#9# ULANG TAHUN LEO

Sehari sebelum peringatan ulang tahun Leo, marquis Aiden lewat Boris mengumumkan bahwa ulang tahun Leo akan dirayakan di seluruh penjuru Valdia. Kemarquisan Valdia rela mengeluarkan dana sebesar 100 ribu koin emas untuk merayakan ulang tahun Leo dan itu termasuk jumlah yang sangat besar dan sudah dipastikan bahwa perayaan ulang tahun Leo akan berlangsung sangat meriah karena ulang tahun Leo juga bertepatan dengan hari peringatan kematian istri marquis Aiden yaitu marquise Yukari.

Selain di kota, perayaan juga digelar di perbatasan dan desa-desa di semua wilayah Valdia. Marquis Aiden tak ingin satu pun penduduk Valdia terlewatkan di acara besar ini. Namun, berbeda dari ulang tahun Thalia atau Melina yang mengundang bangsawan-bangsawan wilayah lain bahkan raja Gerelia, justru ulang tahun Leo hanya dikhususkan untuk para pengabdi keluarga Valdius ( para pejabat Valdia ) dan penduduk Valdia saja.

Dari pagi hingga petang hari, para penduduk kota masih sibuk mempersiapkan makanan, cinderamata, dan berbagai macam hiasan yang menghiasi kota. Leo sendiri justru ikut membantu para penduduk memasang hiasan-hiasan dijalanan seperti memasang lentera, mengecat jalan, perumahan, dan menata tanaman pinggir jalan agar terlihat lebih rapi dan cantik.

***

Keesokan hari saat pagi tiba, istana dipenuhi para pejabat wilayah Valdia termasuk para kepala desa dari desa-desa di luar kota. Pesta berlangsung hikmat dengan alunan musik yang indah disertai dansa para tamu dan berbagai jamuan makanan.

Sedangkan di luar istana, perayaan lebih meriah lagi di mana perayaan itu justru menarik minat para pengunjung. Banyak orang-orang dari luar Valdia berdatangan untuk ikut perayaan ini selain itu para peziarah juga berbondong-bondong ikut perayaan.

" Selamat ulang tahun anakku, " ucap marquis Aiden sambil menyentuh kepala Leo yang berlutut dihadapannya.

" Terima kasih ayah. Seumur hidupku, inilah pertama kalinya ulang tahunku dirayakan semeriah ini. " Leo berdiri, dia melihat sekeliling di mana para tamu bersenang-senang di pestanya.

" Maafkan aku nak, aku tak bisa memberi hadiah apa pun, "

Leo memeluk sang ayah yang duduk di singgasana, " Apa yang ayah katakan?  Bisa kembali bertemu dengan ayah dan kedua saudariku itu adalah hadiah berharga yang selama ini kuinginkan. "

Dibalik topeng besi, setetes air mata membasahi pipi marquis Aiden. " Hmh andai ibumu ada di sini, dia pasti akan sangat bahagia, "

" Ku yakin sekarangpun bunda pasti bahagia di atas sana. Kan Melina? " sela Thalia yang ikut memeluk marquis Aiden.

Melina juga langsung ikut memeluk ayahnya, " Hmh tentu saja bunda pasti sangat bahagia. "

" Anak-anakku. " ucap haru marquis Aiden.

" Nah Leo, Melina mari kita berdansa dan habiskan waktu kita hari ini dengan pesta, " Thalia melepaskan pelukan kepada sang ayah lalu menarik kedua tangan kedua adiknya. dia mengajak Leo dan Melina untuk ikut berdansa bersama para tamu lainya.

" Pergilah bersenang-senang dan Thalia jangan sampai kau meminum minuman beralkohol lagi. "

" Ehehehe untuk hari ini aku akan menjauhinya. Kami bersenang-senang dulu ayah. "

Mereka bertiga menghabiskan pesta dengan berdansa, saling bercanda tawa dengan para tamu, dan Thalia sesekali mempertunjukkan sihirnya untuk hiburan hingga tak terasa pesta meriah itupun berakhir ketika matahari mulai tenggelam.

Pesta yang berakhir hanya pesta di istana, sedangkan di kota dan wilayah-wilayah luar kota justru pesta yang sebenarnya baru saja dimulai. Para penduduk Valdia berbondong-bondong menerbangkan lampion sebagai tanda penghormatan atas kematian Yukari dan hari ulang tahun Leo.

Di bawah naungan cahaya rembulan, malam itu ribuan cahaya lampion menghiasi langit malam Valdia. Pemandangan indah yang juga dapat di saksikan oleh wilayah-wilayah bangsawan lain yang dekat dari wilayah Valdia.

Sedangkan Leo bersama keluarga  melihat perayaan lampion itu dari balkon lantai 3 istana. Sebenarnya Leo ingin ikut bergabung dengan para penduduk untuk pesta. Namun, tamu-tamu di istana masih ada yang belum pulang dan ada rapat darurat yang mengharuskan kehadiran seluruh keluarga kemarquisan Valdia.

" Indah sekali. Setelah bertahun-tahun akhirnya aku bisa menyaksikan lampion terbang lagi di kota ini, " kagum Thalia sembari mengamati ribuan lampion berterbangan.

" Ya indah sekali. " sahut Melina.

Tak lama, datang 2 orang pelayan istana sambil membawa sebuah tongkat panjang yang dibungkus kain dan sebuah kotak besar. " Permisi. Mo-mohon maaf kami mengganggu nona Thalia dan keluarga. Ka-kami hanya ingin mengantarkan barang yang baru saja tiba dari ibukota, " pungkas salah satu pelayan itu.

Thalia berbalik badan dan raut wajahnya terlihat bahagia saat melihat dua benda itu.

" Waaah akhirnya, " Thalia mengambil tongkat yang terbungkus kain.

" Untuk kotaknya bisa taruh di lantai, " lanjut Thalia sambil mengamati tongkat yang dia pegang.

Pelayan yang membawa kotak meletakkan benda tersebut di lantai lalu mereka berpamitan untuk pergi.

" Tongkat? " Leo melirik ke arah kakaknya yang meraba-raba tongkat itu.

Thalia menyodorkan tongkat itu kepada Leo, " Ini hadiah untukmu. Bukalah! "

" Eh? Untuk apa tongkat ini? "

" Sudah bukalah dulu baru berkomentar, "

Leo menerima tongkat itu lalu membuka bungkusnya perlahan. Dalam hati dia bertanya-tanya fungsi tongkat itu untuknya. Namun, setelah dibuka ternyata itu bukan tongkat melainkan pedang panjang yang panjangnya se dada Leo.

" Pedang? Panjang sekali!? " kejut Leo mengangkat pedangnya.

" Itu adalah pedang peninggalan ibumu. Dulu saat mendapati berita tentang kau yang berhasil membangkitkan elemen sihir, ibumu langsung mencari pandai besi ternama di ibukota dan membuatkan pedang itu. Setelah ibumu tiada, pedang itu disimpan oleh kakakmu, " sela marquis Aiden yang tiba-tiba ada di depan pintu.

" Ta-tapi mengapa sepanjang ini? Bahkan ini lebih cocok disebut tongkat sihir, "

" Kakak coba keluarkan pedangnya, " sahut Melina yang penasaran dengan bilah pedang itu.

Leo mengiayakan keinginan Melina. Dia menarik pedangnya dan terpukau karena bilah pedang  yang putih dan bercahaya terang terpantuli sinar rembulan. " I-ini indah sekali. "

" Alirkan sihirmu ke pedang itu, " pinta Thalia.

Leo langsung mencoba mengalirkan sihirnya. Bilah pedang itu seketika terlapisi oleh es yang tajam dan bercahaya biru.

" Waaaaah es? " Melina terpesona dengan sihir Leo dan cahaya es di pedangnya.

" Jadi ini evolusi elemen air ya? " sahut Thalia.

" Pedang ini sangat mudah dialirkan sihir. Apakah ada bahan tertentu di pedang ini? " tanya Leo pada sang ayah.

" Pedang itu terbuat dari baja Zehlicka yang dicampur dengan batu meteor dan batu sihir Relic. "

Zehlicka merupakan kerajaan yang dikenal sebagai penghasil baja terbaik di dunia dan semua senjata yang terbuat dengan bahan baja Zehlicka pasti memiliki ketajaman di atas rata-rata karena itu harga 1 biji baja Zehlicka sangat mahal sekali. Selain baja, kerajaan Zehlicka juga memiliki sumber daya alam langka lainya yaitu batu sihir Relic. Batu sihir Relic merupakan batu yang dapat menyerap dan mengalirkan sihir secara sempurna. Tetapi penyerapan energi sihir di batu itu jika melampaui batas bisa membuatnya meledak jika terus ditumpuk tanpa dikeluarkan sedikitpun. Batu sihir Relic jumlahnya terbatas karena itu harga juga sama mahalnya dengan baja Zehlicka.

" Pantas saja aku bisa mengalirkan sihir dengan lancar dan memang dilihat darimanapun ketajaman pedang ini sangat beda, " balas Leo sembari membolak balik pedangnya.

" Leo ada satu lagi hadiah untukmu. Ini bukalah, " Thalia menyodorkan peti yang tadinya ditaruh di lantai oleh pelayan.

Dia pun membuka peti itu. Ternyata di dalamnya berisi sebuah baju jubah. Baju itu berwarna merah hitam dengan hiasan bulu-bulu gagak di pundak kiri.

" Baju jubah? Kainnya lembut dan sejuk tetapi aku tak terlalu suka dengan baju berjubah begini apalagi jika harus ditambahkan baju besi, " gumam Leo sembari memakai baju itu.

" Waaah sangat cocok dengan kakak! Kakak terlihat lebih gagah menggunakan baju itu, " puji Melina.

" Itu juga termasuk hadiah dari ibu jadi gunakan pakaian itu saat acara resmi atau saat kamu dalam menuju medan perang. Lagi pula kamu hanya cukup menggunakan zirah ringan saja. Memang baju itu kurang cocok jika menggunakan zirah berat, " sela Thalia mengurai hiasan bulu-bulu gagak di pundak kiri baju yang dikenakan Leo.

" Dengan memakai dua hadiah ibumu itu. Sekarang kau tak akan kesepian lagi karena ibu selalu bersamamu, " sahut marquis Aiden yang menyembunyikan kekagumanya saat melihat putranya memakai baju itu.

" Sekarang berkelilinglah di kota. Urusan istana serahkan kepadaku dan Boris. Hari ini hari spesial untuk kalian bertiga jadi bersenang-senanglah. Kalau begitu ayah pergi dulu. " marquis Aiden pergi menuruni tangga untuk memulai rapat bulanan dengan para pejabat Valdia.

" Leo, Melina, mari kita jalan-jalan! " Thalia menarik tangan kedua adiknya. Dia sangat bersemangat karena untuk pertama kali bisa berjalan-jalan dengan kedua adiknya.

Mereka bertiga pun menghabiskan malam dengan pesta meriah di kota. Mereka berkeliling sambil bersenang-senang bersama para penduduk dan para prajurit. Selain itu, banyak para penduduk yang memberikan kado hadiah untuk Leo sampai Leo harus kembali menyewa kereta kuda.

Pesta meriah itu berakhir saat matahari mulai menampakkan sinar di tepi timur. Alih-alih penduduk kota istirahat karena mereka berpesta semalam suntuk, justru para penduduk langsung bergotong royong membersihkan semua sampah di kota dan membakarnya di pinggir-pinggir jalan. Para penduduk Valdia yang dulunya berteman dengan lingkungan kotor, sekarang sudah menyadari bagaimana indahnya lingkungan yang bersih.

Sedangkan Leo dan 2 saudarinya, di pagi-pagi buta langsung menuju istana. Itu karena Thalia yang sedang mabuk berat. Thalia sendiri sebenarnya tak kuat dengan minuman alkohol. Bahkan sekali tegukan bisa langsung membuatnya mabuk dan parahnya saat Thalia mabuk dia selalu membuat onar dengan mengarahkan kekuatan sihirnya ke sembarang tempat. Bahkan dulu dia pernah hampir menghancurkan istana hanya karena tak sengaja menenggak setengah cangkir anggur merah.

^^^To be Continue.^^^

Terpopuler

Comments

Niachi Iciho

Niachi Iciho

wah itu pedangnya kayak gimana??? kog bisa"nya kayak tongkat

2022-06-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!