HM 3.

"anjirr seriusan lu din?" Pekik Aisha tak kalah kaget dengan ucapan dina barusan. Bagiamana mungkin ini semua bisa terjadi?jadi semalam dia salah orang, bukan pria itu yang di maksud dina.

"gue seriusan sha, bukan kamar mawar no 2 tapi kamar cemara no 2.lu kok bisa nyasar sih emang lu gak nanyain dulu ke resepsionisnya" Syok Dina menutup mulutnya tak percaya.

kedua wanita itu sama sama terkejut, terlebih dina yang seketika langsung merasa bersalah.

"Gue juga gak tau din, gue kira loo mesen kamar mawar no 2 jadi gue langsung masuk terus begituan,gue kira laki laki semalam tuh orang yang udah lu bayar" ucap Aisha wajahnya terlihat pasrah, satu tangannya memijit pelipisnya yang seketika langsung nyut nyutan.

"jadi kamar mawar no 2 tuh ada cowonya? terus lo nina ninu sama cowo itu?" tanya dina di angguki aisha.

"Gimana cowoknya ganteng gak?lu sempet liat mukanya gak? Terus gimana kalau mukanya jelek, terus anak lu jadi ikutan jelek juga? Lu gak niatan buat motong bonus gue kan?" lemas Dina yang masih sempat sempatnya ngomongin tentang bonus di saat situasi genting seperti ini.

"kali ini loo selamat din gara gara tuh cowonya ganteng, mana bule lagi.

Kalau beneran jelek bukan cuma gaji lu doang yang gue potong tapi lu nya yang gue ganti" ucap Aisha mengelus dadanya lega.

ada untungnya juga tadi pagi dia sempat melihat bagaimana rupa dari pria itu. Setidaknya wajah dari anaknya terselamatkan,bibit bibit good looking.

"hahhh lega banget gue dengernya,takutnya elu malah nina ninu sama om om perut buncit mana beristri juga, yang ada lo di sebut pelakor" dina menarik nafasnya lega, ponakannya terselamatkan.tapi bagaimana jika pria yang bersama aisha semalam juga ternyata sudah memiliki istri, tapi tak papa lah mencuri sedikit bibit dari laki orang.

"Ouh ya Din,kapan dede bayinya jadi. nanti malem jadi gak? " tanya Aisha polos bercampur rasa penasaran.tak sabar rasanya untuk segera menimang bayi kecil di tangannya, apalagi setelah melihat tik tok ibu muda yang happy dengan buah hatinya.

Dina hanya memutar bola matanya malas, sekarang dia menjadi ragu pada aisha.

"gue mau tanya sama lu sha, sebenarnya orang tua lu yang beneran ngedesek loo buat ngasih mereka cucu atau lunya yang ngebet pengen punya anak sih?" tanya Dina penasaran yang seketika langsung mendapat geplakan manja dari aisha.

tak main main aisha langsung membuat dina meringis lengannya terasa panas.ngadi ngadi juga pertanyaan si dina nih

"Sembarangan aja lu kalau ngomong,

Kalau bukan gara gara orang tua gue ngedesek minta cucu mana mungkin gue mau ngikutin saran loo yang gila lu"marah aisha melototkan matanya.

dina hanya menyengir kuda menampakkan gigi giginya yang putih ternyata menyenangkan juga menggoda calon ibu muda itu. selanjutnya hanya di hiasi dengan obrolan obrolan ringan banyak yang mereka bahas terutama ketika nanti aisha sudah hamil.

***

beberapa bulan kemudian

"Huekkk.....huekkk....huekkk"disinilah aisha berada berjongkok di dalam kamar mandi miliknya,aisha sedang memuntahkan seluruh isi di dalam perutnya. hanya air saja yang dikeluarkan,tapi mampu membuat seluruh tubuhnya lemas tak berdaya. terhitung sejak tadi malam asiha terus bolak balik keluar masuk kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya.

"Ais..kamu gak papa kan? mami denger kamu muntah muntah.bukain pintunya sayang mami khawatir sama kamu" kedua orang tua nya terus mengetuk ngetuk pintu kamar Ais yang di kunci dari dalam.namun tak ada jawaban apapun dari dalam, yang semakin membuat kedua orang tuanya khawatir. terutama mami aisha yang berharap harap cemas terhadap anak gadisnya.

"kita coba dobrak aja pih,Mami takut terjadi sesuatu sama anak kita" mohon mami aisha.

papi dimas menginstruksikan mami aisha dan bi ijah untuk mundur ke belakang,dia mencoba mendobrak pintu kamar putrinya.dengan sekali tendangan pintu kamar itu berhasil terbuka. ketiga buru buru masuk ke dalam kamar mandi.

saat membuka pintu kamar mandi, mami aisha refleks berteriak. anaknya terbaring pingsan dengan wajah yang sangat pucat, tanpa ba-bi-bu papi dimas langsung menggendongnya dan meletakkan di tas kasur.

Sedangkan mami aisha langsung menelpon dokter nita yang menjadi dokter keluarga winata, tak lama dokter nita pun datang dan langsung mengecek keadaan putri keluarga winata itu.

sesaat setelahnya

"mari ikuti saya tuan dan nyonya sebentar"

ketiganya meninggalkan kamar aisha, bi ijah sedang ke dapur untuk membuatkan minum.

"emm bagaimana cara saya menyampaikannya ya" dokter nita terlihat ragu ragu untuk menyampaikan tentang keadaan aisha. dia takut kedua paruh baya itu terkejut ketika mendengarnya.

Bisa di bayangkan bagaimana reaksi kedua orang tua itu ketika tau apa yang sebenernya terjadi dengan anak mereka.

"ada apa dokter nita?sepertinya anda sangat bingung apa ais mengidap penyakit yang sangat berbahaya?sepertinya anda ragu untuk mengucapkannya" Tanya mami Ais bingung di tambah Melihat ekspresi wajah dokter Nita yang seperti takut takut untuk berbicara.

"jangan potong ucapan saya paham"orang tua aisha pun mengangguk

" jadi begini tuan dan nyonya setelah saya memeriksa keadaan nona muda, ternyata Nona muda muntah muntah bukan karna penyakit yang serius melainkan nona muda sedang hamil nyonya.

Di perkirakan Usia kandungannya baru sekitar 2 bulan" ucapnya hanya dengan satu tarikan nafas kemudian menunduk pandangannya

Syok

Tak percaya

Kaget

hampir jantungan

dan sedikit rasa senang

Semuanya tercampur aduk menjadi satu di dalam hati kedua orang tua aisha,

Sepasang paru baya itu hanya bisa menegang di tempat. Mami aisha bahkan hampir terjatuh tak mampu menjaga keseimbangannya.

"Ba.. bagiamana mu..ngkin mungkin

Anak saya bahkan belum menikah " syok mami aisha yang masih setia berada di dekapan papi dimas.

kepala nya berdenyut merasakan rasa sakit ketika mengetahui keadaan putri semata wayangnya.anak gadisnya kini tengah hamil, dia tengah mengandung cucu yang selama ini di Nantikannya

mami dan papi aisha memang ingin memiliki seorang cucu!

Tapi bukan dengan cara seperti ini!!

Seprustasi inikah putri nya hingga memilih memiliki anak dengan cara seperti ini??

"Eughhh" lenguhan kecil keluar dari mulut Aisha

Mata nya mengerjab ngerjab merasakan pusing sekaligus mual. Semua orang langsung masuk ke dalam kamar, apalagi kedua orang tau aish yang langsung menghampirinya.

Aisha mengernyit bingung melihat mami menangis, ada apa sebenernya??

Apa dia memiliki penyakit yang parah!!!

Atau jangan jangan

"Apa aku hamil mih,pih?"tanya Aisha yang di balas anggukan oleh semua orang. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman yang indah mendengar berita tentang kehamilannya itu, sebenarnya dia sudah curiga dengan keadaan tubuhnya yang akhir akhir ini terasa mudah lelah, nafsu makan nya meningkat dua kali lipat dari biasa nya dan selalu mengalami mual di pagi hari.

"Jadi aku hamil

Yes...yes...hamil.... hamil..." Girang Aisha berjingkrak jingkrak seperti anak kecil, bahkan sampai berguling guling sangking senangnya melupakan keadaannya yang tengah berbadan dua

"Aishh ingat kandungan mu" pekik maminya kaget.

mereka tak menyangka dengan respon yang akan di berikan aisha, dia segirang itu mendengar dirinya hamil.

"yess mami dengarkan. ais hamil mih, pih ais udah mau ngasih kalian cucu.

Mami bahagia kan?" Aisha menatap maminya yang ntah harus bagaimana dia menggambarkan ekspresi wajah nya.

Di satu sisi dia senang akan segera memiliki cucu seperti keinginan selama ini tapi di sisi lain dia juga sedih karna anak nya harus hamil di luar nikah seperti ini.

Ingin sekali dia memarahi bahkan memaki putri nya namun dia juga sadar anak seperti ini karna tuntutan nya.

"Tapi aish, Nanti bagaimana pendapat orang lain tentang kehamilan mu?" Khawatir mami nya memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi ke depan nya, mengingat rumah nya yang berada di tengah tengah kompleks tak menyangkal pasti nya mereka akan menjadi bahan gunjingan masyarakat Belum lagi dengan perusahaan. perlahan senyuman aish memudar di gantikan ekspresi kekhawatiran.

" Iya juga ya" ucap aish cepat

Sebelum nya dia tidak memikir kan resiko yang akan di hadapi nya untuk memiliki anak di luar nikah. Setelah kejadian baru lah terpikir

"Papi" mami Aish melihat suami nya yang terdiam di belakang tak terlihat marah,sedih atau senang ekspresi nya seperti biasa.

Mau marah marah ke siapa di sisi lain semua nya salah bahkan diri nya juga salah.

"Papi akan mengirim mu ke Australia untuk 7 bulan ke depan hingga kamu melahirkan,

untuk urusan perusahaan biar papi yang handle, kamu hanya harus pokus untuk kehamilanmu saja" usul papi dimas bijaksana. setelah di pikir pikir memang inilah jalan terbaiknya, dia harus memikirkan mental anaknya.

"Aish sendirian dong" ucap aisha sedih

"Biar Dina papi kirim buat nemenin kamu"

Sambung nya memunculkan Kembali senyuman aisha yang sempat luntur

"Baik lah"

"Besok kamu sudah harus berangkat,Urusan paspor dan segala macam biar papi yang tanganin"mengusap pucuk kepala aisha

"Gak bisa Minggu depan apa pih" tawar aish yang belum siap untuk meninggalkan orang tuanya dengan jangka waktu yang cukup lama

"Tidak" jawab nya dengan tegas tak ingin di bantah membuat Aisha hanya terdiam pasrah

"Oke oke" pasrah aisha

Bye

Byeeee

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

tu Ais g mkirin blkange

2024-07-16

0

Hera Puspita

Hera Puspita

😁😁😁😁😁

2024-06-05

0

Aisyah Aisyah

Aisyah Aisyah

hanya di novel yang hamil diluar nikah model begini🥲

2022-12-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!