Suasana hati Murong Qin tidak begitu baik. Selain karena laporan para menterinya yang acak-acakan, dia juga kesal karena sudah hampir satu bulan lebih, wanita penjual akar teratai yang dia temui tak kunjung ditemukan. Bu Guanxi selalu mendapat kemarahan karena pencarian yang ditugaskan padanya tidak membuahkan hasil.
Gadis penjual akar teratai tersebut seolah hilang ditelan bumi. Dengan kinerja Bu Guanxi dan para pengawal istana, menemukan seorang gadis seharusnya tidak sesulit itu. Tapi, mengapa sampai sekarang tidak ada kabar? Seluruh kota sudah ditelusuri, semua orang sudah ditanya, tetapi tidak ada satu pun yang mengaku pernah melihatnya.
“Ke mana gadis itu pergi?”
Murong Qin sendiri tidak tahu mengapa dirinya begitu ingin menemukan gadis itu. Selama ini dia menjauh dari wanita. Sekarang, dia tiba-tiba menginginkan seorang gadis yang bahkan tidak jelas siapa dan bagaimana asal-usulnya untuk ditemukan dan dibawa ke istana.
Liu Ting berjalan tergopoh-gopoh dari arah luar. Kasim tersebut baru saja kembali setelah menyerahkan dokumen pada beberapa kantor kementrian. Dilihat dari raut wajahnya, Liu Ting sepertinya punya sesuatu yang penting yang harus dilaporkan.
“Yang Mulia, Ibu Suri memerintahkan Selir De ke Istana Dingin.”
“Lalu, apa hubungannya denganku?”
“Selir De ingin mengganggu Nyonya Wei. Tapi, setelah hamba ikuti, hamba melihat justru Selir De sendiri yang tertindas.”
“Oh, benarkah?”
“Nyonya Wei mengatakan kalau Selir De adalah gagak yang berlindung kepada perkutut.”
Murong Qin menahan tawa. Gagak? Perkutut? Perumpamaan ini begitu tidak biasa namun sangat cocok. Selir De memang seperti gagak, sedangkan Ibu Suri adalah perkutut. Putri Jenderal Yun sepertinya punya sisi lain. Keberaniannya tidak biasa.
Tidak lama kemudian, Bu Guanxi, pengawal pribadi Murong Qin datang sambil menyeret seorang pria berpakaian biasa. Dia menunduk memberi hormat. Pria yang dia seret bersujud sambil menangis.
“Siapa dia?” tanya Murong Qin.
“Yang Mulia, saat aku berpatroli, aku mendengar kalau pedagang sayuran ini berkata sayuran yang dia jual berasal dari istana. Perkataannya sama persis dengan gadis yang Yang Mulia cari. Jadi, aku menangkapnya dan membawanya kemari.”
Liu Ting menyipitkan mata. Dia menilik wajah pria yang diseret oleh Bu Guanxi, memastikan kalau dia pernah melihatnya. Pria itu sepertinya berasal dari istana. Jika tidak salah, dia adalah orang yang bertugas di bagian kepengurusan istana.
“Yang Mulia, dia adalah kasim pengurus Istana Dingin,” ucap Liu Ting.
“Kau yakin?”
“Hamba yakin.”
Murong Qin mulai memikirkan semua kemungkinan yang ada. Jika pria tersebut adalah kasim pengurus Istana Dingin, mungkinkah gadis itu juga ada di sana? Atau, apakah gadis itu mendapatkan akar teratai dari sana karena bantuan kasim ini hingga berani membual? Lalu, apa hubungan gadis itu dengan kasim ini dan untuk apa kasim ini berjualan sayuran?
Murong Qin pikir, hanya dengan pergi ke Istana Dingin dia baru bisa mendapatkan jawabannya. Mungkin, di sana akan ada petunjuk mengenai keberadaan gadis penjual akar teratai yang hilang seperti ditelan bumi. Kebetulan, dia juga ingin menyaksikan pertunjukan menarik dari aksi Selir De dan putri Jenderal Yun.
“Yang Mulia, ampuni hamba. Hamba hanya seorang kasim kecil Istana Dingin. Hamba disuruh menjual tomat dan kubis oleh Nona Wei, tolong ampuni hamba.”
Sang Kaisar semakin tertarik. Sepertinya putri Jenderal Yun itu yang mempunyai hubungan dengan gadis penjual akar teratai. Murong Qin kemudian pergi ke Istana Dingin untuk memastikannya sendiri. Kasim kecil itu juga dibawa, sekalian memverifikasi apakah dugaannya benar atau tidak.
Saat sampai di depan gerbang Istana Dingin, Murong Qin justru melihat gadis yang selama ini dicarinya sedang berhadapan langsung dengan Selir De. Raut wajahnya yang tegas, berani dan tak gentar sama dengan wajah yang dia temui satu bulan lalu. Perkataan dan tindakan gadis itu jelas-jelas sedang menantang bahaya. Tapi, matanya berkata bahwa dia sengaja melakukannya. Lebih tepatnya, senang melakukannya. Selir De saja sampai tidak berkutik.
Tomat busuk yang gadis itu lemparkan ke kening dan wajah Selir De sungguh membuat Murong Qin ingin tertawa. Akhirnya, dia memutuskan untuk menyaksikan pertunjukan ini sampai akhir. Dia akan muncul jika situasi sudah benar-benar memanas.
Dari dekat gerbang utama, Murong Qin juga menyaksikan putranya, Murong Yu bekerja sama dengan gadis itu. Bahkan kerja sama mereka sangat bagus dan kompak. Di hatinya kemudian muncul tanda tanya mengapa Murong Yu bisa sampai ke istana ini dan berteman dengan gadis itu.
“Kau… Tuan Dermawan?”
“Kita berjumpa lagi, Nona Akar teratai.”
Senyum smirk yang ditunjukkan Murong Qin membuat para pelayan dan kasim ketakutan. Selama ini, Kaisar Mingzhu terkenal dengan wajah batunya. Sekali tersenyum, tidak akan ada hal baik yang terjadi. Apalagi, mereka sungguh tidak menyangka kalau wanita yang hendak ditindas oleh tuan mereka ternyata seseorang yang sudah saling mengenal dengan Kaisar.
“Jadi, kau… Kaisar Mingzhu?”
Reaksi Wei Linglong yang seperti itu tentu membuat Kasim Liu dan Selir De beserta pelayannya heran. Jelas-jelas yang berdiri di hadapannya adalah Kaisar, tetapi wanita itu tidak bersikap hormat sama sekali. Bahkan, berani mempertanyakan identitas Kaisar.
“Pantas saja kau mau membeli akar terataiku.”
“Yang Mulia, lihat, Wei Linglong tidak sopan padamu!”
Selir De menggunakan kesempatan untuk menjatuhkan Wei Linglong. Namun, Selir De tidak menyadari kalau dia hanya menambahkan api. Wei Linglong dan Murong Qin tidak akan terprovokasi dengan trik kecil seperti itu. Sebaliknya, dirinyalah yang sedang berada dalam bahaya.
“Haish, bisakah kau diam? Aku sedang berbicara dengan Tuan Dermawan. Kau mau tomat busuk ini masuk ke mulutmu lagi?”
“Yang Mulia…” Selir De memohon.
“Diam! Kembalilah ke tuanmu!”
Mau tidak mau, Selir De akhirnya pergi. Aroma tomat busuk menempel di tubuhnya. Sepanjang jalan, dia tak berhenti marah-marah. Para pelayan dan kasim yang mengikutinya terkena imbasnya. Selir De bukan mendapat untung, tetapi malah dipermalukan hingga seperti ini.
Sementara itu, di Istana Dingin, Murong Qin menerobos masuk ke dalam ruangan. Pria berkuasa tersebut duduk di kursi kusam yang sudah hampir bobrok saking tuanya. Dia menatap ke sekeliling. Ruangan dalam istana ini rapi dan bersih. Sama sekali berbeda dengan tampilan Istana Dingin yang sebelumnya.
Dia tidak menyangka kalau gadis penjual akar teratai itu adalah Wei Linglong, putri Jenderal Yun yang baru-baru ini masuk istana sebagai selir barunya. Pantas saja dicari ke seluruh kota tidak ada, orangnya jelas-jelas ada di istana. Murong Qin benar-benar merasa dirinya bodoh.
“Jadi, kau adalah putri Jenderal Yun?” tanya Murong Qin.
“Ya. Kenapa? Yang Mulia merasa bersalah? Aku sudah pernah menemui orang sepertimu di luar sana. Kau memanfaatkanku untuk mendapatkan kuasa militer. Tapi, kau bahkan tak datang menolongku.”
Dari nada bicaranya, Murong Qin jelas tahu kalau Wei Linglong marah. Wanita itu jelas sedang menahan sesuatu yang bergejolak dalam hatinya dan berusaha tegar agar tidak terlihat takut. Entah kenapa wajahnya masih tetap tenang dan tak menunjukkan ekspresi apapun. Kemampuan penguasaan diri yang dimiliki Wei Linglong sangat baik. Wanita itu mampu menyamarkan perasaannya lewat ketenangan diri.
“Kau membenciku?”
“Kalau benci bisa menghasilkan uang, aku sudah pasti membenci semua orang yang ada di dunia ini. Lagi pula, penyakit hati seperti itu untuk apa dipelihara?”
“Kau marah?”
“Aku hanya kesal. Yang Mulia datang mengganggu kesenanganku. Gara-gara kau, wanita jahat itu kabur dengan mudah!”
Liu Ting dan Bu Guanxi yang berdiri tak jauh dari Murong Qin saling berbisik. Apa wanita di depan mereka sungguh adalah Wei Linglong, putri Jenderal Yun yang sangat terkenal itu? Perangainya jelas-jelas bukan produk ibukota, mengapa bisa sampai di istana? Berbicara kasar dan tidak sopan pada Kaisar, apakah wanita ini benar-benar sudah gila?
Murong Yu yang berada di pangkuan Wei Linglong menatap ayahnya dengan polos. Bagi anak kecil seusianya, cekcok seperti barusan memang tidak seharusnya didengar. Namun, dia juga ingin tahu apa yang akan dilakukan ayahnya pada seorang wanita yang menjadi temannya di istana yang sepi ini. Murong Yu, meskipun hanya anak kecil, tapi sudah mengerti situasi yang biasa dialami orang dewasa.
“Pantas saja kau seperti ditelan bumi.”
“Yang Mulia mencariku? Untuk apa? Meminta ganti rugi? Maaf, uangnya sudah kugunakan untuk menyuap penjaga dan beli keperluan.”
“Tidak. Seorang Kaisar tidak pernah meminta kembali.”
“Baguslah. Kalau begitu, Yang Mulia, silakan pergi. Aku mau mengurus kebunku, tolong jangan ganggu aku lagi.”
Jelas saja mata Bu Guanxi dan Liu Ting terbelalak. Wei Linglong bahkan berani mengusir seorang Kaisar Mingzhu seperti seekor kucing liar. Nyali wanita ini benar-benar besar. Lebih heran lagi, Kaisar Mingzhu mereka tidak marah. Junjunan mereka justru sengaja diam lebih lama.
Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Mungkinkah Kaisar mereka sudah tergerak hatinya pada seorang wanita? Jika ya, maka itu adalah berita bagus. Namun, apakah harus wanita seperti Wei Linglong yang menjadi orangnya?Kaisar mereka sungguh punya selera yang tidak biasa.
“Aku ingin melihat kebunmu.”
“Tidak bisa! Nanti tanamanku mati karena melihatmu!”
“Apa kau bilang?”
“Yang Mulia, apa seorang Kaisar Dinasti Yuan sepertimu pantas menginjak tanah kebun yang kotor? Bagaimana jika para pejabatmu tahu dan mereka berbondong-bondong merusak kebunku? Apalagi, dua orang di dekatmu sudah seperti ingin memakanku hidup-hidup!”
Murong Qin refleks melirik Bu Guanxi dan Liu Ting.
“Ahahaha… Nona Wei, aku tidak mengerti maksudmu,” ucap Bu Guanxi canggung.
“Aku juga!” tambah Liu Ting.
“Oh? Kalau begitu, sampai kapan kau mau mengikat kasimku?”
“Akan aku lepaskan, akan aku lepaskan.”
“Baiklah. Aku sibuk.”
Murong Qin bangkit.
“Ah, suruh Nona Wei keluar dari Istana Dingin. Mulai sekarang dia adalah Selir Chun.”
“Baik, Yang Mulia.”
Murong Qin kemudian pergi dari Istana Dingin dengan hati yang sangat puas. Dia sudah menemukan gadis yang selama ini dia cari. Selain itu, ini memang sudah saatnya mengeluarkan Wei Linglong dari Istana Dingin.
Wanita itu sudah memberinya pertunjukan bagus saat berhadapan dengan Selir De. Murong Qin juga tidak bisa membiarkan Wei Linglong terus terusan dikurung. Dia memang tidak bersalah, jadi tidak ada gunanya jika Murong Qin terus menutup mata dan telinga.
Lain halnya dengan Wei Linglong. Saat Murong Qin mengatakan kalau dirinya harus keluar dari Istana Dingin dan diangkat menjadi selir dengan gelar Selir Chun, dunianya seakan runtuh. Istana Dingin adalah tempat yang nyaman dan tenang.
Selama dua bulan ini, dia sudah tinggal di sini tanpa gangguan. Sangat disayangkan jika dia harus pergi dari sini. Yang paling membuatnya tidak rela adalah dia harus meninggalkan kebun sayuran yang selama ini dia rawat dengan susah payah.
Wei Linglong menghabiskan banyak usaha dan uang untuk mengubah halaman belakang Istana Dingin menjadi kebun yang subur. Hasil panennya saja belum dinikmati, mana bisa ditinggalkan begitu saja.
Tidak, Wei Linglong tidak akan meninggalkan Istana Dingin. Dia tidak akan pergi ke manapun. Dia akan tetap di sini. Dia akan melakukan apapun agar dirinya tetap tinggal di Istana Dingin, sekalipun melawan Kaisar dan Ibu Suri. Istana lain pasti sangat ramai dan berisik. Wei Linglong juga tidak mau bertemu dengan Selir De kedua, ketiga, dan seterusnya.
Raut wajahnya yang kesal terbaca oleh Murong Yu. Bocah kecil tersebut mencolek tangan Wei Linglong hingga wanita itu mengalihkan pandangan kepadanya.
“Bibi tidak ingin pindah?”
“Tidak.”
“Kenapa?”
“Tidak apa-apa. Bibi hanya suka ketenangan.”
“Oh.”
Xiaotan berjalan mendekat.
“Nona, apakah kau benar-benar menjadi selir? Kalau begitu, aku harus mengganti panggilanku. Mulai sekarang, kau adalah nyonyaku.”
“Xiaotan, jangan berisik. Xiao Yu, kenapa tatapanmu tadi sangat aneh pada ayahmu?”
“Aku khawatir bibi dicelakai. Ayah sangat galak. Kalau ada wanita menyinggungnya, dia pasti akan menghukum wanita itu. Tapi, tadi ayah sangat berbeda. Dia tidak marah pada bibi. Bibi, apa ayah menyukai bibi?”
Wei Linglong menepuk jidatnya sendiri. Pemikiran anak kecil begitu polos. Di dunia ini, mana ada orang yang jatuh cinta hanya karena akar teratai. Wei Linglong justru merasa kalau Murong Qin sedang mempermainkannya. Dia pasti sedang membalas dendam karena Wei Linglong menipunya dan merampok uangnya yang setara dengan dua juta dolar itu.
“Anak manis, tidak ada hal seperti itu. Ayahmu hanya sedang bermain denganku saja.”
“Memangnya apa yang sudah bibi lakukan?”
“Kau mau tahu?”
Murong Yu mengangguk.
“Aku telah menipunya dan merampok uangnya.”
“Bibi, kau hebat sekali! Ayah juga bisa ditipu?”
“Tentu saja!”
Entah apa tujuan dari Murong Qin. Satu hal yang jelas, takdir Wei Linglong sudah pasti akan berubah. Dia harus mempersiapkan diri agar dia bisa menghadapi orang-orang licik jika dirinya benar-benar harus pergi dari tempat ini.
...***...
...Wah, hubungan Pangeran sama Linglong manis ya, lebih manis dari hubungannya sama Murong Qin. Oke, hari ini Otor bakal kasih kalian bonus up, biar semangat puasanya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Oi Min
suka suka
2024-08-02
0
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-01-29
0
Wanda Wanda i
wah seru bgt critanya
2023-01-08
0