Perjuangan Pemuda Kembali Pada Kejayaan
Bayangan pohon dari pancaran sinar matahari di kota Juana yang biasa dikenal dengan Juana City sore ini.
Laki laki berusia 18 tahun yang tampak tinggi berbadan sederhana dan perawakan yang bisa terbilang tampan bermata coklat terlihat duduk di pinggiran taman kota sambil membaca buku...
"Hay.. Bryan Rockstone!!!" Seorang pemuda bertubuh gempal memanggil laki laki yang duduk itu.
"Oh hay Pider Wildon,apa yang sedang kau cari?" Jawab pria itu karena terkejut sahabat nya tiba tiba muncul.
"Mencari mu, yang lain sedang menunggumu di depan perpustakaan untuk segera pulang ke kos" Pider menjawab sedikit terengah sembari mengambil posisi duduk disebelah Bryan.
Sambil mengernyitkan keningnya Bryan bertanya "kenapa kau tau aku disini?"
"Sudahlah kau tidak menyukai keramaian,menyendiri dan membaca ditempat yang sunyi adalah caramu menghibur diri dan disinilah tempat terbaik itu menurutku... Mari kita pulang!!" Ajak Pider pada temannya itu.
Menutup bukunya lalu berdiri dan tersenyum,kemudian Bryan berjalan tanpa berkata apa apa...
"Heey ayolah!! Aku disini menjemputmu,kau malah pergi sendirian" Sambil tertawa geli Pider berlari menyusul Bryan yang sudah lebih dulu beranjak.
Dua sahabat itu kemudian saling tertawa dan bercerita sepanjang perjalanan menuju perpustakaan bertemu dengan yang lain nya...
"Bryan! Darimana saja dirimu? kami sudah dari tadi menunggumu untuk segera pulang" Satu dari dua pria yang dari tadi menunggunya bernama Rega welder bertanya dengan khawatir.
"Seperti yang biasa dia lakukan setiap jam kuliah kosong,membaca di pinggiran taman!!" Jawab Pider sambil meledek temannya itu.
"Haha sudah kuduga,itu makanya aku menyuruhmu kesana" Pria dengan nama Alben Destro yang berada disebelah kiri Rega tersebut angkat bicara.
Bryan hanya tersenyum tanpa banyak berkata,memang seperti itulah kebiasaan anak ini membuat teman temannya terkesan dan bingung dengan kebiasaannya tersebut,namun mereka tetaplah menjadi empat sahabat yang melebihi seperti saudara...
Saat perjalanan pulang hendak menuju gerbang selatan kampus di pinggiran taman enam gadis sedang duduk bercerita dengan asik,salah satu gadis tanpa sengaja melihat keempat sahabat itu dan mulai memanggil "Bryan mau kemana kau? Bisakah kau bantu kami sebentar kesini?"
Perasaan yang tidak baik terpancar diraut wajah Bryan,namun pria itu tetap berjalan menuju enam gadis tersebut.
Sesampainya di kumpulan para gadis itu pandangannya tertuju pada Wilona Hudson,gadis berparas cantik dengan kaki yang jenjang dan juga body seksi yang dimilikinya membuat semua mata pria begitu aktif untuk itu.
"Hei Bryan,aku memanggilmu untuk segera membelikan sesuatu di minimarket!! Apa apaan kau melihat Wilona seperti itu?" Salah satu gadis bernama Ristia Guldom membentaknya.
Bryan menjawab terbata "Ah ow maaf aku hanya..."
"Sudahlah,ini uang tujuh belas dolar belikan kami snack dan beberapa minuman di minimarket!!" Ristia menyela penjelasan dari Bryan tadi.
Bukan hanya sekali saja bahkan mungkin setiap waktu Bryan selalu menjadi pesuruh bagi semua orang di kampus itu,seperti inilah kehidupan yang dijalani pria ini...
Setelahnya Bryan segera berjalan menuju minimarket tersebut kemudian Willy Nigelsmen berteriak "belikan lima belas dolar ,sisanya ambil untukmu Bryan!!"
"Hey apa yang kamu lakukan Willy?" Sambil mengerutkan keningnya Nelda Werren bertanya heran.
"Sudahlah biarkan juga dia membeli sesuatu untuknya!!" Jawab Willy lembut sambil tersenyum.
Willy merupakan salah satu gadis yang cukup perhatian pada Bryan,dari setiap intimidasi yang Bryan dapat namun gadis itu selalu membantunya untuk keluar dari setiap masalah seperti ini.
Disisi lain Bryan terlebih dahulu menjumpai tiga temannya tadi sebelum menuju minimarket tersebut.
"Rega pulang saja dulu dengan yang lain,aku menyelesaikan urusan ini sebentar" Bryan berkata pada teman nya.
"Baiklah segera pulang karna kita akan pergi nanti malam ke acara pesta Ivony Belldon,aku mendapat undangan untuk seluruh anak kos kita untuk hadir" Jawab Rega yang juga merupakan ketua kelas mereka itulah sebab undangan ada ditangan nya.
Mengangkat kedua alisnya lalu tersenyum begitulah tanggapan Bryan menjawab perintah ketua Rega tersebut lalu mengangguk " Oke ketua baiklah"
Lalu mereka berpisah kemudian Bryan langsung menuju minimarket.
Disisi lain Ketua kelas Rega dan dua lain nya telah sampai dikamar kos dan membersihkan diri kemudian bersantai dan bercerita bersama.
Namun,saat ini Bryan telah membawa sekantong makanan dan juga beberapa minuman ditangan nya menuju kelompok gadis tadi.
"Lama sekali kau hanya membeli beberapa makanan saja,dasar tidak berguna" Ristia membentak pada Bryan.
"Benar sekali,dengan cara seperti ini wanita mana yang mau padamu Bryan? Dasar konyol!" Nelda menambahi cemooh pada pria itu.
Kemudian Widya Laurens berdiri dan mengambil kantong makanan pada Bryan "sini makanan nya,laki laki bodoh tidak berguna,wanita mana yang ingin denganmu kalau seperti ini caramu bersikap? Bagaimana caramu menjaga seorang gadis itu nanti? Konyol!!"
"Teman teman sudahlah ambil makanannya,dan biarkan Bryan pergi" Willy menimpali perkataan gadis gadis itu.
Wilona bergedik melihat perlakuan Willy yang dari dulu selalu membela pecundang Bryan ini.
"Willy kenapa kau selalu membelanya setiap waktu,orang miskin ini tidak pantas mendapatkan itu!!" Jawab widya tegas dengan mata yang membulat menatap Bryan.
Kehidupan buruk memang menimpa anak laki laki itu,dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dan juga mendapatkan jatah makan ketika disuruh oleh orang orang. Sungguh menyedihkan!!
Bryan orang yang kuat seberapapun perlakuan orang padanya pemuda ini tidak pernah tersinggung dan selalu menganggap semuanya hanya angin yang berhembus begitu kencang dan secepatnya berlalu.
Setelah melihat Willy kemudian Bryan tersenyum dan beranjak pergi.
Semua gadis masih saja bicara mengintimidasinya,namun Bryan tetap berjalan dan berlalu pergi tanpa menghiraukan mereka.
Setelah sekian lama berjalan sampai pada gerbang kos dan tiga teman nya sedang duduk menanti Bryan sambil bercerita.
"Ada urusan apa dengan mereka Bryan?" Rega kembali bertanya soal kumpulan gadis tadi.
"Hanya minta belikan sesuatu,jadi sudah selesai" Jawab Bryan senyum.
Dari ruangan sebelah terdengar teriakan...
"Pecundang,kesini sebentar!!" Rayden Tornet berteriak.
Mendengar itu Bryan menoleh kearah asal suara itu..
Tampak seorang pemuda yang memakai stelan kemeja hitam dan celana yang begitu terlihat mahal,dengan sedikit menggerak-gerakkan tangan nya memaksa seseorang untuk melihat jam tangan yang mengkilat begitu mewah tersebut.
Rayden adalah salah satu keluarga yang kaya di kampus mereka,sebagai Tuan muda di Keluarga Tornet adalah anugrah bagi sebagian orang.
"Hay pria miskin,aku memanggil mu!!" Rayden kembali berteriak.
Bryan menuju kearah Rayden tersebut..
Sambil mengulurkan satu kotak kecil dan seutas kertas diatasnya kemudian Rayden memberikan nya pada Bryan.
"Tolong berikan itu pada seseorang" Sembari tersenyum Rayden memberikan instruksi pada Bryan.
Dengan wajah yang masam Bryan sedikit terkejut dan berkata" Apakah maksudnya ini?"
"Haha jangan khawatir,aku akan memberimu uang jajan sebagai imbalan nya" Rayden tertawa sambil mengejek nya.
Bryan mengambil kotak itu dan surat tertulis diatasnya dan juga uang beberapa dolar.
"Hay Bryan jangan mau kau pergi,jika kau memerlukan makan malam kami akan senang hati membantumu" Teriak Alben membela sebagai sahabatnya.
Setelah kotak itu ditangan Bryan dan benda lain nya,laki laki itu kemudian menuju kos nya untuk meletakkan beberapa buku dan juga memberitahu teman temannya untuk pergi.
"Tidak apa apa Alben,aku akan pergi dulu sebentar" Jawab Bryan tersenyum.
Seberapa kuat teman nya membujuk,Bryan tetap pergi untuk mengantarkan kotak itu.
"Hay kalian semua,apakah kalian tidak mengerti dengan hidup orang miskin ini? Dia tidak mampu membeli makan jika tidak ada yang menyuruhnya pergi!! Untuk apa kalian menghalanginya" Teriak Rayden dengan lantang kepada tiga sahabat Bryan.
Mereka hanya terdiam,karna takut menyinggung terlalu jauh orang ini.
Di sisi lain dari kejauhan Bryan berjalan dengan santai seperti biasanya.
Setelah berapa jauh pemuda ini berjalan tiba di sebuah taman kampus di gerbang selatan tempat enam gadis tadi berkumpul dia berhenti dan menatap Wilona.
"Hay brengsek,masi berani kau datang?" Satu mulut gadis memulai percakapan yang tak lain Widya.
"Apakah duit yang kau ambil tadi kurang? Itu sebabnya kau datang lagi?" Ristia menimpali pertanyaan Widya sambil mencemooh dan tertawa.
Di samping itu Willy terlihat bingung dan bertanya tujuan Bryan untuk datang "ada apa Bryan,ada yang bisa kami bantu?"
Tersenyum sebagai tanggapan Bryan menjawab dengan gagap " Tid..tidak Willy,aku hanya menyampaikan sebuah pesan berbentuk kotak ini dari Rayden untuk Wilona".
Terkejut dan kemudian tersentak dari duduk nya, Wilona yang dari tadi tidak ingin tahu sama sekali tiba tiba menoleh.
Bryan berjalan menghampiri gadis itu dan kemudian mengulurkan kotak tersebut.
Ketika kotak itu berada ditangan Wilona dan sepucuk surat yang ada di atasnya gadis itu kemudian mendongak dan memandang Bryan dengan ekspresi yang agak sulit di ungkapkan.
Gadis gadis lain memuji Wilona karna mendapatkan hadiah dari Tuan muda tornet yang memang termasuk keluarga kaya lalu bertanya dan ingin tahu isi dalam kotak itu tanpa memperdulikan Bryan lagi.
"Kau memang hebat Wilona bisa mendapatkan hadiah dari Rayden" Widya senyum namun cemburu dalam hatinya karna bukan dia yang diberi oleh pemuda itu.
Tanpa sepatah katapun Bryan kemudian pergi meninggalkan mereka semua.
Terlihat raut wajah sedih yang menyelimutinya saat ini,bagaimanapun Wilona adalah wanita dekatnya saat itu bahkan bisa terbilang pacarnya ketika masih duduk di semester satu dan dua.
Semua orang tau tentang hubungan mereka,namun pada akhirnya Wilona memutuskan ikatan dengan alasan ingin terfokus dalam belajar di akhir semester ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sdm Anto
well bagus sekali ceritanya
2022-05-20
0
Sdm Anto
lanjut
2022-05-20
0
GantAi
cobaa dulu
2022-05-20
0