Naqi yang tidak bisa tidur pun memutuskan untuk menghubungi Raina. Meskipun saat ini sudah sangat larut malam, bahkan sudah lewat dini hari, tetapi Naqi ingin memberi tahu Rania, akan pernikahanya. Setidaknya Raina akan tau bahwa pernikahanya denga Cyra adalah keterpaksaan semata, hanya demi sebuah jabatan, dan warisan dari Kakeknya.
Naqi terus mencoba menghubungi nomer Rania, meskipun sudah beberapa kali tersambung, tetapi tidak ada di mengangkat juga.
Naqi sekarang sudah berada di depan rumah Rania. Eh,... lebih tepatnya rumah Naqi yang diberikan untuk Rania.
"Hallo sayang," suara berat Rania terdengar juga, dan entah keberapa kali sambungan telponya akhirnya diangkat oleh Rania.
"sayang aku ada di depan rumahmu kamu keluar sekarang yah," ujar Naqi.
"Hah ngapain sayang?" Rania kaget, kenapa tiba-tiba Naqi jam segini kerumahnya.
Rania melirik jam didindingnya "Pukul satu dini hari, Naqi kerumahnya, pasti ada sesuatu", batin Rania, ia langsung bergegas turun kebawah membukakan pintu untuk Naqi.
Naqi langsung menghambur memeluk Rania, ketika pintu sudah terbuka.
Rania pun hanya diam membiarkan Naqi menenangkan perasaanya. Rania tau betul kalo Naqi seperti ini berati ia sedang banyak masalah.
"Duduk yu, aku ambilkan minum dulu, biar kamu lebih tenang," ujar Rania, mengajak Naqi masuk kerumahnya.
Naqi pun nurut dan mengikuti Rania duduk di sova dan meminum air yang sudah Rania ambilkan.
"Ada yang mau diceritain?" tanya Rania ketika Naqi sudah mulai tenang.
"Besok aku nikah." ucap Naqi tanpa ekpresi.
"Hahaha... jangan bohong," tawa Rania merasa lucu Naqi tiba-tiba datang dan bicara seperti itu.
"Aku serius sayang, aku di jodohkan oleh Kakek, dan besok aku harus nikah sama gadis yang aku bahkan tidak mengenalnya." jawab Naqi dengan menatap tajam kemata Rania.
Rania terlalu syok mendengar perkataan Naqi.
"Lalu apa maksud kamu datang kerumah ini, tapi kamu harus nikah dengan yang lain?" tanya Rania dengan nada tersenggal karena tagisanya mulai pecah, ia sudah terbawa suasana, Naqi laki-laki yang sangat ia cintai malah harus menikah dengan orang lain.
"Dengar dulu sayang, aku terpaksa menikah dengan gadis itu, karena kakek mengancam akan mencoret akau dari daftar waris sama seperti Papih yang sudah lebih dulu dicoret dari daftar waris. Kata Kakek lebih baik menghibahkan perusahaanya pada negara apabila aku tidak mau menikah dengan gadis itu." jelas Naqi sambil duduk bersimpuh dibawah kaki Rania. "Asal kamu tau aku sangat cinta sama kamu, bahkan aku tidak bisa hidup tanpa kamu." Naqi mulai memohon agar Rania tidak memutuskan hubungan mereka.
"Kalo kamu mencintaiku lalu buat apa kamu menikahi gadis itu? hatiku sakit apabila melihat kamu bersama dengan wanita lain, apa lagi membayangkan kamu memandu kasih diatas pembaringan dengan wanita lain. Kamu nggak ngerti rasanya Naqi, sakit." oceh Rania, dalam tangisnya yang semakin pecah.
"Aku berjanji nggak akan menyetuh wanita itu, aku hanya akan melakukan semuanya penyatuan dengan kamu. Wanita yang sangat aku cintai." ujar Naqi dengan tatapan memohon.
"Apa kata-katamu bisa dipegang." ujar Rania memastikan.
"Pasti, setelah satu tahun pernikahanku, Kakek akan menetapkanku sebagai ahli warisnya, dan apabila hal itu sudah terjadi makan aku akan menceraikan dia, aku janji. Janjiku hanya untukmu sayang. Aku akan menikahimu pada saat itu terjadi." ucap Naqi dengan bersungguh-sungguh.
"Jadi pernikahanmu hanya satu tahun? Apabila kamu sudah mendapatkan warisan itu kamu akan menceraikanya? Kamu juga nggak akan mengaulinya, sebagai mana pasangan suami istri diluaran sana?" tanya Rania memastikan omongan Naqi.
"Iya seperti itu, dan aku juga berjanji tidak akan jatuh cinta padanya, aku akan menjaga jarak dengan wanita itu, kamu nggak usah sedih, jangan ragukan cintaku padamu, karena hanya kamu wanita satu-satunya yang ada di hatiku." ucap Rio dengan memeluk Rania yang kini sudah tidak menangis lagi.
"Kalo itu rencanamu, aku izinkan kamu menikah, tapi kamu harus tepati semua janjimu barusan," ucap Rania.
"Aku jaji. Bahkan aku bersumpah akan menepati setiap janjiku barusan." tutur Naqi dengan bersungguh-sungguh.
Keduanya pun berpelukan dan melepaskan rasa kangenya, setelah ini mungkin sajah ia akan lebih sedikit menghabiskan waktu berduanya.
Malam ini Naqi habiskan bersama Rania.
Mereka melepaskan semua rasa cintanya, dengan berpelukan mesra dan menyalurkan energi positif.
Naqi tertidur pulas memeluk Rania, begitupun Rania tertidur pulas dipelukan Naqi, seolah mereka enggan melepas pelukanya.
Pagi menyapa, suara alarm yang Naqi atur sudah bernyanyi dengan merdu. Naqi pun membuka matanya dan bersiap untuk bangun.
ia bangun dan pergi kekamar mandi sebelum ia berpamitan dengan Rania. Hari ini hari pernikahanya. Entah kehidupan seperti apa yang akan Naqi lalui setelah ia menikah.
"Sayang, Naqi mulai menyusuri tubuh mulus Rania, utuk membangunkanya.
"Hemz... Rania yang terangsang langsung mengeluarkan suara manjanya.
"Aku harus pulang, hari ini pernikahanku," ujar Naqi dengan memeluk Rania dari belakang.
Rania yang mendengar penuturan Naqi langsung berbalik dan menatap tajam Naqi.
"Rasanya tak rela, kalau aku harus merelakanmu menikah dengan wanita lain, meskipun itu hanya perjodohan, dan kamu berjanji tidak akan menyukainya dan memperlakukan dia sebagai istri, tapi hati ini nggak ikhlas." isak Rania memeluk erat tubuh Naqi.
Naqi pun membalas pelukan Rania, bahkan Naqi mencium dan mulai menc*mbu Rania. Rasanya Naqi ingin menyatukan tubuhnya dengan tubuh Rania. Sesuatu hal yang belum pernah ia lakukan. Naqi selama ini menjaga agar ia tidak menyentuh terlalu jauh Rania, ia hanya sebatas mencium dan menc*mbunya.
Naqi masih menghargai Rania agar ia tidak terlalu jauh terjerumus dalam kenikmatan dunia. Namun, kali ini Naqi benar-benar menginginkan tubuh Rania.
Begitu pun Rania sepertinya memberika lampu hijau untuk Naqi.
Namun, ketika Naqi sudah bermain dengan mainan barunya, telpon genggamnya berdering dengan nyaring.
"Sial," umpat Naqi kecewa dengan gangguannya, begitupun Rania tanpak kecewa dengan permaian yang bahkan baru akan dimulai, tetapi harus dihentikan, karena gangguan melanda.
Naqi melihat Hpnya, tertulis nama Mamih dengan foto wanita paruh baya yang sangat cantik rupawan.
"Hallo Min," sapa Naqi dengan suara sangat lembut. Biarpun Naqi dalam mode marah, tetapi apabila mamih yang menelpon ia akan bersikap lembut, mamih adalah sosok yang sangat Naqi sayangi. Wanita yang benar-benar Naqi kagumi.
"Kamu di mana sayang, kita akan berangkat satu jam lagi ketempat pernikahanmu, tapi mamih masuk kekamarmu kosong?" tanya mamih dengan cemas.
"Oh iya, Naqi akan segera pulang, Naqi sedang ada diluar." Naqi berbohong agar mamih tidak menceramahinya.
Telpon terputus, dan Naqi langsung memunguti pakaianya. Bergegas memakainya kembali.
Naqi menghampiri Rania yang tengah duduk dengan pakaian sudah setengah terbuka. Naqi mengecup pucuk kepala Rania, "Aku pulang dulu, maaf aku belum bisa membuatmu puas dengan permaianan kita. Mamih menelepon memintaku segera pulang. Lain waktu kita akan mengulangnya, dan menuntaskan permainan yang tertunda ini." bisik Naqi ditelingan Rania dengan mesra.
"Aku tunggu janjimu yang terakhir." ucap Rania denga menatap tajam Naqi.
"Aku janji." balas Naqi sebelum berlalu pergi meninggalkan Rania dengan segala kecewanya.
"Ahhhhh..." Rania menjerit, melempar semua bantal dan benda yang ada disekitarnya. Bahkan Rania membuka semua bajunya dan melemparnya kesegala arah.
Rania tertawa dalam tangisannya...
Bersambung....
...****************...
# Terimakasih buat yang sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak yah.❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
RATNA RACHMAN
lanjut
2022-11-15
0
Fayra
lanjut thor
2022-09-17
1
MustikaDyahSukmawati[BundaIke]
🙏 Afwan Maaf Sorry salah ngetik salah Nulis & salah nyebut Nama yg benar & yg betul itu adalah : Cyra Anak : Adopsi | Anak Angkat / Anak Asuh \ Anak Tiri atau Keponakan [ bukannya Si NAQI Maaf salah ] 🙏
2022-06-11
5