HM 14.

Setelah puas menangis aishala meminta Dina untuk meninggalkan dirinya sendirian dengan alasan butuh waktu untuk sementara.

Walaupun sudah beberapa kali menolak akhirnya Dina keluar juga setelah di ancam akan di potong gaji.

padahal sebagai sahabat dina berniat untuk menemani aishala berkeluh kesah, sebenarnya dina peka kalau aishala butuh waktu sendiri,tapi yang namanya sahabat pasti ada rasa khawatir akhirnya dina meninggalkan ruangan Aishala.

Setelah hilangnya Dina di balik pintu, aishala beranjak dari kursinya dia berjalan mengelilingi seluruh ruangan mencari keberadaan sebuah benda kecil yang bisa dipastikan itu adalah sebuah kamera tersembunyi, karna aishala yakin pria itu pasti menaruhnya di sekitar ruangan milik nya untuk mengawasi seluruh kegiatannya selama berada dikantor.

Selama kurang lebih dari 30 menit lamanya aishala berkeliling,dia tak juga menemukan keberadaan benda kecil itu. Karna lelah akhirnya aishala memilih untuk keluar dari ruangan mau mengerjakan dokumen pun pastinya akan terasa percuma Karena otaknya sedang tidak bisa di ajak kompromi untuk saat ini.

Saat sedang berjalan santai di lobi perusahaan guna mengecek kinerja para karyawan, tiba tiba seorang satpam menghampiri aishala dan memberi tahu ada tukang antar paket makanan di depan.

" Dengan nona aishala" tanya kurir paket memastikan identitas penerima paket

"Iya benar saya aishala"

"Ini ada kiriman paket makanan atas nama anda nona.

Dengan nama pengirim di sembunyikan" tuturnya

kurir makanan itu menyerahkan sebuah box berisi makanan pada Aishala terlihat dari logonya.

Walaupun aishala merasa tidak sedang memesan makanan dia tetap menerimanya.dia tidak terlalu mendengarkan ucapan kurir karna kurirnya menggunakan masker.

"kalau begitu Saya permisi dulu nona"pamit kurir itu

"Iya terima kasih"

"Perasaan gue gak lagi mesen makanan apa pun deh.

Terus ini siapa yang mesen?" Menolog aishala sambil terus berjalan di tangannya tak lupa membawa paket makanan itu.

Mungkin Dina yang mesen kali ya terus mengatas namakan gue.

Begitulah kira kira pemikiran positif aishala

"Din" panggil Aishala dari depan pintu

dina segera menghampiri aishala, mendaratkan bokongnya di sofa.

"Kenapa sha?" Tanya dina

Matanya tak sengaja menatap paket makanan tergelatak begitu saja di atas meja.dina dapat menebak itu makanan mahal karna terlihat dari logonya

Tumben banget aishala mesen makanan lewat online,biasanya dia sendiri yang bakalan beli atau nyuruh dina beli makanan di restoran di sebrang kantor.

"Tumben banget lu pesen makanan online?" Tanya dina heran

"lah gue gak pesen makanan, gue kira malah elu yang mesen" bingung aishala

"Terus siapa yang pesen?" Tanya keduanya berbarengan

Ting

satu pesan masuk ke dalam ponsel milik aishala

"Apa kau sudah menerima makanannya baby?

Kuharap kau menyukai makanannya kalau tidak akan ku buat mereka bangkrut?

Selamat makan sayang!

I love you"

aishala melempar ponselnya sembarangan setelah membaca pesan dari pria misterius itu.dina menatap sayang pada ponsel dengan 3 kamera itu, HP mahal woyy

ternyata makanan itu pemberian dari laki laki sialan itu, kalau tau begitu aishala tidak akan menerimanya,mungkin akan langsung membuangnya atau memberikannya pada orang lain..

"Dari laki laki gila itu" ucap aishala memberi tahu dina

"Hahhh" Dina menghela nafasnya lelah

"Terus mau lu apain makanan itu?"tanya dina menatap box makanan dengan sayang

aishala mengambil paket makanan itu, menimangnya ditangan

"Gue gak mungkin buat makannya, lu mau gak?" Tawar aishala menyodorkannya pada dina.

Dina yang juga merasa takut memilih menggelengkan kepalanya.gimana kalau makanan itu udah terlebih dahulu di kasih sianida, terus kalau dina makannya dia bisa mati. dia gak mau mati muda, padahal belum tentu di kasih racun juga din, kan itu langsung dari online

Karna tidak ada yang mau memakannya, aishala membawa makanan itu keluar dari ruangan. Namun dengan cepat tangan Dina menahannya

"Ehhh sha jangan dibuang dong makanannya mubazir tahu,mending lu kasih sama karyawan atau satpam gitu biar lebih bermanfaat.

Gak boleh buang buang makanan pamali" usul Dina Kemudian diangguki Aishala

"Ya udah gue kebawah dulu sekalian mau beli makanan, Lu mau ikut gak?" tawar aishala

"Gak dulu deh lagian gue masih kenyang,kerjaan gue juga masih banyak" tolak Dina

Aishala memberi jempolnya dan pergi.

"Ckckc dasar wanita pembangkang sudah aku peringati baik baik, kamu malah berniat memberi makanan itu pada orang lain dasar nakal tapi aku menyukainya" kekeh pria misterius itu, layar di depannya menampilkan percakapan antara aishala dan dina.

Bukannya marah pria itu justru tersenyum bahagia, dia lebih menyukai wanita pembangkang dengan begitu maka dia akan lebih sering untuk menghukumnya.

"Siap siap kau terima hukumanmu sayang" desis pria itu, tersenyum misterius. yang pastinya bukan hal yang baik bagi aishala

****

dina memasuki ruangan aishala dengan membawa sebuah berkas dan menaruhnya diatas meja.

" nih ada berkas kerja sama kita sama perusahaan lee"

"btw kapan kita dateng ke perusahaan mereka? " Tanya aishala tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Mereka sendiri yang bakalan dateng ke perusahaan kita besok" jawab dina mengecek email di ponselnya

"Tumben banget" celetuk aishala mengambil berkas itu dan menaruhnya di samping.

"Biasanyakan kita yang dateng ke perusahaan mereka, sekarang kok kebalik" sambung aishala.

Dina menghembuskan nafasnya secara perlahan,sahabatnya ini memang rada rada aneh mungkin hanya ada satu satunya di dunia. Di kasih yang susah ngegerutu di kasih yang mudah juga masih ngegerutu, maunya apa sih nih anak.korslet kali otaknya pas lahir, makanya otaknya rada rada dikit

"Serah lu aja deh, gue bodoamat"jengah Dina memilih untuk fokus ke ponselnya saja, meladeni aishala justru tak kan ada habisnya.

"Ouh ya din,lu tau gak di daerah sekitar sini yang jual mainan anak anak?" Tanya Aishala

dia berniat untuk membelikan mainan pada dua anak kembarnya, sudah sangatama dia tidak membeli mainan baru untuk mereka.

Kening Dina mengerut,berpikir sebentar berusaha mengingat ngingat toko mainan ya

yang berada di sekitar area perusahaan

"Di toko Salma ada khusus area yang jual mainan anak anak" jawab Dina mengingat nama toko mainan yang jaraknya lumayan dekat dengan area kantor. Mungkin hanya beberapa meter saja karna Dina tak mengukurnya.

"Nanti pulang dari kantor lu anterin gue ya, gue gak tau tempatnya" pinta aishala cengengesan

Dina memutar bola matanya jengah,demi keponakan kembarnya Dina harus rela meninggalkan pekerjaannya sore ini,karna sebenarnya dia harus lembur guna menyelesaikan berkas untuk pertemuan besok.

Ingat hanya demi keponakannya bukan ibunya, bisa geer kalau demi si aishala.

"Ya udah ayok pergi lagian udah jam pulang juga"beranjak dari kursi menarik tangan Dina membawanya turun kebawah. Demi apa pun Dina sangat malas.

****

Toko Salma

"Ayolah din anterin gue ya. lu jadi cewek gak usah malesan ntar jodoh lu jauh" rayu aishala terus menarik paksa tangan Dina untuk keluar dari mobil.

"Lu lupa lu itu cuma nyuruh gue buat nganterin bukan nyuruh buat nemenin belanja" teriak Dina berusaha mempertahankan diri dari tarikan tangan aishala.

Aksi tarik menarik terus di lakukan sesekali di selingi dengan teriakan dina yang menolak

"Ayolah din turun ya bantuin gue, lu gak kasian apa sama gue" masih menarik tangan Dina.

Kelakuan mereka yang seperti anak kecil menarik perhatian para pengunjung toko. Bahkan kedua nya tidak menyadari kalau mereka sudah menjadi pusat perhatian. Area parkir yang tadinya sepi berubah ramai.

"sha" bisik Dina di telinga aishala

"Apaan?"menatap dina

"Coba liat ke arah belakang lu tuh?" Titah Dina

tanpa tahu apa apa Aishala menuruti perintah Dina untuk membalikkan tubuhnya. Matanya membulat sempurna melihat banyaknya pengunjung toko yang memperhatikan mereka.

Sambil menahan malu aishala langsung menarik tangan Dina mengajaknya masuk ke dalam toko. Dina yang juga malu tidak lagi melakukan perlawanan.

"Lu kok gak bilang sih kalau banyak orang di belakang gue" rutuk aishala

Sangking malunya Aishala terus mengumpati nama dina,bahkan disaat keduanya masih membeli mainan.

Saat ada orang aishala dan Dina langsung menghindar.

Setelah dari toko mainan aishala dan Dina lanjut ke toko buku.

Beberapa jenis dan ragam buku di beli aishala untuk putri kesayangannya.

Setelah selesai aishala terlebih dahulu mengantar kan Dina ke apartemen. Baru lah dia lanjut ke mansion nya.

Dengan menenteng beberapa paper bag di bantu beberapa pelayan, aishala menaruh seluruh belanjaan nya di sofa. Meregangkan otot-otot tangan nya yang terasa kaku dan pegal.

Bye

Byeee

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!