Enam

Dokter Adi masuk ke dalam kamar 208 dengan pelan-pelan agar Lia tidak terkejut. Dokter Adi mengunci pintu kamar Lia. Lia masih terdiam seperti sebelumnya, ia membenamkan wajahnya dalam pelukannya. Dokter Adi mendekati Lia dan duduk di sampingnya.

"Lia." sapanya lembut. Hening! Lia tidak merespon sapaan dokter Adi sama sekali.

Dokter Adi mencoba melakukan kontak fisik dengan Lia, perlahan tangannya mencoba menyentuh punggungnya dengan lembut. Tubuh Lia mulai memberikan reaksi, tubuhnya bergetar dan samar-samar terdengar suara seperti gumaman.

"Lia." panggil dokter Adi dengan suara yang sedikit lebih keras dari sebelumnya. Dengan cepat Lia mendorong tubuh dokter Adi yang ada di sampingnya hingga dokter Adi tersungkur di lantai.

Lia berlari menuju pintu dan berusaha untuk membuka pintu kamarnya itu, tapi kunci pintu itu ada pada dokter Adi.

"Tolong aku!!" jeritnya. Wajahnya tampak sangat ketakutan, keringat mengucur deras dari keningnya seperti orang habis berolah raga. Dokter Adi mendekatinya lagi, membuatnya semakin kalut. Lia memukul-mukul pintu kamarnya dan berteriak-teriak dengan keras. Suster Rina yang menyaksikannya dari balik pintu menjadi sangat khawatir melihat reaksi Lia.

"Sudah dok, hentikan!" seru suster Rina dari balik pintu tapi dokter Adi tidak menggubrisnya dan terus mendekati Lia.

"Ayo kita bicara baik-baik, Lia." bujuk dokter Adi sambil terus mendekati Lia hingga Lia benar-benar terpojok.

"Tidak!" tolak Lia. Dokter Adi terdiam sejenak tapi kemudian ia mencoba mendekatinya lagi.

Dokter Adi menempelkan kedua tangannya pada pintu sehingga membuat Lia terkurung di antara tubuhnya dan pintu. Lia semakin kalut, suara teriakannya pun semakin keras.

"Tolong aku, suster Rina!!!" jeritnya.

"Sudah dok!! Hentikaaann!!!" Suster Rina memukul-mukul pintu agar dokter Adi menghentikan pendekatannya, tapi dokter Adi malah mendekatkan bibirnya dengan telinga Lia.

"Aku tahu kamu sebenarnya sadar kan, Lia." bisiknya. Lia tersentak. Dengan kasar dokter Adi membalikan tubuh Lia menghadapnya, sejenak mereka hanya saling berpandangan, Lia menatap dokter Adi tepat di matanya.

"Ayo kita mulai pengobatan agar lukamu cepat sembuh, Lia!" bujuk dokter Adi. Lia hanya terus memandangi mata dokter Adi tanpa berkata sedikit pun. Lagi-lagi mereka hanya saling berpandangan, perlahan dokter Adi tersenyum pada Lia dan tiba-tiba saja tubuh Lia menjadi lemas, Lia tidak sadarkan diri, nyaris saja tubuh Lia terjatuh tapi beruntung dengan sigap dokter Adi menangkapnya dan memeluk tubuhnya dengan erat.

...

Dokter Adi berjalan cepat keluar dari kamar 208 menuju ruang kerjanya, di belakangnya suster Rina mengejarnya.

"Dok! Dokter Adi!" panggil suster Rina. Dokter Adi menghentikan langkahnya, wajahnya menyiratkan kalau ia sedang kesal. Dokter Adi membalikkan tubuhnya menghadap suster Rina.

"Dokter sudah keterlaluan!" maki suster Rina. Dokter Adi mengerutkan keningnya.

"Dokter terlalu memaksakan!" seru suster Rina, ia tampak sangat marah kepada dokter Adi.

"Sikap dokter itu malah akan menambah traumanya!" tambah suster Rina. Dokter Adi terdiam, ia menatap suster Rina dengan seksama, wajahnya tampak sangat serius.

"Sudah aku bilang kan, biarkan aku mengobatinya dengan caraku sendiri!" ucap dokter Adi, wajahnya menunjukkan kalau ia pun kesal dengan sikap suster Rina.

"Tapi caramu itu salah!" seru suster Rina penuh emosi.

"Apa aku tadi terlihat seperti akan melakukan pelecehan padanya?!" tukas dokter Adi. Suster Rina tersentak.

"Kita tidak perlu memperlakukannya dengan manja seperti biasanya!" terang dokter Adi.

"Manja? dia punya trauma yang berat tidak seharusnya di perlakukan seperti itu!" Suster Rina dan dokter Adi terus saling berargumen, mereka menjadi pusat perhatian beberapa perawat dan dokter yang ada di sekitar, tapi tak ada yang berani merelai mereka.

"Dokter tidak tahu seberapa dalam traumanya!" seru suster Rina, matanya mulai tampak berkaca-kaca. Dokter Adi berjalan mendekati suster Rina.

"Walaupun kamu pernah mengalami hal yang sama bukan berarti kamu tahu segala hal tentangnya." bisik dokter Adi. Ia sengaja mendekatkan diri pada suster Rina agar tidak ada orang yang mendengar ucapannya barusan. Suster Rina terkejut mendengar ucapan dokter Adi barusan.

"Aku jadi ragu, sebenarnya kamu mau mengobatinya atau membiarkan Lia terus larut dalam traumanya?!" tukas dokter Adi.

"Aku akan terus melakukannya sampai ia bisa menerimaku." Dokter Adi memperingati suster Rina. Wajahnya tampak sangat serius, tidak ada senyum konyolnya dan matanya menatap suster Rina dengan tajam hingga membuat suster Rina terdiam terpaku. Ia benar-benar merasa kalau dokter Adi sangat berbeda dengan Adi yang dikenalnya dulu.

"Kalau kamu tidak bisa menerima caraku, kamu boleh mengundurkan diri dari timku!" ucap dokter Adi. Suster Rina sangat terkejut mendengar ucapan dokter Adi barusan, sesaat mereka saling bertukar pandang, lalu kemudian dokter Adi membalikkan tubuhnya dan perlahan berjalan meninggalkan suster Rina yang masih terdiam terpaku.

...

Suster Rina membasuh wajahnya dengan air di wastafel, ia tampak shock dengan sikap dokter Adi tadi. Sejenak ia melamun membayangkan kembali peristiwa yang baru saja terjadi itu. Ia juga merasa kalau saat itu dokter Adi sangat berbeda dari biasanya. Matanya tampak berkaca-kaca.

"Kamu kenapa sama dokter Adi, Rin?" Suara suster Indah memecah lamunanya. Rina menggeleng pelan.

"Ga apa-apa, Ndah." jawabnya.

"Aku ga nyangka dokter Adi bisa marah seperti itu, padahal biasanya dia selalu bersikap lucu." tukas suster Indah.

"Aku juga tidak menyangka." ucap suster Rina.

"Apa terjadi sesuatu lagi dengan Lia makanya kalian ribut?" terka suster Indah.

"Biasalah, Ndah! Lia kan selalu menolak dokter yang mau mengobatinya apalagi kalau dokter itu laki-laki." ungkap suster Rina. Indah mengangguk-anggukan kepalanya.

"Dan tadi aku merasa kalau cara dokter Adi terlalu berlebihan makanya aku melakukan protes pada dokter Adi, tapi sepertinya dia juga kesal padaku." Suster Rina menundukan kepalanya, ini pertama kalinya ia melihat amarah Adi yang begitu meluap-luap. Sepanjang ia mengenalnya tidak pernah Adi menunjukan kemarahannya seperti tadi padanya.

"Kamu sudah tahu belum cerita tentang cara pengobatan dokter Adi?" Lagi-lagi suara suster Indah memecah lamunanya.

"Bagaimana?" tanya suster Rina.

"Aku mencari artikelnya di internet, ternyata dia cukup terkenal loh?! Banyak media yang pernah meliputnya, bahkan dia punya julukan sebagai 'Dokter Cinta'" jelas suster Indah.

"Oh ya?!"

"Iya!" seru suster Indah.

"Menurut artikel yang aku baca, dokter Adi melakukan pendekatan yang berbeda dari psikiater lainnya, ia bisa bertindak sebagai seorang kakak, sahabat, atau bahkan sebagai pacar dari pasiennya. Dia lebih melakukan pendekatan secara emosional, jadi dia itu seperti memanfaatkan emosi pasiennya." terang suster Indah. Suster Rina mendengarkannya dengan seksama.

"Walaupun sering bertindak konyol seperti itu tapi ternyata dokter Adi itu pria yang sensitif, seperti dia bisa membaca dan mengerti setiap perasaan orang." tambah suster Indah.

"Apa dia selalu berhasil mengobati pasiennya dengan cara seperti itu?" tanya suster Rina.

"Tingkat keberhasilannya 99,9%!" seru suster Indah.

"Wooaahh!" seru suster Rina takjub.

"Tapi.. kasihan pasiennya!" tukas suster Indah tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya suster Rina bingung.

"Bayangin coba, pasiennya diperlakukan seperti pacar begitu sembuh terus dokter Adi bilang kalau semua perlakuannya itu cuma untuk pengobatan saja. Pasti adalah pasiennya yang baper secara kan dokter Adi juga sangat tampan apalagi dia masih single." jawab suster Indah.

"Iya juga ya."

"Oh iya, kata gosip yang beredar, dokter Adi itu masih belum bisa move on dari mantan pacar terakhirnya loh!" Ucapan suster Indah barusan membuat suster Rina tersentak.

"Kamu tahu dari mana?" tanyanya.

"Sepupuku punya teman yang pernah bekerja dengan dokter Adi di Jakarta." Jantung suster Rina berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"Katanya itu pacarnya di SMA. Kamu kan teman sekolahnya waktu SMA, Rin. Beritahu aku seperti apa pacarnya itu!!" pinta suster Indah.

"Apaan sih!" tukas suster Rina, ia jadi salah tingkah.

"Ayolah, Rin! Beritahu aku! Siapa tahu aku bisa membuatnya move on." bujuk suster Indah.

"Huuu.. ngarep!" seru suster Rina.

Ada sedikit hembusan kebahagiaan yang masuk ke dalam hati suster Rina, ternyata dokter Adi tidak bergurau dengan apa yang ia ucapkan tetang perasaannya.

...

Terpopuler

Comments

Ruby Talabiu

Ruby Talabiu

nice

2020-10-20

0

Catur Priyati

Catur Priyati

ayolah beri dokter adi kesempatan

2020-08-31

1

Min Ah

Min Ah

good.

2020-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Seratus Satu
103 Seratus Dua
104 Seratus Tiga
105 Seratus Empat
106 Seratus Lima
107 Seratus Enam
108 Seratus Tujuh
109 Seratus Delapan
110 Seratus Sembilan
111 Seratus Sepuluh
112 Seratus Sebelas
113 Seratus Dua belas
114 Seratus Tiga Belas
115 Seratus Empat Belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus Enam Belas
118 Seratus Tujuh Belas
119 Seratus Delapan Belas
120 Seratus Sembilan Belas
121 Seratus Dua Puluh
122 Seratus Dua Puluh Satu
123 Seratus Dua puluh Dua
124 Seratus Dua Puluh Tiga
125 Seratus Dua Puluh Empat
126 Seratus Dua Puluh Lima
127 Seratus Dua Puluh Enam
128 Seratus Dua Puluh Tujuh
129 Seratus Dua Puluh Delapan
130 Seratus Dua Puluh Sembilan
131 Seratus Tiga Puluh
132 Seratus Tiga Puluh Satu
133 Seratus Tiga Puluh Dua
134 Seratus Tiga Puluh Tiga
135 Seratus Tiga Puluh Empat
136 Seratus Tiga Puluh Lima
137 Seratus Tiga Puluh Enam
138 Seratus Tiga Puluh Tujuh
139 Seratus Tiga Puluh Delapan
140 Seratus Tiga Puluh Sembilan
141 Seratus Empat Puluh
142 Seratus Empat Puluh Satu
143 Seratus Empat Puluh Dua
144 Seratus Empat Puluh Tiga
145 Seratus Empat Puluh Empat
146 Seratus Empat Puluh Lima
147 Seratus Empat Puluh Enam
148 Seratus Empat Puluh Tujuh
149 Seratus Empat Puluh Delapan
150 Seratus Empat Puluh Sembilan
151 Seratus Lima Puluh
152 Seratus Lima Puluh Satu
153 Seratus Lima Puluh Dua
154 Penutup
155 Episode Bonus
156 Dokter Cinta season 2
157 Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Seratus Satu
103
Seratus Dua
104
Seratus Tiga
105
Seratus Empat
106
Seratus Lima
107
Seratus Enam
108
Seratus Tujuh
109
Seratus Delapan
110
Seratus Sembilan
111
Seratus Sepuluh
112
Seratus Sebelas
113
Seratus Dua belas
114
Seratus Tiga Belas
115
Seratus Empat Belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus Enam Belas
118
Seratus Tujuh Belas
119
Seratus Delapan Belas
120
Seratus Sembilan Belas
121
Seratus Dua Puluh
122
Seratus Dua Puluh Satu
123
Seratus Dua puluh Dua
124
Seratus Dua Puluh Tiga
125
Seratus Dua Puluh Empat
126
Seratus Dua Puluh Lima
127
Seratus Dua Puluh Enam
128
Seratus Dua Puluh Tujuh
129
Seratus Dua Puluh Delapan
130
Seratus Dua Puluh Sembilan
131
Seratus Tiga Puluh
132
Seratus Tiga Puluh Satu
133
Seratus Tiga Puluh Dua
134
Seratus Tiga Puluh Tiga
135
Seratus Tiga Puluh Empat
136
Seratus Tiga Puluh Lima
137
Seratus Tiga Puluh Enam
138
Seratus Tiga Puluh Tujuh
139
Seratus Tiga Puluh Delapan
140
Seratus Tiga Puluh Sembilan
141
Seratus Empat Puluh
142
Seratus Empat Puluh Satu
143
Seratus Empat Puluh Dua
144
Seratus Empat Puluh Tiga
145
Seratus Empat Puluh Empat
146
Seratus Empat Puluh Lima
147
Seratus Empat Puluh Enam
148
Seratus Empat Puluh Tujuh
149
Seratus Empat Puluh Delapan
150
Seratus Empat Puluh Sembilan
151
Seratus Lima Puluh
152
Seratus Lima Puluh Satu
153
Seratus Lima Puluh Dua
154
Penutup
155
Episode Bonus
156
Dokter Cinta season 2
157
Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!