#16# KEBERUNTUNGAN DIBALIK BENCANA

Saat tiba di Valdia, marquis Aiden memberikan waktu libur untuk para pasukan pengawal termasuk Leo. Mereka diberikan waktu libur seminggu lamanya sampai Thalia kembali ke Valdia. Setelah satu minggu berlalu, Thalia pun kembali ke Valdia dan di pagi buta, marquis Aiden mendadak mengadakan rapat yang hanya boleh dihadiri Thalia dan Leo.

" Pagi-pagi buta ayah mengajak rapat? " keluh Leo yang memasuki ruang rapat di istana.

" Duduklah Leo, " sahut marquis Aiden.

Leo pun duduk sambil melirik kanan-kiri. dia melihat sang ayah dan Thalia yang masih berpakaian rapi di samping ayahnya.

" Kakak? Sejak kapan? " tanya Leo.

" Sudah semalaman aku di sini membahas hal penting dengan ayah, " balas Thalia.

" Sudahi percakapan kalian. Kita langsung ke intinya saja. Leo, kau masih ingat saat raja ingin bicara empat mata denganku? "

" Ya, ayah aku masih ingat, "

" Raja menginginkan perjodohan antara dirimu dan putri Licia, "

Leo sontak membuka mata lebar-lebar. Rasa kantuknya seketika sirna mendengar ucapan sang ayah.

" A-apa? Aku tak salah dengar bukan? "

" Tidak. Raja menginginkan kau menikah dengan putri Licia dan mengamankan singgasana dari pangeran Theo, " sahut Thalia.

" Tidak! Aku tidak mau! Menjadi marquis saja aku tak mau apalagi raja. Aku ingin hidup damai dan bebas sebagai penduduk biasa bukan seorang pemimpin! Selain itu, siapa yang mau dijodohkan dengan wanita kasar seperti Licia!? " Leo mencoba berontak karena memang alasan dibalik perjodohan ini di luar keinginanya yang ingin hidup bebas.

" Kamu bilang sudah lupa tentang putri Licia? " tanya Thalia.

" Aku lupa denganya tetapi tidak dengan perlakuan kasarnya kepadaku saat kecil, " balas Leo membuang muka dari Thalia.

" Leo, ini demi kerajaan kita. Raja sangat khawatir memberikan tahtanya pada pangeran Theo karena kedekatan pangeran dengan pendeta suci Deusia. Raja takut kefanatikan pangeran bisa menyalakan api perang suci lagi, " sela marquis Aiden.

" Aku tidak peduli ayah! Selama Valdia masih aman, aku tak peduli dengan masa depan kerajaan! lagi pula jika Gerelia runtuh, kita bisa menjadi kerajaan sendiri. " balas Leo yang masih membuang muka.

" Hanya kau harapan satu-satunya Leo. Tetapi jika menolak, kuharap kau punya jalan lain untuk masalah ini. Dan kuharap lantangnya penolakanmu masih sama saat bertemu raja nanti, " pungkas marquis Aiden

" Apa!? Raja? "

" Ya, yang mulia bersama putri Licia akan ke Valdia awal musim panas nanti. Aku tahu kau tidak benar-benar menolaknya. Tolong fikirkan kembali, ini demi penduduk Gerelia terutama pengikut Angelus dan etnis kulit hitam. Jika pangeran Theo menjadi raja, etnis kulit hitam akan dibantai sama seperti yang terjadi di kerajaan-kerajaan barat lainya. Lalu makin banyak diskriminasi terhadap Angelus. Gesekan semacam ini bisa mengantarkan kita ke dalam perang suci yang lebih mengerikan dari sebelumnya. Fikirkanlah matang-matang sebelum menolaknya dan jawablah saat menghadap raja nanti, " jelas marquis Aiden yang sangat menaruh harapan pada Leo.

Leo dengan kesal meninggalkan ruang rapat tanpa mengatakan sepatah katapun. dia spontan membanting pintu ruang rapat.

" Terlalu berlebihan jika harus menjadikan dia raja ayah, " ucap Thalia melihat pintu ruang rapat terbanting.

" Aku tahu, dia sangat benci menjadi pemimpin tetapi sekarang kunci perdamaian Gerelia ada ditanganya. Keputusanya akan berpengaruh besar untuk masa depan kerajaan ini, "

" Kuharap dia benar-benar berpikir matang. Kalau begitu ayah aku ingin istirahat, "

" Hmh maafkan aku Thalia harus mengajakmu rapat padahal kamu baru saja kembali, "

" Tak apa ayah. Aku calon penerusmu dan pasti akan banyak rapat-rapat mendadak seperti ini, karena itu aku harus membiasakan diri. " Thalia membungkukkan badan lalu meninggalkan ruang rapat.

Sedangkan marquis Aiden masih merenung di ruang rapat. Dia sedikit menyesal menyampaikan hal tadi pada Leo karena sebelumnya dia sudah barjanji untuk tidak pernah menjadikan Leo sebagai pemimpin.

***

Selama seminggu lamanya Leo tak keluar dari kamar. Dia masih marah dan tak habis pikir dengan ayahnya yang mengingkari janji. Di sisi lain, dia juga tak tertarik dengan putri Licia karena dia telah jatuh hati kepada gadis beramput putih perak saat di ibukota. Namun, perjodohan ini adalah demi keselamatan kerajaan. Putri Licia sendiri memiliki pendukung sangat banyak bahkan hampir sebanding dengan ayahnya sendiri yaitu pangeran Theo. Walaupun demikian, pangeran Theo tak pernah berpikiran untuk menyingkirkan anaknya justru dia sangat sayang kepada anaknya setelah kematian sang istri.

Sedangkan pengaruh besar putri Licia justru menjadi kesempatan bagi para bangsawan-bangsawan untuk menikahi putri demi mendapatkan takhta Gerelia. Putri Licia bagaikan sebuah mahkota yang diperebutkan oleh para bangsawan. Dan demi keselamatan putri dan kerajaan, raja Gerelia memilih Leo sebagai pasangan cucunya.

Leo yang pusing memikirkan hal itu memilih keluar dari istana dan duduk terdiam di padang rumput yang tak jauh dari kota Valdia. Dia duduk terdiam di sana sambil memandangi para penduduk yang sedang bekerja dan para peziarah yang silih berganti mengunjungi kota.

Saat sedang asik menikmati pemandangan, dari langit selatan terlihat gerombolan ribuan burung terbang ke arah utara.  Pemandangan itu sangat tak biasa dan menjadi tontonan para penduduk. Leo sendiri bertanya-tanya tentang datangnya burung itu karena dia merasa musim ini bukanlah musim yang tepat di mana burung-burung bermigrasi dari selatan ke utara dan dia memiliki firasat buruk tentang gerombolan burung itu.

Benar saja, tak lama setelah ribuan burung terbang melewati langit kota Valdia, seketika tanah di Valdia terguncang hebat. Seluruh penduduk panik. Mereka berlarian ke sana-kemari menyelamatkan diri. Seluruh penduduk yang di kota berhamburan berdesakan keluar dari kota sampai banyak yang terluka dan tewas terinjak-injak. Beberapa bangunan di kota mulai runtuh dan menara-menara benteng juga runtuh.

Leo yang mencemaskan keadaan keluarganya langsung berlari ke kota. Dia berlari sempoyongan mencoba menyeimbangkan tubuhnya dari guncangan tanah yang tak berhenti. Tetapi, saat Leo memasuki gerbang kota, guncangan itu berhenti. Dia langsung berlari menuju istana dan syukur keluarganya baik-baik saja serta istana juga tak mengalami kerusakan berarti. Para penghuni istana sudah berada di luar semua termasuk marquis Aiden dan 2 putrinya.

" Ayah!? " Leo menghampiri marquis Aiden yang duduk di halaman istana bersama Melina dan Thalia.

" Leo? Syukurlah kamu baik-baik saja, " sahut marquis Aiden.

" Ini pertama kalinya Valdia diguncang gempa. Thalia, Leo segeralah pimpin pasukan untuk mengevakuasi para penduduk dan mencari korban di reruntuhan bangunan. Kuyakin ada banyak korban akibat gempa ini, " sambung marquis Aiden.

" Baik ayah! Melina tolong kamu jaga ayah, "  balas Thalia.

" Baik kak! Aku dan kak Sely akan menjaga ayah di sini, " sahut Melina.

Thalia pun berangkat bersama Leo. Mereka berdua membagi tugas di mana Thalia memimpin pasukan untuk pencarian korban di kota dan Leo memimpin pasukan untuk evakuasi penduduk di luar kota.

Benar seperti dugaan marquis Aiden, akibat banyaknya bangunan di kota yang runtuh, banyak juga korban-korban yang tertimbun di dalamnya. Setidaknya saat para pasukan yang dipimpin Thalia mulai bergerak, sudah 80 korban meninggal ditemukan dan jumlah bisa bertambah lagi. Selain itu korban tewas karena terinjak-injak sebanyak 140 orang dan 3000 orang terluka. Para korban langsung dibawa ke tenda-tenda medis yang sudah disediakan.

***

Di tempat lain, Leo terus berkeliling dari desa ke desa. Sangat beruntung bangunan semua desa di Valdia tak ada yang runtuh dan tak ada satu pun korban jiwa maupun terluka. Hanya saja para penduduk masih trauma dan memilih tinggal di luar rumah mereka untuk sementara. Leo  menyempatkan berhenti lebih lama di desa terakhir yang berada tak jauh dari 2 bukit tempat pertambangan besi dan batu.

Tak lama dari arah bukit, datang 3 orang pekerja tambang. Mereka berlari memanggil-manggil nama Leo. Melihat para pekerja tambang yang berlari mendekat dengan wajah panik, Leo pun langsung menghampiri mereka. " Apa yang terjadi? " tanya Leo.

" Tu-tuan muda, tambang besinya runtuh dan beberapa rekan kami tertimbun di sana! Kami mohon segera selamatkan mereka tuan! " teriak panik salah satu pekerja.

Tanpa menunggu lama, Leo berangkat menuju tambang besi. Saat tiba di tambang, sudah ada Indra bersama 3 divisi pasukan Yurei yang mulai menggali reruntuhan tambang.

" Indra bagaimana situasinya? " Leo menghampiri indra.

" Tuan Leo? Situasi saat ini, ada delapan orang yang tertimbun. tetapi menurut laporan para pekerja yang berhasil keluar, tambang ini tak seutuhnya runtuh hanya beberapa tempat saja, " jelas indra sembari terus menggali.

" Seluruh orang yang ada di sini, gali timbunan tanah ini hingga lubang tambang kembali terbuka! Gunakan peralatan seadanya untuk menggali! " perintah Leo yang langsung dilaksanakan para pekerja dan pasukan Yurei yang ada di tempat kejadian.

Penggalian itu berlangsung hingga malam hari. Para pekerja dan pasukan Yurei yang kemudian dibantu oleh pasukan bantuan silih berganti menggali. Tepat saat tengah malam, pintu tambang berhasil dibuka kembali. Leo bersama pasukan Yurei bergegas masuk ke dalam dengan hanya berbekal obor.

Mereka menyusuri setiap lorong goa tambang dan tak menemukan satu pun tanda-tanda kehidupan. Leo memutuskan membagi pasukan Yurei untuk berpencar demi memudahkan pencarian. Setelah 1 jam pencarian, para pasukan yang berpencar kembali berkumpul. Mereka tetap tak menemukan satu pun pekerja tambang.

Mengetahui pasukanya yang mulai kelelahan, Leo berencana menghentikan pencarian dan dilanjutkan besok pagi. Tetapi, saat dia akan berkata, terdengar rintihan minta tolong dari arah lorong tempat mereka berada. Leo bersama para pasukan langsung mencari sumber suara itu. Mereka menyusuri lorong panjang hingga terlihat sebuah cahaya redup di ujung lorong. Tanpa berkata apa-apa Leo langsung berlari menghampiri cahayanya.

Makin dia berlari mendekat, makin terdengar jelas rintihan suaranya. Benar saja, di ujung lorong terdapat lubang besar dan cahaya tadi berasal dari sana. Leo mengintip di lubang itu, terlihatlah 8 pekerja tambang terkapar lemas dengan badan masih tertimbun tanah reruntuhan. Salah satu dari mereka membawa sebuah batu yang mengeluarkan cahaya biru muda.

Leo memanggil pasukanya untuk mengevakuasi para pekerja. Syukur para pekerja tak ada yang tewas dan hanya terluka ringan serta dehidrasi. Satu per satu pekerja tambang diangkat dari lubang itu dan diantar ke tenda-tenda medis yang sudah didirikan di luar tambang.

Setelah semua pekerja dievakuasi, Indra yang menggenggam batu bercahaya datang menghampiri Leo yang masih berada di lubang itu.

" Tuan, " indra menyodorkan batu itu.

Dahi Leo terangkat, matanya melebar saat melihat batu yang digenggam Indra. " Batu ini? di mana kau mendapatkanya? "

" Ya tuan, ini batu energi sihir. Aku mengambilnya dari pekerja tadi. Dia juga mengatakan, jika batu ini didapatkanya dari sini. " ucap indra.

Batu yang di pegang Indra adalah batu energi sihir yang sangat langka. Berbeda dengan batu sihir Relic yang banyak dijumpai di kerajaan Zehlicka, batu energi sihir adalah batu ajaib yang menyimpan energi sihir berskala besar. Batu energi sihir sebesar genggaman tangan saja memiliki energi sihir yang habis dalam jangka waktu 100 tahun. Karena itu, batu ini sangat langka dan hanya ada 5 biji saja di dunia yang sekarang disimpan di kerajaan Angelusia.

***

Leo terdiam, dia menengok ke kanan dan kiri. Mencoba mencari tahu asal batu itu. Ia berjalan mengelilingi lubang tersebut dan menemukan lagi cahaya redup dari lubang kecil yang tak jauh dari tempatnya berdiri. dia menggali lubang itu dengan kedua tangan dan menemukan lagi batu energi sihir. Ukuranya lebih kecil dari yang di pegang Indra.

" Lagi? Indra tinggalkan batu itu di sini. Cepat panggil semua divisi pasukan Yurei. Dan perintahkan mereka untuk membawa alat tambang dan beberapa karung kosong! "

" Baik tuan! " balas Indra yang langsung berlari keluar dari lubang.

Setelah menunggu 1 jam, para pasukan Yurei berdatangan sambil membawa alat yang diperintahkan. Leo kemudian memerintahkan semua pasukan Yurei untuk menggali dan melebarkan lubang itu. Putra marquis Aiden itu menduga ada lebih banyak batu energi sihir yang tertimbun di sini. Selain itu, dia juga menutup serta menjaga ketat tambang besi sampai waktu yang belum pasti.

Dan ternyata dugaanya benar, saat pelebaran lubang dilakukan, banyak batu energi sihir yang ditemukan dengan berbagai macam ukuran. Makin dalam menggali, makin banyak batu energi sihir yang terkumpul. Bahkan dalam jangka waktu 7 jam sudah 4 karung penuh terisi energi sihir.

***

seminggu lamanya, Leo bersama pasukan Yurei terus mencari batu energi sihir itu. Tak ada seorang pun yang diizinkan masuk ke dalam tambang kecuali pasukan Yurei yang membawa perbekalan. Bahkan Thalia sendiri yang berkali-kali memaksa masukpun tetap dilarang.

Selama seminggu itu juga, sudah 17 karung berisi batu energi sihir. Ini adalah sebuah keberkahan atas bencana yang menimpa Valdia. Dan hari ini adalah hari terakhir penggalian karena mulai sedikit batu energi yang ditemukan.

Ketika hari beranjak petang, Leo memutuskan menghentikan penggalian karena sudah tidak menemukan batu energi sihir lagi. Namun, siapa sangka justru salah satu anggota Yurei menemukan kandungan emas. Itu semua terlihat dari dinding goa yang ternyata ada garis warna emas yang tak disadari para pasukan Yurei bahkan Leo sendiri karena terlalu fokus dengan pencarian batu energi. Penemuan ini jelas menjadi kabar gembira lagi setelah penemuan batu energi tadi. Tetapi penggalian emas tidak akan dilanjutkan oleh pasukan Yurei melainkan akan dilanjutkan oleh para pekerja tambang.

Leo bersama pasukan Yurei keluar dari tambang membawa 17 karung berisi batu energi. Keberadaan batu itu hanya Leo dan pasukan Yurei yang mengetahuinya. Saat keluar dari tambangpun, setiap karung itu langsung dijaga 5 anggota Yurei. Karung-karung itupun dinaikkan ke gerobak kerbau lalu dibawa ke kota dengan pengawalan ketat oleh seluruh pasukan Yurei.

Sedangkan Leo memberikan kabar penemuan emas kepada kepala pekerja tambang. Ini menjadi kabar bahagia bagi para pekerja. Walaupun malam sudah tiba, para pekerja yang memang sudah menganggur selama seminggu langsung memasuki tambang dan mulai melakukan penggalian di tempat penemuan kandungan emas tadi. Demi keamanan para pekerja, Leo terus memasok berbagai macam obat-obatan dan tetap mendirikan tenda medis. Selain itu, dia juga membentuk pasukan baru yang diambil dari pasukan penjaga kota. Divisi baru ini bertugas menjaga pertambangan dan akan dibangunkan pos khusus di tempat itu.

***

Setibanya di istana, karung-karung batu energi langsung dimasukan ke ruang kosong istana yang dikuci rapat. Leo memerintahkan 200 pasukan menjaga  pintu ruangan tersebut. Pasukan Yurei diberikan waktu libur di mana mereka bisa membersihkan diri dan istirahat karena selama seminggu mereka bekerja keras dan hanya tidur 2 sampai 3 jam saja dalam sehari.

Leo sendiri setelah membersihkan diri dan berganti pakaian langsung pergi ke kamar sang ayah.

" Ayah, ini aku Leo, " ucapnya dari luar kamar marquis Aiden.

" Masuklah, tak kukunci pintunya, " balas marquis Aiden. Leo pun masuk sambil membawa sebuah gulungan kertas besar dan segenggam batu energi sihir.

" Apa yang kau lakukan seminggu ini di tambang. Kakakmu terus memarahi seisi istana karena kau tak pulang-pulang. Bahkan kakakmu tak diizinkan masuk ke tambang, "

" Ahaha..., Lupakan tentang itu ayah. Sekarang kita masuk ke intinya saja, " Leo membuka gulungan kertas yang dia bawa di atas meja. Marquis Aiden langsung mendekati meja tersebut dan melihat sebuah gambaran rancangan kapal yang memiliki 2 sayap di kanan dan kiri.

" Apa maksudnya ini Leo? Valdia tidak memiliki pelabuhan lalu untuk apa rancangan kapal ini? " tanya Marquis Aiden.

" Ini adalah kapal terbang. Aku menggambar ulang rancangan ini dari buku catatan Valdius. Tak perlu pelabuhan untuk menjalankanya, " jawab Leo dengan percaya diri.

Marquis Aiden dibuat heran dengan gambar itu. Dia menganggap rancangan Leo tak masuk akal karena tak ada sejarahnya kapal bisa terbang.

" Apa kau sedang bergurau? " tanya marquis lagi.

" Aku sudah tahu ayah akan bertanya begitu, " Leo mengeluarkan batu energi sihir itu dan menyodorkannya pada sang ayah. " Tetapi dengan adanya ini, kapal terbang bisa menjadi kenyataan bukan? "

Marquis Aiden terpana melihat batu itu. Dia mengambilnya dari tangan Leo dan melihat lebih dekat. " Batu ini? Tidak salah lagi ini batu energi sihir yang sama persis di Angelusia. Bagaimana kau bisa menemukanya? "

" Aku menemukanya di tambang besi. Bukan hanya satu tetapi aku menemukan banyak sekali hingga mencapai tujuh belas karung, "

" Tujuh belas karung!? "

" Ya ayah. Dan alasanku melarang siapa pun masuk ke tambang selama satu minggu demi menjaga kerahasiaan batu ini. Jika ada orang luar tahu tentang batu ini dan menyebarkanya maka Valdia bisa menjadi sungai darah. Keberadaan batu ini menjadi harta rahasia kemarquisan ayah. Tidak boleh ada satu pun yang mengetahuinya, "

" Ya, aku menyetujui usulanmu. Tapi jika pembuatan kapal terbang itu berhasil, bukankah itu bisa membuat kerajaan mencurigai kita? Selain itu, pembuatan kapal terbang harus dilakukan secara rahasia dan kita tak punya tempat untuk membangun kapalnya, "

" Aku ingin membangun ruang bawah tanah baru di utara kota. Ruang itu akan menjadi tempat pembuatan kapal ini dan berbagai eksperimen yang dapat kita lakukan dengan batu energi sihir, "

" Tetapi pembangunan ruang bawah tanah sangat memakan banyak biaya. Uang kita sudah berkurang banyak untuk biaya perbaikain kota karena gempa, "

" Ayah tenang saja, selain batu ini, ditambang kami juga menemukan kandungan emas. Aku sudah membangun pos keamanan di sana dan para pekerja sudah membagi dua tugas menambang besi dan emas, "

" I-ini berkah dari dewa. Memang tak salah jika Valdia dinamakan tanah suci penuh keberkahan, "

" Dengan adanya batu ini kita bisa membuat berbagai macam alat yang berguna untuk kemajuan dan keamanan Valdia, "

" Hmh. Serahkan pembangunan ruang bawah tanah kepadaku. Mungkin pembangunanya akan butuh waktu 3 bulan, "

" Terima kasih ayah telah mendukungku. Kalau begitu aku izin untuk mulai melakukan pekerjaan lain, "

" Baiklah. Untuk pembangunan akan dimulai besok. Kau tidak perlu merisaukanya, "

" Baik ayah, " Leo keluar dari kamar ayahnya dengan hati gembira. Dia kembali ke perpustakaan istana yang berisi buku-buku bawaannya dari Taiyoria.

Pemuda itu menghabiskan waktu 4 hari di sana untuk menggambar ulang rancangan di buku catatan milik Valdius. Di mana dalam buku itu berisi banyak sekali rancangan senjata maupun alat-alat lain yang menggunakan tenaga dari batu energi sihir. Semua rancangan itu konon Valdius buat di kerajaan Elf yang terletak di benua misterius.

Setelah menyelesaikan pekerjaanya, Leo mulai menghimpun para pandai besi dan perajin senjata serta para ilmuan Valdia. Mereka diseleksi satu per satu demi pembangunan proyek rahasia. Seleksi itu berlangsung 10  hari. Sebanyak 120 pandai besi, 10 ilmuan, dan 40 pengrajin senjata terpilih. Merekapun dibantu oleh 200 anak buah yang mereka pilih sendiri.

Karena ini pekerjaan rahasia, sebelum memulai pekerjaanya, Leo memberi tahu bahwa para pekerja akan dihapus ingatan masa lalunya dan hanya menyisakan ingatan tentang keterampilanya saja. Hal ini dilakukan demi menjaga kerahasiaan. Setelah menyampaikannya, tak ada satu pun para pekerja yang terpilih mengundurkan diri. Mereka justru sangat berantusias karena proyek ini demi melindungi Valdia pada masa mendatang.

Atas persetujuan itu, esok hari para pekerja yang didampingi keluarga masing-masing dihapus ingatanya menggunakan sihir penghapus ingatan oleh tabib-tabib ahli sihir Valdia. Setelah penghapusan ingatan pada para pekerja selesai, mereka diizinkan istirahat 1 hari bersama keluarga mereka. Dan keesokanya barulah mereka mulai bekerja.

Tempat kerja mereka berada di ruang penjara bawah tanah istana Valdia yang sudah dialih fungsikan sampai ruang bawah tanah khusus proyek rahasia ini jadi. Selain itu, Leo juga menghimpun pasukan baru yang bertugas menjaga proyek ruang bawah tanah rahasia yang baru. Pasukan ini memiliki kemampuan dan peralatan tempur lebih lengkap daripada pengawal marquis Aiden.

Hal yang tak terduga saat bencana yang memporak-porandakan Valdia, justru mengeluarkan harta karun dari  tanahnya. Walaupun kabar tentang batu energi ini dirahasiakan, tetapi penduduk Valdia dilanda kebahagiaan karena adanya kandungan emas dalam tambang besi Valdia.

Dan Valdia sudah mendapatkan izin dari kerajaan untuk membuat koin emas sendiri dengan syarat penambahan biaya pajak. Syarat itu disetujui oleh marquis Aiden, Dia juga mulai membangun pabrik pembuatan koin di atas tanah pembangunan ruang bawah tanah rahasia.

^^^To be Continue.^^^

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!