FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA

Langit Kota Yongji bersemburat merah jingga. Lembayung sudah tiba, matahari sudah ingin membenamkan diri. Jalan dipenuhi lentera yang terang, menggantung di tiang-tiang tinggi dan gapura. Orang-orang yang menyenangi kehidupan dan suasana malam mulai hilir mudik, berganti tugas dengan mereka yang bekerja pada siang hari. Ramai.

Wei Linglong berhasil keluar istana dengan aman setelah mengelabui para penjaga. Lewat token pelayan milik Xiaotan, Wei Linglong menipu para penjaga dengan penampilan dan perkataannya. Dia berkata bahwa dia adalah pelayan Selir Chun, diminta pulang kampung karena orang tuanya sakit dan sudah mendapat izin dari Selir Chun sendiri. Para penjaga itu kemudian membiarkannya pergi karena ikut merasa prihatin.

Tidak ada yang curiga kalau dia adalah Selir Chun itu sendiri. Mungkin, para penjaga sudah terlalu lelah bekerja hingga tidak mau mempersulit orang. Bisa jadi mereka tidak terlalu familiar dengan keluarga kerajaan hingga mereka tidak bersikap waspada hingga Wei Linglong bisa keluar tanpa hambatan.

Dia hanya perlu pergi. Setelah keluar dari istana, dia akan bersembunyi di suatu tempat hingga Murong Qin tidak bisa menemukannya. Wei Linglong wanita mandiri, dia sudah terbiasa bepergian seorang diri. Selain itu, dia juga membawa uang. Mudah baginya untuk mencari tempat tinggal dan mengisi perut.

Dia baru saja kabur dari istana.

Dia adalah selir yang melarikan diri.

Di tengah jalan, Wei Linglong menghentikan langkahnya. Pemandangan malam di Kota Yongji yang notabenenya sebuah ibukota kekaisaran di zaman kuno begitu menakjubkan. Bintang-bintang di langit berkerlip, bulan juga menggantung sempurna. Di sisi kanan dan kirinya terdapat berbagai lapak pedagang yang masih buka.

Jalanan yang ramai membuatnya terpesona. Lentera-lentera yang menyala menjelma menjadi lampu ajaib yang bersinar menerangi malam. Gedung-gedung bertingkat ramai dikunjungi orang. Di sini, Wei Linglong merasakan aura kebebasan yang memancar dari segala arah.

“Ternyata seperti ini suasana malam di kota kuno!”

Wei Linglong bersorak untuk dirinya sendiri. Dia berhasil keluar dari sangkar emas sebelum pemilik sangkarnya menerkamnya. Wei Linglong hanya perlu menemukan sebuah tempat untuk bersembunyi. Akan tetapi, sekarang dia harus mengisi perutnya terlebih dahulu. Dia berjalan cukup jauh hingga energinya terkuras. Bunyi perutnya bahkan sudah terdengar berkali-kali.

Dia berdiri di sebuah gedung berlantai dua yang diterangi banyak lentera. Suara musik yang keras terdengar ke luar. Banyak orang datang ke sana dalam beberapa tampilan. Wajah mereka tampak bahagia, hanya saja kebanyakan laki-laki. Di depan pintu masuk, ada beberapa wanita cantik berpakaian bagus menyambut mereka.

Seorang wanita berumur tiga puluh lima tahunan datang mengampiri Wei Linglong. Rambutnya disanggul, dihiasi beberapa jepit rambut khas. Di tangannya terdapat sebuah kipas. Pakaian wanita itu cukup bagus tapi terlalu tipis untuk wanita seusianya. Masa bodo, itu mungkin trend di zaman kuno.

Senyum sumringah di wajah wanita itu menyambutnya. Di depan gedung bertuliskan “Paviliun Baihua”, wanita yang cantik tersebut memberinya beberapa pertanyaan. Wei Linglong sama sekali tidak menaruh curiga apapun pada wanita yang berbicara di hadapannya.

“Nona, apa yang sedang kau cari?”

“Ah, nyonya, boleh aku bertanya? Apakah di gedung ini ada makanan?”

“Nona lapar?”

“Aku membawa uang. Aku lihat, gedungmu sangat ramai. Makanan di dalam sana pasti sangat enak!”

“Nona datang dari mana?”

“Aku? Dari sebelah sana,” tunjuk Wei Linglong ke arah yang merujuk pada jalan menuju istana. Wanita tiga puluh lima tahun berpikir Wei Linglong mungkin datang dari luar kota karena dia membawa buntelan kain dan penampilannya begitu sederhana.

“Apa nona ingin makanan enak? Di dalam sana ada banyak, aku bisa memberimu makanan gratis.”

“Wah, nyonya baik sekali. Siapa namamu?”

“Panggil aku Nyonya Wang saja.”

 Wei Linglong terpukau ketika dia menginjakkan kaki ke dalam gedung. Kain-kain panjang menjuntai menghiasi sebuah panggung bundar di depan sana. Ada beberapa penari wanita yang cantik sedang meliuk-liukkan tubuh mereka di hadapan banyak orang.

Kursi-kursi dipenuhi tamu yang kebanyakan laki-laki. Di setiap kursinya selalu ada satu atau dua wanita yang menyertai. Pelayan gedung yang membawa makanan dan kendi-kendi juga hilir mudik. Alunan musik juga membuat suasana terasa semakin meriah.

“Nyonya, bisnismu sepertinya sangat baik ya.”

“Nona bisa saja. Mari,”

Nyonya Wang membawa Wei Linglong ke lantai atas. Di lorong-lorong yang memanjang, dia sayup-sayup mendengar suara-suara aneh antara laki-laki dan wanita dari beberapa ruangan yang pintunya tertutup. Selain restoran yang menyajikan pertunjukan di atas panggung, gedung ini ternyata menyediakan ruangan pribadi juga.

Dua wanita itu kembali berjalan. Wei Linglong beberapa kali berpapasan dengan pria berjubah bagus yang menatapnya penasaran dan penuh minat. Setiap kali berpapadan, Wei Linglong akan berkata dalam hatinya, menyerukan kata “orang aneh” pada mereka. Bagaimana tidak, pria-pria yang berpapasan dengannya kebanyakan dalam keadaan mabuk.

Setelah berjalan cukup lama, Nyonya Wang menyuruh Wei Linglong masuk ke sebuah ruangan di ujung lantai atas. Beberapa wanita cantik kemudian masuk menyusul, menutup pintu dan membicarakan beberapa kata kepadanya. Setelah itu, Wei Linglong disuguhi berbagai makanan enak. Dia sama sekali tidak curiga, sama sekali tidak menyadari apa yang sudah menjeratnya kali ini.

Sementara itu, di Istana Yanxi yang berkilau, Murong Qin baru saja menyelesaikan mandi mewahnya. Dia baru selesai berpakaian ketika Kasim Liu memberitahunya kalau Xiaotan memintanya bertemu sekarang juga. Pelayan itu bahkan menerobos masuk dan memukuli penjaga saking terburu-burunya.

Di aulanya, Murong Qin menatap Xiaotan yang sedang panik.

“Ada apa?”

“Yang Mulia, tolong! Nyonyaku belum pulang!”

“Dia pergi ke mana?”

Xiaotan menggeleng. Air mata menggenang di sudut matanya.

“Hamba tidak tahu karena nyonya tidak memberitahu.”

“Xiaotan, apa Selir Chun mengatakan sesuatu sebelum dia pergi?” Kasim Liu mencoba membantu mencari penjelasan.

Xiaotan tampak berpikir. Apa yang dikatakan Wei Linglong sebelum pergi?

“Tadi saat nyonya menerima hadiah, dia berjongkok di depan peti. Lalu, dia membuka lemari dan membungkus pakaian. Nyonya bilang, dia harus lari. Nyonya juga mendoakan agar hamba punya majikan baru yang lebih baik darinya,” jawab Xiaotan.

“Apa lagi yang dia katakan?”

“Saat hamba bertanya, dia bilang ada urusan. Dia juga meminta hamba menutup mata dan tidak boleh membukanya sebelum nyonya memerintahkannya. Oh, dia juga melompat lewat jendela.”

Kasim Liu terkejut. Murong Qin bukan lagi. Pria itu mengusap wajahnya dengan kesal sambil menghela napas berat. Pernyataan eksplisit Xiaotan sudah cukup memberi mereka penjelasan yang menerangkan bahwa: Wei Linglong telah melarikan diri dari istana!

Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh wanita itu? Apakah dia merasa bersalah dan takut telah menyinggung Ibu Suri dan Permaisuri Yi hari itu? Ataukah dia merasa tidak nyaman karena Murong Qin memberinya banyak hadiah? Tetapi, alasan yang tidak diketahui tersebut membuat Murong Qin merasa kesal. Bisa-bisanya wanita itu melarikan diri!

“Yang Mulia, tolong bantu hamba menemukan nyonya. Dia ceroboh, hamba takut dia telah menyinggung orang dan diculik. Nyonya tidak terlalu hapal jalan, hamba takut dia tersesat di hutan dan dimakan serigala. Yang Mulia, hamba mohon temukan nyonya,” pinta Xiaotan sambil menangis. Dia bahkan bersujud di hadapan Murong Qin, memohon dengan sangat agar Murong Qin membantunya.

“Jaga istana!”

“Yang Mulia, apa yang Yang Mulia lakukan?”

“Aku akan mencarinya sendiri.”

Kasim Liu tampak keberatan. Hari sudah malam, penjagaan di istana juga ketat. Kaisarnya pergi malam hari, memang sedikit beresiko. Meskipun sering bepergian, tetapi keluar tanpa persiapan sangatlah berbahaya. Di luar sana, ada banyak orang jahat yang menginginkan kematiannya. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi kepadanya?

Kasim Liu menyadari kalau Murong Qin tidak bisa dibantah. Kasim Liu hanya bisa pasrah ketika Murong Qin menarik tali kuda, meninggalkan Istana Yanxi lewat pintu belakang bersama Komandan Bu. Di aula, dia diminta menjaga Xiaotan hingga Murong Qin kembali.

Dalam sekejap, Murong Qin tiba di tengah Kota Yongji. Di atas kudanya yang gagah, matanya menelusuri wajah setiap orang yang dia lihat, memastikan apakah di antara mereka ada wajah Wei Linglong atau tidak. Murong Qin memiliki keyakinan kalau wanita itu belum pergi jauh. Di belakangnya, Komandan Bu juga ikut membantunya. Setiap kedai terbuka di pinggir jalan tidak luput dari pengawasannya.

Murong Qin tidak datang sendiri, melainkan membawa pasukan. Pasukan yang dia bawa adalah pasukan elit yang dilatih secara khusus olehnya, bertugas melindunginya dan mengerjakan tugas rahasia. Bisa dibilang, pasukan elit ini adalah pasukan rahasia yang misterius. Mereka diperintahkan ikut mencari Wei Linglong dengan cara membaur bersama penduduk. Seperti Murong Qin, para pasukan elit juga pandai menyamar.

“Pengacau kecil, di mana kau?” tanyanya pada diri sendiri. Hari sudah semakin malam, tetapi orang yang dicari belum ditemukan. Murong Qin ingin berteriak, memerintahkan semua orang berkumpul di lapangan untuk diperiksa. Akan tetapi dia tidak bisa melakukannya. Tindakan itu terlalu gegabah.

Semua gedung sudah diperiksa. Semua orang juga sudah ditanya. Tidak satu pun dari mereka yang tahu ke mana perginya Wei Linglong. Wanita kecil seperti hilang ditelan bumi. Murong Qin hendak berbalik, namun urung karena dia mendengar beberapa pemuda berbicara perihal sesuatu.

“Kau mau pergi ke Pavilun Baihua? Kudengar, ada wanita cantik yang baru datang.”

“Orang baru? Mungkin belum terlalu pandai.”

“Mereka bilang wanita itu seperti bidadari. Nyonya Wang benar-benar pandai menemukan orang. Dia merubah rumput liar di jalanan menjadi bunga yang sangat indah.”

“Dia dari jalanan?”

“Aku tidak tahu. Katanya, dia menunjuk ke arah sana,” ucap salah seorang pemuda, menunjuk ke jalan menuju istana.

“Mungkin dari luar kota. Tapi, aku tetap penasaran.”

“Ayo, kita lihat seperti apa rupa dia!”

Murong Qin mendapat petunjuk baru. Paviliun Baihua? Wanita baru? Dari luar kota tetapi malah menunjuk jalan menuju istana? Sepertinya ada sesuatu yang aneh. Murong Qin lalu meminta Komandan Bu mengikutinya ke Paviliun Baihua. Hanya tempat itulah yang belum diperiksa karena Murong Qin sangat anti terhadap tempat-tempat seperti itu.

Dia terpaksa menginjakkan kakinya di gedung Paviliun Baihua. Musik dan tarian erotis disertai bau arak membuat suasana di dalam sana begitu memuakkan. Hingar bingarnya mungkin menjadi sarang yang nyaman untuk para lelaki hidung belang, tetapi tidak bagi pria berkuasa yang memegang tampuk kekuasaan tertinggi seperti dirinya. Betapa tidak, Paviliun Baihua adalah rumah bordil alias tempat pelacuran!

Saat masuk pun, Murong Qin langsung risih karena beberapa wanita penghibur menghampirinya. Untung saja Komandan Bu membantunya menyingkirkan mereka. Jika tidak, Murong Qin mungkin sudah menghunuskan pedangnya ke leher para wanita itu.

Di panggung yang lain, Nyonya Wang berdiri dengan genit. Di sampingnya, Wei Linglong juga berdiri dalam busana khas rumah bordil. Wajahnya yang cantik dipoles dengan bedak tipis dan pemerah bibir. Dia seperti bulan purnama. Walaupun begitu, ekspresinya justru menyiratkan sebaliknya. Wei Linglong kebingungan karena Nyonya Wang menyuruh para wanita mendandaninya, kemudian membawanya ke atas panggung.

Murong Qin yang melihatnya langsung memerah. Amarahnya memuncak ke ubun-ubun. Dia menatap tajam Wei Linglong yang sedang kebingungan. Kerumunan pria hidung belang diterobos. Begitu sampai di depan panggung, Murong Qin berhenti. Wajah dinginnya membuat beberapa orang yang melihat langsung ketakutan.

“Wei Linglong, apa kau sudah selesai bersenang-senang?”

...***...

Terpopuler

Comments

Ayu Riri

Ayu Riri

d'bilang pintar tp msh jg d'bodohi sm mucikari....😅

2023-08-12

1

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

dasar bodoh

2023-01-08

2

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2 FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3 FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4 FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5 FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6 FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7 FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8 FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9 FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10 FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11 FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12 FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13 FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14 FRAGMEN 14: SISI LAIN
15 FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16 FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17 FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18 FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19 FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20 FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21 FRAGMEN 21: BERPIKIR
22 FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23 FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24 FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25 FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26 FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27 FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28 FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29 FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30 FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31 FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32 FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33 FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34 FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35 FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36 FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37 FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38 FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39 FRAGMEN 39: DUA WANITA
40 FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41 FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42 FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43 FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44 FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45 FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46 FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47 FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48 FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49 FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50 FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51 FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52 FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53 FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54 FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55 FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56 FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57 FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58 FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59 FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60 FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61 FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62 FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63 FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64 FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65 FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66 FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67 FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68 FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69 FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70 FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71 FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72 FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73 FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74 FRAGMEN 74: LONGQIN
75 FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76 FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77 FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78 FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79 FRAGMEN 79: KEANEHAN
80 FRAGMEN 80: BADAI BARU
81 FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82 FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83 FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84 FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85 FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86 FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87 FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88 FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89 FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90 FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91 FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92 FRAGMEN 92: TRIK
93 FRAGMEN 93: SERGAPAN
94 FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95 FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96 FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97 FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98 FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99 FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100 FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101 SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102 SIDE STORY 2: FORECAST
103 SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104 HALO KARYA BARU!
105 Mampir Dulu Yuk!
106 Pengumuman
Episodes

Updated 106 Episodes

1
FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2
FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3
FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4
FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5
FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6
FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7
FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8
FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9
FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10
FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11
FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12
FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13
FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14
FRAGMEN 14: SISI LAIN
15
FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16
FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17
FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18
FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19
FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20
FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21
FRAGMEN 21: BERPIKIR
22
FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23
FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24
FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25
FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26
FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27
FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28
FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29
FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30
FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31
FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32
FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33
FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34
FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35
FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36
FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37
FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38
FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39
FRAGMEN 39: DUA WANITA
40
FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41
FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42
FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43
FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44
FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45
FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46
FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47
FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48
FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49
FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50
FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51
FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52
FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53
FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54
FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55
FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56
FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57
FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58
FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59
FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60
FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61
FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62
FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63
FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64
FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65
FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66
FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67
FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68
FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69
FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70
FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71
FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72
FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73
FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74
FRAGMEN 74: LONGQIN
75
FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76
FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77
FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78
FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79
FRAGMEN 79: KEANEHAN
80
FRAGMEN 80: BADAI BARU
81
FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82
FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83
FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84
FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85
FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86
FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87
FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88
FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89
FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90
FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91
FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92
FRAGMEN 92: TRIK
93
FRAGMEN 93: SERGAPAN
94
FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95
FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96
FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97
FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98
FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99
FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100
FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101
SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102
SIDE STORY 2: FORECAST
103
SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104
HALO KARYA BARU!
105
Mampir Dulu Yuk!
106
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!