"Hemm.. Kamu masih sama seperti dulu ya, PLAYBOY!" sindir suster Rina.
"Iya, aku masih Adi yang dulu.." ucap dokter Adi pelan. Dokter Adi dan suster Rina saling berhadapan, perlahan dokter Adi mendekatkan wajahnya ke wajah suster Rina.
"Pemilik hatiku pun masih sama dengan yang dulu." bisiknya lembut. Seketika jantung suster Rina seakan berhenti berdetak, sikap dokter Adi membuatnya salah tingkah. Sejenak mereka hanya saling berpandangan satu sama lain.
"Bisa kamu mulai observasi dengan pasien ini sekarang?" ucap suster Rina tiba-tiba. Dokter Adi langsung membenarkan posisi berdirinya dan memalingkan pandangannya ke pasien yang ada di kamar nomor 208.
"Dari tadi aku belum tahu siapa nama pasien ini." ucap dokter Adi.
"Namanya Nalia Putri Anugerah, aku biasa memanggilnya Lia. Usianya 29 tahun." terang suster Rina.
"Apa penyebab dia bisa seperti sekarang ini?" tanya dokter Adi.
"Menurut penjelasan pihak kepolisian, dia ditemukan di sebuah gudang kosong yang sudah tidak terpakai lagi dalam keadaan pakaiannya tidak utuh. Semuanya berspekulasi kalau ia merupakan korban pelecehan seksual." jawab suster Rina. Dokter Adi terdiam, perlahan ia kembali memandangi suster Rina.
"Aku sangat berharap dia bisa sembuh dan melanjutkan kehidupannya.." ucap suster Rina pelan. Matanya terus tertuju pada pasien yang sudah dirawatnya selama 7 tahun itu, matanya tampak berkaca-kaca, dokter Adi terus terdiam, ia hanya mampu memandangi suster Rina dengan seksama.
...
"Adi.. Adiii.." panggil seorang wanita dengan suara berbisik. Adi mencari dari mana sumber suara itu, suara yang sangat ia kenali, ya.. itu suara kekasihnya!
Adi mencari di mana keberadaan kekasihnya itu, tapi ia tidak berhasil! Ruangan ini terlalu gelap, ia pun tidak dapat bergerak karena tubuhnya terikat dan mulutnya dibungkam dengan lakban yang sangat kuat. Kepalanya terasa sangat sakit, sepertinya ada yang sudah memukul kepalanya dengan keras.
"Mmm..." Adi mengerang kesakitan ketika berusaha untuk menegakkan tubuhnya. Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh lengannya dengan lembut. Adi tak bisa melihat siapa yang menyentuh lenganya itu karena keadaan ruangan tidak ada penerangan sama sekali.
"Ini aku.." bisik si pemilik tangan itu yang tidak lain adalah kekasihnya sendiri.
"Kamu jangan berisik ya, aku akan mencoba untuk membuka talinya." ucap kekasihnya itu lagi dengan suara berbisik. Adi mengikuti arahan kekasihnya itu, ia berusaha untuk tidak bersuara sama sekali.
Keringat mengucur deras dari kening Adi, sementara itu di belakang tubuhnya sang kekasih masih bersusah payah untuk melepaskan ikatan tali itu. Terdengar suara helaan nafas panjang kekasihnya.
"Talinya terbuka.." bisiknya lembut. Perempuan berkulit sawo matang itu membantu Adi untuk melepaskan diri dari lilitan tali dan perlahan membuka lakban yang menutupi mulutnya sedari tadi.
Begitu terlepas dari lilitan tali itu, Adi langsung memeluk tubuh kekasihnya.
"Terima kasih.." bisiknya. Ia sangat bersyukur kekasihnya itu ada di tempat itu untuk menolongnya.
"Sssttt.." ucap kekasihnya itu, agar Adi bersikap lebih tenang.
"Ikuti aku!" perintah sang kekasih, dan Adi pun mengikutinya. Perempuan itu menggandeng tangan Adi dengan lembut untuk menuntun langkah Adi.
Tak berapa lama mereka dapat menemukan pintu keluar dan akhirnya mereka bisa melihat cahaya kembali.
"Terima kasih, yank.." ucap Adi dengan suara berbisik.
"Aku beruntung memiliki wanita kuat di sampingku" pujinya. Perempuan itu hanya tersenyum lembut.
"Hei kalian!!" Tiba-tiba terdengar seruan dari seorang laki-laki yang berada tak jauh dari mereka. Laki - laki itu tidak sendiri, ia bersama seorang laki-laki lagi. Dengan tubuh kekar, mereka mulai mengejar Adi dan kekasihnya itu.
Adi dan kekasihnya berlari sekuat tenaga agar tidak tertangkap kedua pria kekar itu, tapi perempuan berambut ikal itu salah melangkah dan akhirnya tubuhnya tersungkur. Adi berusaha untuk membantu kekasihnya itu untuk bangkit, tapi kaki perempuan itu terkilir sehingga sangat sulit untuknya dapat bangkit dan berlari lagi, sementara kedua pria itu semakin dekat.
"Mereka semakin dekat.." seru Adi ketakutan.
Perempuan itu berhasil berdiri, ia mencoba menyeret kakinya yang terkilir, tapi... tiba-tiba saja sebuah tangan kekar berhasil menangkap tubuh rampingnya. Adi yang menggandeng tangan kekasihnya itu terjerembab ke tanah karena langkahnya terhenti tiba-tiba. Adi berusaha bangkit agar tidak tertangkap lagi oleh kedua pria itu, ia hendak menarik kekasihnya tapi kedua pria itu sudah lebih dulu mendekap tubuh kekasihnya dengan kencang. Rasa ketakutannya meluap-luap, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil langkah seribu dan meninggalkan kekasihnya.
"Adiii...!!!" jerit kekasihnya itu.
"Aku akan mencari bantuan!" serunya.
Begitu jaraknya sudah cukup jauh dari tempat kejadian itu, Adi menoleh ke belangkang untuk melihat keadaan di tempat ia meninggalkan kekasihnya itu. Seketika langkahnya terhenti, jantungnya seperti berhenti berdetak sejenak, tubuhnya bergetar hebat. Ia terpaku dengan apa yang dilihatnya dari kejauhan. Tampak kedua pria kekar itu membaringkan tubuh kekasihnya di lantai dengan kasar, salah satu pria memegangi kedua tangan kekasihnya itu dan yang satu lagi merobek seragam sekolah putih abu-abu yang di kenakan kekasihnya itu. Adi melihat jelas apa yang dilakukan mereka pada wanita kesayanganya itu.
"Tolooong.." jerit kekasihnya itu dengan suara lirihnya.
...
"Aaagghhh!!" jerit dokter Adi. Ia terkejut dan terbangun dari tidurnya, keringat mengucur deras di seluruh tubuhnya, dan nafasnya tampak tersengal-sengal.
"Mimpi itu lagi.." ucapnya dalam hati. Ia berusaha menyeka keringat yang ada di keningnya.
Dokter Adi beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke dapur, ia menuangkan air minum yang ada di teko ke dalam sebuah gelas kaca dan dengan perlahan diteguknya air itu. Ia mencoba menghela nafasnya agar nafasnya bisa kembali normal. Ia duduk di kursi yang ada di dekatnya dan larut dalam lamunanya tentang mimpi yang baru saja hadir di tidurnya.
Sudah belasan tahun lamanya peristiwa itu berlalu, tapi sampai saat ini dokter Adi masih bisa mengingat setiap detail kejadian malam itu. Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan pengumuman kelulusannya dari Sekolah Menengah Atas (SMA), dan itu menjadi hari berakhirnya hubunganya dengan wanita yang dicintainya sampai saat ini. Hari yang seharusnya membahagiakan untuk mereka berdua itu justru berakhir dengan sebuah petaka. Penyesalan karena menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan kekasihnya itu masih terus tertinggal di hati dokter Adi sampai saat ini, itulah sebabnya ia tidak bisa menjalin hubungan dengan wanita baru karena ia merasa tidak berhak berbahagia setelah membuat hidup seseorang hancur begitu saja.
Dokter Adi menghela nafas panjang dan kemudian beranjak dari tempat duduknya. Ia mengakhiri lamunannya dan mulai bersiap untuk berangkat kerja. Hari ini, hari pertamanya menangani pasien yang memiliki kasus yang sama dengan kekasihnya setelah kemarin ia mengobservasi pasien itu. Ia bertekad untuk menyembuhkan pasien itu walau apa pun akan terjadi karena menurut cerita yang ia dengar pasien itu akan memberontak kalau bertemu laki-laki sekalipun laki-laki itu adalah seorang dokter.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
lady El
itu alasan kenapa Lia jadi pasien spesial untuk suster rina karena dia juga pernah mengalami nya
2021-10-28
0
Jusmiati
tragis banget ya ceritanya author...😔😔😔😔
2021-08-02
1
Nurlaelasari Ela
cerita yang menyesakan dada,,😥😥😥
2021-07-02
1