Di dalam mobil, kami hanya diam dan melihat ke arah jendela mobil.
Karena situasi menjadi canggung, Dave berinisiatif untuk memulai pembicaraan.
"Fio, Aku tidak akan berbasa-basi lagi karena kita sudah menikah. Tapi pasti kau juga sadar kalau pernikahan ini bukanlah atas kehendak kita berdua namun juga bukan paksaan. Aku hanya berharap kalau kau akan menjadi istri setia selama menikah." ucap Dave sambil melihat wanita yang baru saja menjadi istrinya.
Fiona berpaling dari jendela, kepalanya tertunduk karena bingung untuk menjawab dia. Akhirnya, Fiona hanya menganggukkan kepalanya pelan.
Melihat Fio mengganggukan kepala, Dave mengamati istrinya. Apakah dia harus semanis ini? batinnya dalam hati.
Gaun yang dipilihnya sangat sederhana tapi elegan. Gaun putih yang panjang menutupi mata kakinya dan berlengan panjang. Hanya dihiasi manik-manik mutiara. Gaun itu menunjukkan jelas lekuk tubuh Fiona yang ramping namun berisi tepat di tempat yang seharusnya. Melihatnya membuat Dave gerah sehingga dia melonggarkan dasinya.
"Apakah kamu selalu diam seperti ini? Aku merasa seperti berbicara dengan tembok!" kata Dave sambil mengacak-acak ringan poni rambutnya.
"Bagaimana kita bisa menjalani pernikahan ini? atau bagaimana kalau salah satu dari kita jatuh cinta kepada orang lain? Aku hanya berpikir bagaimana kita bisa menjawab iya terhadap orang tuamu." kesah Fiona.
"Hahaha. Aku juga tidak tau. Tapi beberapa hari setelah kita menjawab kedua orang tuaku, aku memutuskan untuk membuat surat perjanjian denganmu. Aku telah menuliskan beberapa syarat yang aku mau, nanti akan kuberikan untuk kau baca. Setelah itu kau bisa menuliskan syarat-syarat yang kau berikan kepadaku. Bagaimana kalau kita mencoba pernikahan ini selama setahun dan jika memang tidak bisa berjalan, kita bisa berpisah secara baik-baik." jawab Dave.
"Sekarang kita akan pergi ke rumah dulu untuk mengganti pakaian kita. Tetapi kita harus cepat karena kita tidak punya banyak waktu. Pesawat kita akan berangkat nanti sore." jelas Dave.
Fiona mencoba untuk mencerna perkataan Dave pelan-pelan. Mencoba selama setahun? Bagaimana ini kalau pernikahan ini tidak berjalan? Aku akan diceraikan dan akan menjadi janda di usia muda. Kalau begitu aku tidak boleh jatuh cinta kepadanya. Tuhan, lindungilah aku yang bahkan tidak pernah merasakan memiliki seorang pacar. Jagalah aku supaya aku tidak hancur kelak. Hanya memikirkan perkataan Dave, membuat hatinya sakit.
Fiona memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan memutuskan bahwa untuk saat ini yang bisa dilakukannya adalah belajar dengan giat agar dia tetap bisa mendapatkan beasiswanya dan juga untuk tetap tinggal dan memiliki rumah peninggalan orang tuanya. Fiona memberanikan diri untuk bertanya kepada Dave.
"Apakah kita akan tinggal di rumahmu? Bisakah kita tinggal di rumahku peninggalan orang tuaku karena aku besar disana. Bahkan ayahku memasang khusus ayunan di pohon besar di pekarangan rumah untukku." tanya Fiona.
"Maaf, seharusnya istri yang mengikuti suami tapi rumah sangat dekat dengan kampus. Aku tidak bisa dan tidak pernah belajar untuk mengendarai mobil. Satu-satunya mobil yang kami punya, hancur dalam kecelakaan yang mengakibatkan kedua orang tuaku meninggal di tempat." tambah Fiona.
"Jujur, kita bisa tinggal di rumahmu karena aku belum mampu untuk membeli rumah sendiri. Aku menghabiskan uangku untuk membuat kantorku sendiri. Aku juga masih harus membayar cicilan mobil SUV ku. Jadi selama ini aku masih menyewa apartemen di tengah kota. Aku tidak keberatan jika itu memang keinginanmu." kata Dave.
"Tapi sebagai suami, aku akan berusaha memenuhi kebutuhanmu. Katakan saja apa yang kau perlukan."
"Eh, untuk kebutuhan sehari-hari atau biaya kuliahku, aku akan berusaha mengatur keuanganku. Terima kasih sudah menawarkan. Aku mendapatkan kompensasi dari orang yang menabrak kedua orang tuaku. Aku juga mendapatkan dana pensiun papa dan uang asuransi papa mama." jawab Fiona cepat.
Wow, gadis ini walaupun baru saja kehilangan orang tuanya, tapi dia bisa bangkit dan mengatur segala keperluannya secara efisien. Dave berdecak kagum.
Gadis ini bukan hanya manis tapi juga pintar. Tidak seperti kebanyakan gadis-gadis yang aku temui ketika aku masih kuliah dulu, mereka bukan hanya berisik tapi juga manja sekali. Aku harus mencari tau tentang dia lebih jauh. Menarik sekali.
Aku pikir pernikahanku tidak akan pernah menjadi membosankan.
"Fio, aku tau kamu bisa mengatur kehidupanmu, Tapi ini adalah salah satu kewajibanku sebagai suamimu yang sah. Jangan pernah sungkan terhadapku karena kita bahkan akan berbagi ranjang." goda Dave sambil mengedipkan salah satu matanya ke Fiona.
Wajah Fiona berubah menjadi merah padam karena malu, hanya memikirkan kalau mereka akan berbagi ranjang.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah dengan berdiam diri. Dave membayangkan juga hal-hal yang normal dipikirkan oleh lelaki. Dave senyum-senyum sendiri.
Akhirnya, mereka sampai dirumah. Fiona segera membuka pintu dan mempersilahkan Dave untuk masuk ke rumah.
"Apakah aku masih mempunyai waktu untuk mandi?" tanya Fiona sambil membuka pintu kamarnya.
Fiona hanya berdiri di depan kamarnya, kaget. Lho ini kamarku kenapa berbeda? Poster-Poster dari film The Lord of the Ring sudah tidak tertempel di tembokku. Kamarku juga sudah di cat ulang karena bisa tercium bau cat basah.
Sprei untuk ranjangku juga bantal-bantalnya terlihat baru.
Ini pasti kerjaan Angie!!
Itu sebabnya dia meminta kunci rumahku ketika kemarin aku bersiap-siap pergi untuk mengurus keperluanku menikah. Perasaan Fiona berkecamuk antara harus marah atau memeluk berterima kasih terhadap Angie. Paling tidak, kamar ini tidak terkesan kekanak-kanakan atau culun.
"Kamu bisa mandi. Kalau kamu sudah selesai, kabari aku. Aku akan menunggumu untuk beristirahat disini." jawab Dave.
Fiona segera mengambil baju ganti dan masuk ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi, Fiona berusaha untuk membuka risleting di belakang gaunnya. Selang beberapa saat, usahanya mebuka risleting gagal. Dengan malu, Fiona berjalan menghampiri Dave yang sedang duduk di sofa kecil di dalam kamarnya.
"BIsakah kamu membantuku? Bisakah kamu membantuku untuk membuka risleting gaun ini?" tanya Fiona.
Dave segera berdiri dan membantunya membuka risleting. Jari-jarinya menyentuh punggung Fiona yang lembut. Dave melihat punggung Fiona yang terlihat dan menikmati pemandangan ini. Dave mencium bau rambut Fiona, seperti bau permen yang manis, pikirnya.
Fiona hanya berdiri tegang di tempatnya dan menunggu Dave untuk menyelesaikan membuka risletingnya. Dave berdiri terlalu dekat denganku. Apakah dia akan memelukku? Kalau di film-film, apa yang saat ini harus dilakukannya, pikirnya musam.
"Kamu wangi dan cantik. Aku jadi ingin memakanmu." jawab Dave.
Fiona segera lari dari Dave dan mengunci kamar mandi. Dia berdiri di belakang pintu. Jantungnya berdetak sangat cepat.
Dave hanya tersenyum seperti anak kecil yang menemukan mainan yang menarik. Sepertinya dia tidak punya pengalaman dengan lelaki. Baguslah. Tapi tenanglah gadis mungilku karena aku tidak akan merusak masa depanmu. Tidak sampai kita tau bagaimana perasaan kita masing-masing.
"Jangan berlama-lama di dalam, kita ada pesawat yang harus dikejar" Jerit Dave dari luar kamar mandi.
Fiona segera melepas semua aksesoris di rambutnya dan pergi mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Dezy Dwi Hafiani
ah, pengertian banget yaaa si dave, baru x ini baca novel meski anak orang kaya tp jujur banget kalo bkm bs beli rumah, msh sewa apartemen daaannn nyicil mobil hehehe, aku suka thor novel kamu, semangaaattt semoga ga ada pelakor pebinor yaaa, cemburu2 dikit bolehlah kan penyesuaian
2021-07-28
0
Eka Sulistiyowati
lnjut
2020-12-29
0
😑😑😑
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2020-11-11
0