14. Meminta maaf

'' Cellina'' panggil Juan. Setelah memastikan Diva pergi, Juan menarik tangan Cellina untuk masuk ke ruang rapat. Laki-laki itu sengaja mengunci ruang rapat karena ingin menjaga privasinya bersama Cellina.

'' Aku minta maaf karena aku telat,'' ucap Juan kini mendekati Cellina.

'' Tuan Juan tidak perlu meminta maaf, kan Tuan Juan adalah pemilik perusahaan ini. Jadi tuan bebas berlaku semau tuan,'' jawab Cellina sembari membereskan beberapa berkas yang sempat berceceran karena ulah Diva tadi.

'' Kamu marah?'' tanya Juan.

'' Tidak ada hak bagi pegawai seperti saya untuk marah tuan. Tuan bebas berlaku dan sebagai bawahan saya hanya menjalankan tugas,'' jawab Cellina selesai membereskan berkasnya. Gadis itu kini menatap mata Juan yang juga sama-sama menatapnya.

'' Hari ini kita makan siang bersama,'' ucap Juan.

'' Maaf tuan hari ini saya tidak bisa. Ada beberapa laporan yang harus saya selesaikan,'' tolak Cellina secara halus.

'' Permisi tuan, saya harus menyelesaikan pekerjaan ini segera. Investor yang tadi belum memberikan jawaban jadi saya masih harus memperbaiki proposalnya,'' pamit Cellina kepada Juan.

'' Memperbaiki proposal itu bukan tugas kamu Cellina. Mengapa kamu harus melakukan pekerjaan yang memang bukan tugas kamu?''

'' Karena saya sudah ditampung dan digaji mahal oleh Tuan Juan jadi saya ingin membuktikan diri bahwa saya mampu bekerja dengan baik,'' jelas Cellina.

'' Mulai sekarang kamu jangan mengerjakan tugas yang bukan tugas mu lagi. Aku minta maaf karena selama ini telah memberikanmu banyak tugas padahal itu diluar pekerjaan mu sendiri,'' ucap Juan sangat lembut kepada Cellina.

'' Itu tidak masalah tuan, selagi saya mampu saya akan melakukannya''

Cellina menyudahi obrolannya bersama Juan dengan melangkahkan kaki menuju ke pintu keluar ruang rapat. Juan menatap punggung Cellina yang mulai meninggalkannya. Entah mengapa Juan merasa jika Cellina sangat dingin kepadanya.

'' Cellina tunggu,'' ucap Juan menyusul Cellina yang berjalan menjauhi ruang rapat.

Kini Juan berusaha menyamakan langkah dengan Cellina yang akan kembali ke ruangannya. Tujuan Juan pun sama, laki-laki itu juga ingin kembali ruang kerjanya.

'' Cellina naik lift khusus saja,'' cegah Juan saat melihat Cellina ingin menggunakan lift umum.

'' Saya hanya pegawai bawahan tuan jadi saya tidak pantas menggunakan lift yang dikhususkan untuk petinggi perusahaan,''

'' Saya bosnya jadi kamu harus nurut,'' ucap Juan seraya menarik tangan Cellina untuk masuk ke dalam lift.

Cellina hanya menatap datar Juan sedangkan yang ditatap malah merasa tidak enak hati. Juan mulai mencari topik agar dirinya dan Cellina tidak merasa canggung.

'' Cellina, investor tadi sudah setuju dengan jalinan kerjasama kita. Semua berkat kamu karena berhasil menghandle rapat ini hingga berjalan lancar,'' ucap Juan.

'' Oh,'' jawab Cellina singkat.

Entah mengapa Juan seperti melihat sisi Cellina yang sebenarnya. Apakah Cellina memiliki sifat cuek atau memang perempuan itu sedang ada masalah? Juan sendiri juga tidak tahu.

'' Kata mister Aldric, presentasi hari ini kamu sangat bagus. Mereka jadi merasa yakin untuk bekerjasama dengan perusahaan,'' ucap Juan lagi.

Cellina hanya menunduk mendengar ocehan Juan. Sedangkan Juan yang diperlakukan seperti itu tidak memiliki kuasa untuk marah. Seharusnya Juan marah karena Cellina berani mengabaikan ucapan atasannya dimana hal itu dianggap sangat tidak sopan. Tetapi hal ini sungguh berbeda, Juan malah menatap Cellina dengan pandangan yang sulit diartikan.

Hingga mereka sampai di lantai ruangan masing-masing, Cellina masih tetap bungkam. Cellina hanya menunduk hormat sebagai ucapan pamit karena ingin masuk ke dalam ruangannya. Juan memutuskan masuk ke dalam ruangannya sendiri meskipun hatinya bertanya-tanya mengapa setidak enak ini dicuekin oleh Cellina.

...****************...

Malam hari selepas pulang kantor, Juan sengaja mencari Cellina. Meskipun gadis itu berpamitan ingin pulang sendiri tetapi Juan tetap mencari keberadaan Cellina. Bagaimana mau pulang sendiri-sendiri mereka kan satu apartemen, masa pulangnya harus terpisah. Kalau seperti itu mereka sudah mirip seperti pasangan suami istri yang sedang bertengkar.

'' Cellina,'' panggil Juan.

Saat ini Juan tengah melihat Cellina yang sedang mengobrol dengan salah satu karyawan laki-lakinya. Juan mengernyitkan dahi sejak kapan Cellina memiliki teman di perusahaan ini.

'' Kamu pulang sama saya,'' titah Juan seperti raja yang tidak ingin dibantah.

'' Maaf saya tadi sudah izin untuk pulang sendiri,'' tolak Cellina.

'' Kita satu apartemen, mengapa kita harus pulang terpisah?'' celetuk Juan seperti tanpa beban. Kalau Juan sudah berkata seperti itu bisa dipastikan jika besok pagi akan ada rumor baru tentang Cellina dan Juan.

Salah satu karyawan Juan yang sempat berinteraksi dengan Cellina tampak terkejut namun sebisa mungkin laki-laki itu berusaha menormalkan wajahnya. Cellina mengernyitkan dahi mengapa juga Juan harus membongkar rahasia umum itu kembali. Bisa dipastikan jika besok Cellina akan mendapat cemoohan baru karena rumornya yang tinggal satu atap dengan Juan adalah benar.

'' Maaf saya pamit pulang terlebih dahulu saja. Sebaiknya Tuan Juan dan Cellina melanjutkan obrolannya tanpa saya, permisi'' pamit karyawan Juan merasa tidak enak hati.

'' Bagus, sana cepat pulang'' timpal Juan.

'' Cellina, aku pamit dulu. Lain kali saja nanti aku ajak kamu ke tamannya,'' pamit karyawan Juan kemudian meninggalkan Cellina dan Juan berduaan.

Saat ini mereka berdua sedang berada di halaman luar perusahaan. Juan menelepon supirnya agar segera menjemputnya bersama Cellina.

'' Cellina ayo kita pulang,'' ajak Juan.

'' Maaf tuan saya tidak bisa, saya mau pulang sendiri'' kekeh Cellina tetap menolak ajakan Juan.

Juan menggeram kesal karena Cellina membantahnya. Juan berpikir jika Cellina akan pergi ke taman menemui karyawan laki-lakinya itu.

'' Tidak baik gadis muda jalan-jalan ke taman malam-malam begini. Sebaiknya kamu pulang, besok-besok saja aku akan mengantarmu ke taman''

'' Saya tetap akan pulang sendiri tuan,''

Juan sudah kehabisan akal untuk membujuk Cellina agar pulang bersamanya. Tidak mungkin laki-laki itu menyeret Cellina karena mereka tidak memiliki hubungan lebih selain hubungan antara atasan dan bawahan.

Saat Juan dan Cellina masih berduaan, datang Rania yang menyusul menemui Juan. Wanita itu sengaja datang ke perusahaan Juan berharap laki-laki itu masih di sana dan ternyata memang benar, Juan masih belum pulang ke apartemennya.

'' Sayang,'' panggil Rania manja kepada Juan.

Juan dan Cellina secara bersamaan melihat asal suara yang memanggil nama Juan. Cellina merasa biasa saja melihat Rania namun berbeda dengan Juan. Juan tampak bosan jika harus melihat wanita itu lagi padahal semalam mereka sudah bersama.

'' Huh,, mengapa kamu tidak menjawab pesan ku untung kamu masih belum pulang kerja. Aku ke sini sengaja ingin ketemu sama kamu, Juan'' ucap Rania kini melingkarkan tangannya di lengan Juan. Cellina yang melihat itu hanya menatap datar saja.

'' Mengapa kamu ke sini Rania? Aku mau pulang dengan Cellina, dan untuk sekarang aku sedang tidak ingin menemani mu'' jawab Juan.

Rania menatap sebal ke arah Cellina karena berhasil mengambil hati tunangannya. Tidak ingin dikalahkan oleh gadis ingusan seperti Cellina, Rania memikirkan cara agar gadis itu menyerah.

'' Ishhh sayang jangan gitu dong. Aku ke sini tuh mau mengembalikan ****** ***** kamu. Kemarin secara tidak sengaja celana kamu tertinggal di dalam tas ku,'' ucap Rania dengan tidak tahu malunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!