Hanya Luka Kecil

Setelah membersihkan luka Naqi, kemudian Cyra mengemut luka Naqi, dengan tujuan agar lukanya tidak lagi mengeluarkan darah.

"Cyra apa kamu tidak jijih melakukan hal itu?" tanya Naqi yang heran, karena Cyra tanpa jijik mengemut lukanya.

Cyra membuang ludahnya yang sudah bercampur darah dari luka Naqi di wastafel.

"Tidak, kenapa jijik kan saya tidak menelanya." jawab polos Cyra. "P3K dimana Mas?" tanya Cyra dengan tampang polosnya.

"Oh sepertinya ada di laci sanah." balas Naqi sembari menunjuk salah satu laci di sudut dapur.

Cyra pun mencari P3K, setelah menemukanya Cyra mengobati luka Naqi dengan sangat telaten.

"Sudah, lukanya nggak terlalu dalam ko, hanya tergores sedikit sajah." ucap Cyra memberi tahu Naqi dengan luka yang ia alami.

"Oh, tapi kenapa terasa pegal sekali yah?" tanya Naqi sembari meniup-niup lukanya.

Cyra hanya terkekeh mendengar pertanyaan dari Naqi. "Bahkan luka Mas tidak ada sedikit pun dari luka saya." jawab Cyra sembari terkekeh melihat reaksi Naqi yang seperti kesakitan terhadap luka yang dideritanya, padahal luka itu hanya goresan kecil sajah.

Naqi terdiam sejenak, ia membayangkan Cyra yang mengalami luka begitu banyak dan begitu parah tapi ia tetap masih bisa tersenyum dan menahanya. Naqi jadi teringat pertama kali ia melihat luka Cyra yang sangat mengerikan sehingga membuat dirinya akan pingsan karena lutut dan kakinya tiba-tiba lemas.

"Mas udah disini ajah, biar Cyra yang melanjutkan memasaknya." titah Cyra sembari menuntun Naqi untuk duduk dikursi, bak anak kecil dituntun oleh ibunya.

"Maaf yah Cyra, gara-gara aku kamu malah jadi tambah repot, karena harus mengobati luka aku." ucap Naqi dengan penuh sesal.

"Haha... nggak apa-apa Mas, lagian masak cap cay itu mudah dan cepat." jawab Cyra dengan tersenyum lebar.

Naqi menatap Cyra dengan takjub ketika dia dengan lihai memainkan setiap alat-alat dapur dengan sangat apik.

Tidak menunggu lama masakan Cyra sudah matang dan siap dihidangkan, kini Cyra tengah sibuk membersihkan dapur yang tadi sempat kacau balau karena Naqi yang ikut beratraksi di dapur, tetapi bukanya membantu malah justru menambah daftar kekacauan.

"Cyra apa luka kamu sudah sembuh? Kenapa aku lihat kamu sekarang sudah sangat sehat dan seperti tidak memiliki luka sajah?" tanya Naqi penasaran dengan luka Cyra.

"Semenjak Dokter Sam memberikan obat dan vitamin, rasa pegal dan nyeri, sudah tidak begitu terasa. Paling saat ini tinggal menunggu lukaku kering sajah." jawab Cyra dengan senyum terkembang di wajah cantiknya.

"Syukurlah, kamu beruntung tidak memiliki pobia sepertiku." balas Naqi.

"Iya Mas, Oh iya kapan jadwal ganti perbanku?" tanya Cyra.

"Sepertinya hari ini, nanti saya coba tanyakan pada Sam," balas Naqi.

Cyra tengah menyiapkan semua hasil masakanya keatas meja makan, dan Naqi masih setia memperhatikan setiap kegiatan Cyra.

"Mas, mau makan dulu atau mandi dulu?" tanya Cyra mengagetkan Naqi yang tengah menatap Cyra dengan kagum.

"Oh.... saya mandi dulu deh." balas Naqi, lalu ia berlalu ke kamarnya untuk mandi dan akan dilanjutkan dengan sarapan pagi.

Sementara Cyra sembari menunggu Naqi mandi ia membereskan pekerjaan yang lain. Cyra akan menyuci baju sehingga ia juga menyusul Naqi keatas guna mengambil baju kotor Naqi.

Cyra mengambil keranjang kotor, Bertepatan dengan itu juga Naqi keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk, dan bertelanjang dada.

"Sedang apa kamu disini?" tanya Naqi kaget ketika membuka pintu ada Cyra di depan pintu kamar mandi.

"Ee.... ini saya lagi mengambil pakaian kotor, mau saya cuci." jawab Cyra sembari terbata karena gugup tiba-tiba Naqi membuka pintunya. Dalam penampilan yang mencemarkan mata Cyra, sehingga Cyra menunduk guna menutupi kegugupanya.

"Kamu yang nyuci semua baju-baju aku?" tanya Naqi lagi kaget.

"Iya." jawab Cyra polos.

"Nanti, kamu nggak usah nyuci semua pakaianku lagi, biar nanti saya laundry lagi ajah. Itu ada pakaian dalam aku, masa kamu yang cuci." titah Naqi merasa nggak enak kalo dalamanya di cuci sama Cyra.

"Enggak usah Mas, biar Cyra yang nyuci. Lagian nyuci juga pake mesin cuci jadi Cyra nggak kecapean." ucap Cyra ia kekeh ingin menyuci sendiri pakeian Naqi.

"Terserah deh, kamu mah keras kepala." dengus Naqi kesal karena memang Cyra selalu susah untuk dilarang apa pun itu kalo dengan kerjaan rumah tangga.

Cyra pun berlalu pergi kebawah masih dengan menundukan pandanganya supaya tidak menatap Naqi yang masih bertelanjang dada, sedangkan Naqi melanjutkan memakai pakaianya.

Naqi kini sudah siap dengan setelah kemeja kantornya, dengan penampilan yang makin keren. Cyra dengan telaten selalu melayani Naqi dengan baik, mengambilkan nasi dan lauk yang ada dimeja makan.

"Nanti akan ada petugas CCTV yang bakal memasang Cctv disini. Mamih juga aku minta kesini buat ngawasin kerjaan mereka." ucap Naqi disela-sela sarapan mereka.

"Oh iya Mas, Cyra senang kalo Mamih kesini biar Cyra ada temanya." jawab Cyra girang.

Mereka sudah selesai sarapan, dan Naqi pergi kerja.

"Nanti kalo ada waktu, kita pergi ke mall buat cari kamu handphone yah." ucap Naqi sebelum keluar dari rumahnya.

"Buat apa Mas, Cyra tidak memerlukan itu semua." jawab Cyra polos.

"Iya kamu tidak memerlukanya, tapi aku perlu buat mengecek kamu, memastikan kamu tetap aman di rumah ini." cicit Naqi geram, Cyra terlalu hemat dan sederhana.

"Ya udah kalo Mas Naqi maunya gitu." balas Cyra pasrah.

Kemudian Naqi berpamitan untuk pergi kerja, sebelumnya pasti Naqi sudah mewanti-wanti agar tidak menerima tamu selain mamihnya dan juga petugas CCTV yang sebelumnya sudah ada janji dengannya.

Naqi bertekat nanti sekalian membelikan HP untuk Cyra, ia juga akan membelikan banyak baju dan perlengkapan make up untuk Cyra. Nanti sedikit demi sedikit Naqi akan merubah Cyra dan menuntunya menjadi orang yang sukses.