“Wei Linglong, apa kau sudah selesai bersenang-senang?”
Wei Linglong langsung tertegun saat dia mengetahui pemilik suara. Murong Qin berdiri dengan ekspresi menakutkan di hadapannya, menatapnya seperti ingin memakannya hidup-hidup. Atmosfer di dalam ruangan tiba-tiba berubah drastis. Beberapa orang memilih untuk mundur.
Nyonya Wang, yang sejak awal ingin menjadikan Wei Linglong sebagai pelayannya jelas marah. Siapa pria ini? Mengapa mengganggu bisnisnya? Wei Linglong adalah aset berharga yang langka. Wajahnya yang cantik begitu memikat, tubuhnya juga ramping dan kulitnya halus. Jika dia bekerja di sini, Nyonya Wang bisa mendapat keuntungan yang besar.
“Tuan Muda, kau di sini?” tanya Wei Linglong dengan wajah sumringah. Ekspresinya langsung berubah. Baguslah ada Murong Qin di sini. Mungkin, pria itu bisa menjawab kebingungannya mengapa dia naik ke atas panggung dan dipandangi banyak lelaki. Dia lupa kalau dirinya sedang melarikan diri.
“Turun!”
“Memangnya kau siapa? Kalau kau ingin membeli gadis ini, kau harus mengantri!” cegah Nyonya Wang.
“Menjual? Nyonya Wang, apa maksudnya? Mengapa kau ingin menjualku?” tanya Wei Linglong. Murong Qin semakin marah. Dia melompat ke atas panggung, merebut Wei Linglong dari tangan Nyonya Wang. Komandan Bu hendak bertindak, tetapi dicegah lewat isyarat.
“Nona, kau adalah gadis cantik. Kalau kau bekerja di sini, kau akan makmur seumur hidup!”
Wei Linglong mengalihkan pandangan pada Murong Qin, lalu berbisik,
“Yang Mulia, apa maksud Nyonya Wang tadi?”
“Kau tidak tahu ini tempat apa?”
“Memangnya ini tempat apa? Bukankah hanya sebuah restoran?”
“Rumah bordil!”
“Rumah bordil? Rumah apa? Apa seperti pabrik kain? Aku lihat memang ada banyak kain bagus menjuntai di sini. Tapi, tidak ada satu pun penenun yang aku lihat.”
Wei Linglong yang tidak akrab dengan dunia malam hanya bisa mengandalkan Murong Qin untuk memuaskan semua kebingungannya. Orang mungkin bertanya, mengapa ada gadis dari dunia modern yang tidak tahu tempat hiburan malam seperti ini? Di dalam buku dan drama bahkan sering menyebutkan ini. Pengetahuan Wei Linglong sebagai mahasiswa terbatas karena dia selalu melewatkan bagian ini ketika membaca buku atau menontron drama. Pantas saja dia tidak tahu.
“Tempat hiburan malam.”
“Tempat hiburan malam? Tunggu, itu artinya…”
Wei Linglong mengalihkan pandangan pada Nyonya Wang.
“Kau ingin menjadikanku wanita penghibur? Nyonya Wang, kau menipuku!”
“Memangnya kenapa? Kau hanya gadis miskin dari luar kota! Menjadikanmu pekerjaku sudah cukup menguntungkan!”
Murong Qin menarik pedangnya. Bilah putih bercahaya yang sangat tajam kemudian menempel di leher Nyonya Wang. Tatapan mematikan yang lebih dingin dari es membuat nyali Nyonya Wang menciut. Kemarahan Murong Qin sudah mencapai batas tertinggi. Bergerak sedikit saja, kulit leher Nyonya Wang bisa robek. Mereka yang ada di bawah panggung bergidik ngeri, bertanya-tanya siapakah pemuda tampan yang menakutkan ini.
“Selir kekaisaranku tidak bisa kau hina!”
Tidak dapat dibayangkan perubahan ekspresi yang terjadi pada wajah Nyonya Wang. Yang jelas, semua orang di sana langsung berlutut tanpa diperintah. Identitas Murong Qin sepertinya terbongkar. Nyonya Wang seperti ingin pingsan, tetapi tidak mampu melakukannya. Apa yang tersisa di dalam dirinya sekarang hanyalah sebuah ketakutan yang luar biasa.
Musik berhenti sejak tadi. Semua wanita penghibur berlutut. Para pelayan memilih bersembunyi di dapur. Orang yang berada di ruang pribadi lantai atas mungkin sedang terlena hingga tak mendengar keributan yang terjadi di lantai dasar. Suasana menjadi semakin mencekam tatkala Komandan Bu naik ke panggung, mengikat tangan Nyonya Wang dengan borgol besi.
“Se-Selir kekaisaran?” tanyanya pelan.
“Nyonya Wang, kau berani menjebak Selir Chun, bahkan ingin menjualnya. Hukumanmu sepertinya tidak akan ringan.”
Dunia berakhir bagi Nyonya Wang. Matanya yang jeli tidak tahu kenapa malah begitu rabun hari ini. Dia merasa dirinya bodoh, mengenali orang hanya dari penampilan luar. Lihat, sekarang dia malah membuat dirinya berada di tiang gantungan karena telah menjebak seorang wanita yang sebenarnya berstatus sebagai selir kekaisaran.
“Robohkan gedungnya!” perintah Murong Qin.
“Yang Mulia, bagaimana dengan para pekerjanya?”
“Jadikan pelayan!”
Komandan Bu menuruti perintah. Para pelayan dan wanita penghibur dikeluarkan dari Paviliun Baihua. Pasangan cabul di lantai dua dipaksa keluar walaupun belum berpakaian dengan sempurna. Tidak ada rasa malu yang melebihi rasa malu malam ini. Orang-orang ini seperti mainan yang dilemparkan berkali-kali, ditampar oleh kenyataan yang memalukan. Terutama mereka yang berbuat cabul saat selir Kaisar mereka dijebak, nama mereka ditulis dalam daftar hitam pejabat kerajaan.
Orang-orang yang kebetulan lewat menyaksikan perobohan Paviliun Baihua secara langsung. Wanita penghibur dan pelayan Pavilun Baihua bersedih menyaksikan tempat tinggal mereka hancur karena kecerobohan Nyonya Wang. Kaisar memang penguasa, apa yang dia perintahkan harus dilaksanakan saat itu juga. Dalam hitungan kurang dari tiga jam, bangunan Paviliun Baihua sudah rata dengan tanah.
Siapa suruh mereka mempermainkan keluarga kerajaan!
“Yang Mulia, kau benar-benar gila. Gedung sebesar itu hancur dalam hitungan jam,” ucap Wei Linglong di samping Murong Qin. Keduanya belum pergi. Dia dan Murong Qin sama-sama menyaksikan perobohan Paviliun Baihua di depan penduduk kota.
“Kau lebih gila.”
“Aku tidak gila. Aku hanya ceroboh sesaat.”
“Pulang!”
Di depan reruntuhan Pavilun Baihua, Komandan Bu menyuruh para pekerjanya pergi ke Balai Pekerjaan Umum untuk mendaftarkan diri menjadi pelayan. Bagi mereka yang ingin bebas, runtuhnya gedung tersebut adalah sebuah keberuntungan karena mereka akhirnya bisa pergi dari tempat kotor yang tidak hanya menjamahi tubuh mereka, tetapi juga menjamahi batin mereka.
Murong Qin berjalan lebih dulu. Langkahnya lebar hingga Wei Linglong kesulitan menyusul. Dia tidak pernah tahu kalau kemarahan Murong Qin dampaknya sangat mengerikan. Entah mengapa dia menyesal telah melarikan diri. Lihat, akibat perbuatannya, ada puluhan orang yang kehilangan pekerjaan dalam satu malam. Tidak, ini bukan salahnya juga. Dia dijebak. Dia juga korban di sini.
“Kenapa melarikan diri?”
“Yang Mulia, apa kau tidak bisa menunggu sampai kita tiba di istana? Aku lelah. Lihat, wajahku sudah seperti badut penghibur acara ulang tahun! Nyonya Wang sialan, dia sudah menipuku!”
Murong Qin tiba-tiba berhenti. Dia melepas jubahnya, kemudian menyampirkannya ke bahu Wei Linglong. Setelah itu, dia berjalan lagi.
“Udaranya dingin.”
“Oh. Yang Mulia, kenapa kau tidak meminta bawahanmu saja? Kaisar sepertimu kurang pantas turun secara langsung. Bagaimana jika pejabat-pejabatmu mempermasalahkannya?”
“Kau khawatir tentang ini? Lalu apa kau pernah memikirkannya sebelum kau pergi dari istana? Kalau aku tidak mencarimu secara langsung, sekarang kau sudah menjadi penghuni tetap Paviliun Baihua!”
Di belakang Murong Qin, Wei Linglong memainkan jemarinya, seperti sedang menghitung sesuatu. Dia mengabaikan pertanyaan Murong Qin hingga pria itu tiba-tiba berbalik badan.
“Apa yang kau lakukan?”
“Wah, Yang Mulia, ini adalah kalimat terpanjang yang kau ucapkan padaku! Lihat, aku sudah menghitungnya! Kau mengucapkan tiga kalimat, total kata yang kau gunakan dua puluh delapan kata!”
Oh, Murong Qin yang malang!
Mengapa dia setuju membiarkan wanita aneh ini masuk ke istana?
Malam semakin larut. Kuda yang ditunggangi Murong Qin dan Wei Linglong menembus kegelapan Kota Yongjing. Keduanya sampai di istana pada tengah malam. Di sana, Xiaotan dan Kasim Liu sudah menunggu harap-harap cemas. Begitu pintu terbuka dan sosok Murong Qin beserta Wei Linglong muncul, Xiaotan langsung berlari, memeluk Wei Linglong dengan erat.
Tangisannya membuat Wei Linglong tercubit. Ah, jadi dia telah membuat seseorang yang menyayanginya bersedih seperti ini? Aneh, rasanya memang begitu aneh. Seumur hidupnya, dia baru tahu ada seseorang yang begitu khawatir padanya saat dia pergi.
“Sudahlah. Xiaotan, bukankah aku sudah kembali?”
“Untung saja Yang Mulia mau mencari nyonya. Nyonya, ayo kita kembali. Kau pasti lelah, aku akan memijat kakimu.”
Saat kedua wanita itu hendak pergi, Murong Qin berdehem.
“Siapa yang mengizinkan kalian kembali?”
“Yang Mulia, ini sudah malam. Bukankah kau harus tidur? Besok, kau harus bekerja bukan?”
“Kita sudah sampai di istana. Kau lupa?”
Matilah! Murong Qin menginginkan sebuah penjelasan darinya!
“Kau yang jelaskan atau aku yang bertanya?”
Sosok dingin nan otoriter yang melekat pada diri Murong Qin muncul kembali. Pria itu sudah cukup marah pada Wei Linglong yang mencoba melarikan diri. Terlebih, dia lebih marah karena wanita itu begitu ceroboh hingga ditipu orang. Murong Qin seperti seorang suami yang kehilangan kendali atas istrinya sendiri. Baru kali ini ada selir yang melarikan diri.
Wei Linglong menemui jalan buntu. Dia harus menjelaskannya pada Murong Qin jika tidak ingin pria itu semakin marah. Sudah cukup baginya melihat dampak kemarahan yang berakibat robohnya Paviliun Baihua. Wei Linglong tidak boleh memperovokasi orang ini. Ada pepatah bilang, kejujuran lebih baik meski menyakitkan. Dia akan mencobanya.
“Kenapa kau melarikan diri?”
“Karena aku takut.”
“Takut?”
“Yang Mulia memberiku banyak hadiah hari ini. Ibu Suri dan Permaisuri Yi apakah bisa tetap diam? Kalau aku dikuliti oleh mereka bagaimana?”
“Aku yakin ini bukan satu-satunya alasan.”
“Benar. Ini memang hanya salah satu. Alasan lainnya adalah karena aku takut telah membuatmu tertarik. Yang Mulia, tujuan hidupku adalah menjalani kehidupan dengan damai. Jika aku menjadi selir yang disayangi olehmu, bukankah hidupku dalam bahaya? Aku sudah ditinggalkan keluargaku, sekarang hidupku ada di tanganmu.”
Dari mana datangnya kepercayaan diri yang begitu tinggi ini?
Murong Qin mengapresiasi kejujuran wanita itu. Wei Linglong begitu terbuka dan berani mengatakan isi hatinya secara langsung. Ini pertama kalinya ada wanita yang mengaku takut disayangi olehnya secara terang-terangan. Hal yang sangat berbeda, berbanding terbalik dengan para selirnya yang lain. Murong Qin tidak perlu mengkonfirmasinya lagi, dia sudah cukup yakin bahwa apa yang dikatakan oleh wanita itu adalah perkataan yang berasal dari lubuk hatinya. Dia melihat kekhawatiran yang tersirat lewat tatapan mata Wei Linglong.
“Pergilah!”
“Yang Mulia tidak marah?”
“Kau ingin aku bagaimana?”
“Kau tidak menghukumku?”
“Hukumanmu dikirim besok.”
“Baiklah. Jika Yang Mulia ingin menghukumku, hukum saja. Asalkan jangan hukuman menjadi pelayan, aku akan sangat berterima kasih.”
“Kau bernegosiasi?”
“Ya.”
“Tidak ada tawar menawar. Pergilah!”
Wei Linglong dan Xiaotan akhirnya keluar dari Istana Yanxi. Mereka diantar Kasim Liu ke Istana Fenghuang. Angin malam menusuk kulitnya yang hanya dibalut kain tipis. Jubah milik Murong Qin sudah dikembalikan kepada pemiliknya beberapa saat yang lalu. Danau Dongting airnya menjadi gelap, permukaannya memantulkan bayangan bulan.
Kejadian malam ini tidak akan pernah dia lupakan seumur hidup. Murong Qin benar, jika pria itu tidak datang langsung, dirinya yang bodoh benar-benar akan menjadi penghuni Paviliun Baihua. Kini, niatnya untuk kembali melarikan diri perlahan menyusut. Hari ini hanya rumah bordil, bagaimana jika besok atau pada saat dia melarikan diri lagi, dia diculik dan disuruh menjadi istri bandit atau disuruh menjadi pengemis? Oh, betapa mengerikannya itu!
Wei Linglong benar-benar tidak bisa lari.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ika yoon
maaf thor dr bbrp novelmu yg udah ku bca q mrasa wei linglong ini karakter yg bdh,,wlwpun g prnh msuk bar atau diskotik wkt di masa depan,,dn wkt di masa lalu blm phm sprt ap rmh bordil itu,tp seenggkny wkt diberi tahu klo itu rmh bordil kn pst phm lh y,,msak msh nanya rmh bordil rmh ap,,
2025-02-09
0
Khoerun Nisa
Weiwei lebih bodoh karakternya dr PD li anlan peran utama dlm novel mu semuanya oon
2024-05-18
2
fifid dwi ariani
trus sejahtera
2022-10-20
1