Tiga Belas

Lia masih pada posisinya ketika dokter Adi masuk ke kamarnya, tampaknya ia masih larut dalam lamunannya sehingga tidak menyadari kehadiran dokter Adi. Matanya terus terfokus pada pemandangan yang ada di balik jendela. Udara di kamar itu terasa sangat dingin, bahkan dokter Adi yang memakai jas kerjanya saja merasakan kedinginan, apalagi Lia yang hanya menggunakan pakaian pasien.

Dokter Adi mengambil selimut yang ada di ranjang Lia, menyibakkannya dan menyelimuti tubuh Lia. Lia tersentak dan tersadar dari lamunannya. Matanya beralih pada wajah dokter Adi yang berada dekat dengan wajahnya.

"Udaranya sangat dingin!" bisik dokter Adi. Lia tidak merespon, ia hanya terus menatap wajah dokter Adi tanpa bersuara sedikitpun. Dokter Adi membalas tatapan Lia itu, sesaat mereka hanya saling memandang.

"Malam itu jauh lebih dingin dari ini." ucap Lia pelan. Suaranya terdengar sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar. Dokter Adi terpaku. Lia memalingkan pandangannya kembali ke pemandangan yang ada di balik jendela.

"Tidak berpakaian di cuaca seperti itu rasanya seperti akan membeku. Aku bisa merasakan udara malam itu menerobos sampai ke tulang-tulangku." ungkap Lia. Wajahnya menunjukkan ekspresi dingin, ia tampak sangat tenang, bahkan air matanya pun tidak ada tanda-tanda akan mengalir, padahal ia sedang menceritakan apa yang melukainya. Dokter Adi memperhatikan Lia dengan seksama dan kemudian ia duduk berlutut di samping Lia.

...

Suster Indah dan suster Tia berkeliling untuk memeriksa keadaan pasien malam ini. Tiba-tiba langkah mereka terhenti di kamar nomor 208. Mereka terpaku dengan apa yang mereka lihat, mereka tampak tajub dengan apa yang terjadi di hadapan mereka.

"Akhirnya kita bisa tahu kenapa dia bisa mendapat julukan 'Dokter Cinta'!" ucap suster Tia. Suster Indah mengangguk-anggukkan kepalanya tanda kalau ia menyetujui pernyataan suster Tia.

"Aku saja belum pernah diperlakukan seperti itu dengan pacarku." tukas suster Tia.

"Dia memang pria idaman!" puji suster Indah. Tampak di hadapan mereka dokter Adi berlutut di samping Lia, mata mereka saling bertukar pandang, dan jemari mereka bersatu dalam sebuah genggaman.

"Tiaaa.. aku ingin punya pacar!!" rengek suster Indah.

"Tuh pak Rama jomblo, Ndah!" canda suster Tia. Mendengar candaan suster Tia, suster Indah kontan memukuli lengan suster Tia. Mereka melanjutkan tugas memeriksa kamar pasien yang mereka lakukan tadi.

"Harusnya Rina menyaksikan semua ini ya! Dia kan yang bekerja keras merawat Lia selama ini." tukas suster Indah.

"Iya benar!" ucap suster Tia.

"Tapi... kalau melihat kejadian tadi, apa dokter Adi tidak pernah benar-benar terbawa perasaan dengan pasiennya ya?" tanya suster Tia.

"Ga mungkinlah dia terbawa perasaan, kan pasiennya orang sakit mental semua!" tukas suster Indah.

"Tapi kalau orang sakit mentalnya secantik Lia bisa saja dokter Adi terbawa perasaan!" seru suster Tia.

"Walau cantik tapi kita semua tahu kalau Lia itu korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh beberapa orang, apa mau dokter Adi jatuh cinta pada 'bekas' orang banyak?!" ungkap suster Indah.

"Iya juga sih!"

"Lebih baik kan dokter sebaik dokter Adi itu bersamaku!" seru suster Indah.

"Huuu... ngarep!!" protes suster Tia.

...

Dokter Adi duduk berlutut di samping Lia, ia menatap wajah Lia dengan seksama, memperhatikan bentuk matanya, lengkuk hidungnya, dan belahan bibirnya, matanya menjelajah setiap inch wajah Lia. Sekali lagi, jantungnya berdetak lebih cepat dan lebih kuat dari sebelumnya.

Perlahan tangannya bergerak dan menyentuh jemari Lia dengan lembut. Lia tersentak begitu merasakan sentuhan lembut di jari-jarinya, ia menoleh ke arah dokter Adi yang tampak bersimpuh di sampingnya. Mata mereka saling bertemu dan sesaat mereka saling memandang lagi tanpa suara.

Dokter Adi menyusupkan tangannya di bawah tangan Lia dan setiap jarinya masuk di sela antara jari-jari Lia. Ia bisa merasakan betapa lembutnya kulit tangan Lia. Dokter Adi menggenggam tangan Lia dengan hangat. Lia terpaku melihat apa yang dokter Adi lakukan padanya.

"Ketika kamu merasa ingin tertawa, tertawalah! Begitu juga kalau kamu merasa tertekan dan ingin menangis, berteriak dan menangislah! Aku ada di sini untukmu." ucap dokter Adi dengan suara berbisik. Perlahan sebulir air mata Lia mengalir keluar dari matanya dan menetes tepat di tangannya yang berada dalam genggaman dokter Adi. Mata mereka masih terus saling memandang satu sama lain.

...

Lia merebahkan tubuhnya di ranjang, sementara itu dokter Adi menutup jendela kamarnya dan setelahnya ia menggeret kursi yang tadi diduduki oleh Lia mendekati ranjang Lia. Lia memiringkan tubuhnya menghadap dokter Adi. Dokter Adi merapikan selimut yang menutupi tubuh Lia.

"Kamu akan terus di sini?" tanya Lia pelan.

"Kamu mau aku meninggalkanmu sekarang?" ucap dokter Adi balik bertanya. Lia terdiam.

"Kalau kamu tidak nyaman ada aku di sini, aku akan keluar." tukas dokter Adi. Lia menatapnya.

"Apa kamu akan tidur di kursi itu lagi?" tanya Lia.

"Apa kamu mau aku tidur di ranjangmu?" canda dokter Adi. Lia mengerutkan keningnya dan mengeluarkan tatapan tajamnya membuat dokter Adi terbahak-bahak.

"Di ruanganku pun aku akan tidur di kursi." terang dokter Adi.

"Tapi kalau kamu tidak nyaman, aku akan kembali ke ruanganku." lanjutnya. Lia kembali menatap wajah dokter Adi dengan seksama.

"Sebenarnya aku takut sendirian." ucap Lia pelan.

"Kalau begitu aku akan menemanimu di sini!" seru dokter Adi sambil duduk di kursi kayu yang ada di samping ranjang itu.

Dokter Adi tersenyum manis pada Lia, tapi Lia malah membalikkan tubuhnya membelakangi dokter Adi.

"Hei!" protes dokter Adi.

"Aku masih membenci orang yang tersenyum!" ucap Lia. Dokter Adi menghela nafas panjang.

"Dok!" panggil Lia pelan.

"Hmm." sahut dokter Adi. Lia terdiam sejenak.

"Kenapa kamu bersikeras mau menyembuhkanku?" tanya Lia.

"Karena aku di bayar untuk itu!" jawab dokter Adi. Lia terdiam, ia menutupi sebagian wajahnya dengan selimut. Suasana di ruangan itu menjadi sangat hening.

"Sama sepertimu, akupun punya luka yang belum bisa aku lupakan sampai saat ini." ucap dokter Adi pelan. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan menyilangkan kedua tangannya di dada, pandangan matanya lurus menatap rambut panjang Lia yang berwarna hitam pekat.

"Sampai saat ini aku masih terjebak dengan luka itu. Aku tidak mampu melangkah maju untuk masa depanku. Aku tahu rasanya terjebak dengan sesuatu yang tidak kita inginkan." tambahnya.

"Makanya aku ingin menyemangati setiap orang yang memiliki luka, agar mereka bisa melangkah maju. Tidak sepertiku!" lanjutnya dokter Adi.

"Bertemu denganmu, aku merasa seperti takdir. Kisah kita hampir sama tapi berbeda posisi." Dokter Adi menghela nafas panjang.

"Ayo kita berjuang bersama, Lia!" ajak dokter Adi.

"Kamu akan jadi pasien terakhirku sebelum aku melangkah untuk masa depan. Jadi setelah ini, ayo kita melangkah untuk masa depan kita masing-masing!"

...

Terpopuler

Comments

Kim Yoona

Kim Yoona

kok jadi aq yg baper sih...bagaimana kalau lia sembuh nanti.. aq kok jadi g rela kalau lihat dr adi meninggalkan lia...

2021-09-07

1

Krisna New

Krisna New

aku deg degan trus di setiap part nya...cerita ini menganggu kesehatan jantung ku

2021-02-19

1

Fiki Septiadi

Fiki Septiadi

kisah rina dong thor penasaran

2020-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Seratus Satu
103 Seratus Dua
104 Seratus Tiga
105 Seratus Empat
106 Seratus Lima
107 Seratus Enam
108 Seratus Tujuh
109 Seratus Delapan
110 Seratus Sembilan
111 Seratus Sepuluh
112 Seratus Sebelas
113 Seratus Dua belas
114 Seratus Tiga Belas
115 Seratus Empat Belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus Enam Belas
118 Seratus Tujuh Belas
119 Seratus Delapan Belas
120 Seratus Sembilan Belas
121 Seratus Dua Puluh
122 Seratus Dua Puluh Satu
123 Seratus Dua puluh Dua
124 Seratus Dua Puluh Tiga
125 Seratus Dua Puluh Empat
126 Seratus Dua Puluh Lima
127 Seratus Dua Puluh Enam
128 Seratus Dua Puluh Tujuh
129 Seratus Dua Puluh Delapan
130 Seratus Dua Puluh Sembilan
131 Seratus Tiga Puluh
132 Seratus Tiga Puluh Satu
133 Seratus Tiga Puluh Dua
134 Seratus Tiga Puluh Tiga
135 Seratus Tiga Puluh Empat
136 Seratus Tiga Puluh Lima
137 Seratus Tiga Puluh Enam
138 Seratus Tiga Puluh Tujuh
139 Seratus Tiga Puluh Delapan
140 Seratus Tiga Puluh Sembilan
141 Seratus Empat Puluh
142 Seratus Empat Puluh Satu
143 Seratus Empat Puluh Dua
144 Seratus Empat Puluh Tiga
145 Seratus Empat Puluh Empat
146 Seratus Empat Puluh Lima
147 Seratus Empat Puluh Enam
148 Seratus Empat Puluh Tujuh
149 Seratus Empat Puluh Delapan
150 Seratus Empat Puluh Sembilan
151 Seratus Lima Puluh
152 Seratus Lima Puluh Satu
153 Seratus Lima Puluh Dua
154 Penutup
155 Episode Bonus
156 Dokter Cinta season 2
157 Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Prolog
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Seratus Satu
103
Seratus Dua
104
Seratus Tiga
105
Seratus Empat
106
Seratus Lima
107
Seratus Enam
108
Seratus Tujuh
109
Seratus Delapan
110
Seratus Sembilan
111
Seratus Sepuluh
112
Seratus Sebelas
113
Seratus Dua belas
114
Seratus Tiga Belas
115
Seratus Empat Belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus Enam Belas
118
Seratus Tujuh Belas
119
Seratus Delapan Belas
120
Seratus Sembilan Belas
121
Seratus Dua Puluh
122
Seratus Dua Puluh Satu
123
Seratus Dua puluh Dua
124
Seratus Dua Puluh Tiga
125
Seratus Dua Puluh Empat
126
Seratus Dua Puluh Lima
127
Seratus Dua Puluh Enam
128
Seratus Dua Puluh Tujuh
129
Seratus Dua Puluh Delapan
130
Seratus Dua Puluh Sembilan
131
Seratus Tiga Puluh
132
Seratus Tiga Puluh Satu
133
Seratus Tiga Puluh Dua
134
Seratus Tiga Puluh Tiga
135
Seratus Tiga Puluh Empat
136
Seratus Tiga Puluh Lima
137
Seratus Tiga Puluh Enam
138
Seratus Tiga Puluh Tujuh
139
Seratus Tiga Puluh Delapan
140
Seratus Tiga Puluh Sembilan
141
Seratus Empat Puluh
142
Seratus Empat Puluh Satu
143
Seratus Empat Puluh Dua
144
Seratus Empat Puluh Tiga
145
Seratus Empat Puluh Empat
146
Seratus Empat Puluh Lima
147
Seratus Empat Puluh Enam
148
Seratus Empat Puluh Tujuh
149
Seratus Empat Puluh Delapan
150
Seratus Empat Puluh Sembilan
151
Seratus Lima Puluh
152
Seratus Lima Puluh Satu
153
Seratus Lima Puluh Dua
154
Penutup
155
Episode Bonus
156
Dokter Cinta season 2
157
Dokter Cinta season 2 Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!