Wei Linglong duduk di tangga yang mengarah pada pintu utama. Hatinya jadi gelisah. Wei Linglong yakin kalau kepindahannya ke istana ini akan menimbulkan masalah untuknya. Xiaotan bilang, istana ini dibangun dan dirancang sendiri oleh Murong Qin. Bahkan dikatakan kalau istana ini adalah istana terindah dan termegah kedua setelah Istana Yanxi. Dia yang bukan siapa-siapa tiba-tiba jadi penghuni baru Istana Fenghuang, bukankah terlalu aneh?
Rumor berkata kalau istana ini akan digunakan untuk tempat tinggal wanita Kaisar Mingzu yang dicintai suatu saat nanti. Paling tidak, jika tidak ada orang yang dicintainya, istana ini harus diberikan pada Permaisuri atau tetap dibiarkan menjadi miliknya sendiri, bukan diberikan pada seorang gadis dari kediaman jenderal yang terpaksa masuk istana.
“Xiaotan, bukankah ini aneh? Menurutmu, apa yang sebenarnya sedang direncanakan Yang Mulia?”
“Kenapa nyonya berpikir begitu?”
“Aku hanya merasa ini terlalu kebetulan. Tidak mungkin seseorang tiba-tiba memberiku tempat tinggal yang megah secara cuma-cuma?”
“Mungkin Yang Mulia terharu karena Pangeran Yu begitu dekat dengan nyonya, jadi menghadiahkan istana ini kepada nyonya.”
“Semudah itu? Kau sendiri yang bilang kalau Yang Mulia alias Murong Qin itu orang yang dingin dan kejam. Menurutmu, apa orang seperti itu bisa memberikan hartanya yang berharga kepada orang sepertiku?”
“Nyonya, kau terlalu banyak berpikir. Dia adalah Kaisar Mingzhu, apapun yang dia berikan apakah harus memerlukan alasan?”
Wei Linglong tetap tidak terhibur. Perkataan Xiaotan memang masuk akal, tapi hatinya tetap gelisah. Dia selalu merasa kalau Murong Qin pasti mempunyai rencana lain untuknya. Hati seorang wanita yang selama dua puluh dua tahun tidak pernah terbuka terhadap laki-laki tentu tidak akan mudah percaya pada seorang pria bernama Murong Qin. Terlebih pria itu adalah seorang pria beristri banyak dan seorang Kaisar yang sudah punya anak.
“Nyonya, barang-barangmu sudah di sini,” ucap pelayan yang tadi mengantar Wei Linglong. Di belakangnya ada beberapa orang pelayan lain yang membawa peti berisi pakaian dan barang-barang Wei Linglong yang baru dibawa dari Istana Dingin.
“Letakkan saja di sana.”
Setelah meletakkan barang-barang, para pelayan pergi. Mereka tidak bisa berlama-lama di Istana Fenghuang karena tugas mereka sudah selesai. Kaisar akan menghukum mereka kalau terlalu lama di sini. Wei Linglong menatap kepergian para pelayan dengan ekor matanya. Dia sendiri masih duduk di tangga.
“Nyonya, apa kita akan masuk sekarang?”
Wei Linglong tidak menjawab.
“Nyonya, jangan dipikirkan lagi. Nanti kau sakit.”
“Menurutmu, apa dia benar-benar tersentuh karena aku dekat dengan Murong Yu?”
“Benar. Yang Mulia mungkin merasa kalau nyonya bisa merawat Pangeran Yu dengan baik, menggantikan mendiang Permaisuri Hong.”
“Lalu apa hubungannya denganku?”
“Ah, sayang sekali nyonya sudah tidak ingat masa lalu. Dia salah satu kerabatmu.”
“Maksudmu?”
Wei Linglong mulai tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan ibu kandung Murong Yu alias Permaisuri Hong. Selama ini dia hanya mendengar sedikit cerita dari Xiaotan, itu pun ketika Murong Yu pertama kali datang ke Istana Dingin. Xiaotan mengatakan kalau Permaisuri Hong adalah kerabatnya. Wei Linglong berkesimpulan ada sesuatu yang tidak dia tahu.
Di tangga Istana Fenghuang, Xiaotan dengan sukarela menceritakan kisah Permaisuri Pertama yang telah meninggal. Dia adalah seorang wanita dari keluarga terhormat yang telah memberikan Murong Qin seorang calon pewaris meskipun kelahirannya tidak pernah diinginkan. Wei Linglong pun mulai mendengarkan dengan saksama.
Enam tahun lalu, Murong Qin mempunyai seorang Permaisuri yang dipilih dari keluarga bangsawan. Permaisuri yang diangkat tersebut adalah seorang wanita muda yang sangat cantik dan berbakat. Pemilihan tersebut dilakukan oleh Ibu Suri sendiri. Sayangnya, Permaisuri yang cantik dan berbakat tetap tidak bisa menembus tebalnya dinding hati Murong Qin yang sudah terbiasa hidup tanpa wanita.
Sang Permaisuri Pertama bernama Wei Hongxue dan setelah diangkat bergelar Permaisuri Hong. Dia adalah wanita yang telah mematahkan hati banyak pria di Dinasti Yuan karena kecantikannya yang sangat luar biasa. Wei Hongxue masuk istana saat usianya dua puluh tahun, terpaut dua tahun lebih muda dari Murong Qin. Wei Hongxue sebenarnya adalah kakak sepupu dari Wei Wei Linglong.
Ibu Suri sangat licik. Dia memanfaatkan Permaisuri Hong untuk mendekati Murong Qin dan menjadi mata-mata. Dia mendapat banyak tekanan dari Ibu Suri, namun tetap berdiri kukuh di harem. Suatu ketika, pada malam tahun baru sekaligus peringatan hari pengangkatan Murong Qin sebagai Kaisar Mingzhu yang keempat tahun, seseorang menaburkan bubuk bunga musim semi pada arak Murong Qin. Saat itu sedang berlangsung perjamuan di Istana Yuyang yang terletak tak jauh dari komplek Istana Dalam.
Efek bubuk tersebut begitu luar biasa. Murong Qin yang saat itu tidak pernah menyentuh wanita tidak tahu harus melakukan apa. Entah bagaimana caranya dia tiba-tiba berjalan masuk ke istana Permaisuri Hong dan langsung menerkam pemilik istana tersebut. Permaisuri Hong tidak punya kekuatan untuk melawan hingga malam itu menjadi malam panjang yang terlihat membahagiakan namun sebenarnya sangat mengerikan.
Esok paginya, Murong Qin sadar kalau dia telah melakukan sesuatu yang telah melampaui batas. Dia marah dan langsung keluar dari istana Permaisuri Hong dan memerintahkan orang untuk mengurung Permaisuri Hong di istananya. Dia juga memerintahkan orang untuk menyelidiki orang yang telah membuatnya kehilangan kendali. Beberapa hari kemudian tersiar kabar kalau Permaisuri Hong adalah mata-mata Ibu Suri. Murong Qin semakin marah dan ingin mengasingkan Permaisuri Hong ke Istana Dingin. Dia percaya kalau Permaisuri Hong dan Ibu Suri sudah merencanakan semuanya sejak jauh-jauh hari.
Namun siapa sangka, sebelum Murong Qin melengserkan permaisurinya, sebuah berita mengejutkan datang dari Istana Dalam. Tabib Liang yang saat itu sudah menjadi tabib istana pergi ke Istana Yanxi untuk melapor dan berkata bahwa Permaisuri Hong telah mengandung.
Berita ini menyebar cepat hingga Murong Qin tidak bisa melengserkannya. Dia hanya bisa menaruh kemarahannya di dalam hatinya. Sejak saat itu, Murong Qin tidak pernah menginjakkan kaki di Istana Dalam dan hanya menjumpai Permaisuri Hong saat wanita itu meninggal setelah melahirkan.
Demi kestabilan politik kerajaan, satu tahun kemudian Ibu Suri mengangkat kembali seorang permaisuri baru untuk Kaisar Mingzhu. Wanita terpilihnya berasal dari keluarga besar bangsawan Lan bernama Lan Shiyi dan sekarang bergelar Permaisuri Yi. Sama seperti mendiang Permaisuri Hong, Permaisuri Yi juga bergandengan tangan dengan Ibu Suri. Sayangnya, Permaisuri Yi agak bodoh dan naif.
Melihat gelagat Ibu Suri yang licik, keluarga Wei akhirnya memutuskan hubungan dengannya dan memilih berjalan di samping Murong Qin sang Kaisar Mingzhu. Apalagi sejak dahulu, keluarga Wei memang tidak benar-benar berniat terlibat politik kerajaan dan memilih menjadi abdi militer. Tidak heran jika ayah Wei Linglong, Jenderal Wei Yun sangat setia pada Kaisar Mingzhu dan langsung memberikan plakat perintah militernya tanpa ragu.
Setelah mendengar cerita tersebut, Wei Linglong merasa kalau kakak sepupunya yang telah meninggal itu tidak bersalah. Entah mengapa dia merasa kalau Wei Hongxue adalah perempuan bijaksana yang baik. Dia tidak mungkin berkolusi dengan Ibu Suri.
Jika dia menginginkan kekuasaan, maka posisinya saat itu sudah sangat kuat. Di belakangnya ada keluarga Wei yang berlatar belakang militer, ditambah para pejabat yang setia dan selalu berjalan di pihaknya.
Jika dia memang berkolusi dengan Ibu Suri, Wei Hongxue pasti tidak akan mengorbankan dirinya sendiri dan melahirkan anak yang dia dapat dari hasil hubungan satu malam dengan Murong Qin.
Keluarganya juga pasti marah dan sudah membantu Ibu Suri untuk menjatuhkan Kaisar Mingzhu saat itu. Kenyataan justru menunjukkan kalau Wei Hongxue sama sekali tidak berpihak pada siapapun dan dia hanyalah korban. Keluarga Wei juga sedari dulu tidak pernah ingin terlibat politik istana dan perebutan kekuasaan. Jika bukan karena terpaksa, mereka tidak akan membiarkan putri-putri mereka masuk ke istana.
“Aku yakin kakak sepupuku tidak bersalah. Dia pasti hanya kambing hitam yang dikorbankan.”
“Nyonya, setelah Permaisuri Hong meninggal, semua orang di istana ini dilarang mengungkit kisahnya. Aku kasihan pada Pangeran Yu karena dia tidak bisa mengetahui sosok seperti apakah ibu kandungnya.”
“Benar juga. Dia masih kecil. Tidak seharusnya dia merasa terasing dan tidak mengenali ibu kandungnya sendiri. Di mana kakak sepupuku dimakamkan?”
“Permaisuri Hong dimakamkan di makam keluarga kerajaan.”
Wei Linglong mengangguk-ngangguk. Bagi Murong Qin, Permaisuri Hong mungkin sudah melakukan kesalahan fatal. Tapi, gelarnya sebagai permaisuri tidak dicopot meskipun dia sudah meninggal. Padahal, saat Permaisuri Hong masih hidup, Murong Qin begitu bersemangat ingin mencabut gelar dan menurunkan posisinya. Ini menunjukkan ada suatu kebenaran yang disembunyikan olehnya dan tidak boleh diketahui orang lain.
Kisah kakak sepupunya yang diceritakan Xiaotan membuat Wei Linglong semakin tidak bersemangat. Dia semakin ingin pulang ke masa depan. Seorang gadis biasa yang hanya tahu bertani tidak memiliki kemampuan untuk bertarung di dalam harem yang kejam. Kisah-kisah wanita istana yang Wei Linglong tahu dari buku dan drama sudah cukup membuatnya emosi. Jika dia harus terlibat langsung, dia khawatir tidak bisa bertahan.
“Nyonya? Nyonya?”
“Ah ya?”
“Kau melamun lagi. Nyonya tidak usah berpikir yang tidak-tidak. Ayo kita hidup dengan baik di tempat tinggal baru ini. Tuan Jenderal Besar pasti bahagia kalau tahu nyonya baik-baik saja.”
“Xiaotan, menurutmu aku bisa hidup dengan baik di sini?”
“Tentu saja! Ada aku Xiaotan, Pangeran Yu, Yang Mulia, juga Tuan Adipati Jing.”
Wei Linglong ingin mencoba hidup dengan baik. Dia sudah diberi kesempatan untuk bernapas lagi meskipun bukan di masa depan. Tuhan memberinya kesempatan untuk hidup satu kali lagi. Jika dia menyia-nyiakannya, suatu saat Tuhan mungkin akan mengambil hidupnya kembali dan dia bisa benar-benar mati.
Satu-satunya jalan untuk hidup dengan baik di sini adalah menghindari pertarungan di harem. Wei Linglong tidak akan terlibat persaingan posisi dengan seratus selir dan tujuh puluh Nona Bangsawan yang dipelihara di Istana Dalam. Untungnya, Istana Fenghuang terisolir dari istana lain dan tidak bisa dimasuki orang sembarangan. Selain Istana Yanxi, jarak antara Istana Fenghuang dengan istana lain sangat jauh dan berada di komplek yang berbeda.
Mungkin, ini adalah keberuntungan yang diberikan kepada Wei Linglong di tengah kemalangannya. Istana megah ini sekarang adalah miliknya. Sebagai pemilik, dia harus menjaganya dengan baik. Tidak apa-apa jika Murong Qin sering datang ke sini selama pria itu tidak macam-macam padanya.
“Xiaotan, bantu aku membawa barang-barang itu!”
Mata Xiaotan berbinar.
“Nyonya, kau sudah memutuskannya?”
“Ada istana yang megah, kenapa harus disia-siakan? Ayo, bantu aku menatanya!”
Xiaotan dan Wei Linglong bahu membahu menata barang-barang yang dipindahkan dari Istana Dingin. Mata mereka silau karena perabotan yang ada di dalam Istana Fenghuang benar-benar bercahaya. Ini bukan lagi istana emas, tapi istana rubi yang nilainya sangat tinggi!
Ada banyak lukisan mahal tergantung di dinding istana. Katanya, lukisan itu didapat dari para seniman dan kolektor legendaris dari beberapa dinasti. Harganya bernilai ribuan tael perak. Wei Linglong tertawa kecil. Baginya, lukisan-lukisan itu tidak sebanding dengan akar teratainya yang seharga dua juta dolar.
Selain lukisan, di dalam sana juga terdapat guci dari keramik dan porselen yang sangat berharga. Guci-guci tersebut dibuat oleh perajin terkenal dan bernilai ratusan tael perak. Ini juga masih tidak sebanding dengan akar teratai dua juta dolar yang dijual Wei Linglong.
“Ah.. Tempat tidurnya nyaman sekali.”
Wei Linglong berbaring di atas ranjang yang ditutupi sprei sutera kualitas tinggi. Xiaotan hanya tersenyum melihat tingkah laku majikannya. Selama dua bulan lebih ini, Wei Linglong tidak cukup tidur dengan nyenyak karena ranjang di Istana Dingin keras hingga membuat tubuhnya sering pegal-pegal. Mulai malam nanti, dia bisa tidur nyenyak seperti saat hidup di abad 21 miliknya.
Dia memejamkan matanya. Udara segar yang merasuk lewat jendela merasuk ke dalam pikirannya. Setelah hari ini, beberapa orang mungkin akan datang ke sini dan melabraknya. Wei Linglong harus mempersiapkan diri karena orang-orang itu pasti tidak tahu malu dan paling merasa benar sendiri.
Otaknya tiba-tiba teringat sesuatu. Seharian ini, dia belum bertemu Murong Yu. Bocah itu pasti sedang bermain sendirian di istana lain. Seandainya diperbolehkan, dia ingin membawa Murong Yu tinggal di sini bersamanya. Dengan begitu, dia bisa mengawasinya tumbuh besar. Terkait caranya akan dia pikirkan nanti.
...***...
...Kuis untuk para pembaca kesayangan Otor:...
...Apa yang menyebabkan Murong Qin tidak mencabut gelar Permaisuri Hong setelah dia meninggal? ...
...A. Dia sudah jatuh cinta...
...B. Murong Qin tidak ingin menambah musuh...
...C. Murong Qin tahu rahasia Permaisuri Hong...
...D. Murong Qin merasa bersalah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Dbz Mar
D thoor
2025-04-15
0
Fifid Dwi Ariyani
trussemagat
2024-01-29
1
inda Permatasari
c
2024-01-20
0