FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU

“Nyonya, bagaimana kau tahu kalau mereka akan datang?” tanya Xiaotan pada Wei Linglong. Saat ini, mereka sedang mengintip lewat celah jendela Istana Fenghuang, melihat beberapa orang wanita berpakaian mewah dan riasan tebal berunjuk rasa di halaman istananya.

Mereka datang dari Istana Dalam. Ya, merekalah para selir dan Nona Bangsawan Murong Qin yang cemburu atas diberikannya Istana Fenghuang kepada seorang wanita bernama Wei Linglong. Kabar menyebar cepat hingga telinga mereka gatal dan hati mereka jadi tidak tenang. Api kecemburuan itu semakin membesar karena di belakang mereka ada seorang wanita bergelar Ibu Suri yang menyiramkan minyak tanah dan meniupkan angin.

Pagi-pagi sekali, Wei Linglong dibangunkan oleh suara berisik beberapa wanita yang berteriak memanggil namanya. Mereka menerobos masuk ke Istana Fenghuang dan membuat keributan di halaman hingga pemiliknya terganggu. Wei Linglong berdecak kesal. Xiaotan yang kebetulan sudah bangun juga merasa kesal hingga dia ingin mengusir mereka, namun ditahan Wei Linglong. Keduanya lalu memutuskan mengintip lewat celah jendela.

“Mereka adalah para gagak betina yang diutus oleh perkutut tua itu.”

“Nyonya, apa aku harus mengusir mereka?”

“Tunggu dulu. Aku mau lihat sampai mana mereka berani berteriak dan ribut di sini.”

Wei Linglong sama sekali tidak takut. Di dunia modern, dia sering menghadapi perempuan yang hobinya mencari perhatian. Bahkan dosen wanita saja takut padanya. Menghadapi wanita-wanita itu hanyalah perkara mudah bagi Wei Linglong. Tujuannya tidak segera keluar adalah karena dia ingin melihat apakah wanita-wanita yang berunjuk rasa itu benar-benar berani mengacau.

Sudah dia duga kalau ini akan terjadi. Istana Fenghuang yang berpindah tangan dari Kaisar pujaan mereka kepada seorang wanita biasa memang menjadi topik hangat yang mengejutkan semua orang. Jadi, Wei Linglong sudah mempersiapkan mentalnya dari hari kemarin. Kini, dia hanya tinggal menunggu waktu yang pas untuk mengusir mereka.

“Wei Linglong, keluar kau! Beraninya kau bersembunyi di sana!” teriak salah seorang wanita. Dia adalah Selir Han, selir kedua Murong Qin.

“Benar! ****** sepertimu masih punya muka rupanya!” wanita yang ada di belakang Selir Han ikut berteriak. Sepertinya dia adalah Selir Ou.

“Jika dia bukan ******, mana mungkin Kaisar tergoda sampai memberikan Istana Fenghuang kepadanya?” Wanita bergelar Nona Berbakat Qi ikut memprovokasi.

“Selir Chun apanya? Dia hanya seorang putri kediaman jenderal yang ditinggalkan calon suaminya di hari pernikahan. Benar-benar memalukan. Jika aku jadi dia, aku lebih baik mati saja!” tambah wanita bergelar Selir Pei. Lalu, teriakan mereka menjelma menjadi umpatan dan hinaan pada Wei Linglong.

“Nyonya, mereka sudah keterlaluan! Aku akan mengusir mereka sekarang juga!”

“Haish diam dulu! Mereka hanya pintar mengoceh saja. Jangan sampai kau terprovokasi.”

“Tapi, mereka menghinamu. Ini adalah penghinaan untuk kediaman Jenderal Besar. Ini juga penghinaan untuk Yang Mulia!”

“Xiaotan, apa kau tidak tahu kalau mereka hanya orang tidak berguna? Lihat, pagi-pagi begini sudah ribut di istana orang lain.”

Hingga matahari naik, Wei Linglong tak kunjung keluar dari kamarnya. Wanita itu malah asyik menggambar sketsa perkebunan di atas selembar kertas sambil menikmati secangkir susu hangat yang didapat lewat dapur khusus. Xiaotan membantunya menggosok batang tinta. Tampilan Wei Linglong seperti seorang nyonya rumah yang sedang memeriksa buku kas keluarga.

Di luar, para wanita dari Istana Dalam masih berunjuk rasa. Mereka sebenarnya sudah tidak tahan karena pemilik istana yang mereka demo tidak mau keluar. Keringat membasahi tubuh dan pakaian mereka yang wangi. Panas matahari mulai terasa membakar kulit. Suara mereka bahkan sudah hampir serak. Namun, ego mereka telah membutakan hati nuraninya.

“Aigo! Ternyata ada kakak-kakak ya!”

Wajah para wanita itu langsung berubah garang saat seorang wanita bertubuh semampai keluar dari dalam Istana Fenghuang hanya menggunakan pakaian putih yang tipis dengan jubah biru muda tersampir begitu saja. Wei Linglong sengaja keluar saat tengah hari ketika dia sudah bosan dan para wanita itu sudah cukup dijemur di bawah sinar matahari.

“Kau kurang ajar! Wanita tidak berpendidikan!” teriak Selir Ou.

“Oh? Lalu apa orang yang berteriak di depan istana orang lain tanpa henti juga bisa dikatakan wanita yang tidak berpendidikan?”

“Jalang sialan! Kau pasti menggoda Yang Mulia!” seru Selir Pei.

“Lalu bagaimana denganmu?”

“Kau harus diberi pelajaran!” Selir Han maju diikuti yang lain.

Selangkah lagi mereka menjangkau tubuh Wei Linglong, Xiaotan tiba-tiba datang dari arah belakang. Dia menyiramkan seember air dingin kepada para wanita itu hingga langkah mereka terhenti. Sebelum keluar, Wei Linglong sudah memerintahkan padanya agar dia mengambil seember air dari kolam untuk dipersembahkan pada para pengunjuk rasa.

“Kakak-kakak pasti sangat gerah karena sudah berjemur selama setengah hari. Bagaimana? Airnya segar bukan?”

“Kau sengaja?” teriak Nona Berbakat Qi.

Wanita-wanita itu hendak mengeroyok Wei Linglong. Untungnya, dia bisa menghindar dengan cepat. Wei Linglong berlari ke arah kolam ikan yang dulu sangat disayangi oleh Murong Qin. Para wanita itu mengejarnya. Adegan kejar-kejaran antara para wanita istana tersebut berlangsung sengit. Wei Linglong sangat gesit hingga mereka tidak bisa mengejarnya.

Wei Linglong menjatuhkan pot-pot bunga peliharaan Murong Qin hingga tergeletak di tanah pekarangan guna menghalangi jalan para wanita gila. Dia juga melepaskan sepatunya dan melemparkannya ke arah mereka. Jejak kakinya mengotori batu-batu hiasan yang sudah ditata rapih di halaman.

“Wanita gila, berhenti kau!”

“Kau yang gila! Untuk apa terus mengejarku?”

“Wei Linglong, berani kau!’

“Eits. Tidak kena, tidak kena!”

“Cepat tangkap wanita itu!”

“Jangan buang tenaga! Kalian tidak akan bisa mengejarku!”

Kejar-kejaran sepertinya tidak akan berakhir. Xiaotan yang disuruh memanggil penjaga ke Istana Yanxi belum juga kembali. Wei Linglong perlahan mulai kelelahan karena mereka terus mengejarnya tanpa henti. Mereka benar-benar gila! Para wanita itu tidak akan menyerah begitu saja.

Wei Linglong berlari ke gerbang. Tiba-tiba, muncul sosok berjubah sutera bermahkota raja bersama seorang kasim. Di belakangnya ada beberapa orang prajurit bersenjata lengkap. Sosok itu sempat terkejut saat melihat pemandangan kacau dari taman istana dan adegan kejar-kejaran beberapa wanita.

Tanpa pikir panjang, Wei Linglong langsung berlari ke arah sosok itu. Dia bersembunyi di balik tubuhnya sambil menarik lengan baju sosok itu. Para wanita yang mengejar Wei Linglong langsung terpaku saat sosok yang mereka puja ada di depan mata. Mereka lebih terkejut saat melihat prajurit di belakang sosok itu.

“Y-Yang Mulia,” ucap Selir Han gugup. Kepalanya langsung tertunduk. Begitu pula kepala wanita yang lain.

“Apa yang terjadi?” tanya Murong Qin dengan nada dingin.

“Wei Linglong menindas kami,” jawab Selir Ou.

“Lancang! Dia adalah Selir Chun yang diangkat langsung oleh Yang Mulia!” seru Kasim Liu pada para wanita  itu.

“Se-Selir Chun menindas kami,” ralat Nona Berbakat Qi.

Murong Qin menoleh sekilas kepada Wei Linglong.

“Apa benar begitu?”

“Mana ada! Jelas-jelas mereka yang menindasku! Yang Mulia, kau tidak lihat mereka mengejarku dengan sengit? Lihat, aku saja belum berpakaian dengan benar.”

“Benar, Yang Mulia. Mereka berteriak pagi-pagi dan mengganggu nyonya. Nyonya tidak tahan barulah dia keluar untuk bernegosiasi,” tambah Xiaotan.

“Mengapa kalian masuk ke sini?”

Celaka! Mereka terlalu dikuasai kecemburuan hingga lupa kalau Istana Fenghuang adalah area terlarang yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Biarpun pemiliknya berubah, tapi aturannya tidak akan berubah. Selir Han, Selir Ou, Nona Berbakat Qi dan Selir Pei benar-benar terjebak.

Beberapa waktu yang lalu, Murong Qin menerima laporan dari Kasim Liu kalau Istana Fenghuang didemo beberapa selir dan nona dari Istana Dalam. Awalnya Murong Qin hanya diam saja karena itu adalah urusan pemilik istana tersebut. Kasim Liu kemudian berkata bahwa Selir Chun alias Wei Linglong membiarkan para wanita itu dan baru keluar pada tengah hari sambil menyiramkan seember air.

Murong Qin yang awalnya tidak peduli mulai tertarik. Dia akan pergi ke Istana Fenghuang, melihat bagaimanakah wanita itu menghadapi segerombolan wanita dari Istana Dalam yang sudah lebih senior daripada dirinya. Kemudian, Xiaotan tiba-tiba datang meminta dirinya mengirimkan beberapa prajurit penjaga karena para wanita itu mengejar Wei Linglong tanpa henti.

Benar saja. Murong Qin melihat sendiri saat Wei Linglong dikejar oleh para wanita itu. Dia juga terkejut karena taman istana yang semula indah sekarang sudah tidak sedap dipandang. Benar-benar kacau dan berantakan. Pot-pot bunga yang besar tergeletak di sana-sini. Batu pijakan yang semula sangat mengkilap kotor karena jejak kaki berlumpur.

Murong Qin melihat penampilan Wei Linglong. Baju dalam putih tipis, jubah biru muda asal-asalan, rambut disanggul sembarangan dan kaki kotor dipenuhi lumpur tanpa sepatu membuat Murong Qin tahu siapa pelaku sebenarnya. Dia ingin marah, tapi wibawanya sebagai Kaisar Mingzhu tidak boleh hilang hanya karena hal sekecil ini.

“Pengawal! Kembalikan para wanita ini ke Istana Dalam dan pukul mereka dua puluh kali!”

“Baik, Yang Mulia.”

Selir Han, Selir Ou, Nona Berbakat Qi dan Selir Pei dipaksa keluar dari Istana Fenghuang didampingi para prajurit penjaga. Keempat wanita itu tidak bisa melawan karena yang mereka hadapi adalah Kaisar Mingzhu, kaisar pujaan mereka yang sangat dingin dan kejam. Mereka merutuki kesalahan dan kecerobohan mereka karena bertindak tidak hati-hati.

“Kau, perbaiki pakaianmu.”

Murong Qin juga ikut pergi dari Istana Fenghuang. Wei Linglong menatap kepergiannya dengan raut wajah tidak peduli. Xiaotan yang tadi berada di jarak yang cukup jauh kembali ke sisinya. Pelayan itu juga menyaksikan kepergian kaisarnya dengan tatapan bingung.

“Apa dia marah?” tanya Wei Linglong.

“Nyonya, kau menghancurkan taman kesayangannya. Apa Yang Mulia tidak berhak marah?”

Wei Linglong mengedikkan bahu. Dia mulai merasa tidak nyaman karena tubuhnya belum dibersihkan. Keringat dari hasil kejar-kejaran tadi mulai menimbulkan bau. Kakinya juga kotor. Wei Linglong harus segera membersihkan diri jika tidak ingin disebut. monster danau. Sebelum kembali, dia mendengar seseorang berteriak  padanya.

...***...

...Gimana? Apa kalian udah tahu gambaran besar dari karakter Linglong? Gimana nasibnya di masa depan? Apa dia bakal jatuh cinta sama Murong Qin? Kalau ada yang tahu, tulis di kolom komentar ya! ...

...Nah, segini dulu ya buat hari ini. Sampai jumpa di episode berikutnya! ...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussemamgat

2024-01-29

0

Angel Ribka

Angel Ribka

gambarannya sudah bagus boleh ditambahin pintar bela diri biar tambah semangat bacanya seperti idolaku

2023-08-18

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2 FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3 FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4 FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5 FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6 FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7 FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8 FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9 FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10 FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11 FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12 FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13 FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14 FRAGMEN 14: SISI LAIN
15 FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16 FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17 FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18 FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19 FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20 FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21 FRAGMEN 21: BERPIKIR
22 FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23 FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24 FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25 FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26 FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27 FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28 FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29 FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30 FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31 FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32 FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33 FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34 FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35 FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36 FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37 FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38 FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39 FRAGMEN 39: DUA WANITA
40 FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41 FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42 FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43 FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44 FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45 FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46 FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47 FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48 FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49 FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50 FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51 FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52 FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53 FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54 FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55 FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56 FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57 FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58 FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59 FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60 FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61 FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62 FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63 FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64 FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65 FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66 FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67 FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68 FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69 FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70 FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71 FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72 FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73 FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74 FRAGMEN 74: LONGQIN
75 FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76 FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77 FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78 FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79 FRAGMEN 79: KEANEHAN
80 FRAGMEN 80: BADAI BARU
81 FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82 FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83 FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84 FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85 FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86 FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87 FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88 FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89 FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90 FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91 FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92 FRAGMEN 92: TRIK
93 FRAGMEN 93: SERGAPAN
94 FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95 FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96 FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97 FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98 FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99 FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100 FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101 SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102 SIDE STORY 2: FORECAST
103 SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104 HALO KARYA BARU!
105 Mampir Dulu Yuk!
106 Pengumuman
Episodes

Updated 106 Episodes

1
FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2
FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3
FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4
FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5
FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6
FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7
FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8
FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9
FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10
FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11
FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12
FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13
FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14
FRAGMEN 14: SISI LAIN
15
FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16
FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17
FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18
FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19
FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20
FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21
FRAGMEN 21: BERPIKIR
22
FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23
FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24
FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25
FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26
FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27
FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28
FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29
FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30
FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31
FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32
FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33
FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34
FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35
FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36
FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37
FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38
FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39
FRAGMEN 39: DUA WANITA
40
FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41
FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42
FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43
FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44
FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45
FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46
FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47
FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48
FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49
FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50
FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51
FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52
FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53
FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54
FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55
FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56
FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57
FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58
FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59
FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60
FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61
FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62
FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63
FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64
FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65
FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66
FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67
FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68
FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69
FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70
FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71
FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72
FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73
FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74
FRAGMEN 74: LONGQIN
75
FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76
FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77
FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78
FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79
FRAGMEN 79: KEANEHAN
80
FRAGMEN 80: BADAI BARU
81
FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82
FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83
FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84
FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85
FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86
FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87
FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88
FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89
FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90
FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91
FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92
FRAGMEN 92: TRIK
93
FRAGMEN 93: SERGAPAN
94
FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95
FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96
FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97
FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98
FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99
FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100
FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101
SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102
SIDE STORY 2: FORECAST
103
SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104
HALO KARYA BARU!
105
Mampir Dulu Yuk!
106
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!