Dave yang menghabiskan waktu di bawah pancuran air dingin menjadi lebih baik. Kepalanya menjadi lebih jernih dan dia menyesali apa yang sudah dilakukannya terhadap Fiona. Aku telah membuat Fiona takut kepadaku, Dave teringat ketika dia menatap mata Fiona yang mulai menangis. Gadis itu ketakutan!
Dave juga memikirkan bagaimana mereka berciuman. Gadis itu tidak berpengalaman sama sekali, Dave yakin kalau itu ciuman pertama Fiona. Hanya memikirkan kalau dia menjadi yang pertama mencium Fiona,membuatnya sangat puas.
Selama ini Dave telah berciuman dengan banyak gadis tetapi tidak ada yang bisa membuatnya lepas kontrol seperti yang dilakukannya terhadap Fiona. Fiona adalah gadis yang baik dengan didikan dari kedua orang tua yang baik juga. Percakapan mereka biasa juga mengalir dari topik satu ke topik lainnya. Tidak seperti gadis-gadis lainnya yang sangat membosankan. Berbicara dengan Fiona sangatlah menyenangkan.
Walaupun puas dengan kenyataan bahwa ciuman tadi merupakan ciuman pertama Fiona, Dave sekarang menyesali perbuatannya.
Bagaimana aku bisa menatap mata Fiona setelah apa yang sudah aku lakukan? kata Dave.
Ketika Dave keluar dari kamar mandi, Dave mencari keberadaan Fiona. Fiona tidak ada di kamar.
Mulai panik, Dave segera mencari di ruangan lainnya. Dave menemukan Fiona sedang memainkan kakinya di dalam air. Gadis itu terlihat sedang berpikir namun sangat tenang.
"Aku sudah selesai menggunakan kamar mandi. Apakah kamu mau mandi?"
"Sebentar lagi, disini sangat menyenangkan."
Dave memutuskan untuk duduk di samping Fiona tetapi memilih untuk memberikan jarak karena dia takut akan membuat Fiona takut.
"Fio, apakah kamu marah?"
"Tidak, aku tidak marah. Tapi aku sedikit kecewa kenapa kamu bisa berbuat seperti itu."
"Maafkan aku ya?"
"Iya.Mari kita lupakan saja apa yang sudah terjadi."
"Bagaimana aku bisa melupakan apa yang sudah terjadi. Aku akan susah melupakan rasa dari bibirmu yang lembut dan manis itu." ucap Dave spontan tanpa berpikir.
"Daaavvveeeee!!" jerit Fiona malu.
Mereka berdiam diri cukup lama dan hanya menatap kolam renang. Ada rasa ingin tahu yang sangat mengganjal hati Dave.
"Fio, apakah itu tadi ciuman pertamamu?
"Iya. Bagaimana denganmu? Aku yakin kalau itu tadi bukan ciuman pertamamu, kan?"
Tanpa Dave menjawab, Fiona sudah tahu jawabannya. Memikirkan kalau Dave telah mencium gadis atau beberapa gadis membuat hatinya sakit. Dave pasti sudah berpengalaman karena dia tampan, memiliki pekerjaan yang mapan, dan berasal dari keluarga yang cukup kaya. Pasti banyak gadis-gadis yang rela untuk bersama Dave walaupun hanya mendapatkan kenangan semalam.
"Pasti kamu sudah memiliki banyak pengalaman dengan banyak wanita. Pasti banyak wanita yang bersedia untuk menemanimu kapanpun kamu mau!" tambah Fiona.
Ketika hendak menjawab tudingan Fiona bahwa dia sudah tidur dengan banyak wanita, bunyi nada telpon terdengar. Fiona segera beranjak dari kolam lari dan berlari untuk mengambil telponnya. Dilihatnya Angie menelpon, Fiona dengan segera menjawab telpon itu dan berjalan ke arah kamar mandi supaya Dave tidak bisa mendengar percakapannya.
"Hello Nyonya Emanuel, bagaimana rasanya malam pertamamu?"
"Hi,Nggie. Capek."
"Wow, sudah berapa ronde Fio?"
"Apaan sih? Aku tuh capek terus tertidur sampai tadi pagi."
"Hah? Kamu cuma tidur? Bagaimana kamu bisa tidur disamping cowok seganteng itu? Kalau aku jadi kamu, aku gak akan tidur. Aku akan menghabiskan malam yang panas bersama Dave!"
Fiona memikirkan apa yang dikatakan Angie. Tiba-tiba wajahnya menjadi merah lagi.
"Fio, kamu disitu gak sih? Hello. Kok kamu cuma diam aja?"
"Nggie..."
"Apa? Buruan kalau mau cerita. Aku di perjalanan mau ke kampus nih!"
"Dave menciumku." ucap Fiona enggan untuk bercerita lebih jauh.
"Terus? Terus?" tanya Angie sangat bersemangat.
"Ya, dia menciumku tetapi aku menangis."
"Apa?! Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu menangis? Kapan lagi kamu bisa dicium cowok seganteng itu?"
"Nggie.." ucap Fiona sedih.
"Kamu ingat kan kalau pernikahanku hanya untuk setahun? Kamu kan bersamaku ketika Dave menyodorkan surat perjanjian itu. Aku tidak mau terluka dan patah hati, Nggie." tambah Fiona.
Angie yang sesaat mengingat akan adanya surat perjanjian itu, ikut merasa sedih. Dia tidak mau sahabat satu-satunya sakit hati dan hancur oleh cinta pertamanya.
"Terus gimana rencanamu selanjutnya,Fio?"
"Tenang,Nggie. Aku akan berusaha menjaga diriku."
"Jangan cuma menjaga dirimu, Fio. Yang terpenting jagalah hatimu supaya jangan terluka. Awas aja itu si Dave kalau sampai menyakitimu. Fio, sudah duluan ya. Aku sudah sampai nih. Nanti aku telpon lagi."
"Oke, Nggie. Bye."
Sementara itu, diluar kamar mandi Dave berusaha untuk tahu siapa yang sudah menelpon Fiona. Apakah itu telpon dari lelaki lain? Dave merasa perutnya mulas dan hatinya terbakar.
Sampai detik ini Dave tidak sadar kalau ternyata dia sudah jatuh cinta terhadap Fiona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
yuli efa yanti
kasian fio nya😢😢
2020-08-14
1
Musri Fah
mantap
2020-06-07
1
Musfirah
semangat thorr
2020-05-17
4