Di kediaman Cyra...
"Bangun!!" bentak Daima, mamah Cyra.
Cyra terbangun seketika, ketika Daima menggoncang dengan kasar tubuhnya. Padahal Cyra baru sajah bisa tidur sehabis subuh. Namun kini harus bangun padahal jam masih menunjukan pukul 6 pagi. Biasanya sajah mereka jam segini masih terbuai indah dalam mimpinya.
"Kenapa Mah?" tanya Cyra dengan suara serak khas bangun tidur.
"Kenapa? Kamu tanya, hari ini pernikahanmu. Buruan bangun. Sebentar lagi akan ada orang MUA yang akan membantu kamu menyiapkan semua keperluanmu. Ingat kamu nggak boleh protes dengan pilihan pakaian dan riasanya. Papah sudah memberitahu gimana nanti penampilan kamu di pernikahan kalian." oceh mamah, meberitahukan agar Cyra tidak melakukan kesalahan yang sama dengan sebelum-sebelumnya, sehingga pernikahanya gagal.
"Baik Mah, kali ini Cyra pasti ikutin apa kemauan Papah dan Mamah. Cyra juga bisa buktika pada Papah dan Mamah bahwa Cyra anak yang nurut." ujar Cyra, ia berpura-pura menjadi anak yang manis, karena Cyra sendiri menginginkan kebebasan dari rumah ini.
"Bagus, memang seharusnya kamu begitu!" sungut mamah.
Cyra pun turun dari tempat tidurnya dan bergegas kekamar mandi.
Sedangkan mamah keluar dari kamar Cyra dengan hati berbunga, karena sebentar lagi Cyra akan angkat kaki dari rumah ini, tak hanya itu mereka pun akan mendapatkam uang yang banyak setelah Cyra nikah.
#Huh... kalo ini sih jual anak dengan berkedok pernikahan. Dasar keluarga durjana!!!
Cyra di kamar mandi tidak langsung membersihkan badanya, tetapi ia memperhatikan pantulan tubuhnya di depan cermin besar yang ada di dalam kamar mandinya. Ia memandang tubuh polosnya, bengkak dan biru bekas tamparan di wajahnya masih jelas terlihat. punggung bekas siraman air panas masih sangat basah, bahkan masih melepuh. Luka cambukan juga belum sepenuhnya sembuh.
"Gimana kira-kira reaksi suamiku nanti kalo melihat tubuhku yang begini." batin Cyra sedih menatap pantulan tubuhnya. " Apa nanti bakal ada tambahan luka ditubuhku setelah suamiku mengetahui kebohongan yang keluargaku lakukan." Imbuh Cyra, memikirkan nasibnya setelah pernikahannya.
"Lalu gimana kalo suamiku tau kekuranganku, kepala yang botak. Apa dia akan kaget, marah, menyesal atau malah iba dengan keadaanku." lagi-lagi banyak pertanyaan bergemuruh di dada Cyra.
Setelah puas meratapi nasibnya, Cyra pun mulai mandi, dengan bersih supaya lebih harum ia harus tampil sempurna hari ini, agar tidak membuat papahnya kecewa.
Cyra keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk, ternyata ia sudah ditunggu 2 wanita, tampaknya mereka MUA yang tadi mamah bicarakan.
"Pagi Non," ucap salah satu dari mereka.
"Ah,.. pagi." jawab Cyra dengan santai.
"Kami di minta Nyonya Daima untuk merias Anda."
"Oh iya tadi Mamah bahkan sudah memberi tahuku terlebih dahulu." ucap Cyra sembari mengambil paikaian dalamnya, lalu ia kembali kekamar mandi untuk memakai pakaian.
Cyra kini tengah dirias oleh para perias suruhan mamah.
"Maaf, Non wajah Anda kenapa begini?" tanya salah satu mua, menanyaka wajah Cyra yang bengkak dan terdapat beberapa luka disana.
"Hus.... jangan tanya yang macam-macam, barusan Nyoya Ima sudah memperingatkan kita agar jangan bertanya sesatu dengan yang kita liat." salah satu mua yang lain nampaknya memperinyatkan agar jangan kepo dengan kehidupan di dalam rumah ini.
Cyra hanya tertawa, orang tuanya bahkan takut kalo orang lain tau perbuatan buruk mereka.
"Maaf Non, kalo saya lancang."
"Nggak apa-apa, santai ajah." jawab Cyra dengan santai dan sedikit senyum di wajahnya.
Kini Cyra sudah dirias dan hasilnya sangat berbeda luka di wajahnya sudah tidak terlihat. Apalagi Cyra dipakaikan hijab sehingga tampil sangat cantik. Serta Cyra di minta memakai cadar untuk menutupi luka di wajahnya. Agar semakin membuat calon suami Cyra penasara.
Penampilan Cyra sangat cantik, dengan hijab dan cadar di wajahnya menambah keanggunan Cyra.
Cyra di minta menunggu di kamarnya sampai ia telah sah menjadi istri Naqi, baru nanti Cyra di minta menemui Naqi dan keluarganya.
****
Sementara di kediaman Naqi..
"Duh sayang kamu dari mana sajah sih." pekik mamih Qanita begitu melihat putra kesayanganya masuk ke dalam rumahnya.
"Ada urusan Mam," jawab Naqi dengan santai.
"Ya udah buruan mandi terus dandan yang cakep, baju dan semua keperluanmu udah Mamih siapkan," titah mamih memberika intruksi dengan anak kesayanganya.
"Siap Mam," Naqi pergi kekamarnya untuk bersiap, tetapi sebelumnya ia mencium pipi mamihnya dengan mesra.
"Dasar anak manja, nggak kerasa beberapa jam lagi dia akan menikah." gumam mamih antar sedih dan bahagia.
Mamih berharap pernikahan Naqi tidak seperti pernikahanya. Mereka masih bersama, tetapi sudah hidup dengan urusan masing bahkan sudah tidak saling peduli. Qanita selalu menasehati anak-anaknya agar setia dengan satu pasangan. Mereka di minta tidak mencontoh perilaku buruk papihnya.
Maka dari itu Naqi setia dengan Rania, itu semua karena nasihat dari mamih agar tidak mengecewakan pasangannya. Namun, Naqi justru dijodohkan dengan Cyra, gadis pilihan kakenya.
Di tengah lamunan mamih, Naqi turun dengan setelan tuxedo yang sangat pas di badannya. Mamih terpaku menatap ketampanan anaknya.
"Sayang kenapa kamu tampan sekali?" tanya mamih masih tak menyangka anaknya setampan itu.
"Iya dong, itu semua karena Mamih yang cantik, sehingga anakmu setampan ini." cicit Naqi sembari memeluk wanita nomer satu di hatinya.
"Mulai deh, Mamih sudah tua begini juga masih digombalin terus." rajuk mamih nggak terima anaknya selalu memuji kecantikanya. Yang pada kenyataanya memang mamih Qanita sangat cantik bahkan di usia yang memasuki lima puluh tahun masih terlihat cantik dan awet muda.
Itu sebabnya banyak yang mengira apabila berjalan beriringan mereka dikira adik dan kaka.
Setelah puas bermanja dengan mamihnya kini Naqi bersiap berangkat ke rumah Cyra. Tentu sajah Kakek dan papihnya sudah siap dari tadi.
"Sepertinya nggak ada Ade kurang personil Mam." gerutu Naqi yang masih didengar mamihnya yang kebetulan mereka berdua duduk dikursi penumpang.
"Adekmu harus kuliah, nggak bisa izin Bang," jawab mamih agar Naqi mengerti dengan ketidak hadiran Qari adik perempuanya yang tengah menuntuk ilmu di negri orang.
"Iya Mam, andai sajah ada Qari pasti aku diledek abis-abisan." ucap Naqi sambil membayangkan keisengan adeknya.
Tidak memerluka waktu lama, kini Naqi dan rombongan sudah memasuki pekarangan rumah Cyra. Rumah mewah yang sangat luas dengan penjagaan super ketat.
Keluarga Naqi disambut sangat hangat dengan keluarga Cyra.
Afifah pun yang melihat Naqi mulai tergoda dengan ketampananya.
"Kenapa Papah nggak bilang bahwa yang nikah sama Cyra laki-laki seganteng ini," batin Afifah kesal dengan papahnya yang menjodohkan Cyra dengan laki-laki sangat tampan. "Kalo tau pria yang dijodohkan Cyra seganteng ini, mending aku ajah yang jadi istrinya," gumam Afifah napaknya ia juga menginginkan menjadi pasangan Naqi.
Setalah bercengkrama dengan hangat kini mereka mulai memasuki acara inti.
Naqi di minta duduk dikusi depan wali nikah.
Naqi di minta menjabat tangan ayah Cyra.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Abqari Naqi Ralf bin Luson All Latif dengan anak saya yang bernama Najiha Benazir Cyra bin Kifayat All Habil dengan maskawin uang I0 miliar dan saham perusahaan sebesar 10%, Tunai. Papah Cyra nampak syok mengetahui mas kawin yang keluarga Naqi berikan untuk putrinya. Ia tak menyangka bahwa Cyra akan mendapatkan mas kawin yang cukup fantastis.
Naqi pun tidak langsung menjawab ia masih bimbang antara melanjutkan atau setop disini dengan resiko dicoret dari daftar waris dan kekayaan yang dimiliki Kakenya akan dihibahkan keorang yang lebih membutuhkan
Hayoh Naqi bingung yah...😁
...****************...
Terimakasih buat yang udah mampir jangan lupa tinggalkan jejak yah. ❤
jangan lupa juga mampir di karya Othor yang satu lagi "BEAUTY CLOADS" cerita nya juga nggak kalah seru...❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
10m mungkin uang satu kamar
2024-07-16
0
Cahaya Hayati
Mak oy 10 miliar bagai mana menghitungnya saya yg miskin ini 😃😃😃😃
2023-01-11
0
Dewi Kania
lanjut ajja Naqi...😁
2022-12-25
0