Sejak Fiona masuk ke kamar mandi untuk berbicara dengan seseorang, Dave bolak-balik berjalan di depan kamar mandi dan merasa tidak tenang. Dave merasa curiga dengan siapa yang sudah menelpon Fiona. Selama ini, Dave tidak mengetahui teman Fiona selain Angie. Dave juga tidak mengetahui bagaimana Fiona di kampus.
"Apakah ada yang menaksir Fiona? Dia kan tidak jelek!" batin Dave.
Seumur hidup,Dave tidak pernah merasa gusar seperti ini. Walaupun dia sering dapat masalah dengan pekerjaan atau dari mantan pacarnya. Dave juga tidak pernah merasa se-possesif ini terhadap barang atau seseorang.
"Kenapa dia lama sekali sih di dalam kamar mandi?" Dave berpikir dengan tidak sabar.
Tiba-tiba Fiona keluar dari kamar mandi dengan kimono karena dia lupa membawa bajunya. Fiona berpikir Dave akan berada di kolam renang sehingga dia berani keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan kimono.
Dave yang bisa melihat dengan jelas lekukan tubuh Fiona di belakang kimono, kaget tapi sangat menikmati pemandangan yang ada di hadapannya.
"Dave, tolong balikkan badanmu!" jerit Fiona.
Takut jika Fiona akan marah lagi, Dave membalikkan badannya namun sangat perlahan. Fiona segera mengambil baju-bajunya yang sudah ditata di lemari kemarin malam dan kembali ke kamar mandi. Beberapa saat setelah mengenakan baju, Fiona keluar dari kamar mandi.
"Aku lapar. Aku akan pergi ke restaurant. Apakah kamu akan ikut denganku?" tanya Fiona memecah kesunyian diantara mereka.
"Ayo, tapi aku perlu untuk menghubungi mobil golf karena restaurant-nya terletak di ujung dari resort ini."
"Apa kita tidak bisa berjalan kesana?" tanya Fiona yang enggan untuk pergi dengan mobil golf yang kecil itu.
"Kayaknya bisa tapi aku juga baru pertama kali datang di resort ini, jadi aku gak tahu arah kesana."
Fiona hanya menganggukkan kepala.
"Iya ya, kenapa aku bisa jadi sebodoh ini sih hanya karena aku takut untuk berdekatan dengan Dave. Toh, nanti malam juga, aku harus tidur di ranjang yang sama. Jadi, hari ini aku harus jadi capek supaya nanti malam aku bisa tidur dengan cepat!" batin Fiona.
Dave segera menuju ke arah telpon yang berada di ruang pantry untuk menanyakan apakah mobil golf bisa datang untuk menjemput mereka ke restaurant. Sementara Dave sedang berbicara di telpon, Fiona memutuskan untuk berdandan dengan pulasan yang tipis dan merapikan rambutnya. Cukup puas dengan hasil yang dikerjakannya, Fiona mengganti sandalnya dan beranjak menuju ke pintu masuk bungalow mereka. Fiona tidak mau menunggu Dave yang juga sedang bersiap-siap.
Mobil golf yang dipesan mereka segera datang, Fiona memutuskan untuk menaikinya dan menunggu Dave di mobil golf itu. Dave keluar dari bungalow dan mengunci pintu utamanya. Dave hanya mengenakan celana pendek selutut dan kemeja lengan pendek berwarna gelap yang membuat dia kelihatan gagah dan ganteng. Fiona curi-curi pandang ke arah Dave dan kenangan tadi pagi kembali teringat yang membuat wajahnya menjadi merah padam lagi. Dave melihat wajah Fiona menjadi merah dan berpikir apa yang sedang dipikirkan gadis itu.
"Fio, kamu gak lagi sakit, kan?"
"Nggak sakit kok. Emang kenapa?"
"Wajahmu terlihat sangat merah."
Fiona dengan segera menyentuh wajahnya dan menutupinya. Takut ketahuan oleh Dave jika dia sedang memikirkan kejadian tadi pagi.
"Walaupun masih pagi tapi di pulau ini, panas ya?" tanya Fiona untuk mengalihkan pembicaraan.
"Iya panas. Apa rencana kita nanti setelah sarapan?"
"Bisakah kita pergi ke pantai? Aku ingin sekali berenang dan duduk santai disana sambil minum kelapa muda."
"Pantai mana yang mau kamu tuju? Pantai yang ada di resort ini atau kamu mau keluar dari resort ini?"
"Bisakah kita keluar, sekalian ada beberapa restaurant yang selama ini hanya aku lihat di media sosial. Aku ingin sekali mencobanya!"
"Boleh. Kalau begitu nanti aku akan bertanya pihak resort apakah mereka mempunyai mobil sekaligus supir untuk mengantarkan kita kesana."
Fiona yang mendengar bahwa permintaan dipenuhi oleh Dave, otomatis tersenyum tulus. Fiona kelihatan sangat bahagia dengan hal-hal yang sederhana seperti ini. Betapa sederhananya gadis ini, pikir Dave.
Dave berusaha untuk mendekatkan tubuhnya ke Fiona dan tangannya merangkul bahu Fiona seperti yang dilakukannya kemarin malam ketika menuju ke arah bungalow.
Walaupun Fiona masih bersikap sopan, namun sangatlah jelas kalau gadis itu berusaha untuk tidak dekat dengan Dave. Dave sangat menyadari itu, namun Dave merasa tidak mau jauh dari Fiona. Dave ingin mengenal lebih jauh Fiona.
Mereka tiba di restaurant dan disambut oleh pelayan disana. Mereka hanya ditanyai oleh pelayan tersebut nomor kamar yang ditempati mereka. Karena Dave dan Fiona menyewa satu bungalow dan bukan hanya kamar, pelayan tersebut menanyai Dave.
"Tuan karena Anda adalah tamu dari bungalow, Anda memiliki dua pilihan yaitu untuk makan prasmanan yang terletak disini atau menggunakan fasilitas dari bungalow itu dan makan di restaurant khusus kami yang menghadap di air terjun?"
"Kami akan menggunakan fasilitas yang kami dapat dari bungalow kalau begitu."
"Silahkan mengikuti saya, Tuan."
Pelayan itu berjalan ke arah belakang restaurant. Ternyata di belakang restaurant itu ada lift dengan hiasan untaian daun merambat yang membuat liftnya terkesan sangat natural. Mereka ternyata turun ke beberapa lantai di bawah dan terdapat beberapa ruangan dengan privasi. Setiap ruangan menghadap ke air terjun buatan yang besar dan bernuansa alami dengan beberapa tumbuhan di sekitar mereka. Setiap ruangan tersebut, ternyata hanya sanggup untuk dua orang.
Dave dan Fiona terkagum-kagum dengan keindahan restaurant ini. Sementara pelayan segera datang membawakan dan menyerahkan buku menu kepada mereka. Dave memilih English breakfast yang berupa dua potong sosis, telur dadar, tomat dan kacang yang dipanggang dan segelas smoothie buah. Sedangkan Fiona memilih untuk makan nasi goreng spesial dan sepoci teh hangat. Pelayan yang mencatat pesanan mereka, segera meninggalkan mereka dan memberikan pesanan mereka kepada koki yang bertugas.
"Gila ya, aku tidak pernah menyangka bahwa aku mendapatkan kesempatan untuk pergi liburan di tempat sekeren ini." ungkap Fiona.
"Iya, walaupun aku pernah menginap di salah satu hotel berbintang lima. Namun, resort ini memang betul-betul menakjubkan. Resort ini mempunyai pantai pribadi dan fasilitas-fasilitas yang sangat memukau."
Karena sudah tidak ada bahan pembicaraan dan makanan mereka juga tidak kunjung datang. Fiona membuka handphone-nya, namun tidak ada orang yang menghubunginya.
"Untuk menjawab pertanyaanmu ketika kita ada di kolam renang tadi. Aku tidak pernah tidur dengan seorang wabita pun walaupun aku telah beberapa kali kencan. Tetapi untuk ciuman, aku akan jujur. Ciuman tadi bukanlah yang pertama."
Fiona terkejut dengan pengakuan tiba-tiba dari Dave. Dia tidak menyangka bahwa Dave yang terlihat dewasa dan bebas belum pernah sama sekali tidur dengan wanita lain.
"Kenapa?"
"Apanya yang kenapa?"
"Kenapa kamu tidak pernah tidur dengan wanita? Apakah para wanita menolakmu?"
Dave tertawa mendengar pertanyaan Fiona. Mana ada wanita yang akan menolak tidur denganku. Belum pernah ada seorangpun yang menolaknya seperti Fiona. Namun, Dave juga tidak pernah berusaha untuk tidur dengan wanita karena dia tidak mau terikat. Dave paham betul, ketika dia sudah tidur dengan wanita. Maka wanita itu tidak akan melepaskannya. Sehingga Dave memutuskan untuk tidak akan buang-buang waktunya untuk wanita dan mengejar karirnya.
"Tidak pernah seorangpun berani menolakku, Fio. Namun aku memiliki prinsip sendiri, kalau aku hanya akan tidur dengan wanita yang sudah menjadi istriku." ucap Dave lembut.
Hati Fiona hampir copot ketika mendengar penjelasan dari Dave. Ternyata dari sosok yang kelihatan seperti playboy ini, dia memiliki prinsip. Hanya dengan penjelasan yang pendek seperti ini, hatinya berbunga-bunga.
Di lain pihak, Fiona ingat akan surat perjanjian yang disodorkan oleh Dave.
Aku tidak boleh jatuh cinta kepada Dave. Pernikahan kami akan segera berakhir. Aku tidak mau menjadi terluka.
"Karena aku telah menikah denganmu, maka kau hanya akan tidur denganmu." goda Dave sembari melihat bagaimana reaksi Fiona.
"Kita kan sudah tidur bersama."
"Bukan tidur seperti itu, tidur dengan makna lebih." cengir Dave.
"Dave, akan lebih baik kalau kita menjaga pernikahan ini sebagai seorang sahabat atau sebagai kakak-adik. Ingat, kita akan segera bercerai dalam waktu setahun."
Ketika Dave akan menjawab, Pelayan datang membawa makanan dan minuman mereka. Setelah pelayan tersebut menyajikan pesanan mereka di atas meja, Dave ingin segera menjawab Fiona. Namun Fiona terlihat tenang dan dingin, dia terlihat ingin melindungi dirinya.
Dave yang masih belum sadar kalau dirinya telah jatuh cinta, berpikir keras kenapa dia dengan gegabah membuat dan memberikan surat perjanjian untuk ditandatangani oleh Fiona. Sekarang Fiona terlihat sangat dekat namun terasa sangat jauh. Fiona sedang menjaga hatinya agar tidak terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Saltsabilla
kapok
2022-01-05
0
Bee mi amore
ini namanya tuan makan senjata apa senjata makan tuan dave😂😂
2021-02-24
0
Ririn Sungadi
mulai ada sweet nya
2020-10-11
0