Naqi membiarkan Cyra untuk beberapa saat menikmati momen kebahagiaanya.
"Udah kan, liatin orang jalannya," tanya Naqi mengagetkan Cyra yang semenjak tadi asik dengan memperhatikan orang-orang berlalu lalang di depanya.
" U.... udah tuan. Kita akan pulang yah?" tanya Cyra.
"Kita akan mampir ke supermarket dulu, katanya kamu pengin masakin aku." ledek Naqi, ia ingin tau apakah Cyra memang betul bisa memasak atau tidak.
"Boleh nanti bakal Cyra masakin, menu spesial buat Anda, sebagai tanda terima kasih saya, karena Anda sudah baik pada saya." Beo Cyra dengan bahagia.
Naqi hanya tersenyum, "Ternyata dia sebenarnya anak yang ceria." batin Naqi.
Kini mereka sudah berada di dalam mobil, seperti kebiasaan sebelumnya, Cyra akan diam menikmati pemandangan di luar dari jendela mobil.
"Cyra, apa rencana kamu selanjutnya apabila kamu aku bebaskan bisa keluar, dan berinteraksi dengan banyak orang?" tanya Naqi, ia ingin tau apa rencana Cyra apabila di bebaskan untuk mengarungi kebebasan di luar rumah oleh Naqi.
"Aku dari dulu pengin jadi model, atau setidaknya pengin jadi pengusaha yang terkenan, tetapi aku juga pengin mereka kenal aku itu apa adanya, tanpa harus menutupi kekuranganku." jawab Cyra dengan yakin.
"Bagus dong, apalagi badan kamu tinggi, menjual kalo untuk jadi model," tutur Naqi mendukung cita-cita Cyra.
"Iya, tapi kan Cyra nggak tau gimana caranya jadi model." lirih Cyra.
"Ya kalo ada kemauan pasti ada jalan, kamu bisa ikut kelas model." usul Naqi.
Cyra langsung menoleh kearah Naqi. "Itu susah, Cyra sajah sekolah hanya sampai SD." lirih Cyra dengan muka sedih.
"Hai... kamu nggak tau emang ada sekolah pake C, kalo kamu mau kamu bisa ambil paket C. Buat mengejar ketinggalanmu dalam segi pendidikan." pekik Naqi gemas, Cyra terlalu polos. "Kebanyakan dikurung sih jadi nggak tau kan ada banyak jalan menuju roma," ucap Naqi sembari tangan kirinya menyentil dahi Cyra dengan lembut.
"Huuuhh." dengus Cyra, ia hanya bisa mendengus karena memang pada kenyataanya ia kelamaan dikurung sehingga tidak tau perkembangan apa sajah diluaran sana.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di supermarket yang menjual segala keperluan rumah tangga.
"Ayo," ujar Naqi ketika melihat Cyra diam sajah di dalam miobil.
"Saya ikut tuan?" tanya Cyra bingung.
"Lah, yang tau bahan-bahan buat masak kan kamu Cyra, kalo aku mana tau kaya gituan." sungut Naqi, gemas banget sama kepolosan Cyra.
Dengan ragu Cyra turun dan mendekat pada Naqi.
"Mana tangan kamu? Pegang tangan aku, biar kamu nggak ilang, entar ilang ngerepotin lagi." ucap Naqi, sembari menyodorkan tanga kirinya untuk Cyra genggam.
Cyra pun langsung mengikuti perintah Naqi ia, menggenggam tangan Naqi, dan mengikuti kemana sajah Naqi jalan.
Di tempat bumbu-bumbu dan keperluan dapur Naqi meminta Cyra untuk memilih bahan makanan apa sajah yang akan dia beli dan juga segala bumbu dapur Naqi meminta Cyra membelinya.
Naqi berdiri di pojokan, membiarkan Cyra asik dengan belanjaanya.
Ini memang pertama kalinya Cyra belanja di supermarket, tetapi dulu waktu masih kecil ia pernah ikut salah satu maid beberapa kali belanja di freshmarket, sehingga Cyra masih mengingat gimana caranya ia berbelanja.
Hampir satu jam Cyra memilih semua kebutuhan dapur, dari ikan, daging, sayuran, bumbu-bumbu yang sekiranya dibutuhkan buat masak, telor, tahu, tempe, beras, minyak, gula, dan semua kebutuhan sehari-hari sudah Cyra pindahkan dari rak ke troli belanjaan. Sampai tanpa sadar troli sudah penuh oleh barang belanjaan. Selama satu jam juga Naqi dengan setia memantau pergerakan Cyra.
"Udah," ucap Cyra mengagetkan Naqi yang tengah bengong.
"Yakin nggak ada yang kurang?" tanya Naqi.
"Iya kalo buat kebutuhan dapur sudah, paling tinggal kebutuhan Anda kalo ada yang mau dicari." ujar Cyra, mengingatkan siapa tau Naqi akan sesuatu.
"Nggak, udah cukup. Aku nggak ada yang dicari." potong Naqi sembari membantu Cyra mendorong troli, agar tidak keberatan.
Keduanya kini tengah membayar belanjaan dikasir.
Dengan telaten Cyra membantu kasir memasukan belanjaan yang sudah bayar kedalam kantong belanjaan.
Padahal Naqi sudah melarang, tetapi Cyra kekeh katanya kasian Mbanya ngerjain sendirian. Mau tidak mau Naqi membiatkan Cyra melakukan kegiatan itu.
Benar sajah setelah Cyra membantu menyusun barang belanjaan jadi lebih cepat.
"Ok satu poin lagi buat Cyra, dia orang yang peduli." gumam Naqi.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil, dan akan pulang. Sesampainya di rumah Cyra di bantu Naqi menurunkan barang belanjaanya.
"Kamu kalo merapihkan ini semua sendiri bisa nggak?" tanya Naqi memastikan Cyra.
"Bisa dong tuan, saya sudah biasa kerja beginian, jadi Anda nggak usah khawatir," jawab santai Cyra.
Dengan penuturan Cyra barusan Naqi makin yakin bahwa pelaku kekerasa pada Cyra adalah keluarganya. Naqi akan menceritakan pengakuan-pengakuan Cyra pada Sam, agar Sam juga bisa membantu kira-kira langkah apa yang akan mereka lakukan untuk membebaskan Cyra dari tekanan keluarganya. Sebab Naqi yakin, Cyra memiliki tekanan atau ketakuan sendiri apabila ada orang lain yang mengetahui kekerasan yang dilakukan oleh keluarganya. Sehingga Cyra milih menutup mulutnya apabila ada yang mengorek informasi mengenai kasus kekerasan pada dirinya.
Setelah memastikan bahwa Cyra sanggup untuk merapihkan sendiri, kini Naqi berpamitan untuk kerja kekantor kakeknya. Setelah mengecek laporan kantor, Naqi akan menemui Sam dan akan membahas mengenai Cyra.
"Kamu kerjanya jangan terlalu cape, inget luka di punggung kamu masih basah. Kalo cape atau sekiranya nggak sanggup buat memasak, jangan dipaksa, nggak usah sok jago. Nanti lukanya tambah parah malah merepotkan lagi." Omel Naqi. Memang sudah menjadi watak dan kebiasaan Naqi apabila berkata suka menyakitkan dan ceplas ceplos, tetapi aslinya Naqi laki-laki yang lembut, perhatian dan baik.
"Iya tuan, Anda nggak usah terlalu berlebihan begitu." jawab Cyra santai, menurut Cyra perhatian Naqi justru terlihat lucu, dia yang biasanya dicuekan sama keluarga ketika mendapatkan perhatian justru merasa geli.
"Ini bukan terlalu berlebihan, tapi memang kamu itu ngeyel anaknya, makanya harus dibilangin terus," oceh Naqi nggak mau kalah.
"Iya Tuan," ucap Cyra lembut dengan senyum dibikin semanis mungkin.
Naqi pun akan pergi kekantor, tetapi belum juga keluar pintu, Naqi berbalik lagi.
"Cyra, sini," panggil Naqi
"Cyra pun menghampiri Naqi.
"Kamu kunci pintu yah, jangan terima tamu kecuali Kakek sama Mamih. Kalo yang datang salah satu dari mereka, kamu boleh buka pintu, tetapi kalo yang datang selain mereka, kamu nggak usah buka pintu. Pura-pura nggak ada di rumah sajah. Bahkan kalo salah satu keluargamu yang datang kamu tetap abaikan. Rumah ini belum ada CCTV sehingga nggak bisa merekam kejadian apa ajah andai kelurgamu datang." ucap Naqi memberi tahu apa sajah yang harus Cyra lakukan.
"Baik Tuan, saya akan mengingat setiap perintah yang Anda berikan." balas Cyra.
Bagus, memang seharusnya begitu." imbuh Naqi.
Pada akhirnya Naqi pergi kerja dan setidakya ia lebih tenang karena sudah membertahukan kepada Cyra untuk tidak menerima tamu. Naqi hanya takut keluarga Cyra akan datang, dan kembali melakukan kekerasan di rumahnya.
Sesegera mungkin Naqi akan memasang CCTV di rumahnya, sehingga apabila terjadi apa-apa bisa terekam dan menjadikan alat bukti.
...****************...
Terimakasih buat yang udah mampir, dan jangan lupa tinggalkan jejak yah.❤
# Mampir juga ke karya Othor yang satunya yah "Beauty Cloads" ceritanya nggak kalah seru loh...❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
RATNA RACHMAN
author semoga Naqi bisa jatuh cinta sama cyra 😁
2022-11-15
0
Fayra
lanjut
2022-09-19
0
Wina Yuliani
satu demi satu poin cinta mulai terkumpul, berawal dr kagum trs suka merambat jd cinta😍
2022-05-23
5