Kini Sam dan Naqi sudah berpisah. Sam pulang kerumahnya dan Naqi pun sama, ia akan pulang kerumahnya.
Pukul tujuh Naqi sudah sampai di halaman rumahnya, setelah memalkirkan mobilnya Naqi mengetuk pintu.
Tok.... tok... tok..
Cukup lama Naqi menunggu sampai pintu akhirnya dibuka oleh istrinya, Cyra.
"Ko lama?" tanya Naqi.
"Iya tadi nyari kerudung dulu, takutnya ada tetangga yang kebetulan liat aku, kalo tidak berhijab." jelas Cyra, dengan suara sedikit tersenggal karena ia lari naik turun tangga.
"Oh ..... " balas Naqi singkat. Naqi masuk ke dalam rumah, diikuti Cyra di belakangnya.
"Gimana tadi ada yang ke rumah nggak?" tanya Naqi, sebelum ia duduk di sova dan melepas dasi, serta menggulung kemejanya, sampai ke siku.
"Tidak tuan, Mamih Anda pun tidak ada yang datang." jawab Cyra, "Tuan Anda ingin saya bikinkan minum apa? Teh, kopi, atau jus?" tanya Cyra, menawarkan Naqi minuman.
"Bisa tidak kamu jangan perlakukan aku seperti Bos di rumah ini." sungut Naqi, ia tidak terlalu suka dengan perlakuan Cyra yang seolah dia adalah bos sedangkan Cyra adalah pembantunya.
"Maksud Anda yang mana? Lalu saya harus gimana?" tanya balik Cyra, dengan menunduk ia takut, apabila Naqi akan memarahinya.
"Apa kamu diperlakukan seperti pembatu sebelumnya di rumah keluargamu, sehingga kamu tinggal di rumahku pun tetap terbawa seperti pembatu?" tanya balik Naqi, tidak ada jawaban dari keduanya, hanya saling lempar pertanyaan.
Cyra hanya diam, ia bingung harus menjawab apa, pada kenyataanya ia diperlakukan seperti pembantu.
"Tidak usah dijawab, diammu adalah jawaban dari iya." ucap Naqi. "Mulai sekarang jangan panggil aku tuan atau apalah itu, panggil Naqi sajah." titah Naqi. "Dan juga jangan bebicara terlalu formal, santai ajah dalam berbicara, anggap sajah kita ini teman, atau bahkan sodara sehingga kata-kata yang digunakan tidak harus formal, tetapi tetap sopan." ucap Naqi memberi tahu Cyra.
"Tapi, umur kita jauh berbeda tu...." lagi-lagi Cyra akan mengucapkan kata tuan. " Saya masih sembilan belas tahun sedangkan Anda sudah dua puluh enam tahun perbedaan yang jauh tujuh taun, apa tidak lebih baik saya memanggil, Mas, Abang, Kaka atau mungkin Uda?" usul Cyra.
"Terserah kamu ajah, yang penting jangan panggil tuan-tuan, geli dengarnya." cicit Naqi dengan bergidik.
"Baiklah saya panggil Mas sajah yah, lebih enak didengarnya." ucap Cyra dengan menekankan kata Mas.
"Hemmmmzzz... " balas Naqi dengan deheman.
"Kalo gitu Mas mau minum apa? atau mau langsung makan sajah, saya sudah masak makanan sepesial, sesuai janji saya akan memasakan makanan spesial sebagai tanda terima kasih saya." Beo Cyra dengan semangat.
"Aku mandi dulu ajah," ucap Naqi sembari berdiri dan naik ke kamarnya.
"Baiklah, kalo itu mau Mas," balas Cyra, kini Cyra tengah menonton televisi. Dari tadi siang ia menonton televisi untuk menghilangkan rasa bosanya. kadang ia melihat ikan yang ada di kolam belakang rumah Naqi, dan kadang membersihkan taman di belakang rumah.
Tidak sampai satu jam Naqi sudah turun dari kamarnya dan kini makin fresh setelah mandi dan mengenakan pakaian santainya.
Cyra yang sudah melihat Naqi turun dari tangga bergegas menyiapkan makan malam, ia akan menghangatkan sop iga yang sudah dingin, lebih enak kalo dimakan hangat, jadi Cyra akan menghangatkan'nya.
"Ini semua kamu yang masak?" tanya Naqi.
"Iya, Mas coba dulu sajah kira-kira masakan saya sesuai tidak dengan selera makanan Mas." ujar Cyra sembari menyodorkan garpu untuk mencoba masakan Cyra.
Naqi mencoba udang saus padang yang ada didepanya.
"Hemz...... enak juga masakan kamu, kamu belajar sendiri atau kursus?" tanya Naqi.
"Aku belajar dari para maid di rumah Papah, mereka suka mengajarkan aku untuk memasak, dan kebetulan aku juga suka memasak, jadi begitu deh hasilnya." jawab Cyra dengan semangat.
"Oh iya, kamu disini kira-kira butuh asisten rumah tangga nggak? Kalo butuh nanti aku minta tolong Mamih buat mencarikanya." ucap Naqi sembari duduk.
" Tidak usah Mas." jawab Cyra langsung sembari mengibas ngibaskan tanganya. "Kalo Mas mencarika ART di rumah ini nanti saya kerja apa? Saya seneng ko mengerjakan ini semua, malahan kalo saya hanya diam sajah yang ada jenuh sendirian di rumah, kalo ada kerjaan waktu tidak berasa tiba-tiba sudah sore ajah." ucap Cyra semangat.
"Takutnya nanti kamu kecapean?" sela Naqi.
"Tidak ko, Cyra udah biasa kerja, jadi bisa bagi waktunya. Anggap sajah ini ucapan terima kasih saya, karena sudah diperbolehkan untuk tinggal disini gratis, plus Mas Naqi juga baik sama saya. Jadi ini yang bisa Cyra lakuin." balas Cyra dengan senyum di wajahnya.
"Baiklah kalo itu mau kamu, tetapi kalo nanti kamu berasa cape atau bahkan kerepotan ngurus kerjaan rumah sendirian, kamu nanti bilang ajah sama aku. Biar aku bisa cari maid buat di rumah ini." papar Naqi. Dibalas anggukan semangat oleh Cyra.
Kini Cyra sudah selesai menghangatkan sop iga dan menu yang lain. Cyra melayani Naqi layaknya suami, mengambilkan nasi, dan menu.
"Cobain Mas, kalo nanti ada masukan bilang ajah, mungkin Mas nggak suka pedas atau kurang suka apa gitu, biar nanti Cyra masakinya sesuai yang Mas suka." ujar Cyra.
"Nggak ko aku pemakan semua, bahkan aku suka pedas, asam dan manis pun ok." balas Naqi dengan mulut masih mengunyah. "Masakanya enak, cocok dengan seleraku," puji Naqi.
"Alhamdulillah, itu tandanya aku belajarnya berhasil." ungkap Cyra girang.
Kini keduanya tengah menikmati makan malam bersama, dengan masakan hasil Cyra memasak.
"Mas, suka mengemil nggak?" tanya Cyra ketika mereka sudah selesai menikmati makan malamnya.
"Suka ajah sih, kenapa ko nanya gitu?" tanya Naqi curiga.
"Nggak ko, Cyra juga jago bikin cake dan macam-macam cemilan, kalo Mas izinin nanti Cyra pengin bikinin buat Mas, boleh nggak?" tanya balik Cyra dengan antusias.
"Boleh ajah, tapi emang ada bahan-bahanya buat bikin itu semua?" balas Naqi.
"Hehe belum sih, nati kalo belanja lagi Cyra bolehkan beli bahan itu semua." ucap Cyra memastika.
"Boleh," jawab Naqi singkat, Naqi tidak ingin menutupi bakat Cyra, bisa jadi kalo memang ia suka dan berbakat untuk membuat cake dan memasak, Cyra bisa membuka bisnis cetring. Naqi akan mendukung semua yang Cyra sukai agar dia bisa menemukan jati dirinya.
Kini Cyra tengah merapihkan meja bekas mereka makan.
"Ada yang bisa dibantuin nggak?" tanya Naqi yang tidak tega melihat Cyra kerepotan merapikan semua itu sendirian.
"Tidak usah Mas, cuma dikit ko nyucinya juga," balas Cyra, tanpa menoleh kearah Naqi.
Kalo gitu abis ini ada yang mau aku obrolin tentang pernikahan kita, aku tunggu di ruang keluarga yah." ucap Naqi lembut.
Cyra yang tengah menyuci piring, menoleh kearah Naqi, dan menganggukan kepalanya, menandakan ia akan menyusul Naqi, apabila pekerjaanya telah selesai.
Bersambung
#Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin ....🙏
Buat temen-temen, bantu share cerita othor keteman-teman yang lain yah, biar makin banyak yang mampir ke novel othor masih sepi nih novelnya..
...****************...
#Terimakasih buat yang udah mampir, dan jangan lupa tinggalkan jejak yah.❤
# Mampir juga kekarya Othor yang satunya yah "Beauty cloads" ceritanya nggak kalah seru loh...❤
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Cahaya Hayati
ini momen bahagia pasti kaira akan di bebas kan
2023-01-11
0
RATNA RACHMAN
makin seruuuh..
2022-11-15
0
Fayra
lanjut
2022-09-19
0