Melihat lelaki itu tersenyum, entah kenapa hatiku terasa damai.
Lelaki itu tersenyum ramah dan menungguku dengan sabarnya berjalan ke arahnya.
"Halo, selamat sore Tuan. Apakah Tuan mencari seseorang?" sapaku dengan sopan.
"Hai, Saya Dave Emanuel. Saya disini bersama ayahku. Kami menunggu anak dari Om Budi
"Ada apakah anda mencari saya?" Fiona bertanya sambil kebingungan.
"Apakah kamu anak dari Om Budi? siapa namamu?" Dia tersenyum kepadaku.
Melihat lelaki ganteng dengan tinggi 183cm, dengan rambut coklat lurus dengan potongan pendek dan rapi.
Juga, matanya berwarna coklat terang. seakan dia berdarah campuran. Hidung mancung. Bibir tipisnya yang tersenyum ramah kepadaku membuatku sejenak melupakan kesedihanku.
Tidak hanya melupakan kesedihanku, aku lupa menjawabnya juga. Aku belum pernah bertemu lelaki seganteng ini.
Walaupun, di kampusku juga ada beberapa lelaki yang ganteng. Tapi tidak ada satupun yang bisa mengalahkan kegantengan Dave.
Ya Tuhan, bagaimana ada bisa ada lelaki yang ganteng dan ramah seperti ini.
Bagai mimpi di siang hari.
"Hei, boleh saya tau namamu?" pertanyaan Dave memecah lamunanku.
Sambil tersenyum kikuk, aku berkata "Nama saya Fiona Wijaya."
Belum lama tersadar, Angie datang ke arah kami. Dengan cepat, dia menyodorkan tangannya ke arah Dave.
"Angela Pramono. Panggil aku Angie." Angie mengenalkan diri ke Dave.
"Hi, saya Dave Emanuel. Panggil aku Dave. Kalau boleh, bisakah kita masuk ke dalam rumah karena ayah dan ibuku menunggumu di dalam." tanya Dave sambil melihat ke arah dalam rumah.
"Oh, silahkan." aku mempersilahkan Dave and Angie masuk ke rumah.
Sambil berjalan ke arah rumah, Angie menyenggol lenganku dan memberikan kode ke arah Dave.
Ketika kami masuk, aku melihat seorang lelaki yang juga ganteng tapi versi yang lebih tua sedang duduk di ruang tamu. Di sampingnya ada seorang wanita yang sangat cantik dan anggun.
"Apakah dia seorang keturunan barat?" tanyaku dalam hati.
Lelaki dan perempuan itu serentak bangun dari tempat duduknya.
"Halo, Fiona ya? Ikut berduka cita atas meninggalnya papa mama ya. Apa Fiona masih ingat sama om Johan?" tanyanya dengan suara yang lembut dan kebapakan.
Sambil mencoba mengingat, akhirnya aku hanya menggeleng karena tidak bisa mengingat.
"Tidak apa apa, nak. Kalau nak Fiona tidak bisa mengingat, karena memang sudah lama sekali kita tidak bertemu.
Om dan tante Julia datang kemari ketika mendengar kabar tentang papamu. bisakah kita duduk dulu sambil berbicara?" tanyanya.
Entah kenapa ketika melihat om Johan, aku teringat papa. Aku mencoba menahan nangis.
Akhirnya aku memilih duduk di dekat pintu masuk. Sedangkan angie tau bahwa aku gak bisa untuk menghidangkan minuman, dia langsung pergi ke dapur untuk membuatkan teh.
"Begini nak, seharusnya kami datang dua minggu lalu kesini untuk bertemu dengan papa mamamu tetapi karena kami masih repot, kami menundanya. Kami sangat tidak menyangka bahwa papa mamamu akan meninggalkan kita secepat ini. Tapi dengan adanya kejadian menyedihkan ini, kami langsung datang dengan penerbangan pertama. Kami meminta maaf bahwa kami pun datang terlambat untuk pemakaman papa mamamu." raut wajah om Johan sangat sedih.
"Terima kasih om dan tante sudah mau datang. Dengan kedatangan om dan tante, saya sudah sangat bersyukur." ucapku lirih.
Angie datang dengan membawa nampan. Setelah menyajikan teh dan camilan seadanya, dia duduk di sandaran kursiku.
"Begini, karena orang tuamu adalah sahabat om dari kecil, om akan mempersingkat saja. Kedatangan om dan tante kesini bukan hanya untuk menyampaikan bela sungkawa, tetapi om berpikir bahwa ini mungkin sudah takdir. Om dan tante berpikir ini adalah saat yang tepat untuk memberitahu kamu maupun Dave."
Tante Julia melanjutkan perkataan om Johan.
"Fiona, kamu akan menikah dengan Dave. Karena kamu dan anak tante sudah dijodohkan dari kecil." ucap tante Julia dengan tersenyum manis.
Dave, Angie dan aku memandang mereka serentak. Kami kaget setengah mati.
Hari ini benar-benar bagai mimpi. Apakah ini hanya mimpi? Kalau iya, aku harus segera terbangun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Eka Sulistiyowati
mampir
2020-12-23
0
Ririn Sungadi
kak,menurut akuh.orang yg masih keadaan berduka kan harus nya masih terbawa suasana sedih.termasuk apa yg dirasakan dlm hati..ini kok🤔🤔
Yasudah lah,akuh ikutin aja dulu yah kk alur cerita nya😊
2020-10-11
1
Neng Win
visualnya
2020-10-11
1