rupawan, Afifah tidak akan melakukan perbuatan seperti ini. Justru Fifah akan menertawakan nasib Cyra.
Entah sampai kapan Fifah akan melakukan mogok makan dan mengurung dirinya di dalam kamar. Apa Fifah pikir dengan ia merajuk dan marah, pernikahan Naqi dan Cyra akan dibatalkan. Lalu Naqi berganti menikahi Fifah. Sungguh pemikiran yang konyol. Akibat terlalu dimanja sehingga ketika keinginanya tidak terlaksana ia akan berbuat sesuatu hal yang menyusahkan banyak orang. Karena ulah kekanakan Afifah, kini semua kena imbasnya. Para maid dan pekerja lain tidak diizinkan beristirahat sebelum Afifah membukakan pintunya.
Biarpun semua usaha sudah ditempuh nampaknya Afifah belum juga mau membukakan pintunya. Itu membuat papahnya semakin khawatir, sampai mereka memutuskan untuk mendobrak pintu kamarnya.
Setelah mendobrak pintu kamar Afifah kini tengah menangis dipelukan mamah Ima. Tuan Kifayat pun tidak tega melihat anaknya kesayanganya sedih seperti itu.
"Papah minta maaf sayang, papah berjanji akan mencarikan kamu jodoh yang kaya dan juga tidak kalah tampan dari pada Naqi." ucap papah, sembari mengatupkan tangnya didepan dada.
Afifah yang mendengar perkataan papahnya pun menghentikan tangisanya. "Papah janji?" tanya Fifah deng suara yang masih tersenggal karena sisa tangisnya.
"Iya Papah janji, jodohmu akan lebih kaya dan lebih tampan," kini papah sudah tidak cemas lagi, karena kemarana Afifah anak kesayanganya.
Tugasnya sekarang adalah mencari calon suami buat Afifah, tentunya yang kaya dan juga tampan sesuai keinginan Fifah.
Setelah dijanjikan akan segera menikah dan tentunya dengan orang yang lebih kaya dan lebih tampan dari suami Cyra, kini Fifah pun mau makan. Papah dan mamah yang melihatnya sudah tenang, karena anak kesayanganya udah nggak marah lagi.
****
Di rumah Naqi...
Cyra terbangun dikala Adzan subuh berkumandang, kebiasaan di rumah papahnnya ia akan bangun lebih pagi untuk membantu para maid menyiapkan sarapan dan beberes seisi rumah.
Cyra kaget ternyata dia tidur satu ranjang dengan Naqi. Ia pikir Naqi akan marah melihat Cyra tidur di ranjangnya. Ternyata lagi-lagi perkiraan Cyra salah, Naqi bahkan tidak masalah ia tidur di ranjangnya, dan lebih senangnya lagi Naqi tidak keberatan ketika dia harus membagi sebagian tempat tidurnya dengan Cyra. Cyra memperhatikan wajah tampan suaminya, ia sangat beruntung selain tampan Naqi juga sosok yang baik. Cyra sangat berharap pernikahanya akan membawanya pada kebahagiaan yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan.
Cyra bangun dari tidurnya dengan perlahan, agar tidak mengganggu Naqi yang masih pulas tertidur. Ia membersihkan badanya lalu menjalankan kewajibanya sebagai seorang muslim. Setelah itu ia turun kebawah untuk menyiapka sarapan untuknya dan Naqi.
Di dapur Cyra tidak menemukan bahan apapun yang bisa ia olah, tidak ada bumbu apapun untuk memasak.
"Ya ampun kenapa nggak ada bahan apapun untuk bisa aku masak dan bahkan bumbu untuk masak pun nggak ada." gumam Cyra, ia bingung akan menyiapkan makan apa untuk suaminya.
Karena nggak ada bahan apapun yang aka dia masak, akhirnya Cyra memilih merapihkan rumah Naqi, dari mengelap semua barang yang terpajang di sudut lemari, menyapu dan mengepel semua Cyra lakukan sampai rumah Naqi benar-benar bersih.
pukul tujuh Naqi bangun, dia melihat kesamping sudah tidak ada Cyra, bahkan tempat tidurnya sudah rapih.
Naqi mencari Cyra, ia menghawatirkan terjadi sesuatu dengan istrinya. Naqi cari kekamar mandi, ternyata nggak ada. Lalu Naqi turun kebawah ternyata ia lihat Cyra tengah merapihkan dapur.
"Kamu sedang apa Cyra?" tanya Naqi yang melihat Cyra tengah mengelap piring dan gelas.
"Oh, Anda sudah bangun, saya sedang merapihkan dapur, mengelap alat-alat buat makan sehingga nanti kalau digunakan sudah bersih. Maaf tuan aku bahkan tidak menyiapkan sarapan untuk Anda, disini belum ada bahan masakan yang bisa saya olah sehingga pagi ini saya tidak masak." jelas Cyra sembari menunduk. Ia takut Naqi akan marah karena nggak ada makanan yang bisa dimakan.
"Ngapain kamu melakukan itu semua? Bahkan badan kamu ajah masih sakit. Kamu nggak usah repot-repot menyiapkan makan dan beres-beres, biar nanti ada orang yang membantu disini. Kamu istirahat sajah, aku nggak mau kamu mati karena aku membiarkan kamu bekerja padahal kamu masih sakit," ucap Naqi nggak suka Cyra melakukan pekerjaan rumah.
"Tuan Anda nggak perlu mencemaskan saya begitu, mungkin Anda nggak tau luka saya hanya luka ringan. Bahkan masih jauh dari jantung jadi saya nggak akan mati karena luka ini." kekeh Cyra, merasa Naqi telalu berlebihan mencemaskan lukanya.
"Tetap sajah nanti kalo lukamu nggak sembuh-sembuh, aku juga yang repot," cicit Naqi nggak mau omonganya dibantah.
"Ya udah, iya saya nggak lanjutkan kerjaan lagi, tapi abis ini yah, tanggung tinggal beberapa piring lagi yang belum dilap," ujar Cyra sembari tetawa geli dengan kecemasan Naqi.
"Terserah kamu ajah, dasar keras kepala!" sungut Naqi, lalu ia kembali kekamarnya dan akan membersihkan badanya, sebelum mengajak Cyra mencari sarapan diluar dan dilanjutkan dengan bekerja di kantor kakeknya.
Cyra tampak tersenyum bahagia "Ternyata Anda laki-laki yang baik Tuan, apa mungkin ia orang yang tuhan kirimkan untuk menjaga ku." batin Cyra bahagia, baru kali ini ia mendapatkan perlakuan yang manis. Biasanya ia akan dimarahi karena tidak bekerja. Justru kali ini ia dimarahi karena bekerja, pebandingan terbalik dengan perlakuan papahnya.
...****************...
#Terimakasih buat yang udah mampir, dan jangan lupa tinggalkan jejak yah.❤
# Mampir juga kekarya Othor yang satunya yah "Beauty Cloads" ceritanya nggak kalah seru loh...❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Cahaya Hayati
semoga kaira bersiap dan kuat ketika Naki bercerita akan menceraikannya
2023-01-11
0
Dewi Kania
ngarep....😤
2022-12-25
1
Dewi Kania
dasar Afifah pemikirannya sangat konyol....huhhh
2022-12-25
0