Rasanya ada yang aneh, ketika Dave melepas pelukannya. Dave berjalan dengan santai ke arah koper-koper mereka.
"Aku akan mengambil pakaian dan pergi mandi. Disini sangat indah tapi juga gerah!" ucap Dave.
"Kamu duluan aja, aku akan membantumu untuk menata pakaian-pakaian kita dari koper ke dalam lemari. Itupun kalau kamu tidak keberatan jika aku menyentuh barang-barangmu!"
"Gak apa-apa. Terima kasih kalau kamu memang mau membantuku."
Dave segera meninggalkan Fiona dan masuk ke dalam kamar mandi. Dave hanya berdiri dan menatap dirinya selama beberapa menit. Apakah aku sudah gila? Bagaimana bisa, seorang gadis mungil bisa membuatku tertarik? Aku merasakan seolah aku selalu tertarik untuk dekat dan menyentuhnya. Tidak bisa dipungkiri kalau tidak hanya kepribadian tapi fisik Fiona sangatlah menarik.
Tetapi aku harus bisa mengendalikan diriku. Dia masih 18 tahun. Jika Dia jatuh cinta kepadaku, aku belum tentu menjadi suami yang baik baginya. Jika aku yang jatuh cinta dan dia tidak merasakan hal yang sama, bukankah aku akan menjadi lelaki yang sangat menyedihkan?
Dave kamu harus bisa mengendalikan diri supaya kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan maupun tersakiti!
Dave yang merasa frustasi, membuka bajunya dan melangkah di bawah pancuran air dingin.
Ah, Mandi dibawah pancuran air dingin sangatlah membantuku dalam meredam hasrat maupun mendinginkan pikiran-pikiranku yang sangat kacau. Ketika di bawah pancuran, Dave mencoba mengingat-ingat bagaimana rasanya ketika dia memeluk Fiona. Rasanya sangat menenangkan dan juga menimbulkan hasrat yang tidak pernah dirasakannya ketika bersama perempuan lain!
Dave hanya berdiri dibawah pancuran air tanpa bergerak.
Sedangkan Fiona yang sedang di luar, duduk lemas di tepi ranjang. Lutut Fiona merasa lemas, tidak bertenaga. Selama ini, dia selalu fokus untuk bersekolah dan tidak pernah ada niat untuk berpacaran karena tidak mau mengecewakan orang tuanya. Jadi ini rasanya dipeluk oleh lelaki? Tubuh Dave yang lebih tinggi dan besar memeluk erat. Tangan Dave yang lebih besar daripada tangannya, melingkari perutnya. Fiona bisa merasakan juga hembusan nafas di leher dan telinga. Hatiku rasanya mau copot!
Fiona segera berdiri dan berjalan ke arah koper. Aku harus segera menata pakaian-pakaian mereka di dalam lemari. Ayo, Fiona, fokus! Jangan memikirkan apa yang terjadi tadi!
Fiona membuka kopernya terlebih dahulu dan dengan cepatnya menyelesaikan menata pakaiannya. Dibukanya koper Dave, bau wangi dari parfum Dave merebak. Bau dari suamiku sangatlah maskulin.
Fiona segera menata pakaian Dave. Sesudah itu, Fiona mendengar kalau air sudah berhenti mengalir. Itu tandanya Dave sudah selesai. Fiona mengambil pakaian tidurnya, pakaian dalam dan peralatan mandinya.
Dave keluar dengan kimono dari resort. Rambutnya basah malah membuat dia tambah sexy, pikir Fiona muram.
"Kamu mau mandi lagi? Tadi kan kamu sudah mandi sebelum pergi kesini!" tanya Dave.
"Iya, disini walaupun ada angin tapi rasanya lembab sehingga rasanya badanku lengket semua. Kamu tidak mengeringkan rambutmu? Nanti sakit loh!"
Fiona menghampiri Dave dan memberi tanda untuk dia duduk di tepi ranjang.
"Sini."
Dave hanya menurut dan duduk. Fiona mengambil handuk, mulai menggosok dan mengeringkan rambut Dave.
Digosoknya rambut Dave perlahan.
"Kamu pakai parfum apa? Baunya enak." kata Fiona.
"Ha?! Aku pakai sabun khusus buat cowok aja. Merk ini" sebut Dave.
"Baunya menyegarkan dan juga sangat maskulin. Teman lelakiku di sekolah dulu atau di kampus sekarang tidak ada yang wangi seperti kamu. Kalau ada yang wangi, wanginya sangat menyengat. Aku gak suka."
Mendengar Fiona menyebutkan lelaki, membuat Dave penasaran apakah ada lelaki yang mendekati Fiona. Kalau ada lelaki, lebih baik jauh-jauh dari Fiona atau lihat saja apa yang bisa aku lakukan!
"Apakah kamu ada pacar atau lelaki yang mendekatimu?"
"Hmm, kayaknya gak ada deh atau mungkin aku terlalu cuek dan gak memperhatikan! Aku kan gak secantik atau sekaya Angie. Kalaupun ada lelaki, pasti mereka lebih tertarik ke Angie!
"Baguslah!"
"Apanya yang bagus? Kalau gak ada lelaki yang mendekatiku atau karena aku gak secantik Angie?" dengus Fiona.
"Sana mandi, sudah malam ni! Besok kita mau di kamar aja atau mau keluar?"
"Keluar. Hahaha. Aku pasti sudah gila kalau memilih di kamar aja. Bahaya, tau!" ledek Fiona sambil berjalan ke kamar mandi.
Dave bangkit dan menaruh handuk yang digunakannya ke dalam keranjang untuk pakaian kotor. Benar-benar bagus kalau gak ada laki-laki yang mendekatimu, pikir Dave puas. Mereka bodoh kalau lebih memilih Angie daripada Fiona. Dave berjalan ke arah pantry kecil untuk mengambil air putih. Diambilnya juga untuk Fiona dan diletakkan di meja kecil disamping tempat tidurnya. Kebiasaanku yang selalu terbangun di tengah malam untuk minum, mungkin akan mengganggu Fiona yang sedang tidur. Jadi lebih baik jika aku meletakkan segelas air putih untukku dan untuk Fiona, pikir Dave puas.
Sembari menunggu Fiona, Dave memutuskan untuk membuka laptopnya untuk membaca beberapa laporan kasus dari rekan kerjanya, Tommy Wong. Tommy Wong adalah rekan kepercayaannya. Dia adalah pengacara yang sangat jeli dalam menangani kasus. Bersama Dave mereka mendirikan kantor pengacara itu dan dengan segera mendapatkan pengakuan dari orang-orang kalau mereka memang benar-benar pengacara yang berkualitas. Mereka jarang sekali kalah dalam menangani kasus. Mereka juga sama-sama terkenal karena mereka pengacara single yang ganteng. Banyak wanita mengincar mereka tetapi mereka tidak menggubris.
Tommy sudah mendengar kalau mereka menikah karena perjodohan dan Tommy sendiri yang membantu Dave daalam membuat surat perjanjian pernikahan mereka. Tetapi Tommy belum bertemu Fiona karena ketika Dave dan Fiona menikah, Tommy harus berada di kota lain untuk mengikuti persidangan.
Sementara Dave sedang sibuk mempelajari kasus yang baru ditanganinya, Fiona keluar dari kamar mandi.
"Apa kamu mau sesuatu untuk dimakan atau diminum? Aku tadi melihat buah-buahan di atas meja pantry." tanya Fiona melihat ke arah Dave.
"Boleh, apa saja!"
Fiona berjalan ke arah pantry untuk melihat ada apa saja disana. Fiona melihat ada buah apel dan melon. Fiona langsung mencari sebuah pisau untuk mengupas apel dan melon. Lebih baik menyibukkan diri daripada hatiku berdetak tak karuan disana, batin Fiona.
Setelah selesai mengupas buah, Fiona membawanya ke atas ranjang dimana Dave sedang sibuk membaca berkas-berkas laporan.
"Buka mulutmu, aku akan membantumu supaya lebih gampang untuk makan."
Dave membuka mulutnya untuk makan. "Enak dan manis. Makasih ya!"
"Susah gak buat jadi pengacara?"
"Susah. Tapi jangan dilihat dari tingkat kesusahannya, nikmati aja prosesnya. Karena proses itu yang akan membentukmu dan menjadikan kamu sukses kalau kamu mau belajar!"
"Mau gak, kamu membantu dan memberikan masukkan ke aku?"
"Boleh, kalau aku sedang tidak repot. Tidak ada masalah!" Balas Dave.
Kemudian Dave fokus dalam bekerja dan Fiona menyuapi hingga buahnya habis. Fiona pergi untuk menaruh kembali piring di pantry dan pergi ke kamar mandi untuk meggosok giginya.
Dave melihat Fiona sedang di kamar mandi untuk menggosok gigi, memutuskan untuk mengirim email ke Tommy dan meminta bantuan Tommy untuk kasus yang sedang ditanganinya. Setelah selesai, laptopnya dimatikan dan dimasukkan ke dalam tasnya.
"Selamat malam dan tidur yang nyenyak." ucap Fiona.
Tidur yang nyenyak? Bagaimana aku bisa tidur dengan nyenyak di malam pertamaku tidur bersama istriku? pikir Dave. Suatu saat akan kubalas kau, jika aku tidak bisa tidur malam ini.
Di lain pihak, Fiona yang sudah naik ke atas ranjang, segera menarik selimut dan mematikan lampu disamping mejanya. Fiona tau kalau dia tidak akan bisa tidur.
Tapi aku akan berpura-pura untuk tidur supaya aku tidak akan mendapat masalah. Aku sangat cerdik, puji Fiona kepada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Eka Sulistiyowati
next
2020-12-31
0
Mya Ibunya Irfan
ljt
2020-09-08
0
yuli efa yanti
visualnya dong thor
2020-08-14
0