'' Cellina, datang ke ruangan ku segera!'' ucap Juan.
Kalimat yang sudah diucapkan Juan selama 5 jam terakhir ini. Untuk saat ini Cellina sedang berada di ruangan pribadinya yang bersebelahan langsung dengan ruangan Juan. Juan sengaja menempatkan Cellina di dekatnya agar laki-laki itu tidak perlu repot untuk menunggu Cellina yang kapan waktu selalu ia butuhkan.
Ruangan Cellina juga berhadapan langsung dengan ruangan sekretaris Juan. Hanya tembok tipis yang jadi pemisah ruangan diantara keduanya. Cellina tidak cukup mengenal akrab sekretaris Juan karena laki-laki itu selalu memberikannya banyak pekerjaan.
Melangkah dengan malas kini Cellina sudah berada di pintu ruangan Juan. Cellina yakin pasti setelah ini dirinya akan mendapat tugas baru dari Juan. Ingin rasanya Cellina pulang dan beristirahat tetapi bosnya itu pasti tidak mengizinkan.
'' Selamat sore tuan, ada yang bisa saya bantu?'' ucap Cellina dengan sopan. Tuan adalah sebutan Cellina kepada Juan ketika mereka sedang berada di kantor. Waktu sudah menunjukkan hampir sore hari tetapi seperti biasa Juan selalu memberikannya tugas baru.
'' Persiapkan dirimu, nanti malam kita berangkat ke luar kota'' ucap Juan tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.
'' Apa? Kenapa mendadak sekali tuan? Di sini saya masih belum menyelesaikan laporan yang kemarin,'' protes Cellina karena Juan memberikan perintah seenaknya.
'' Berikan tugas mu itu kepada Diva. Malam ini juga kita harus berangkat pokoknya. Ada kebakaran di salah satu proyek dan aku harus meninjaunya secara langsung,'' jelas Juan.
'' Apa hanya kita berdua yang berangkat?'' tanya Cellina memastikan.
'' Iya, Diva yang akan menghandle urusan kantor sementara. Beberapa tugas mu nanti juga akan diselesaikan oleh Diva,'' ucap Juan. Diva adalah nama sekretaris Juan. Juan sengaja memilih Cellina ketimbang Diva untuk membantunya menangani beberapa pekerjaan kantor karena sejujurnya kemampuan Cellina jauh melebihi seseorang yang bekerja padanya cukup lama.
Cellina mengangguk kemudian izin berpamitan untuk keluar dari ruangan Juan. Setelah menutup pintu ruangan Juan, tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik tangannya menuju ke sudut ruangan tersebut. Cellina sedikit terkejut karena perlakuan orang itu yang secara tiba-tiba.
'' Sebenarnya siapa kamu ha? Mengapa Tuan Juan sangat dekat dengan kamu? Kalau kamu memang salah satu jalangnya, tidak mungkin Tuan Juan mempekerjakan kamu di kantor ini sementara posisi kamu di sini sangat tinggi. Asal kamu tahu, semenjak kedatangan kamu Tuan Juan melupakan aku sebagai sekertarisnya. Dia hanya akan menyuruh kamu untuk memperkerjakan semua tugas kantor termasuk tugas ku yang biasanya menangani laporan,'' ucap seseorang itu panjang lebar.
'' Nona Diva, apa anda tidak tahu? Saya ini mahasiswa fresh graduated yang sengaja diperkerjakan Tuan Juan sebagai asisten pribadinya. Jikapun Tuan Juan menyuruh saya untuk mengerjakan banyak tugas itu artinya saya lebih unggul dari anda. Saya bahkan dipercaya untuk menangani masalah di luar kota sementara anda, cihhh sepertinya dugaan saya benar kalau saya lebih hebat dari anda,'' jawab Cellina juga tak kalah panjang. Cellina dan Diva memang tidak terlalu sering berinteraksi karena pekerjaan mereka namun Cellina tahu jika sekretaris Juan yang satu ini cukup tidak menyukainya seperti karyawan kantor lain yang turut merasa iri kepadanya.
'' Anda begitu sombong Nona Cellina,'' geram Diva merasa direndahkan oleh bocah yang lebih muda dari usianya.
'' Itu semua fakta Nona Diva. Anda tidak terlalu dibutuhkan lagi oleh Tuan Juan jadi gunakan attitude anda untuk mempertahankan posisi anda sebelum pekerjaan ini tidak membutuhkan anda lagi,'' ucap Cellina penuh penekanan kemudian diakhiri dengan senyum puasnya.
Cellina melangkah pergi meninggalkan Diva yang menatapnya dengan tajam. Cellina tahu banyak orang di kantor ini yang tidak menyukainya termasuk sekretaris Juan. Hal seperti itu sudah biasa Cellina dapatkan sejak dulu. Banyak orang-orang yang merasa iri dengan kemampuan Cellina meskipun usia gadis itu yang masih belia.
Diva berdecak kesal kepada Cellina. Semenjak kedatangan bocah itu beberapa pekerjaan yang biasa ia tangani berganti dikerjakan oleh Cellina. Diva takut jika posisinya menjadi sekretaris Juan akan bergeser digantikan oleh Cellina yang terbilang masih anak baru.
'' Lihat saja nanti,'' gumam Diva sebelum melihat punggung Cellina yang menghilang masuk ke dalam ruangannya.
...****************...
Malam ini Juan dan Cellina berangkat menaiki pesawat pribadi milik Juan untuk menuju kota yang mereka maksud. Cellina tidak perlu berbuat banyak karena beberapa tugas sudah dilakukan oleh anak buah Juan yang lain. Malam ini dirinya cukup bersantai karena Juan tampak diam dan tidak menyuruhnya mengerjakan pekerjaan.
'' Cellina, apa kau pernah naik pesawat?'' tanya Juan yang saat ini duduk di kursi pesawat dengan Cellina di sampingnya.
Cellina mendengus mendengar ucapan Juan, tentu saja dirinya pernah menaiki pesawat. Cellina juga memiliki armada pribadi namun tidak semewah dan secanggih milik Juan. Berada di dekat Juan seperti ini terkadang membuat Cellina jengah. Bagaimana tidak, terkadang Juan menjadi sangat cerewet dan tidak berhenti berbicara kecuali jika laki-laki itu lelah dan tertidur. Cellina menghela nafas, ia pikir semua CEO perusahaan memiliki sifat dingin dan cuek namun semua itu tidak berlaku bagi Juan. Setelah mengenal Juan lebih dari satu bulan, muncullah sifat asli lelaki itu yang suka memerintah semaunya dan tidak menyukai kesalahan sekecil apapun.
'' Tentu saja pernah tuan. Dulu sewaktu sekolah saya pernah study tour ke luar negeri dan beberapa waktu saya pernah mengikuti program pertukaran pelajar antar negara,'' jawab Cellina.
'' Waw, pantas sekali kamu tidak norak. Ternyata kamu pernah menaiki pesawat juga,'' jawab Juan tertawa kecil.
'' Beruntung kamu bisa menaiki pesawat pribadi ku, karena tidak semua orang bisa menaiki pesawat ini,'' lanjut Juan lagi.
Sepanjang perjalanan Juan tidak berhenti untuk mengajak Cellina berbicara. Laki-laki itu bahkan dengan semangat menceritakan masa kecilnya yang Cellina rasa hal itu benar-benar lah tidak penting. Tidak ingin membuat Juan semakin menjadi akhirnya Cellina berpura-pura merasa mengantuk.
'' Daddy hari ini pekerjaan darimu sangat banyak dan sekarang aku sangat kelelahan dan mengantuk, bisakah aku tidur sampai pesawat ini mendarat?'' ucap Cellina.
'' Jangan memanggil ku Daddy Cellina. Ini masih di tempat kerja, kamu lupa sama perjanjian kita yang kemarin? Jangan memanggilku daddy saat berada di luar apartemen,'' peringat Juan.
'' Ihh kan di sini cuma ada kita berdua. Aku tidak perduli yang terpenting aku ingin memanggil daddy di sini dengan sebutan daddy,'' kekeh Cellina tidak ingin dibantah.
'' Ckck ya sudah terserah kamu,'' jawab Juan. Sejujurnya Juan mulai menyukai panggilan Cellina yang memanggilnya dengan sebutan daddy. Bibir Cellina yang bergerak melafalkan kata Daddy seolah-olah menarik Juan untuk memberikan sebuah kecupan di bibir itu.
Juan tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi. Juan bahkan sengaja menyuruh Cellina untuk tidak memanggilnya Daddy karena hal itu bisa berpengaruh pada kesehatan jantungnya. Juan akan menciumi bibir Cellina jika Juan tidak tahan dengan pendiriannya untuk tidak melakukan hal seperti itu terhadap bocah.
'' Cellina,'' panggil Juan.
'' Apalagi Daddy? Aku mau tidur nih. Jangan ganggu aku sebentar aja,'' ucap Cellina dengan nada manjanya.
'' Aku hanya ingin memberitahu mu kalau sepuluh menit lagi pesawat kita akan take off,'' ucap Juan tersenyum smirk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments