Sepuluh

Lia membuka matanya perlahan, ia bangkit dari tempat tidurnya. Sejenak ia hanya terdiam seperti patung tapi sesaat kemudian matanya mulai menjelajah ke seluruh penjuru kamarnya, sama seperti biasanya. Akhirnya pandangan matanya berhenti pada jendela kamarnya yang tertutup tirai. Lia beranjak mendekati jendela itu dan menyibak tirainya.

Langit di luar tampak hitam pekat, beberapa bintang tampak bercahaya. Lia memandangi bintang-bintang itu dan tiba-tiba saja air matanya mengalir perlahan membasahi pipinya. Tubuhnya mulai bergetar, nafasnya pun tampak tersengal-sengal. Akhirnya kakinya goyah dan Lia terduduk di lantai, air matanya terus mengalir bahkan semakin deras. Entah apa yang dirasakannya malam ini hingga membuatnya sampai seperti itu.

...

"Terima kasih sudah mengantarku." ucap suster Rina sesaat sebelum keluar dari mobil dokter Adi.

"Sampai bertemu lagi!" seru dokter Adi. Suster Rina menunggu mobil dokter Adi menghilang dari pandangannya terlebih dahulu baru ia beranjak menuju rumahnya.

"Mama." ucap seseorang dari balik tubuh suster Rina. Dengan cepat suster Rina membalikan tubuhnya.

"Di.. Dina!" serunya gugup, ia takut Dina melihat dokter Adi.

"Kamu kenapa malam-malam begini keluar?" tanya suster Rina.

"Aku habis ke mini market." jawab Dina. Ia memandangi suster Rina dengan seksama.

"Ngapain ke mini market malam-malam begini?" tanya suster Rina lagi. Ia tampak sangat cemas karena Dina tidak menuruti perintahnya untuk tidak keluar malam-malam.

"Aku membeli kapas untuk praktek besok." jelas Dina.

"Kenapa kamu tida titip pada mama saja, biar mama yang membelikannya." protes suster Rina.

"Aku sudah mengirim chat tapi mama tidak membalasnya sama sekali." tukas Dina. Suster Rina merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya dan memeriksa apakah ada chat dari Dina atau tidak.

"Maaf, mama ga sadar kalau ada chat darimu." sesal suster Rina.

"Ga apa-apa, mungkin mama sedang sibuk dengan apa yang mama kerjakan tadi." tukas Dina. Ucapan Dina seperti sebuah sindiran untuk suster Rina. Suster Rina meraih tangan putri semata wayangnya itu dan mengandengnya, mereka jalan beriringan menuju rumah.

Dina segera membuka pintu utama rumah begitu tiba dan membantu suster Rina menaruh tasnya di kamar, sementara itu suster Rina langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Tadi itu siapa, ma?" tanya Dina begitu suster Rina keluar dari kamar mandi.

"Ee.. tadi itu atasan mama." jawab suster Rina.

"Dokter Arief?" tanya Dina lagi.

"Bukan."

"Dokter Riyon?"

"Dokter Riyon sudah lama pergi dari rumah sakit."

"Lalu siapa?" Dina tampak sangat penasaran.

"Namanya dokter Adi, dia yang sekarang bertanggung jawab dengan Lia." jelas suster Rina.

"Aku ga suka!" ucap Dina tiba-tiba. Ucapan Dina barusan membuat suster Rina sangat terkejut.

"Kenapa kamu ga suka dia? Kamu kan belum kenal dengannya." tukas suster Rina.

"Aku bukan ga suka orangnya, aku ga suka perlakuannya yang menurunkan mama di depan jalan seperti tadi." terang Dina.

"Itu mama yang minta, Din."

"Lain kali kalau mama di antar siapa pun itu, berhentilah di depan rumah." pinta Dina. Suster Rina menghela nafas panjang.

"Aku ga mau mama jadi omongan orang lagi. Aku ga suka!" ungkap Dina. Wajahnya tidak dapat menutupi rasa ketidak sukaannya. Perlahan suster Rina membelai rambut putrinya itu.

"Baiklah!" ucapnya pelan.

...

Sepanjang hari ini Lia terus membaringkan tubuhnya di ranjang dan menutupi seluruhnya dengan selimut, ia tahu kalau hari ini jadwal suster Rina off dan seperti biasa, ia tak ingin ada yang mengganggunya.

"Ceklek." Terdengar suara kunci pintu kamarnya dibuka. Lia menggenggam erat ujung selimutnya, ia tidak mau ada orang yang melihatnya hari ini, termasuk dokter yang bertanggung jawab menanganinya, dokter Adi.

Lia dapat mendengar bunyi langkah kaki mendekatinya dan langkah itu berhenti tepat di samping ranjangnya lalu tak terdengar bunyi apapun lagi. Lia mengerutkan keningnya, ia tampak bingung karena biasanya akan ada yang menyapanya bila masuk ke kamarnya tapi kali ini tidak. Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Lia menyibakkan selimutnya dan membalikan tubuhnya untuk melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya. Lia tersentak.

"Hai!" sapa dokter Adi sambil melambaikan tangannya. Ternyata yang masuk ke kamarnya adalah dokter Adi. Dokter Adi tampak sedang duduk di sebuah kursi kayu yang ada di samping ranjang.

"Para perawat sudah memberi tahuku kalau kamu akan seperti ini setiap jadwal suster Rina off." ucap dokter Adi. Wajahnya memancarkan ekspresi senang karena berhasil mengelabui pasiennya itu. Tanpa banyak bicara, Lia langsung membalikan kembali tubuhnya dan menutupi seluruhnya lagi dengan selimut.

"Walaupun kamu mengabaikanku seperti ini, aku akan terus menunggu di sini. Aku akan menunggu sampai kamu tidak mengabaikan aku lagi!" ucap dokter Adi.

...

Malam ini hujan turun dengan sangat deras, dinginya udara menerobos melalui cela-cela jendela. Lia yang sudah terlelap akhirnya terbangun karena merasa kedinginan, sejenak ia tampak seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian ia kembali menyibakkan selimutnya dan membalikkan tubuhnya. Ia tersentak dengan apa yang ada di hadapannya. Lia menegakkan tubuhnya dan melipat kakinya, ia duduk di atas ranjangnya sambil menatap lurus ke depan.

Di hadapannya tampak dokter Adi sudah terlelap di kursinya, kedua tangannya tersila di dadanya, dan mulutnya tampak terbuka sedikit. Lia terpaku menatap dokter Adi, ini pertama kalinya ia melihat dokter yang melakukan hal ini untuknya. Perlahan tangannya bergerak untuk meraih selimutnya dan ia menutupi tubuh dokter Adi dengan selimutnya itu. Tanpa suara Lia terus duduk di hadapan dokter Adi sambil terus memandanginya.

...

Perlahan dokter Adi membuka matanya, ia tersentak, ia tampak bingung.

"Sejak kapan aku terlelap?" ucapnya dalam hati. Belum sempat kebingungannya terjawab, ia sudah terkejut pada hal lain lagi, Lia tidak ada di ranjangnya. Dengan cepat ia beranjak dari tempat duduknya dan berbalik, seketika jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat.

Dokter Adi terpaku melihat apa yang ada di hadapannya, sebuah pemandangan yang tidak biasa.

"Li.. Lia!" ucapnya dengan suara terbata-bata. Lia tampak berdiri di samping jendela, matanya menatap lurus pemandangan yang ada di balik jendela itu, wajahnya terlihat sangat mempesona terkena cahaya matahari pagi yang menerobos masuk. Dokter Adi berjalan perlahan untuk mendekati Lia, namun sebelum berhasil mendekatinya, Lia memalingkan pandangannya ke arah dokter Adi, tatapan tajam di pancarkan dari mata bulatnya, rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya, dan itu semua membuat langkah dokter Adi terhenti.

Untuk kedua kalinya jantungnya berdebar kencang hingga membuat dadanya terasa sesak, ia menghela nafasnya agar organ tubuhnya bisa kembali normal. Sesaat mereka hanya bisa saling menatap tanpa suara.

"Kalau aku sembuh apa yang akan aku dapat?" Akhirnya Lia mulai bersuara.

...

Terpopuler

Comments

💞🌹fikadiani🌹💞

💞🌹fikadiani🌹💞

wah,jangan2 dokter Adi brjanji mau menikahi Lia juga

2020-11-09

0

Ruby Talabiu

Ruby Talabiu

,smangat lia

2020-10-21

0

Catur Priyati

Catur Priyati

apakah selalu ada alsan utk berbuat sesuatu

2020-08-31

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Seratus Satu
103 Seratus Dua
104 Seratus Tiga
105 Seratus Empat
106 Seratus Lima
107 Seratus Enam
108 Seratus Tujuh
109 Seratus Delapan
110 Seratus Sembilan
111 Seratus Sepuluh
112 Seratus Sebelas
113 Seratus Dua belas
114 Seratus Tiga Belas
115 Seratus Empat Belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus Enam Belas
118 Seratus Tujuh Belas
119 Seratus Delapan Belas
120 Seratus Sembilan Belas
121 Seratus Dua Puluh
122 Seratus Dua Puluh Satu
123 Seratus Dua puluh Dua
124 Seratus Dua Puluh Tiga
125 Seratus Dua Puluh Empat
126 Seratus Dua Puluh Lima
127 Seratus Dua Puluh Enam
128 Seratus Dua Puluh Tujuh
129 Seratus Dua Puluh Delapan
130 Seratus Dua Puluh Sembilan
131 Seratus Tiga Puluh
132 Seratus Tiga Puluh Satu
133 Seratus Tiga Puluh Dua
134 Seratus Tiga Puluh Tiga
135 Seratus Tiga Puluh Empat
136 Seratus Tiga Puluh Lima
137 Seratus Tiga Puluh Enam
138 Seratus Tiga Puluh Tujuh
139 Seratus Tiga Puluh Delapan
140 Seratus Tiga Puluh Sembilan
141 Seratus Empat Puluh
142 Seratus Empat Puluh Satu
143 Seratus Empat Puluh Dua
144 Seratus Empat Puluh Tiga
145 Seratus Empat Puluh Empat
146 Seratus Empat Puluh Lima
147 Seratus Empat Puluh Enam
148 Seratus Empat Puluh Tujuh
149 Seratus Empat Puluh Delapan
150 Seratus Empat Puluh Sembilan
151 Seratus Lima Puluh
152 Seratus Lima Puluh Satu
153 Seratus Lima Puluh Dua
154 Penutup
155 Episode Bonus
156 Dokter Cinta season 2
157 Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Seratus Satu
103
Seratus Dua
104
Seratus Tiga
105
Seratus Empat
106
Seratus Lima
107
Seratus Enam
108
Seratus Tujuh
109
Seratus Delapan
110
Seratus Sembilan
111
Seratus Sepuluh
112
Seratus Sebelas
113
Seratus Dua belas
114
Seratus Tiga Belas
115
Seratus Empat Belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus Enam Belas
118
Seratus Tujuh Belas
119
Seratus Delapan Belas
120
Seratus Sembilan Belas
121
Seratus Dua Puluh
122
Seratus Dua Puluh Satu
123
Seratus Dua puluh Dua
124
Seratus Dua Puluh Tiga
125
Seratus Dua Puluh Empat
126
Seratus Dua Puluh Lima
127
Seratus Dua Puluh Enam
128
Seratus Dua Puluh Tujuh
129
Seratus Dua Puluh Delapan
130
Seratus Dua Puluh Sembilan
131
Seratus Tiga Puluh
132
Seratus Tiga Puluh Satu
133
Seratus Tiga Puluh Dua
134
Seratus Tiga Puluh Tiga
135
Seratus Tiga Puluh Empat
136
Seratus Tiga Puluh Lima
137
Seratus Tiga Puluh Enam
138
Seratus Tiga Puluh Tujuh
139
Seratus Tiga Puluh Delapan
140
Seratus Tiga Puluh Sembilan
141
Seratus Empat Puluh
142
Seratus Empat Puluh Satu
143
Seratus Empat Puluh Dua
144
Seratus Empat Puluh Tiga
145
Seratus Empat Puluh Empat
146
Seratus Empat Puluh Lima
147
Seratus Empat Puluh Enam
148
Seratus Empat Puluh Tujuh
149
Seratus Empat Puluh Delapan
150
Seratus Empat Puluh Sembilan
151
Seratus Lima Puluh
152
Seratus Lima Puluh Satu
153
Seratus Lima Puluh Dua
154
Penutup
155
Episode Bonus
156
Dokter Cinta season 2
157
Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!