Delapan Belas

Lia terbangun dari tidurnya setelah tadi pagi dokter Adi memberikannya obat penenang agar ia tidak terus meronta-ronta. Lia duduk di ranjangnya, matanya menatap lurus ke jendela kamarnya. Di balik jendela tampak matahari sudah mulai terbenam dan langit pun sudah mulai gelap. Ia menghela nafas panjang. Hari ini tubuhnya terasa sangat lelah, matanya pun tampak sayu.

"Lia." sapa Dimas yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. Lia tida merespon sapaan Dimas itu. Lia memperhatikan Dimas yang menutup jendela kamarnya, ia ingin mencegahnya tapi ia enggan berkomunikasi dengan orang lain sore ini.

"Ada yang kamu butuhkan, Lia?" tanya Dimas lembut, sambil melepaskan infus dari tangan Lia. Lia menatap kedua mata Dimas.

"Obatku?" tanya Lia pelan. Suaranya terdengar sangat pelan dan hampir saja tidak terdengar oleh Dimas.

"Hari ini dokter Adi tidak meresepkan obat untukmu." jawab Dimas.

"Aku mau minum obat. Aku mau tidur!" seru Lia. Lia menatap tajam pada Dimas.

"Aku tidak bisa memberikanmu obat, nanti aku tanyakan pada dokter Adi dulu ya?!" tukas Dimas.

"Berikan obatku sekarang! Aku mau minum obat!!" Lia mulai berteriak-teriak membuat Dimas khawatir kalau Lia akan mengamuk lagi.

"Baik.. baik..! Aku ambilkan obatnya sekarang ya!" seru Dimas. Lia kembali terdiam, sementara itu Dimas membawa peralatan infus dan segera keluar dari kamar Lia.

Dimas melangkah dengan cepat menuju ruang perawat.

"Suster Rina!" serunya memanggil suster Rina yang sedang membereskan barang-barangnya.

"Ada apa?" tanya suster Rina. Ia terkejut karena Dimas memanggilnya dengan suara keras.

"Lia minta obat!" serunya dengan nafas yang tersengal-sengal karena terburu-buru.

"Obat apa?" tanya suster Rina lagi.

"Obat yang biasanya. Dia bilang dia mau tidur." terang Dimas.

"Coba kamu hubungi dokter Adi, boleh tidak kita memberikan obat untuk Lia?!" pinta Dimas. Suster Rina merogoh saku seragamnya dan mengambil ponselnya.

"Halo!" sapa suster Rina begitu dokter Adi menerima panggilan darinya.

"Dok, Lia mengamuk meminta obat yang biasa diminumnya." ungkap suster Rina

"Oh ya, dok! Baik, dok!" seru suster Rina. Tak lama kemudian ia memutuskan panggilan telepon itu.

"Apa katanya, Rin?" tanya Dimas yang sedari tadi menunggu keputusan.

"Dokter Adi sebentar lagi sampai di rumah sakit, biar nanti dokter Adi saja yang menangani Lia. Bilang pada perawat yang lain jangan ada yang masuk ke kamar Lia dulu sebelum dokter Adi berhasil menanganinya karena yang di takutkan Lia akan mengamuk lagi." jelas suster Rina.

"Siap laksanakan!" seru Dimas. Suster Rina tertawa sambil menepuk lengan Dimas.

"Ya sudah aku pulang duluan ya!" pamit suster Rina.

"Oke, bye!" sahut Dimas sambil melambaikan tangannya.

...

Begitu selesai memarkirkan mobilnya, dokter Adi bergegas keluar dari mobilnya dan berjalan menyusuri lorong kamar pasien.

"Sepertinya aku tidak akan bisa pergi kerja dengan santai lagi!" gumam dokter Adi. Ia langsung menuju kamar 208 tanpa menaruh tas kerjanya terlebih dahulu di ruang kerjanya.

"Ceklek!" Akhirnya dokter Adi berhasil membuka pintu kamar 208. Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya, ia menghela nafasnya sebelum masuk ke dalam kamar itu.

"Lia.." sapanya pelan. Lia tampak duduk di ranjangnya dengan tatapan lurus ke arah jendela kamarnya yang sudah tertutup.

Dokter Adi mendekati Lia dan duduk tepat di sampingnya. Lia tidak meresponnya sama sekali, matanya terus menatap lurus

"Kamu mau minum obat?" tanya dokter Adi. Ia tidak bermaksud menawarkan obat yang selama ini ia berikan pada Lia, ia hanya ingin melihat respon Lia. Dan tepat dugaan dokter Adi, Lia akhirnya meresponnya, ia menoleh dan menatap wajah dokter Adi.

"Kamu mau minum obat lagi?" ucap dokter Adi mengulangi pertanyaannya. Lia mengangguk pelan.

"Kenapa kamu mau minum obat?" Dokter Adi menanyakan alasan Lia meminta obat. Lia hanya diam saja, ia memalingkan pandangannya kembali ke jendela kamarnya.

"Aku akan memberikan obatnya kalau kamu memberikanku alasan." tawar dokter Adi.

"Aku hanya ingin tidur." ucap Lia pelan.

"Aku akan membantumu tidur tanpa obat." tukas dokter Adi. Lia menghela nafasnya.

Dokter Adi merapikan rambut Lia yang tampak sedikit berantakan dengan tangannya.

"Pergilah!" ucap Lia dengan suara berbisik. Dokter Adi menghentikan kegiatannya itu dan menatap Lia dengan seksama.

"Pergilah!" Lia mengulangi ucapannya, kali ini ia menatap kedua mata dokter Adi. Dokter Adi tidak berkata apa pun, ia hanya terus menatap Lia.

"Apa kamu tidak mendengar ucapanku?" Lia tampak mulai emosi karena dokter Adi tidak menanggapi perkataannya itu.

"Kenapa kamu mau aku pergi?" Akhirnya dokter Adi buka suara.

"Kamu tidak berguna ada di sini!" sahut Lia. Dokter Adi tidak menyangka kalau Lia akan berkata dengan kata-kata menyakitkan seperti itu. Dokter Adi menghela nafas panjang.

"Berikan aku kesempatan sekali lagi." pinta dokter Adi. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Tidak ada gunanya memberi kesempatan kedua untuk orang yang tidak bertanggung jawab." tukas Lia. Dokter Adi benar-benar merasa hatinya seperti tertusuk pisau mendengar ucapan Lia.

"Kupikir kamu akan berbeda dari dokter-dokter lainnya, tapi ternyata aku salah! Bahkan kamu lebih buruk dari dokter-dokter yang pernah merawatku." ejek Lia. Ekspresi wajahnya terlihat sangat dingin.

"Bagaimana mungkin seorang dokter kejiwaan meninggalkan pasiennya hanya karna masalah pribadinya." sindir Lia. Jantung dokter Adi seperti hampir meledak mendengar ucapan Lia itu.

"Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama." Dokter Adi berusaha meyakinkan Lia.

"Lalu kamu mau membuat kesalahan baru?" tukas Lia. Ia tersenyum sinis, ekspresi wajahnya tampak sangat menakutkan.

"Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi!" tegas dokter Adi. Dokter Adi mengarahkan pundak Lia agar menghadapnya, sesaat mereka hanya saling memandang.

"Pergilah!" usir Lia. Lia berusaha melepaskan pundaknya dari kedua tangan dokter Adi.

"Percayakan padaku kali ini!" pinta dokter Adi.

"Aku sudah tidak mempunyai kepercayaan lagi untukmu atau siapapun." tukas Lia.

"Aku akan membuatmu percaya padaku lagi." seru dokter Adi.

"Aku tidak ingin sembuh!"

"Aku akan memaksamu untuk sembuh!"

"Aku tidak ingin keluar dari sini!"

"Aku yang akan membawamu keluar!"

"Untuk apa?" tanya Lia. Dokter Adi terdiam karena bingung.

"Apa kamu akan bertanggung jawab dengan hidupku kalau aku keluar dari sini?" tanya Lia lagi.

"Kamu bisa berkumpul lagi dengan keluargamu." jawab dokter Adi.

"Keluargaku yang memaksaku untuk terus berada di sini!" tukas Lia.

"Tidak! Keluargamu menginginkanmu sembuh makanya mereka menyuruh rumah sakit ini untuk mencarikan dokter khusus untuk menyembuhkanmu." ungkap dokter Adi. Lagi-lagi Lia tersenyum sinis

"Kalau nantinya keluargaku tidak menginginkanku lagi, apa kamu yang akan bertanggung jawab pada hidupku selanjutnya?!" tantang Lia. Dokter Adi terdiam.

"Pelaku-pelaku yang melecehkanku ada di sekitar keluargaku, kalau aku sembuh apa mereka tidak akan melecehkanku lagi?" tanya Lia. Dokter Adi tersentak.

"Kalau mereka berniat melecehkan aku lagi, apa kamu yang akan melindungiku?" tanyanya lagi.

"Keluargaku tidak akan mampu melindungiku, mereka tidak akan mampu melakukan apapun!" seru Lia. Lia tampak mengepalkan tangannya.

"Aku sempat berharap padamu." ucap Lia dengan suara berbisik. Ia menundukkan kepalanya.

"Aku berharap kamu akan menjagaku di luar nanti." lanjutnya.

Lia kembali menatap dokter Adi yang masih berada di sampingnya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Lia mengeluarkan senyumnya. Ia tersenyum lembut pada dokter Adi, mata bulatnya membentuk eye smile. Ia tampak sangat cantik dengan senyuman itu. Seketika jantung dokter Adi seperti berhenti berdetak, senyuman itu sama seperti di dalam mimpinya, senyuman itu persis dengan yang ada di foto yang selama ini di simpannya.

"Aku merasa aman di sini, dok! Biarkan aku terus berada di sini seumur hidupku! Ku mohon! Aku berjanji akan bersikap baik di sini." pinta Lia. Perlahan air matanya mengalir dari matanya.

"Kumohon.."

...

Terpopuler

Comments

Kim Yoona

Kim Yoona

aq dibuat nyesek sama lia

2021-09-07

1

Novia Via

Novia Via

kasian bgt lia
jd penasaran sama silsialh kluarga lia

2020-12-02

0

Ruby Talabiu

Ruby Talabiu

kasian lia thor

2020-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Seratus Satu
103 Seratus Dua
104 Seratus Tiga
105 Seratus Empat
106 Seratus Lima
107 Seratus Enam
108 Seratus Tujuh
109 Seratus Delapan
110 Seratus Sembilan
111 Seratus Sepuluh
112 Seratus Sebelas
113 Seratus Dua belas
114 Seratus Tiga Belas
115 Seratus Empat Belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus Enam Belas
118 Seratus Tujuh Belas
119 Seratus Delapan Belas
120 Seratus Sembilan Belas
121 Seratus Dua Puluh
122 Seratus Dua Puluh Satu
123 Seratus Dua puluh Dua
124 Seratus Dua Puluh Tiga
125 Seratus Dua Puluh Empat
126 Seratus Dua Puluh Lima
127 Seratus Dua Puluh Enam
128 Seratus Dua Puluh Tujuh
129 Seratus Dua Puluh Delapan
130 Seratus Dua Puluh Sembilan
131 Seratus Tiga Puluh
132 Seratus Tiga Puluh Satu
133 Seratus Tiga Puluh Dua
134 Seratus Tiga Puluh Tiga
135 Seratus Tiga Puluh Empat
136 Seratus Tiga Puluh Lima
137 Seratus Tiga Puluh Enam
138 Seratus Tiga Puluh Tujuh
139 Seratus Tiga Puluh Delapan
140 Seratus Tiga Puluh Sembilan
141 Seratus Empat Puluh
142 Seratus Empat Puluh Satu
143 Seratus Empat Puluh Dua
144 Seratus Empat Puluh Tiga
145 Seratus Empat Puluh Empat
146 Seratus Empat Puluh Lima
147 Seratus Empat Puluh Enam
148 Seratus Empat Puluh Tujuh
149 Seratus Empat Puluh Delapan
150 Seratus Empat Puluh Sembilan
151 Seratus Lima Puluh
152 Seratus Lima Puluh Satu
153 Seratus Lima Puluh Dua
154 Penutup
155 Episode Bonus
156 Dokter Cinta season 2
157 Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Seratus Satu
103
Seratus Dua
104
Seratus Tiga
105
Seratus Empat
106
Seratus Lima
107
Seratus Enam
108
Seratus Tujuh
109
Seratus Delapan
110
Seratus Sembilan
111
Seratus Sepuluh
112
Seratus Sebelas
113
Seratus Dua belas
114
Seratus Tiga Belas
115
Seratus Empat Belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus Enam Belas
118
Seratus Tujuh Belas
119
Seratus Delapan Belas
120
Seratus Sembilan Belas
121
Seratus Dua Puluh
122
Seratus Dua Puluh Satu
123
Seratus Dua puluh Dua
124
Seratus Dua Puluh Tiga
125
Seratus Dua Puluh Empat
126
Seratus Dua Puluh Lima
127
Seratus Dua Puluh Enam
128
Seratus Dua Puluh Tujuh
129
Seratus Dua Puluh Delapan
130
Seratus Dua Puluh Sembilan
131
Seratus Tiga Puluh
132
Seratus Tiga Puluh Satu
133
Seratus Tiga Puluh Dua
134
Seratus Tiga Puluh Tiga
135
Seratus Tiga Puluh Empat
136
Seratus Tiga Puluh Lima
137
Seratus Tiga Puluh Enam
138
Seratus Tiga Puluh Tujuh
139
Seratus Tiga Puluh Delapan
140
Seratus Tiga Puluh Sembilan
141
Seratus Empat Puluh
142
Seratus Empat Puluh Satu
143
Seratus Empat Puluh Dua
144
Seratus Empat Puluh Tiga
145
Seratus Empat Puluh Empat
146
Seratus Empat Puluh Lima
147
Seratus Empat Puluh Enam
148
Seratus Empat Puluh Tujuh
149
Seratus Empat Puluh Delapan
150
Seratus Empat Puluh Sembilan
151
Seratus Lima Puluh
152
Seratus Lima Puluh Satu
153
Seratus Lima Puluh Dua
154
Penutup
155
Episode Bonus
156
Dokter Cinta season 2
157
Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!