FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT

Istana Fenghuang terbagi menjadi dua halaman utama. Halaman barat adalah halaman yang tersambung langsung dengan pintu gerbang utama sekaligus menjadi halaman utama Istana Fenghuang. Di halaman barat inilah bunga-bunga yang dirusak Wei Linglong ditempatkan. Tata kelola dan tata letak tanaman di halaman barat yang diatur Murong Qin sebelumnya dirubah oleh Wei Linglong.

Setelah selesai membereskan halaman barat, dia beralih ke halaman utara. Di halaman utara inilah letak kolam teratai jernih dan kolam ikan hias berada. Pemandangan di halaman utara cukup bagus karena berhadapan langsung dengan Danau Dongting. Di sana terdapat sebuah ayunan dari kayu berkualitas tinggi dan sebuah meja kecil tempat menyimpan makanan dan minuman.

Wei Linglong akui kemampuan Murong Qin dalam membangun Istana Fenghuang dan semua isinya memang hebat. Sebagai seorang Kaisar dia telah melampaui batasannya sendiri. Selain dunia pemerintahan dan politik, Murong Qin ternyata pandai dalam bidang arsitektur.

Jika dia melintasi waktu bersama barang-barang modernnya, Wei Linglong dengan senang hati memotret kemegahan Istana Fenghuang dan keindahan Danau Dongting di sore hari dengan kameranya. Dia akan dengan senang hati menggunakan jarinya untuk mengetik ribuan kata yang bisa mendekripsikan semua pemandangan yang ada di hadapannya.

Wei Linglong menyesap udara segar dari pepohonan rimbun yang tumbuh di dekat halaman utara. Matanya terkatup sesaat dan tubuhnya bergoyang di atas ayunan kayu. Dia melupakan niatnya untuk menata ulang halaman utara sesuai dengan keinginannya. Wei Linglong lambat laun telah larut dalam pusaran kenyamanan yang ditawarkan Istana Fenghuang kepadanya.

“Nyonya.”

Suara seorang pria menginterupsinya. Wei Linglong tahu suara itu. Meskipun telah mendengar seseorang memanggilnya, dia tidak ingin beranjak dari ayunan dan mengabaikan orang itu. Orang yang baru datang memanggilnya kembali namun direspon dengan respon yang sama seperti panggilan sebelumnya.

“Apa Yang Mulia datang menyuruhmu untuk berterima kasih padaku?” tanyanya.

“Bukan, Nyonya. Hamba datang untuk menyampaikan undangan.”

“Undangan?”

Kasim Liu menyerahkan buku undangan kepada Wei Linglong. Gadis itu menerimanya dengan tangan kanannya. Harum khas yang belum pernah dia cium menusuk hidungnya.

Buku undangan tersebut sangat indah ukiran di sampulnya. Ketika dia membukanya, dia langsung melihat jajaran kalimat dengan tulisan indah terukir rapi di atas kertas. Di ujungnya ada sebuah cap phoenix berwarna merah menyala.

“Istana Dalam? Oh, tuanmu tidak ingin membiarkanku hidup damai, ya.”

Wei Linglong tidak punya niat untuk ikut campur dalam permasalahan internal keluarga kerajaan meskipun dia sendiri adalah bagian dari keluarga kerajaan—setidaknya mulai saat ini. Undangan perjamuan ulang tahun Ibu Suri adalah sesuatu yang ingin dia hindari.

Wei Linglong cukup bersyukur karena Murong Qin memindahkannya ke Istana Fenghuang, istana yang cukup jauh dari kawasan Istana Dalam hingga dia tidak perlu mendengar keributan dan kebisingan setiap hari. Dia pikir itu akan berakhir sampai di sini. Nyatanya, Murong Qin tetap mengirimnya pergi ke perjamuan para wanita istana.

Kasim Kasim Liu sudah bisa menebak kalau Selir Chun milik Kaisarnya tidak mau pergi ke acara tersebut hanya dari tutur kata dan raut wajahnya. Kepribadian keduanya cukup punya kemiripan satu sama lain. Kasim Liu tiba-tiba menjadi bingung, apa yang harus dia katakan kalau Selir Chun-nya menolak datang?

“Aku tidak mau ikut campur urusan Istana Dalam. Katakan pada Yang Mulia kalau aku tidak akan datang. Statusku terlalu rendah untuk menghadiri acara sebesar itu.”

Wei Linglong sengaja menggunakan status dan kedudukannya yang rendah sebagai senjata. Pustaka mengatakan kalau orang berstatus rendah tidak bisa hadir di perjamuan kerajaan yang kebanyakan dihadiri oleh kaum aristokrat dan para pejabat istana yang terhormat. Meskipun Wei Linglong putri seorang jenderal besar negara, statusnya di istana ini rendah dan tidak bisa memenuhi kriteria wanita istana yang berhak ikut ke acara kerajaan.

“Nyonya, undangan ini awalnya ditujukan untuk Yang Mulia.”

“Kalau Yang Mulia tidak mau datang, kenapa harus aku yang menggantikan dia? Aku ini siapa? Kaisar wanita? Permaisurinya?”

“Nyonya, maksud dari Yang Mulia adalah ingin nyonya pergi bersamanya.”

“Perkataanmu yang ini justru lebih aneh. Tidak, aku tidak mau pergi.”

“Lalu alasan apa yang harus saya laporkan pada Yang Mulia?”

“Hei, kasim kecil yang banyak bicara. Kutegaskan sekali lagi, aku tidak ingin ikut campur dalam masalah ini. Minta Yang Mulia untuk memberiku hidup yang damai saja. Pergilah.”

Kasim Kasim Liu pergi dengan kecewa. Wei Linglong tidak tahu kalau semakin dia menolak, Murong Qin akan semakin memaksanya. Dia akan jatuh ke dalam pusaran secara perlahan-lahan tanpa disadari. Di istana ini, orang seperti apapun tidak akan bisa menyembunyikan diri selamanya. Orang bisa terekspos kapan saja.

Apalagi, Wei Linglong pernah menyinggung Ibu Suri sebelumnya. Kalaupun undangan dari Murong Qin dia tolak, pasti akan datang undangan yang lain. Kabar mengenai kepindahannya ke Istana Fenghuang sudah sampai ke telinga Ibu Suri. Wei Linglong juga telah melawan beberapa selir yang dikirim untuk mengacaukannya. Apa dia masih punya alasan untuk melarikan diri?

Xiaotan, pelayannya baru saja kembali setelah mengantarkan Pangeran Sulung ke istananya. Di gerbang utama, dia berpapasan dengan Kasim Kasim Liu dan bertegur sapa. Xiaotan tidak bertanya mengapa kasim itu datang ke sini. Dia terlalu fokus pada sesuatu di tangannya yang harus segera dia berikan pada Wei Linglong.

Melihat pelayannya kembali membawa sesuatu di tangannya, perasaan Wei Linglong mendadak tidak enak. Dia menebak sesuatu di tangan pelayannya itu bukanlah hal yang baik. Jadi, sebelum Xiaotan memberikannya, dia berinisiatif bertanya terlebih dahulu.

“Mengapa kau membawa benda buruk itu ke sini?”

“Nyonya, pelayan Istana Dalam memberikannya padaku. Ini mungkin sebuah undangan.”

“Itu memang undangan.”

“Ah?”

Wei Linglong menunjuk buku undangan berwarna sama yang terletak di meja. Xiaotan kini mengerti mengapa nyonyanya berkata seperti itu. Kasim Kasim Liu pasti datang untuk memberikan ini. Tidak disangka, dia kalah cepat dengan seorang kasim raja.

“Nyonya menolaknya?”

“Apa aku harus menerimanya?”

“Lalu bagaimana dengan yang ini?”

Helaan napas yang tertahan terdengar dari hidung Wei Linglong. Dia menolak satu undangan dan datang undangan yang lain. Undangan-undangan perjamuan klasik membuat kepalanya sedikit sakit. Oh, andai langit membantunya memberinya sebuah boneka atau robot yang bisa menggantikannya pergi ke perjamuan, dia pasti akan sangat bersyukur.

Di masa modern, Wei Linglong juga tidak terlalu suka menghadiri acara ulang tahun atau pesta-pesta. Dia seorang mahasiswa yang tidak terlalu menonjol namun tetap mengutamakan prestasi dirinya. Dia lebih suka berdiam diri di apartemennya, berselancar di Google Scholar mencari jurnal-jurnal guna melengkapi tugas-tugas dan laporan hasil praktek serta penelitiannya atau pergi ke toko buku dan perpustakaan. Dia juga lebih suka mengabiskan uang untuk membeli buku baru ketimbang barang-barang yang fungsinya tidak seberapa.

Undangan pesta ulang tahun dari para sahabatnya sendiri juga dia tolak. Lalu, di sini, mengapa dia harus mengubah sifat dan kebiasannya? Wei Linglong ingin sekali menyangkal kalau dia masih bermimpi. Apa yang dia alami dan apa yang ada di hadapannya semuanya tidak nyata.

Sayang, sekarang dia benar-benar sudah menjadi orang yang berbeda. Dia bukan lagi mahasiswa pertanian biasa, melainkan seorang wanita bangsawan keturunan jenderal besar yang menyandang status sebagai seorang selir Kaisar.

Tentunya ini membawa sesuatu yang berbeda pula, bukan?

Setelah menimbang-nimbang, Wei Linglong akhirnya memutuskan untuk pergi. Kali ini dia akan menjadi seorang ‘Wei Linglong’ asli demi mengelabui semua orang. Jangan sampai orang-orang tahu kalau di dalam tubuh ‘Wei Linglong’ putri Jenderal Yun ternyata ada sosok lain yang ikut menempatinya. Dia tiba-tiba mendapat sebuah ide yang sangat cocok dia praktekkan ketika hadir di perjamuan nanti.

“Nyonya, kau akan pergi?”

“Aku bisa apa lagi? Ibu Suri pasti sudah sangat ingin perhitungan denganku.”

Wanita tua yang disebut-sebut bermusuhan dengan Kaisar tersebut pasti sudah sangat gerah. Kabar kepindahan Wei Linglong yang sudah tersebar ke mana-mana mau tidak mau memaksa wanita tua itu bertindak turun tangan. Di perjamuan nanti, Wei Linglong tidak yakin kalau wanita tua yang berurusan dengan pemilik tubuh asli akan melepaskannya dengan mudah.

“Lalu bagaimana dengan hadiahnya? Kita tidak mungkin memberikan barang-barang milik Yang Mulia di istana ini kepadanya.”

“Kenapa harus repot-repot? Dia sendiri yang mengundang kita.”

“Tapi, mereka akan mengejek nyonya jika nyonya datang dengan tangan kosong.”

“Benar juga katamu. Xiaotan, apa kebun kita di Istana Dingin sudah siap panen?”

“Kenapa nyonya menanyakannya? Jangan-jangan?”

“Haish. Tidak, tidak. Untuk hadiahnya biar aku saja yang pikirkan. Kau hanya perlu menyiapkan busana yang sedikit jelek untukku.”

Sebagai seorang bawahan, Xiaotan hanya bisa menurut. Pelayan itu tidak pernah habis pikir pada tingkah majikannya yang semakin hari semakin aneh. Walau sebelum masuk istana Wei Linglong memang agak kurang ajar, tetapi setelah masuk istana kekurang ajarannya malah semakin menjadi. Bahkan Ibu Suri saja dia lawan. Tidak, yang paling parah adalah dia tidak takut pada Kaisar sendiri.

Wei Linglong kembali menikmati pemandangan di atas ayunan. Senja sudah membayang dan pantulan cahayanya telah membentuk semburat berwarna emas di langit sana. Musim gugur sudah hendak berakhir. Sebentar lagi, langit pasti akan menurunkan hujan salju.

Dia tidak tahu apakah saat musim dingin tiba nanti, dirinya sudah kembali pulang ke dunia modern atau tetap menjadi Wei Linglong di masa lalu. Jika dia bisa kembali maka itu adalah hal yang sangat baik karena dia tidak perlu bekerja keras untuk bertahan hidup di tengah kehidupan istana yang manipulatif. Jika tidak bisa pulang, Wei Linglong juga tetap harus menjalankan perannya dan berusaha agar dirinya tidak menyebabkan masalah dan mengganggu orang.

“Xiaotan, ambilkan aku sebuah catatan.”

Setelah pelayannya pergi, Wei Linglong memejamkan matanya. Udara segar kembali merasuki organ pernapasannya. Harum aroma bunga yang telah gugur menjadi sesuatu yang khas. Wei Linglong berencana membuat pilihan untuk hidupnya sendiri. Dia pasti akan hidup sesuai dengan keinginannya apapun yang terjadi.

...***...

...Haloo kesayangan Otor! Gimana, masih lancar kan puasanya? Hihihi. Yuk ikuti terus kisah Linglong di masa lalu! Kalau ada saran atau kritik atau apapun, tulis di kolom komentar ya! Sampai jumpa di episode berikutnya!...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusssbsr

2024-01-29

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-10-19

1

Naura Isa

Naura Isa

lnjuuuuuuuuuuut lg dong kak upnya. mksh

2022-04-17

2

lihat semua
Episodes
1 FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2 FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3 FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4 FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5 FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6 FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7 FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8 FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9 FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10 FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11 FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12 FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13 FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14 FRAGMEN 14: SISI LAIN
15 FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16 FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17 FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18 FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19 FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20 FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21 FRAGMEN 21: BERPIKIR
22 FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23 FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24 FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25 FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26 FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27 FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28 FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29 FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30 FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31 FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32 FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33 FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34 FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35 FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36 FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37 FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38 FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39 FRAGMEN 39: DUA WANITA
40 FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41 FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42 FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43 FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44 FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45 FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46 FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47 FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48 FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49 FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50 FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51 FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52 FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53 FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54 FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55 FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56 FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57 FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58 FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59 FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60 FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61 FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62 FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63 FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64 FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65 FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66 FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67 FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68 FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69 FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70 FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71 FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72 FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73 FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74 FRAGMEN 74: LONGQIN
75 FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76 FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77 FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78 FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79 FRAGMEN 79: KEANEHAN
80 FRAGMEN 80: BADAI BARU
81 FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82 FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83 FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84 FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85 FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86 FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87 FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88 FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89 FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90 FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91 FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92 FRAGMEN 92: TRIK
93 FRAGMEN 93: SERGAPAN
94 FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95 FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96 FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97 FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98 FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99 FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100 FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101 SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102 SIDE STORY 2: FORECAST
103 SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104 HALO KARYA BARU!
105 Mampir Dulu Yuk!
106 Pengumuman
Episodes

Updated 106 Episodes

1
FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2
FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3
FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4
FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5
FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6
FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7
FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8
FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9
FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10
FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11
FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12
FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13
FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14
FRAGMEN 14: SISI LAIN
15
FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16
FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17
FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18
FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19
FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20
FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21
FRAGMEN 21: BERPIKIR
22
FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23
FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24
FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25
FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26
FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27
FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28
FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29
FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30
FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31
FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32
FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33
FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34
FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35
FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36
FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37
FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38
FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39
FRAGMEN 39: DUA WANITA
40
FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41
FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42
FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43
FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44
FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45
FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46
FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47
FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48
FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49
FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50
FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51
FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52
FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53
FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54
FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55
FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56
FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57
FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58
FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59
FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60
FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61
FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62
FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63
FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64
FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65
FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66
FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67
FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68
FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69
FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70
FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71
FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72
FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73
FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74
FRAGMEN 74: LONGQIN
75
FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76
FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77
FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78
FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79
FRAGMEN 79: KEANEHAN
80
FRAGMEN 80: BADAI BARU
81
FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82
FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83
FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84
FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85
FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86
FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87
FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88
FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89
FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90
FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91
FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92
FRAGMEN 92: TRIK
93
FRAGMEN 93: SERGAPAN
94
FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95
FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96
FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97
FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98
FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99
FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100
FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101
SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102
SIDE STORY 2: FORECAST
103
SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104
HALO KARYA BARU!
105
Mampir Dulu Yuk!
106
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!