Lima Belas

Dokter Adi melangkah memasuki rumahnya dengan lemas, ucapan suster Rina masih saja terngiang-ngiang di telinganya. Ia masih tidak bisa menerima semua pernyataan suster Rina. Belasan tahun ia menantikan kesempatan untuk bisa menikahi wanita yang sangat dicintainya itu tapi sekarang semua impiannya itu nyaris gagal terwujud.

Dokter Adi membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia berusaha untuk tertidur tapi pikirannya masih terus berputar memikirkan setiap ucapan suster Rina itu. Beberapa kali ia tampak mengacak-acak rambutnya, ia tampak seperti orang yang sedang memiliki banyak masalah hidup.

...

Suster Rina mengikat rambut Lia dengan ikat rambut. Sekarang Lia sudah benar-benar tampak seperti orang normal.

"Kamu benar-benar cantik!" puji suster Rina. Ia terus menebar senyumnya pada Lia tapi ekspresi wajah Lia selalu datar.

"Suster." panggil Lia pelan. Suster Rina menatap Lia.

"Bisakah kamu tidak tersenyum di depanku?" pinta Lia. Ucapan Lia itu membuat suster Rina tersentak, seketika ekspresi wajah suster Rina berubah, senyum manisnya menghilang dalam sekejap.

"Aku benci orang tersenyum." aku Lia pelan. Suster Rina menghela nafas.

"Baiklah! Aku tidak akan tersenyum di depanmu lagi sampai kamu tidak membenci senyuman itu lagi." seru suster Rina.

...

Waktu berlalu begitu saja, matahari sudah tenggelam, dan langit pun sudah berubah menjadi gelap, namun sampai saat itu juga dokter Adi tidak bisa terlelap sedikit pun. Sekarang sudah waktunya ia bersiap untuk kembali pada pekerjaannya.Dokter Adi bersiap dan segera melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit jiwa, tempat kerjanya.

Begitu tiba di tempat kerjanya, dokter Adi dengam cepat memarkirkan mobilnya dan bergegas ke ruangannya untuk menaruh tas kerjanya. Dokter Adi duduk di kursi kerjanya untuk mengatur nafasnya yang tak beraturan karena ia terlalu terburu-buru untuk mencapai ruangannya. Perlahan tangan kanannya meraih telepon yang ada di meja kerjanya dan menekan nomor line ke ruangan perawat.

"Ruang perawat dengan Dimas, selamat malam." sapa Dimas dari seberang sana.

"Dimas, ada Rina?" tanya dokter Adi to the point.

"Suster Rina sedang di kamar pasien 208, dok." jawab Dimas.

"Oke. Terima kasih." seru dokter Adi.

"Sama-sama, dok!" sahut Dimas. Dokter Adi meletakan kembali gagang telepon itu pada tempatnya dan bergegas menuju kamar 208.

...

"Kalau kamu sudah sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit, apa yang ingin kamu lakukan?" tanya suster Rina.

"Entahlah. Aku tidak pernah berpikir akan keluar dari sini." jawab Lia datar.

"Kalau begitu, ayo kita bersenang-senang bersama setelah kamu keluar dari sini!" ajak suster Rina. Lia hanya diam sambil menatap suster Rina.

"Krieeett..!!" Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar dan masuk ke dalamnya.

"Dokter Adi!" seru suster Rina terkejut. Dokter Adi dengan cepat mendekati suster Rina dan berdiri di hadapannya.

"Beri aku satu alasan kenapa kamu memutuskan itu semua!" perintah dokter Adi.

"Apa sih!" tukas suster Rina kesal.

"Shift-ku sudah berakhir, aku pulang dulu ya, Lia." pamit suster Rina. Begitu hendak menuju pintu, dokter Adi meraih tangan suster Rina dan menggenggamnya dengan kuat agar suster Rina tidak pergi.

"Beri tahu aku!" paksa dokter Adi.

"Kamu tidak sadar kita sedang berada di mana?!" Suster Rina menatap dokter Adi dengan tajam.

"Aku butuh penjelasan darimu! Beri tahu apa alasanmu tidak menepati janji!" tukas dokter Adi. Suaranya terdengar keras karena ia berada dalam puncak emosinya.

"Dulu ketika kamu tidak menepati janji, kamu tidak pernah memberikan alasan sedikitpun. Kenapa sekarang kamu memaksaku untuk memberikan alasan?!" seru suster Rina.

"Janji apa?" tanya dokter Adi bingung.

"Kamu berjanji akan kembali dan membawa bantuan, kan?! Tapi nyatanya kamu tidak pernah kembali!" terang suster Rina. Dokter Adi terdiam, ia tidak bisa berkata apa-apa. Perkataan suster Rina memang benar, saat itu rasa takut dokter Adi sangat besar, ia hanya bisa memanggil bantuan tapi ia tidak ikut kembali ke tempat kejadian.

Mata suster Rina tampak berkaca-kaca, perlahan dia melepaskan tangannya dari genggaman dokter Adi.

"Kalau kamu tidak menepati janjimu, aku akan berhenti!" Dokter Adi mengancam suster Rina tepat sebelum tangan suster Rina menyentuh handle pintu kamar 208 itu. Suster Rina membalikan tubuhnya dan kembali menatap kedua mata dokter Adi dengan tatapan tajam.

"Aku sudah bilang, kan?! Kalau memang kamu ingin berhenti, berhentilah! Aku tidak akan menahanmu!" tukas suster Rina, sesaat kemudian ia keluar dari kamar 208 itu.

Dokter Adi tampak sangat kesal, berkali-kali ia mengacak rambutnya, dan nafasnya pun tampak tak beraturan.

"Aku tidak tahu masalah di antara kalian, tapi kumohon jangan membuat suster Rina bersedih, dia sudah menanggung beban besar dalam hidupnya." ucap Lia pelan. Suara Lia itu menyadarkan dokter Adi, ia menatap Lia dan Lia pun menatapnya, sesaat mereka hanya saling memandang dalam keheningan, namun karena masih berada dalam kekesalannya, dokter Adi pergi meninggalkan Lia tanpa sepatah kata pun. Ia menutup dan mengunci pintu kamar 208 itu dengan kasar dan kembali ke ruangannya. Lia menghela nafasnya, matanya kembali menatap lurus ke jendela kamarnya.

...

Malam ini menjadi malam yang panjang kembali bagi Lia. Malam ini ia kembali sendirian karena dokter Adi tidak menemaninya lagi seperti hari-hari sebelumnya.

"Sepertinya aku akan sendirian lagi." gumamnya pelan.

"Ceklek!" Terdengar seseorang membuka pintu lamar 208, Lia berharap itu adalah dokter Adi.

"Lia!" sapa suster Indah pelan. Ternyata yang masuk ke kamarnya adalah suster Indah sementara suster Tia tampak menunggu di depan pintu.

"Lia, minum obat dulu ya!" ucap suster Indah. Suster Indah membawakan sebutir pil berwarna putih dan segelas air minum.

"O.. obat?" Lia tampak bingung, selama berada dalam pengobatan dokter Adi tidak pernah memberinya obat tapi malam ini ia disuruh untuk meminum obat.

"Iya, dokter Adi meresepkan obat untukmu." terang suster Indah. Lia mengikuti arahan dari suster Indah, ia segera meminum obat yang diberikan itu, dan tak lama setelah suster Indah keluar dari kamarnya, ia mulai mengantuk dan akhirnya ia pun terlelap.

...

Pukul 00.22 dokter Adi beranjak dari ruangannya, ia berjalan menyusuri lorong kamar-kamar pasien. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu kamar 208, perlahan ia membuka kunci kamar itu dan masuk ke dalamnya. Ia mendekati tubuh Lia yang sudah terbaring tak berdaya di ranjangnya, Lia tampak sudah terlelap karena pengaruh obat yang diminumnya tadi.

Dokter Adi memandangi wajah Lia dengan seksama, perlahan tangannya bergerak dan dengan lembut membelai rambut panjang Lia.

"Maafkan aku." ucapnya dengan suara berbisik. Suaranya terdengar bergetar seperti ada sebuah perasaan yang tertahan.

...

Terpopuler

Comments

Kim Yoona

Kim Yoona

rina memang pernah berkorban untuk adi.. tp entah kenapa kemistrinya justru lbh dapet sama lia. menurit aq

2021-09-07

1

Krisna New

Krisna New

jgn gara2 lia dn Rina cewe ini aku jd membenci dr. Adi

2021-02-19

1

Asazya

Asazya

Hallo kak aku sudah mampir dan boomlike hehe, jangan lupa mampir juga yuk ke novelku, Dokter Nikah, Yuk! Makasih hehe

2020-06-30

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Seratus Satu
103 Seratus Dua
104 Seratus Tiga
105 Seratus Empat
106 Seratus Lima
107 Seratus Enam
108 Seratus Tujuh
109 Seratus Delapan
110 Seratus Sembilan
111 Seratus Sepuluh
112 Seratus Sebelas
113 Seratus Dua belas
114 Seratus Tiga Belas
115 Seratus Empat Belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus Enam Belas
118 Seratus Tujuh Belas
119 Seratus Delapan Belas
120 Seratus Sembilan Belas
121 Seratus Dua Puluh
122 Seratus Dua Puluh Satu
123 Seratus Dua puluh Dua
124 Seratus Dua Puluh Tiga
125 Seratus Dua Puluh Empat
126 Seratus Dua Puluh Lima
127 Seratus Dua Puluh Enam
128 Seratus Dua Puluh Tujuh
129 Seratus Dua Puluh Delapan
130 Seratus Dua Puluh Sembilan
131 Seratus Tiga Puluh
132 Seratus Tiga Puluh Satu
133 Seratus Tiga Puluh Dua
134 Seratus Tiga Puluh Tiga
135 Seratus Tiga Puluh Empat
136 Seratus Tiga Puluh Lima
137 Seratus Tiga Puluh Enam
138 Seratus Tiga Puluh Tujuh
139 Seratus Tiga Puluh Delapan
140 Seratus Tiga Puluh Sembilan
141 Seratus Empat Puluh
142 Seratus Empat Puluh Satu
143 Seratus Empat Puluh Dua
144 Seratus Empat Puluh Tiga
145 Seratus Empat Puluh Empat
146 Seratus Empat Puluh Lima
147 Seratus Empat Puluh Enam
148 Seratus Empat Puluh Tujuh
149 Seratus Empat Puluh Delapan
150 Seratus Empat Puluh Sembilan
151 Seratus Lima Puluh
152 Seratus Lima Puluh Satu
153 Seratus Lima Puluh Dua
154 Penutup
155 Episode Bonus
156 Dokter Cinta season 2
157 Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Seratus Satu
103
Seratus Dua
104
Seratus Tiga
105
Seratus Empat
106
Seratus Lima
107
Seratus Enam
108
Seratus Tujuh
109
Seratus Delapan
110
Seratus Sembilan
111
Seratus Sepuluh
112
Seratus Sebelas
113
Seratus Dua belas
114
Seratus Tiga Belas
115
Seratus Empat Belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus Enam Belas
118
Seratus Tujuh Belas
119
Seratus Delapan Belas
120
Seratus Sembilan Belas
121
Seratus Dua Puluh
122
Seratus Dua Puluh Satu
123
Seratus Dua puluh Dua
124
Seratus Dua Puluh Tiga
125
Seratus Dua Puluh Empat
126
Seratus Dua Puluh Lima
127
Seratus Dua Puluh Enam
128
Seratus Dua Puluh Tujuh
129
Seratus Dua Puluh Delapan
130
Seratus Dua Puluh Sembilan
131
Seratus Tiga Puluh
132
Seratus Tiga Puluh Satu
133
Seratus Tiga Puluh Dua
134
Seratus Tiga Puluh Tiga
135
Seratus Tiga Puluh Empat
136
Seratus Tiga Puluh Lima
137
Seratus Tiga Puluh Enam
138
Seratus Tiga Puluh Tujuh
139
Seratus Tiga Puluh Delapan
140
Seratus Tiga Puluh Sembilan
141
Seratus Empat Puluh
142
Seratus Empat Puluh Satu
143
Seratus Empat Puluh Dua
144
Seratus Empat Puluh Tiga
145
Seratus Empat Puluh Empat
146
Seratus Empat Puluh Lima
147
Seratus Empat Puluh Enam
148
Seratus Empat Puluh Tujuh
149
Seratus Empat Puluh Delapan
150
Seratus Empat Puluh Sembilan
151
Seratus Lima Puluh
152
Seratus Lima Puluh Satu
153
Seratus Lima Puluh Dua
154
Penutup
155
Episode Bonus
156
Dokter Cinta season 2
157
Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!