"Mungkin ini akan sedikit sakit," ujar Sam sembari membersihkan luka di punggung Cyra.
Cyra hanya mengangguk. Dia sangat bersyukur karena semenjak ia keluar dari rumah papanya ternyata banyak orang yang baik. Dulu Cyra setiap membayangkan kehidupan diluar sedirian takut kalo akan menemukan orang jahat, tetapi sekarang semua ketakutanya tidak terbukti, ia menjalani kehidupan sendirian semenjak keluar rumah papahnya, dengan orang asing yang ia sendiri belum kenal sebelumnya, tetapi ia mendapatkan perlakuan yang justru sanga baik, itu berhasil membuat Cyra terharu. Dibandingkan keluarganya sendiri yang memperlakuaknya kasar dan pilikasih.
Sam dengan telaten membersikan dan mengobati luka yang masih sangat basah. Ia menutup luka Cyra dengan perban, agar tidak tergesek beda dari luar, dan juga agar cepat kering.
"Ini kalo tidak segera diobati lukanya bisa infeksi loh," ujar Sam sambil tanganya terus menutup luka Cyra.
"Ya makanya gue panggil loe, buat ngobatin dia, karena gue liat lukanya parah," cicit Naqi.
Sam pun melihat ada banyak luka lain di punggung Cyra memang sudah hampir mengering. Ia sangat yakin bahwa Cyra adalah korban kekerasa, "Gue harus ngomong sama Naqi," batin Sam bergemuruh, ingin marah melihat luka-luka Cyra. Ia sangat mengutuk perbuatan orang, yang tega melakukan kekerasan pada Cyra.
"Di wajahmu juga ada luka, biar sekalian saya obati," ucap Sam berhati-hati setelah selesai mengobati luka di punggung Cyra.
Cyra membenarkan bathrobenya agar kembali menutup punggungnya. Lalu Cyra menghadap dokter Sam.
Sam melihat wajah Cyra, memang cantik. Wajah dengan bulu mata yang sangat lentik, alis tebal alami, hidung mancung serta bibir tipis yang menggoda, meskipun tanpa riasan Cyra terlihat sangat cantik. Kekuranganya cuma satu, Cyra hanya berkepala botak, selain itu dia sangat sempurna sebagai makhluk ciptaan Alloh.
Sam pun mengobati luka di wajah Cyra, sudah hampir mengering tapi masih nampak bengkak dan biru di pipi Cyra. Setelah Cyra selesai diobati. Sam pun memberikan beberapa obat dan vitamin untuk Cyra, supaya ia cepat sembuh.
"Lukanya jangan kena air dulu yah, terutama yang di punggung, kalo mandi dilap dulu ajah sekitar punggung, biar cepat mengering." jelas Sam dengan lembut.
"Nanti loe kalo ganti perban dia, kesini yah," ucap Naqi menyela obrolan Sam.
"Emang loe nggak bisa?" tanya Sam heran.
"Loe taukan, gue kalo liat darah dan luka badanya langsung lemes," aku Naqi, memang pada kenyataanya Naqi pobia darah dan luka. Tadi ajah liat darah dan luka di punggung Cyra ia sudah hampir pingsan, apalagi kalau ngobati luka Cyra, bisa-bisa pingsan benaran.
Sedang kalo Cyra ngobatin sendiri susah, lukanya dipunggunga, sehingga Cyra tidak bisa melakukanya sendiri.
"Belajar dong, jadi nanti kalo mau jadi Dady udah siap. Malahan nanti kalo nemenin istri lahiran darahnya banyak loh," ledek Sam, dia memang tau bahwa Naqi pobia darah.
Naqi justru melempar bantal kearah Sam, yang membuat Sam tertawa. Dari tadi Naqi hanya sebagai penonton dari sova.
"Kamu istirahat dulu ajah, aku mau antar dokter gila ini pulang," ucap Naqi, agar Cyra istirahat.
"Kalo tidur jangan telentang, miring ajah biar lukanya nggak ketekan dan bisa basah lagi." imbuh Sam, mewanti-wanti agar Cyra hati-hati dalam posis tidurnya.
"Baik Dok, terimakasih sudah mengobati luka saya," akhirnya suara Cyra keluar, setelah sedari tadi ia diam, kalo ditanya hanya mengangguk dan bergeleng.
Cyra mengambil pakeanya di koper, ia akan berganti pakean, dan dilanjutkan untuk tidur, memang ia sudah lelah terlebih kemarin ia tidur hanya beberapa jam sajah.
Setelah mengganti pakeanya ia pun merebahkan diri di kasur. Sebenarnya Cyra ragu kira-kira diizinkan tidak ia tidur di kasur Naqi. Namun, saking ngantuknya Cyra pun membiarkan sajah, apabila nanti Naqi membangunkan untuk pindah baru Cyra akan berpindah kesova.
***
Di ruang keluarga,
"Qi, gue curiga Cyra itu korban KDRT," Sam memulai obrolanya lebih dulu.
"Aku pun mengira begitu, tapi aku tanya dia masih membisu." jawab Naqi dengan datar.
"Gue, rasa dia takut apabila berkata siapa yang melakukanya, dia juga pasti memikirkan nasibnya apabila kasusnya terungkap," tebak Sam yang melihat Cyra itu seperti ketakutan apabila berdekatan dengannya.
"Bisa jadi begitu, gue bayangin dia pas lagi dipukul, apa dia diam sajah atau gimana, kenapa bisa luka di tubuhnya sebanyak itu," lirih Naqi membayangkannya sajah sudah bergidik ngilu badanya.
"Makanya, kasian banget nasibnya, gue liat dia juga kaya trauma gitu Qi, kaya takut buat berdekatan dengan kita,"
"Iya betul, apa lagi pertama liat dia, dia itu matanya nggak mau natap kelawan bicara." imbuh Naqi membenarkan ucapa Sam.
"Kalo loe liat dia gimana?" tanya Sam.
"Liat, dalam arti apa nih, arti liat itu luas. Kalo diliat dari nasibnya tentu gue iba." jawab Naqi.
"Liat sebagai istri gimana?" cecar Sam.
"Kalo istri, gue bahkan berencana apabila dia sudah sehat, akan membahas masalah hubungan kita. Loe udah taukan gue punya kekasih, Rania." Naqi berhenti sejenak rasanya seperti nggak tega juga memanfaatkan Cyra untuk mendapatkan harta, lalu setelah dia mendapatkan harta, ia akan menceraikan Cyra.
"Lalu, rencana loe apa?" tanya Sam semakin penasaran dengan jalan pemikiran Naqi.
"Kake menjodohkan gue dengan Cyra. Kakek berjanji apabila gue bisa bertahan dan menjalin keluarga bersama Cyra selama satu tahun, kakek akan memberika warisanya pada ku, dan aku akan menjadi ahli waris diperusahaan kakek. Setelah aku berhasil mendapat warisan kakek aku akan menceraikan Cyra." ucap Naqi dengan yakin.
"Apa loe tega begitu sajah menceraikan dia, loe nggak mikir gimana perasaanya Cyra? Gimana kalo dia trauma, mental dia sekarang sajah, gue yakin nggak lagi baik-baik sajah Qi, ditambah dengan perceraian kalian nanti." cicit Sam nggak ngerti dengan jalan fikiran temanya.
"Makanya setelah ia sehat gue coba untuk bilang ini, agar dia juga tidak terlalu mendalami peran suami istri, kita akan tetap bersama dalam satu rumah dan bahkan kamar, tetapi hanya sebagai teman bahkan aku anggap dia adik. Nggak akan pernah lebih." jawab Naqi.
"Terserah loe sajah, tapi gue minta, jangan loe sentuh dia. Apabila waktu perceraian loe dan dia terjadi. Agar gue bisa menikahinya dalam kondisi masih tersegel." tutur Sam sembari melirik kearah Naqi.
Naqi langsung menoleh ke Sam, " Maksud loe? Apa loe tertarik dengan dia?" tanya Naqi kaget.
"Dia gadis yang manis dan baik, wajar kalo ada laki-laki yang ingin membahagiakanya." jawab Sam dengan santai.
"Sam, loe mungkin belum tau, dia itu memiliki kelainan ginetik, kepalanya botak nggak bisa tumbuh rambut," ucap Naqi dengan suara lirih.
Sam yang belum tau kondisi Cyra bahwa ia memiliki kelaian genetik sempat terdiam sejenak. Sam pikir Cyra hanya botak biasa, dan nantinya akan tumbuh rambut baru, tetapi ternyata kelaian genetik, yang tidak akan bisa tumbuh rambut.
"Gue akan coba terima dia apa adanya," ujar Sam lirih.
Naqi kaget dengan penuturan Sam, dia berfikir bahwa Sam hanya simpati sajah, bisa saja setelah tau kenyataan lain perasaan simpati itu akan hilang.
"Kalo begitu loe harus menunggu satu tahun setelah gue menceraikan dia, loe boleh menikahinya." ucap Naqi dengan yakin.
"Gue akan menunggu sampai waktu itu tiba. Untuk sekarang, gue percayakan dia di jaga sama loe, jaga dia dengan baik. Jangan sakiti dia," Pesan Sam.
"Loe tenang sajah, gue bukan laki-laki kasar." balas Naqi.
Setelah itu, Sam pun izin pulang, dan Naqi, akan beranjak tidur ke kamarnya.
...****************...
#Terimakasih buat yang udah mampir, dan jangan lupa tinggalkan jejak yah.❤
# Mampir juga kekarya Othor yang satunya yah "Beauty Cloads" ceritanya nggak kalah seru loh...❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Yuyun Haryanto
terharu bacanya
2023-04-11
1
Dewi Kania
baik hati benar dokter Sam...
2022-12-25
0
RATNA RACHMAN
Malang nya nasib mu cyra 😩 author..kapan cyra bahagia
2022-11-15
0