HM 20.

Disinilah Devano yang frustasi berada, didepan kaca wastafel sedang memperhatikan dirinya dikaca. Sesekali terlihat dia menyegarkan rambutnya kebelakang guna melampiaskan rasa frustasinya, belum apa apa dia sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal.

"Sialan lo Devano, dasar cowo gak guna,benar kata aishala loo itu cowo brengsek" dia memaki dirinya sendiri

Awalnya Devano berniat ingin memberikan kesan yang baik di pertemukan pertama mereka setelah 4 tahun lamanya.Namun sekarang bukannya kepercayaan atau sambutan baik yang di terimanya justru tatapan kebencian yang dia dapatkan.berada jauh di dalam ekspetasinya.

"Aku sangat mencintaimu dan anak anak kita aishala,sangat" gumam Devano lirih melihat pantulan wajahnya di cermin.

Wajah frustasi Devano tergambar jelas mungkin setelah kejadian ini,kedepannya dia akan berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan rasa cinta dari aishala dan kedua anak kembarnya.

Devano memaklumi seluruh sikap aishala yang keras terhadap dirinya,tetapi dia melakukan ini semua untuk mereka.

Sudah cukup selama 4 tahun lamanya dia hanya mengawasi mereka dari kejauhan, setiap bulan bolak balik ke luar negri hanya untuk mengawasi cinta dan pekerjaannya.

Devano sempat marah dan mengamuk saat aishala melakukan konferensi pers tentang keberadaan anak kembarnya beberapa Minggu yang lalu, tetapi dia hanya bisa memakluminya.

Trauma masa lalu yang sempat terkuak beberapa tahun lalu membuat Devano hanya diam dan memaklumi.

Setelah puas melampiaskan seluruh amarahnya Devano kembali ke kamar miliknya,yang berjarak hanya 2 kamar dari kamar yang ditempati oleh aishala.wajahnya terpaku menatap kedua malaikat kecil yang tengah tertidur pulas di ranjang miliknya.

Rasa hangat menjalar di seluruh tubuhnya rasanya seperti kupu kupu beterbangan menghinggapi tubuhnya.

"Kalian Anak-anak Daddy,kalian hanya milik Daddy dan mommy" gumam Devano mengelus rambut kedua anak kembarnya dengan sayang.

Perlahan rasa kantuk mulai menyerangnya, Devano menyibakkan selimutnya dengan sangat pelan agar anak anaknya tidak terganggu perlahan mulai naik dan memposisikan tubuhnya di tengah tengah Devano dan Queenza.

otaknya berputar mengingat kejadian saat di taman siang tadi. Berapa susahnya dia membujuk dan menjelaskan siapa dia bagi mereka.

Apalagi si bungsu Devan yang terus merengek tak percaya bahkan berniat untuk memberontak ingin kabur membuat Devan berkali kali menghela nafasnya kasar.

Sekarang dia tahu dari mana sifat bar bar itu turun siapa lagi kalau bukan dari sang wanita tercinta. Berbeda dengan Queenza yang hanya menatapnya tajam dan datar.

Benar benar misterius dan penuh tanya.

Flasback tadi siang

"Ommy...ommy" panik Devano dan Queenza memanggil mommynya berbarengan

Dengan panik keduanya menghampiri tubuh aishala yang tergeletak pingsan dalam pelukan seorang pria yang tidak mereka kenali.

Dengan menyorot tajam Queenza menatap pria itu, satu hal yang menjadi perhatiannya wajah pria itu mengapa sangat mirip dengannya.

"Lepacin ommy Evan,om jahat udah buat ommy Evan pingcan" teriak Devan mencoba melepaskan tubuh mommynya dari Devano.

Devan kecil menatap pria itu dengan tatapan bingung, apalagi melihat mata pria itu yang berkaca kaca ketika melihat mereka. ada apa sebenarnya? mengapa hatinya menghangat Ketika berada di sekitar pria itu

Tes

Satu tetes air mata jatuh dari pelupuk mata tajam Devano,

Biasanya dia hanya bisa menatap mereka dari kejauhan tapi hari ini mereka ada di hadapannya. Jarak yang dekat membuat Devano ingin membawa mereka masuk kedalam pelukannya.

"Om kenapa Angis?Evan salah ya makanya omnya angis?maafin evan ya" Rasa bersalah Devan perlahan melangkahkan kaki mungilnya menghampiri Devano.

Queenza menatap mereka datar, dia juga bingung kenapa pria itu menangis??

Devano terlebih dahulu menggendong aishala masuk ke dalam mobilnya, menaruhnya hati hati dan penuh perasaan.

Setelah memastikan posisi aishala aman Devano membalikkan tubuhnya,

Kedua anak kembarnya berada tepat di belakang tubuhnya melihat semua perlakuan hangat Devano terhadap mommy mereka.

"Call me Daddy sayang" ucap Devano mensejajar tubuhnya dengan kedua anaknya.tangan Devano terulur mengelus pipi chubby milik Devano dan Queenza.

"Daddy" lirih Devan bingung

"Yes ini Daddy sayang, Daddy sangat merindukan kalian" entah bagaimana Devano mengekspresikan rasa bahagianya sekarang, kata Daddy yang terucap dari mulut mungil Devan mampu membuatnya menegang.

Kata yang selama ini hanya mampu berada di bayang bayangnya sekarang nyata dan jelas.

"Benalkah?"tanya Devan dengan cepat di angguki Devano

.

Saat Devano hendak memeluk Devan dengan cepat Queenza langsung menyembunyikan tubuh Devan di belakang tubuh mungilnya,menyembunyikan tubuh devan dari pria yang mengaku sebagai daddy mereka..

"Jangan macam macam" ancam Queenza masih tak percaya kalau pria yang ada di hadapan mereka adalah ayah kandung mereka.

Walau sebenarnya hati kecilnya mengatakan percaya namun dia harus tetap membuktikan nya. Benar atau tidaknya perkataan pria itu.

"Daddy sangat merindukan kalian

Apa kalian tidak merindukan Daddy" lirih Devano terdengar mengiba. Wajahnya menunduk dalam, ekspresi memelas dia tunjukan nya untuk melihat seberapa perhatian anak kembarnya.

"Kalau kalian tidak percaya kalau daddy ini daddy kalian,Coba lihat Poto ini, ini adalah Poto saat mommy melahirkan kalian" Devano merogoh saku jasnya mengeluarkan beberapa lembar Poto yang menunjukkan saat dia menggendong dua anak kembar di dalam pelukannya.

dan poto Aishala yang tengah berjuang melahirkan mereka.

Poto itu terlihat sangat jernih dan dapat di pastikan poto itu di ambil dari jarak yang sangat dekat.

"Evan pelcaya,Evan Juda cangat melindukan daaddy" tiba tiba Devan langsung menggeser tubuh Queenza dan memeluk tubuh kekar Devano.

Dengan senang hati Devano membalas pelukan Devan tak kalah erat.

Ini lah yang sangat dia tunggu pelukan hangat dari anak anaknya.

Devano melirik ke arah Queenza yang berada di sampingnya.

"Apa kau tidak percaya pada Daddy girl" lirih devano

Dengan pelan Queenza melangkahkan kaki mungilnya menghampiri Devano dan Devan.

Walau ekspresi wajah masih sama seperti tadi tetap datar,tak memungkiri kalau dia juga sangat merindukan Daddynya, orang yang sangat dia nantikan kehadirannya.

Grep

Jadilah ketiganya berpelukan seperti teletubis, sesekali terdengar Isak tangis menghiasi pertemuan yang cukup mengharukan itu.

"Percayalah Daddy sangat menyayangi kalian

Mulai sekarang kita akan bersama selamanya"

Di rasa sudah cukup Devano melepaskan pelukan ketiganya, dia hampir saja melupakan kondisi aishala yang masih pingsan di dalam mobil.

Devano menggiring mereka memasuki mobil, di ikuti anak buahnya yang mengawal dari belakang.

"Apa ini lumah Daddy?" Tanya Devan memperhatikan sebuah mansion yang berkali kali lipat besarnya dari rumah mereka.

"Iya sayang ayo masuk" dengan di tuntun seorang pelayan Devan dan Queenza menapakkan kaki untuk pertama kali ke mansion milik daddy mereka.devano sendiri masih setia menggendong tubuh ramping aishala.

"Kalian tunggu di sini ya Daddy ke kamar dulu"izin Devano melangkahkan kakinya menaikki lift yang langsung menuju lantai dua dimana kamar mereka berada.

Dengan pelan dan penuh kasih sayang Devano menaruh aishala di atas kasur. Memposisikan tubunya dengan benar dan membenarkan selimut hingga di atas dadanya.

Devano menuruni tangga menghampiri anak kembarnya yang sedang fokus menonton kartun si botak kembar.

Flasback selesai

Terpopuler

Comments

Cika Pratiwi

Cika Pratiwi

lanjut

2022-05-03

1

Glastor Roy

Glastor Roy

u

2022-05-02

1

Neng Rika

Neng Rika

lanjut

2022-05-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!