Cyra tertatih berjalan kekamar mandi, ia berusah tetap kuat meskipun rasa sakit yang teramat ia rasakan. Cyra merasakan susah untuk membuka kebayanya, karena tangan yang tidak nyampe di punggung belakang, belum apabila ia menggerakan tanganya, punggunya terasa pegal dan nyeri.
Cyra ingin meminta bantuan pada Naqi, tetapi Cyra juga malu terlebih Naqi laki-laki pasti akan merasa kurang pantas apabila Cyra meminta bantuanya. Sedangkan setahu Cyra di rumah ini hanya tinggal berdua dirinya dan Naqi.
Dengan dipaksa dengan sangat pelan Cyra berusaha membuka kebaya yang sangat pas di badanya, dengan perlahan meskipun beberapa kali Cyra memberhentikan kegiatanya karena pegal yang teramat. Setelah rasa pegal sedikit menguai Cyra kembali mencoba. Sampai akhirnya kebaya yang ia gunakan terlepas. Kini ia akan melepaskan kata matanya yang menempel di tubuhnya. Namun, lagi-lagi Cyra harus berusaha dengan keras agar tangannya tidak mengenai lukanya.
Cyra mengelap darah disekitaran lukanya, serta membasuh tubuhnya yang tidak luka.
Setelah berhasil membersihkan tubuhnya ala kadarnya, Cyra mengambil bathrobe di lemari yang ada di kamar mandi tersebut. Setelah memastika tubuhnya lebih nyaman dan bersih, Cyra keluar kamar mandi.
Diluar Naqi tengah duduk berselonjor di ranjangnya dengan memainkan HPnya.
"Duduklah, sebentar lagi Dokter datang. Dia akan memeriksa lukamu, biar cepat mengering dan tidak terjadi infeksi." tutur Naqi menjelaskan tujuan ia memanggil Dokter.
"Terima kasih banyak tuan, Anda sudah mau peduli dengan saya." ucap Cyra terharu, akhirnya ada juga orang lain yang peduli denganya, setelah Qila tentu sajah.
"Untung aku mengikuti saran Qila, kalau tidak mungkin sajah kini ia tengah menangobati luka baru ditubuhku." batin Cyra bersyukur karena Qila memberika masukan yang tepat. Andai ia salah mengambil keputusan bisa sajah lukanya bertambah dan bahkan Cyra nggak tau luka apa lagi yang akan papahnya tinggalkan ditubuhnya.
"Kamu jangan GR, aku mengobati luka kamu bukan karena aku suka, tapi aku nggak mau ajah ada orang meninggal di rumahku karena aku biarkan dia terluka," cicit Arzen, gengsi juga dong kalo harus mengakui kasian dan iba.
"Apapu itu alasan Anda, saya ucapkan terimakasih, setidaknya Anda tidak membiarkan saya terluka semakin parah. Terimakasih banyak." ucap Cyra, lagi-lagi ia berterimaksih dengan tulus.
Naqi tidak membalas ucapan Cyra, ia malah menatap layar pintarnya. Naqi berdiri dan meninggalkan Cyra sendirian di kamarnya. Rupanya Sam, dokter keluarga yang Naqi telpon sudah sampai di rumah Naqi.
"Kenapa nggak langsung masuk sajah, Sam?" tanya Naqi yang memang mereka seumuran.
" Takut ganggu pengantin baru," ledek Sam dengan muka tengilnya.
"Apaan sih, gue dijodohin. Mana mungkin gue bisa ML sam dia, liatnya ajah udah ngeri duluan." ujar Naqi bergidik membayangkan ia bercumbu dan memandukasih dengan Cyra "Wanita yang botak, seperti membayangkan bermain dengan sesama jenis." gumam Naqi dalam hati.
"Lah emang kenapa? mungkin ajah asal ada lubangnya bisa dong dimainin," ledek Sam kembali.
"Nanti kamu liat sendiri deh, entar juga loe tau alasan gue berkata seperti itu." sungut Naqi kesal denagn Sam, dokter sekaligus temanya yang meledeknya terus menerus.
Merekapun berjalan menuju kamar Naqi. Di dalam kamar Cyra tengah menatap pandangan luar dari dalam jendela besar di kamar tersebut. "Apa aku nanti bisa berjalan-jalan di sekitar taman itu," bisik Cyra pelan. Cyra sering membayangkan bisa bermain di taman sekitar rumahnya, tetapi impian itu tidak pernah terwujud. Selama tinggal di rumah orang tuanya, Cyra tak pernah bisa berjalan-jalan kerluar rumah. meskipun itu hanya ketaman sekitar komplek rumahnya. Kini Cyra ingin ketika ia tinggal dengan Naqi, suaminya Cyra bisa mewujudkan mimpinya, bisa keluar jalan-jalan walaupun hanya di taman dekat rumahnyan.
Ditengah lamunan Cyra, pintu kamar terbuka, ternyata Dokter Sam berserta Naqi.
Untuk pertama Sam melihat Cyra ia pun kaget. Sam juga sama seperti Naqi ketika pertama melihat kepala botak Cyra. Sam mengira Cyra terkena kangker sehingga ketika menjalani pengobatan rambutnya akan rontok.
Sam melirik Naqi, seolah ia bertanya dengan kondisi Cyra.
"Tanya sendiri sama orangnya, noh orangnya ada, gue ajah ketipu," sungut Naqi, ia masih kesal apabila mengingat kebohongan Cyra.
Cyra lagi-lagi menunduk, rasa bersalah dan juga rasa percaya dirinya belum sepenuhnya timbul dengan yakin, sehingga didalam hatinya masih ada rasa minder dan miris ketika harus menjelaskan kondisi tubuhnya yang berbeda.
"Udah ah, gue panggil loe, bukan buat kepo dengan kehidupan orang lain. Gue panggil loe buat periksa dia." ucap Naqi dengan menunjuk Cyra yang tengah menunduk.
"Diapain emang dia sama kamu, sampai harus gue periksa," ledek Sam dengan senyum tengilnya.
"Bukan sama gue, orang gue ajah penasan kenapa dia bisa kaya gitu, tapi anaknya ditanyain diam ajah, coba deh loe yang tanya siapa tau dia mau cerita kalo sama loe," bisik Naqi agar Sam coba bertanya apa yang terjadi dengan Cyra, jujur Naqi juga penasaran dengan kehidupan Cyra, apa iya selama ini dia mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sehingga ia mengalami banyak luka, dan sepertinya Cyra juga ada rasa takut dengan orang lain, sehingga Naqi susah untuk mengorek informasi dari Cyra. Kalo memang Cyra mengalami KDRT motifnya apa? Apa Cyra gadis pembangkang dan susah diatur sehingga keluarganya menghukumnya. Atau ada motif lain." Naqi bertanya-tanya dalam hatinya, ada apa dengan nasib Cyra.
"Sini Mba, kita priksa dulu yuk." ajak Sam agar Cyra tidak hanya berdiri di dekat jendela.
Cyra mendekat, ia gerogi karean sebelumnya ia tidak pernah diperiksa oleh dokter, bahkan biasanya kalo sakit, Cyra hanya perlu istirahat dan minum obat warung, sudah kembali sehat lagi.
"Apanya yang sakit?" lagi-lagi Sam bertanya dengan nada sangat halus, ia tau kalo Cyra masih belum terbiasa dengan lingkungan barunya
"Kamu tunjukin ajah lukamu, dia udah jinak ko. Nggak bakal dia berani nerkam kamu." ucap Naqi agar Cyra tidak takut.
"Tapi, lukanya ada dipunggung apa aku harus membukanya?" tanya Cyra ragu.
"Buka ajah, aku Dokter udah biasa liat anggota tubuh bagian dalam, jadi nggak bakal berpengaruh, kecuali kalo Naqi bisa langsung on kalo liat yang begituan," canda Sam sembari melirik Naqi.
"Sialan loe, gue napsu juga liat-liat, nggak main buka langsung on." sungut Naqi kesal dengan candaan Sam.
Cyra membuka bathrobenya bagian belakang dibiarkan turun meperlihatkan lukanya dan yang depan ia pegang bagian dada.
Sam nampak kaget, ia seorang dokter sangat hapal luka apa yang ada dipunggung Cyra.
"Siapa yang melakukan ini?" tanya Sam geram, udah keterlaluan bagi orang yang sudah tega menyiramkan air panas kekulit.
Cyra hanya diam, ia masih takut apabila harus jujur. Cyra takut papahnya marah apabila ada yang mengungkap kejahatanya kepublik.
Cyra sangat tau betul bahwa papahnya adalah orang yang sangat nekad dan berkuasa, sehingga ia bisa melakuakn apa sajah dengan uang. Bahkan bukan tidak mungkin nyawanya bisa terancam apabila ada yang mengusik kehidupanya. Itu alasan kenapa Cyra diam, dia belum yakin dengan lingkungan barunya.
...****************...
Terimakasih buat yang udah mampir, dan jangan lupa tinggalkan jejak yah.❤
# Mampir juga kekarya Othor yang satunya yah "Beauty Cloads" ceritanya nggak kalah seru loh...❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Cahaya Hayati
ceritakanla kaira Jagan takut semoga kejahatan papa mu bisa terungkap siapa diri mu sebenarnya
2023-01-11
0
RATNA RACHMAN
jujur aja cyra...
2022-11-15
0
Fayra
lanjut
2022-09-19
0