Hari ini bel berbunyi lebih awal dari biasanya. Alasan nya sederhana, waktu seakan lebih cepat di hari jumat.
Di sebuah gedung yang berhadapan langsung dengan matahari terbit, tepatnya di sebuah koridor, seorang pemuda berdiri di pintu kelas sambil melihat tangan nya di depan dada.
"Hey Ar, sejak kapan kau jadi lambat kaya pinguin gini? Cepet dong!!" Gerutu nya tak sabar.
Arga bergeming kemudian mengambil case gitar nya. "Kalo buat analogi tuh yang bener dong. Pinguin itu cepat tau, apalagi kalo berenang. Kalo di bandingin sama kamu, cepetan pinguin nya kali."
"Ye... Jangan bandingkan dengan ku.. Gaya berenang ku itu hebat tau. Lain daripada yang lain. " Ujar Taufan sambil berjalan.
Arga yang mulai menyusulnya sedikit terkekeh. "Masuk air aja langsung kaya kucing kejebur kolam, cepet dari mana nya? Emang kamu bisa gaya apa?"
"Woo! Candaan mu sungguh lucu Arga! Sampai sampai aku ingin melempar mu dengan gitar saking garing nya." Ujar Taufan sambil menepuk nepuk pundak sahabat nya itu. "Jangan salah.. Aku tuh bisa renang tau... Tapi gaya batu." Lanjutnya.
Arga hanya menatap datar sahabat nya yang kurang penuh itu.
"Rasanya sekarang aku jadi nyesel punya sahabat kurang satu ons kaya kamu."
"Hey hey, mesti kurang se ons tapi aku selalu membuat hidup mu berwarna bukan?"
"Oh ya, aku sekarang jadi takut ketularan gila mu."
Dan begitulah cara mereka menghabiskan waktu selama perjalanan. Dengan candaan dan tawa yang menghiasi, walau tak jarang ada ejekan yang mereka lemparkan satu sama lain, tapi itu justru menambah warna dalam obrolan mereka.
"Oh ya ngomong ngomong soal teman mu, kau serius mau buat band?" Tanya Arga penasaran.
"Tentu saja. Aku bakal kenalin deh nanti. Kata nya sih ada satu satu lagi sih yang mau ikut, tapi entahlah nanti."
Tak jauh dari tempat pemberhentian bus, mereka mulai memasuki daerah perumahan elit.
"Membuat studio musik di daerah perumahan seperti ini bukannya justru mengganggu tetangga ya?" Tanya Arga heran.
"Naman nya studio musik pasti kedap suara kan. Lagian kita biasa latihan di basement kok. Kau pasti akan terkejut melihat nya nanti." Taufan tersenyum simpul.
Tak lama setelah mereka berputar, memasuki beberapa gang, akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah mewah berwarna krem-putih. Taufan menekan bel, menunggu seseorang keluar dan membukakan gerbang.
"Tunggu! Bukannya kita latihan di studio? Ini rumah siapa?"
"Ini rumah Sevan, anak yang pernah ku ceritakan pada mu, yang mengisi acara pembukaan toko bunga itu. Kita bakal latihan di sini, sekaligus markas band kita."
Tak lama, seorang security datang dan membukakan gerbang. "Silahkan masuk, kalian sudah di tunggu oleh tuan muda di bawah."
Kedua pemuda itu melangkahkan kakinya memasuki rumah itu.
"Emang gak apa ya main masuk aja?" Tanya Arga sedikit ragu.
"Sevan yang menyuruhku menganggap seperti rumah sendiri ya sudah."
"Sepertinya Sevan orang yang baik ya."
Taufan yang mendengar itu justru terkekeh. "Jangan menilainya dari ucapan ku, omongan nya cukup pedas, tapi jangan di masukin ke hati, kalo dah kenal juga bakal paham. Dia baik kok." Celetuk Taufan.
Tak lama, mereka menuruni tangga menuju suatu ruangan di bawah rumah itu.
Melodi lirih setengah berbisik lepas dari sela bibir ranum gadis berdress putih dibalut hoodie biru. Jemarinya dengan lembut menekan tuts hitam putih, seolah jiwanya ikut menyatu dengan alunan musik.
Aku tak akan lagi dicintai ataupun diperlukan olehmu
Dan kini aku akan sendiri, seperti ini Apa yang kau katakan saat itu?
Kata-kata yang tak dapat menggapai ku melayang-layang di udara
Aku tahu, aku mengulangi hal itu lagi
Berharap sesuatu yang tak akan pernah terkabulkan.
terdengar merdu dan tak goyah. Suaranya mampu menghipnotis siapapun yang mendengar alunan musiknya.
Jangan pergi, genggamlah tanganku erat-erat
Katakanlah, "Aku akan tetap pergi, bersamamu"
Tangan yang menggenggam tanganku begitu hangat dan lembut
Sayang lagu itu habis dinyanyikan hanya dalam satu reff. Menyisakan rasa kecewa bagi para pendengar nya. Tak terkecuali Taufan yang masih terpaku di depan pintu, terpesona akan warna suara gadis itu. Putih bersih menenangkan, juga abu-kelabu menyedihkan.
Detik itu juga iris silver bertemu deep skyblue untuk pertama kalinya. Taufan tak yakin dengan apa yang dirasakannya, hanya saja ada perasaan sendu yang menyelimuti hatinya ketika bertemu pandang dengan gadis itu. Tapi semua itu sirna begitu senyum hangat terpasang di wajah manis nan pucat itu.
"Taufan, kau sudah sampai rupanya." Ia menoleh pada seorang pemuda ber iris jingga yang melambaikan tangan ke arah nya.
"Ngapain kalian di sana?" Di pojok ruangan, Sevan bersandar di dinding sambil menatap tajam kedua nya. Namun helaan nafas ia lepaskan, bersamaan dengan eskpresi nya yang melunak. Kita bahkan belum mulai. Oh ya, ngomong-ngomong itu temanmu yang kau bicarakan jago itu?" Tanya Sevan dengan nada agak songong. Yah setidaknya begitu yang Arga dengar, meski Sevan juga tak bermaksud.
"Ah iya, dia sahabatku. Namanya Arga, dia jago main gitar. Sepertinya bukan masalah kalau dia ditempatkan sebagai lead guitar, kan Arga?" Taufan meminta pendapat.
Pemuda berkacamata itu mengangguk. "Tentu saja. Selama aku pegang gitar, ngga masalah."
Segan tersenyum mendengar itu. Sementara, dari belakang nya, Leon langsung saja muncul dan menjabat tangan Arga.
"Namaku Leon, dan dia Sevan dan ada satu lagi yang sudah lama ingin ku perkenalkan." Leon mendekati gadis yang masih duduk manis di depan organ.
"Salam kenal, namaku Yuki. Sudah lama aku ingin bertemu kalian." Ujar Yuki dengan nada ceria.
Awalnya Taufan kira gadis itu cukup pendiam, tapi ternyata tidak seperti apa yang ia pikirkan.
"Nah! Mengingat semua orang dah datang, gimana kalo kita mulai aja buat nama untuk band kita? Yakali band keren gak ada nama nya." Ujar Leon menarik perhatian lainnya.
Benar juga, mereka masih belum memutuskan apa nama band mereka.
"Sebelum memutuskan nama, kita harus memikirkan seperti apa band kita nanti dan genre apa yang akan kita terapkan di lagu kita? Bisa seperti tujuan atau konsepnya." Usul Arga yang akhirnya buka suara.
"Hmm, konsep ya?" Mata Sevan menerawang jauh pada langit-langit, berimajinasi tentang masa depan bersama teman-temannya, bersama bandnya.
"Kalau yang aku pikirkan, aku ingin setiap orang yang mendengar lagu kita menjadi lebih menghargai hidup mereka. Dengan lirik lagu yang menceritakan kalau kehidupan itu tak seburuk yang mereka pikirkan. Dengan hentakan drum yang membuat orang-orang semangat, atau dengan dentingan keyboard atau petikan gitar lembut yang menenangkan. Supaya orang-orang bisa bersyukur dan bahagia bahkan hanya dengan hal kecil yang mereka alami."
"Veitch... " Yuki sedikit bergumam pelan. Namun beruntung Taufan yang ada di sebelah gadis itu mendengar nya walau samar.
"Veitch?" Ulang Taufan memastikan.
Yuki mengangguk. " Aku gak tau nama ini cocok atau enggak, tapi begitu dengar Sevan bicarain kehidupan, nama itu langsung muncul di pikiran ku." Ucap Yuki mengutarakan pikiran nya.
Arga tampak memasang pose berfikir. "Veitch sendiri kalo gak salah dari bahasa Jerman yang berarti kehidupan. Mengingat kita memiliki perjuangan masing masih dalam hidup, " Melirik Taufan. "Sepertinya itu nama yang cocok."
kita menambahkan tanda dengan tangan kita, kayak v-sign atau seperti ini," Sevan memperagakannya pose ala 2 jari miliknya dengan jempol dan jari telunjuknya di dagu. Sontak tawa pecah melihat tingkah Sevan yang begitu narsis dengan gaya sok kecakepan nya.
"Hahahha, apa-apan gaya kek gitu? Norak tau ngga?" komentar Leon yang masih tergelak.
Perempatan imajiner mewarnai pelipis cowok keren itu, "Bodo ah! Terserah kalian. Aku kan cuma kasih pendapat." Ujar Sevan sambil cemberut.
"Yosh, udah di mulai. Semuanya duduk disana." Ucap nya menunjuk satu-satunya sofa di ruangan itu dan langsung menyerbot di tempat disamping Yuki.
"Three two one go! Hello guys, kita dari..."
"VEITCH!" Semuanya menirukan gaya Sevan, seketika hening kemudian disusul tawa membahana. Sungguh menggelikan rasanya melakukan.
Tawa pecah setelah itu. Senyuman tercetak jelas di wajah para remaja itu, seakan hidup tanpa masalah dan terus menebar tawa bersama.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Fasrina Sisira
Ciri - ciri orang yang lagi nunggu, paling males kalau orang yang di tunggu itu datangnya lama. Kan jadinya jenuh pakai banget dah
2023-04-21
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari
Bisa - bisanya di bilang tamannya gila, jika beneran gila kamu juga nanti yang sad karena dia gak akan bisa ingat banget sama kamu. 😅
2023-04-21
1
I am wibu!
GO!
2022-04-30
3