Di dalam ruang kelas, Orion telah memaparkan beberapa penjelasan simpel, Ibu Ekha melonggo mendengarkan penuturannya begitupun sebagian besar siswa yang berada di ruangan itu kecuali Akira.
"Dia boleh juga,!" begitulah kata yang terlintas dalam benak gadis itu tanpa ia ucapkan.
Akira yang sedari awal menyimak kemudian berkata."Coba berikan contoh kepada kami tentang apa yang kamu jelaskan.!?"
"Tepat sekali apa yang kamu katakan, Nak,!" ucap Ibu Ekha sambil memandang wajah Akira lalu tersenyum kecil selanjutnya menatap Orion kemudian berkata."Apa kamu mampu memberikan kami contoh.!?"
Orion lalu memalingkan pandanganya ke arah Akira dan Ibu Ekha secara bergantian, dia berkata." Coba kamu bahasakan situasi di dalam kelas ini secara akurat dan sangat jelas,!" dia menatap Akira.
Akira lalu memindai area ruang kelas itu dengan seksama lalu berkata."Seorang guru sedang berdiri di antara para siswa dan siswi."
"Apa yang kamu katakan itu benar tapi belum akurat dan jelas, itu masih bersifat ambigu,!" jawab Orion.
"Jadi, bagaimana menurut kamu bahasa yang tak ambigu,!?"
Orion lalu memindai area kelas dengan maksud mengamati dengan sangat teliti, dia lalu berkata."Di dalam kelas terdapat sebuah papan tulis, meja dan kursi guru, sebuah spidol berwarna hitam dan penghapus, tiga belas siswi dan lima belas siswa, kursi dan meja siswa-siswi, seorang guru wanita selanjutnya.... !" baru saja Orion ingin melanjutkan perkataanya tiba-tiba Ibu Ekha berkata.
"Cukup, jangan menyebut semua yang kamu amati.!"
"Jadi seperti itu maksud kamu bahasa yang tak ambigu dalam matematika, aku rasa itu sama saja dengan apa yang aku katakan, hanya saja aku cukup simpel,!" kata Akira sambil menatap Orion.
"Yang di katakan teman kamu memang betul, tak usah terlalu panjang, itu pemboroson kata,!" ucap Ibu Ekha.
"Itu tidaklah sama, bagaimana cara Thomas Alva Edison menciptkan bola lampu dan membuatnya jika hanya dengan penjelasan instan atau simpel,? itu mustahil,!! dia meneliti seluruh komponen-komponen yang tidak di pikirkan oleh orang lain, apa yang aku jelaskan barusan adalah cara kerja yang menurut orang lain itu ribet dan menyusahkan tetapi bagiku itu penting. Albert Einstain menemukan atom dengan mengerahkan seluruh kemampuanya mengamati bagian-bagian partikel kecil yang sebagian besar umat manusia tak mau ambil pusing dan pada akhirnya manusia menikmati hasil kerja keras Albert Einstan. Apa kamu akan menggunakan Hp, leptop dan seluruh alat sains moderen saat ini jika para pemikir kritis jebolan dari sains Matematika,? jawabanya tentu saja tidak. mereka menciptakan benda moderen seperti saat ini di sebabkan menjabarkan, menganalisis, mengkalkulasi dengan sangat berhati-hati sebelum membuat kesimpulan,!" ucap Orion sambil menatap Akira.
"Dia sangat fantastis, jika dia terus berkembang maka sudah di pastikan bahwa dia mampu meruntuhkan suatu kekuasaan besar dalam waktu singkat,!" ucap Akira dalam hati.
"Memori otak anak ini sungguh besar, dia terlalu berbakat,!" ucap Ibu Ekha sambil menatap Orion dengan raut wajah yang serius, dia lalu berkata."Siapa nama kamu, Nak,!?"
"Orion.!"
Ibu Ekha kemudian berjalan menuju ke kursi guru, dia lalu menatap siswa dan siswi lalu berkata.
"Aku harap siswa dan siswi kelas ini belajar dengan serius,!" kata Ibu Ekha.
"Baik, Bu,!" jawab siswa dan siswi secara serentak.
Tidak lama kemudian, jam pelajaran Bahasa Indonesia telah berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Aqilah
Bahasa intelektual nih.
2022-06-22
0
Dhika Ayu Wulandari
pinter orion dari Akira, debak
2022-05-19
0
meli meilia
busyett.. bawa2 Thomas Alva sm Albert Einstein segala! mantapp broo!! skalian nanti mw bawa hukum relativitasnya jg gak? xixixi😁😁
2022-04-24
2