Setelah perayaan ulang tahunnya, Leo mulai disibukkan dengan tugas-tugasnya dalam membantu memerintah wilayah Valdia. Sebenarnya Leo memiliki waktu luang tetapi karena kondisi marquis Aiden yang memburuk membuat dia harus membantu sang kakak mengurus Valdia.
Thalia sendiri membagi tugasnya dengan Leo untuk mempercepat penyelesaianya karena Thalia tak punya waktu lama di Valdia. Gadis berambut merah panjang itu mengurus perekonomian dan pembangunan Valdia sedangkan Leo mengurus bagian keamanan. Angka kriminalitas di Valdia sangat tinggi. Thalia tahu Leo memiliki pasukan yang bergerak cepat karena itulah tugas keamanan diserahkan kepadanya.
Leo memulai tugasnya dengan menyebarkan seluruh divisi pasukan Yurei ke seluruh penjuru Valdia terutama di kota Valdia sendiri. Selama 2 minggu berjalan, sebanyak 130 pelaku kriminalitas dari pencurian, perampokan, dan berbagai macam pelaku kriminal lainya ditangkap. Mereka langsung dibawa ke kearchdukan Caspia karena disanalah tempat penjara terbesar di kerajaan.
Walaupun beberapa minggu kemudian angka kriminalitas mulai turun, tetapi masih banyak sekali kasus penculikan. Leo sendiri telah menyebarkan 4 divisi pasukan Yurei untuk mencari jejak pelaku penculikan namum hasilnya masih nihil. Dan demi meminimalisir penculikan hingga markas para penculik ditemukan, Leo membentuk sebuah divisi baru yang dinamakan divisi kepolisian Valdia.
Pendaftaran divisi ini dibuka khusus untuk rakyat Valdia. Dan siapa sangka, sebanyak 3 ribu pemuda maupun pemudi di seluruh penjuru wilayah medaftarkan diri. Setelah pelatihan selama 1 bulan oleh divisi 5 pasukan Yurei, akhirnya diresmikanlah divisi kepolisian Valdia yang beranggotakan 1200 pasukan. Anggota kepolisian itu rata-rata pemuda dan pemudi berumur 18 hingga 23 tahun. Mereka bermarkas di pusat kota Valdia dan tugas mereka menjaga keamanan kota.
Tetapi, walaupun divisi kepolisian sudah berdiri, masih banyak saja kasus penculikan yang terjadi. Bahkan tak jarang anggota kepolisian terlibat pertarungan dengan para penculik. Namun, para penculik selalu berhasil melarikan diri menggunakan bom asap.
***
Di pertengahan musim dingin, kasus penculikan mulai menjadi masalah utama di kota. Lambatnya penanganan kasus ini membuat kepercayaan rakyat pada marquis Aiden menurun drastis. Bahkan para penduduk Valdia berani melakukan demonstrasi agar marquis Aiden segera menyelesaikan masalah ini dan menangkap para pelaku. Demonstrasi itu dilakukan hampir setiap hari di depan gerbang istana. Dan begitu pula dengan hari ini, walaupun di tengah guguran salju dan dinginya suhu udara, para penduduk tetap nekat melakukan demonstrasi.
" Hhhhh sudah satu setengah bulan kepolisian Valdia berdiri tetapi tak satu pun dari pelaku penculikan berhasil ditangkap, " gerutu Thalia yang melihat kerumunan demonstran dari balkon lantai 3 istana.
" Aku sudah menyebar pasukanku untuk menyusuri kanal bawah tanah tapi mereka juga tak menemukan tanda-tanda para penculik, " sahut Leo yang juga menyaksikan para demonstran di samping Thalia.
" Leo apa menurutmu ada penghianat dimiliter kita? Mereka memberi jalan keluar para penculik itu, "
" Mungkin saja. tetapi bulan lalu aku telah menyusupkan para pasukanku ke setiap divisi militer kita. Memang ada beberapa yang mencurigakan. Yang kami curigai tak terlibat apa-apa dengan kasus penculikan ini. Dan menurutku campur tangan penculikan ini bukan dari Valdia tetapi dari luar, "
Thalia melirik Leo, dia juga berfikiran sama apa yang seperti Leo pikirkan. Memang benar jika pasti ada campur tangan seseorang. Jika bukan dari pihak militer dan pejabat Valdia, sudah pasti dari pihak luar.
Tak lama mereka berdua berbincang, Indra tiba-tiba melompat dari bawah dan langsung berlutut dihadapan Leo.
" Tuan kami menemukan sebuah pintu rahasia yang tersamarkan dengan dinding di kanal bagian timur. Selain itu pintunya juga tersegel oleh sihir suci penyegel. "
Thalia bangkit dari duduknya, " Segel sihir? Hanya ada dua jenis segel sihir yaitu bulan dan matahari. Mana yang kau lihat indra? "
" Gabungan dari dua segel itu nona. Simbol sihir yag kami lihat ada lambang bulan dan matahari. Saya yakin pengguna sihir penyegel ini telah mempelajari dua segel suci, " jawab indra.
" Kanal timur? Kalau tidak salah itu lorong menuju ruang bawah tanah kuil suci yang dijaga oleh lima orang penyihir tingkat kaisar. Jika memang pelakukaya lewat jalan itu bukankah mereka akan ketahuan oleh para penyihir penjaga kuil? " tanya Leo sembari mengusap dagu.
" Awalnya kami mengira demikian. Tetapi baru beberapa meter memasuki lorong timur, kami menemukan jalan cabang yang tertutup oleh tembok. Sepertinya saat pembangunan kanal ada yang sengaja membuat jalan cabang itu dan menutupnya dengan tembok, " ucal Indra. Belum selesai indra menjelaskan, seorang prajurit dengan raut raut wajah penuh kecemasan berlari menghampiri mereka bertiga.
" Apa yang terjadi? mengapa kau tampak cemas begitu? " tanya Thalia.
Prajurit itu langsung berlutut dan menjawab, " Mohon maaf mengganggu tuan dan nona. Saya ingin melaporkan kabar penting. Saat ini tentara Gerelia dan Valdia sedang terlibat perkelahian di kuil suci. "
Sontak Thalia, Indra, dan Leo terkejut mendengar kabar prajurit itu.
" Indra tugaskan divisi dua, lima, dan delapan untuk mencari tahu informasi pintu rahasia yang tersegel itu, " perintah Leo pada Indra.
" Baik tuan. Kalau begitu saya undur diri. " Indra melompat ke bawah lalu menghilang dari pandangan.
" Leo kita tak bisa menyalahkan pasukan Gerelia. Terpaksa kita harus menghukum pasukan sendiri demi menghindari konflik yang lebih luas, " gagas Thalia karena dia tahu posisi Valdia sekarang yang sudah mulai dikontrol oleh kerajaan lewat pasukan Gerelia di Valdia.
" Biar aku yang pergi ke kuil. Kakak, aku ingin kakak melakukan sesuatu. " Leo mendekatkan bibirnya ke telinga sang kakak dan membisikkan sesuatu.
Thalia sontak terkejut mendengar bisikan Leo. " Leo apa kamu gila? Jika kita melakukanya itu hanya akan menambah masalah! " ucap Thalia dengan nada yang sedikit meninggi.
" Serahkan saja kepadaku. Kakak lakukan saja yang kukatakan. Aku berangkat dulu. " Leo langsung meninggalkan balkon dan bergegas menuju kuil suci. Sedangkan para demonstran sendiri perlahan dapat diredam berkat Boris yang menjanjikan penanganan kasus penculikan lebih cepat.
***
Hanya berselang 7 menit, Leo tiba di kuil suci. Benar seperti yang dikatakan prajurit sebelumnya. Di kuil suci sedang terjadi perkelahian antara tentara Valdia dan Gerelia. Terlihat beberapa tentara dari dua kubu banyak yang babak belur dan terkapar. Mereka semua menjadi tontonan para peziarah.
Tak lama setelah Leo tiba, datang pemimpin pasukan utama Gerelia di Valdia. Pemimpin itu bernama Reynald D'caltus seorang bangsawan kasta viscount dari wilayah county Trixia. Dialah sosk jendral yang menggantikan tugas pangeran Teo di Valdia.
" Jadi anda anak laki-laki dari tuan Aiden ya? " ucap Reynald menghampiri Leo sambil menunggang kuda yang berlapis besi.
" Apa anda pemimpinya? " ucap Leo.
" Ya. Dan sangat disayangkan tuan. Tentara Gerelia yang memiliki tugas suci mengawal dan menjaga para peziarah justru di serang oleh tentara berandalan Valdia. Mereka menyerang kami dan mengotori kecusian tempat ini. Jika kabar ini terdengar hingga telinga pangeran Teo atau bahkan raja Gerelia pasti akan menjadi akhir dari otonomi khusus kemarquisan Valdia, " pungkas Reynald disusul senyum kecut dari bibirnya.
Leo terdiam. dia melihat sekeliling kuil suci. Sebelum kejadian ini, Leo mendapat banyak laporan tentang perlakuan yang tak adil dari para tentara Gerelia. Mulai dari pemungutan liar terhadap peziarah Angelus, pemaksaan kenaikan tarif penginapan untuk peziarah Angelus, dan penelantaran para peziarah Angelus di sekitar kuil suci. Diskriminasi yang dilakukan tentara Gerelia sebenarnya sudah membuat Leo geram, tetapi karena maraknya kasus penculikan mengalihkan fokus Leo. Jika saja perkelahian ini tak terjadi mungkin Leo akan menunda kedatanganya ke kuil suci.
" Berandalan? Bukankah pasukan Gerelia yang berandalan? Kalian menaikan tarif penginapan di sini, menelantarkan para peziarah Angelus, bahkan di kota Valdia kalian berbuat seenaknya kepada rakyatku. Aku tak peduli raja atau pangeran akan mendengarnya atau tidak, tetapi penyerangan yang dilakukan tentaraku itu adalah kewajaran atas keberandalan kalian! " balas Leo menatap sinis Reynald.
Reynald langsung terpancing oleh kata-kata Leo. " Sialan kau! Awas saja aku akan melaporkan kejadian ini pada raja! "
Setelah bentakan Reynald, Indra datang menunggangi kuda sambil membawa sepucuk surat yang tergulung.
" Tuan ada surat dari nona Thalia, " Indra menyerahkan surat itu pada Leo.
Tanpa sepatah kata Leo mengambil suratnya lalu memberikan pada Reynald. Dan Reynald langsung membuka surat itu. Seketika dia terkejut dengan isi surat yang berisi penguasaan penuh Valdia terhadap kuil suci dan jalur peziarah. Di surat juga tertulis pemaksaan mundur pasukan Gerelia dari wilayah Valdia. Surat itu tertanda tangani oleh Thalia von Valdius.
" Apa-apaan surat ini!? Kalian tidak berhak memutuskannya sendiri. Rajalah yang berhak memutuskan! " bentak Reynald yang membanting surat itu ke tanah.
" Valdia adalah wilayah otonomi khusus. Kami berhak mengatur wilayah kami sendiri di luar kerajaan. Sekarang tarik pasukanmu ke ibukota dan berikan surat itu pada raja atau pangeran Teo. Jika kalian tetap tak mau mundur, aku tak segan-segan menangkap seluruh pasukan kalian di sini! " tegas Leo yang juga disaksikan para peziarah.
Reynald yang sudah tak berkutik langsung mengambil surat itu lagi dan menuju markas pasukan Gerelia bersama para tentara yang sebelumnya berkelahi untuk proses penarikan pasukan.
" Tuan, sebelumnya saya mohon maaf jika ikut campur. Tetapi, bukankah keputusan anda terlalu beresiko? Pangeran Theo orang yang sangat tempramental, jika Reynald memberikan surat itu pada pangeran, saya takut pangeran akan datang langsung ke sini dan mencabut hak otonomi khusus Valdia, " ucap Indra yang risau dengan keputusan tuannya.
" Tenang saja, aku memiliki kartu As untuk masalah itu. Indra sekarang kembalilah ke istana, katakan pada kakakku untuk melakukan rapat mendadak dengan seluruh pemimpin divisi pasukan Valdia. Beritahu mereka bahwa kuil suci dan jalur peziarah seutuhnya ditangan Valdia dan katakan pada kakakku untuk membuat jalur patroli baru, "
" Baik tuan, saya akan segera menyampaikanya. " Indra langsung memacu kuda menuju kota lagi.
Leo berjalan mendekati para peziarah dan tentara Valdia yang sedang mengobati luka-luka mereka.
" Mulai sekarang kuil suci dan jalur peziarah akan di kawal langsung oleh pasukan Valdia seutuhnya! Aku atas nama keluarga Valdius berjanji tidak akan ada lagi diskriminasi terhadap peziarah Angelus! Semua akan diperlakukan sama dan adil sekarang! Pagi para pedagang dan penginapan, mulai sekarang aku ingin kalian melayani peziarah Angelus secara adil dan sama seperti peziarah Deus! Mulai sekarang jika ada kegaduhan entah pihak Angelus atau Deus atau bahkan pendeta dari kedua kubu, aku tak akan segan-segan menghukum kalian! " ucap Leo pada seluruh peziarah dan penghuni kuil suci.
Perkataan Leo disambut sorakan kebahagiaan oleh peziarah Angelus. Tetapi sebaliknya, pandangan sinis dan raut wajah ketidak sukaan ditunjukkan oleh para peziarah Deus. Namun apa daya, mereka tak bisa memprotes karena memang kuil suci ada di Valdia yang notabenya adalah wilayah otonomi khusus.
Setelah pidato singkat itu, pasukan cavalry Valdia mulai datang beriringan menuju kuil. Mereka mendapat perintah sementara untuk menjaga kuil dan mengamankan jalur peziarah sampai Thalia menentukan jalur patroli baru dan divisi manakah yang akan ditaruh di kuil suci dan jalur peziarah.
Walaupun tugasnya di kuil sudah selesai, Leo enggan untuk kembali ke kota. Dia memilih tetap di area kuil suci hingga malam hari karena dia merasa tenang di sana walaupun di tengah rintikan hujan salju. Leo berteduh di bawah pohon besar yang ada di depan gerbang area kuil suci. Dia menyalakan api unggun di sana untuk menghangatkan tubuh.
" Ma-maaf mengganggu tu-tuan, " terdengar suara lembut seorang wanita dari balik pohon tempat Leo berteduh.
Leo menengok ke balik pohon. Dia melihat seorang wanita cantik memakai jubah pendeta khas kerajaan Angelus.
" Ada apa nona? "
Wanita itu menghampiri Leo dan menyodorkan sepotong paha ayam panggang pada Leo. " I-ini makanan untuk tuan. Sejak siang tadi saya perhatikan tuan belum memakan apa pun jadi kupikir sekarang tuan sedang lapar. Ini ju-juga sebagai rasa terima kasih saya sebagai peziarah Angelus karena berkat tuan akhirnya kami bisa lepas dari diskriminasi di tanah suci ini, "
Leo mengambil sepotong ayam panggangnya lalu menjawab, " Terima kasih nona, lagi pula sudah tugasku sebagai anak dari marquis Aiden. Selain itu memang sudah sepantasnya wilayah ini dijaga oleh pasukan Valdia bukan kerajaan Gerelia. "
" Anak marquis Aiden? Jangan-jangan anda tuan Leo yang dibicarakan itu? "
" Ya, aku Leo von Valdius. Bukankah dipidato tadi aku meneriakan namaku? Nona sendiri siapa namanya? " Leo mulai memakan potongan paha ayam itu.
Wajah wanita itu memerah. " Hehe tadi saya sibuk memasak jadi tak mendengar teriakan tuan. Ah iya, nama saya Sely. Saya mantan pendeta kerajaan Angelus, "
" Mantan? Diumur nona yang sepertinya masih muda bagaimana bisa pensiun sebagai pendeta? "
" Ahahaha, saya sering meninggalkan tugas saya di Angelusia hanya untuk ke tanah suci ini. Jadi pendeta suci akhirnya memecat saya tetapi dia juga memberi saya kesempatan untuk tinggal di tanah suci. "
" Hmm begitu ya. Pantas saja kamu pensiun dini, '
" Ka-kalau begitu tuan maaf mengganggu malam anda, saya lupa ada urusan di kuil. Saya pergi dulu. " Sely hendak meninggalkan Leo karena dia merasa mengganggu Leo yang sedang beristirahat.
" Tunggu! " Leo meletakkan potongan ayamnya lalu berdiri.
Sely yang berjalan menjauh beberapa langkah membalikkan badan. " I-iya tuan ada apa? "
" Kamu mantan pendeta bukan? "
" Ya, saya mantan pendeta, "
" Apa kamu bisa menggunakan sihir segel suci? "
" Saya bisa tuan. Tetapi sihir penyegalan saya adalah sihir dewi Cilia bukan Grecia, "
" Tak masalah! Nona Sely maukah kamu bekerja di istana kami? "
Sely terkejut mendengar perkataan Leo. " Eh!? Tu-tuan apakah anda tidak salah bicara? "
" Tidak! Aku sangat membutuhkan pendeta dengan sihir penyegelan untuk adikku. Pertemuan kita malam ini sepertinya adalah takdir, " Leo mendekati Sely.
" Su-suatu kehormatan bagi saya tetapi tuan... "
" Jika kamu menerima tawaranku, kamu bisa tinggal dan hidup di istana. Kamu bisa mengunjungi kuil suci kapan pun kamu mau, "
" Sa-saya bisa tinggal di istana? Ba-baiklah tuan, saya menerima pekerjaan tuan! " tanpa ragu Sely langsung menjabat tangan Leo dengan kedua tanganya.
" Baguslah, kalau begi– "
...Booooooom...!...
Belum selesai Leo berkata, terdengar dentuman keras dari arah kota. Setelah dentuman, sebuah gelombang kekuatan sihir tiba-tiba muncul. Gelombang itu hanya berlangsung satu detik namun efeknya dirasakan oleh para peziarah. Para peziarah ada yang muntah-muntah, pingsan, bahkan kejang-kejang karena guncangan sihir.
" Uhhuk! Gelombang sihir apa ini? " Sely menjatuhkan badan sambil dia menahan rasa mual di perut.
Leo sendiri menyadari asal dari guncangan itu. Dia langsung memadamkan api unggun. " Sely ini adalah tugas pertamamu. Jadi bersiaplah, "
" Eh tuan!? Apa yang tuan lakukan!? " kejut Sely karena Leo tiba-tiba menggendongnya di depan.
Leo hanya diam. Dia mengkosentrasikan energi sihirnya lalu menggunakan sihir terbang dari elemen angin. Perlahan tubuh mereka berdua mulai mengambang ke atas lalu melesat cepat menuju kota.
***
Saat memasuki kota, sebuah kepulan asap hitam muncul dari lantai 2 istana. Leo bersama Sely bergeges ke sana. Dan terlihat banyak tentara istana yang terkapar di halaman istana. Leo langsung terbang turun.
" Apa yang terjadi!? " tanya Leo sembari menolong salah satu tentara yang terluka.
" No-nona Melina mengamuk tuan, " ucap tentara tersebut.
" Siapa pun yang masih bisa bergerak segera ungsikan diri kalian dan para rekan yang terluka keluar istana! " teriak Leo. Para penghuni istana yang terluka maupun tidak langsung berbondong-bondong keluar istana.
" Tuan! " Indra muncul kembali di hadapan Leo bersama seluruh divisi pasukan Yurei.
" Kalian semua misi kalian cuma satu! Selamatkan sisa orang yang ada di istana! Jangan melawan Melina! " perintah Leo pada pasukan Yurei.
Pasukan Yurei langsung bergerak cepat. Dan hanya butuh waktu 5 menit sisa penghuni istana berhasil dikeluarkan termasuk marquis Aiden dan Boris.
Marquis Aiden mendekati Leo dan berkata, " Ma-maafkan aku Leo di kondisi seperti ini justru aku malah tak bisa apa-apa. "
Leo memegang pundak sang ayah dan menjawab, " Sekarang ayah mengungsi sebentar dari istana. Aku akan mengatasi masalah ini. Paman Boris tolong jaga ayahku. "
" Baik tuan! " Boris membawa marquis Aiden keluar dari istana dikawal 3 divisi pasukan Yurei.
" Sebentar! di mana kakakku!? " teriak Leo pada pasukan Yurei.
" Tuaaan! Nona Thalia tak mau pergi! dia bersikeras ingin menenangkan nona Melina! " teriak Indra sembari berlari ke arah Leo. Tanpa sepatah kata, Leo langsung pergi masuk ke istana.
***
...Braaaak...!...
Baru saja Leo menaiki tangga lantai dua istana, Dia dikejutkan oleh Thalia yang terpental keluar dari dalam kamar Melina.
" Kakak!? " Leo menghampiri Thalia yang membentur tembok.
" Ha-hati-hati Leo. Dia bukan lagi Melina. "
" lagi pula mengapa kakak memaksa melawanya! " Leo menggendong sang kakak dan membawanya keluar istana. Namun, setelahnya dia kembali lagi masuk ke istana untuk melihat Melina.
Leo mengintip sedikit di pintu kamar Melina yang sudah jebol. Terlihat kepulan aura kegelapan mengelilingin tubuh Melina.
" Sangat tidak sopan melihatku diam-diam dari balik pintu! "
...Boooom...!...
Suara Melina berubah menggema. Dia menembakkan peluru sihir hitam kearah Leo hingga menimbulkan ledakan. Untung saja Leo berhasil menghindari serangan itu lalu melompat mendekati Melina dan menendangnya hingga Melina terpental keluar istana.
" Sely...! " teriak Leo sembari melompat dari tembok istana yang jebol. Sely sendiri langsung berlari menghampiri Leo.
" Berani sekali kau menendangku, " desis Melina dengan tatapan jahat yang memandangi Leo.
Leo meletakkan kedua tangan ke tanah. " Karena kau yang sekarang bukan adikku, jadi tak ada alasanku untuk menjadi pengecut! Ice dome! "
Di sekeliling Leo, Sely, dan Melina muncul kubah es yang perlahan menutupi mereka. Melina mencoba menembus kubah itu dengan bola-bola sihir hitam yang meledak. Tetapi, kubah es itu ternyata sangat keras.
" Kau tidak akan bisa menembusnya! Lebih baik tidurlah dengan nyenyak di dalam tubuh adikku lagi! " Leo mengangkat tangan kanan dan keluarlah lingkaran sihir. Seketika sebuah rantai dari es muncul dari tanah dan melilit tubuh Melina hingga membuatnya tak bergerak.
" Sekarang Sely! Gunakan segel sucimu! "
Sely merentangkan tangan. Dari bawah kaki muncul lingkaran sihir biru bercahaya. " Wahai dewi pemberi penerang bagi jiwa yang tersesat, Pemberi kebahagiaan dari jiwa yang bersedih, pemberi kesembuhan dari jiwa yang terluka, hambaMu meminta karunia sihirmu untuk mengurung kemungkaran di duniamu. Kabulkanlah doaku untuk mengurung percikan dosa di hadapanku! Holy magic : blue moon seal! "
Dari bawah kaki Melina juga muncul lingkaran sihir yang sama seperti di bawah Sely setelah pendeta itu meneyelesaikan mantranya. Lingkaran di bawah Melina perlahan naik ke atas dan mengecil lalu masuk ke dalam perut Melina.
" Aaaaaaaaaaaargh....!!! " kekuatan yang menguasai tubuh Melina langsung mengerang kesakitan. Suara erangan itu perlahan mengecil lalu menghilang dan Melina langsung pingsan. Leo melepaskan lilitan esnya dan membiarkan Melina tergeletak.
" Tuan tolong tutup mata anda sebentar. Saya ingin mengecek segel yang saya tanamkan. Karena nona ini memakai gaun piyama jadi saya harus membukanya dari bawah, " Sely mendekati tubuh Melina. Dan Leo langsung menutup mata.
Sely membuka gaun Melina untuk melihat segel yang dia tanamkan. Terlihat di perut Melina terdapat segel sihir bersimbol bulan sabit biru mengeluarkan cahaya biru redup. Sely lmenutup kembali baju Melina karena segelnya berhasil tertanam.
" Sudah tuan, " ucap Sely.
" Terima kasih Sely, kamu menyelamatkan adikku. "
" Jadi dia nona Melina yang dikatakan memiliki elemen kegelapan? " tanya Sely.
" Ya, karena itu aku mencari pendeta yang bisa menggunakan sihir penyegelan. Sely mulai sekarang aku ingin kau terus berada di samping Melina. Selain untuk menjaga segelnya, aku ingin kamu mengajarinya ilmu pengetahuan yang kamu dapatkan dari Angelusia, "
" Eh?? tetapi tuan, Gerelia penganut Deus. Jika saya yang penganut Angelus mengajari nona Melina, itu bisa menjadi pelanggaran dan keluarga tuan bisa dihukum oleh Deusia, "
" Tenang saja, Valdia adalah otonomi khusus. Tidak ada yang bisa mengusik Valdia, "
" Ka-kalau begitu baiklah. Saya akan menjadi pendamping nona Melina, "
" Hmh terima kasih Sely. "
Leo membuka kubah Esnya, lalu dia menggendong Melina yang masih pingsan. Dari kejauhan Thalia berlari mendekati mereka.
" Leooo! Melinaaa...! " Thalia langsung memeluk dua adiknya itu.
" Sudah tak apa-apa kak sekarang. Melina tidak akan mengamuk lagi, "
" No-nona Thalia!? " kejut Sely melihat kearah Thalia.
Thalia sendiri langsung melepaskan pelukannya dan menoleh kepada Sely. " Sely...!? "
Sely berlari dan memeluk Thalia seakan dia sangat mengenal Thalia.
" Kalian saling kenal? " tanya Leo.
" Yaaaa! Sely dulu adalah periasku saat kontes kecantikan di Cronix. Dia awalnya pendeta tetapi karena aku tak punya perias jadi dia kujadikan perias dadakan dan siapa sangka Sely sangat pintar merias haha, " jawab Thalia melepaskan pelukanya terhadap Sely.
" Lama sekali tidak bertemu dengan nona. Aku sudah lama di Valdia tetapi tak pernah melihat nona, "
" Ahahaha ya aku sibuk di ibukota jadi jarang kembali. Oh ya Sely, apa tadi itu kamu yang menyegel kekuatan adikku? "
" Ya nona Thalia. Mulai sekarang aku akan menjadi pendamping nona Melina. Aku sangat bahagia mendapat pekerjaan ini, "
" Waaaah syukurlaah akhirnya kita bertemu lagi dan kita bisa bertemu kapan pun sekarang, " Thalia memeluk Sely lagi.
" Kalau begitu Sely ikutlah denganku, kita keliling istana sambil berbincang-bincang, " lanjut Thalia menggenggam kedua tangan Sely.
" Tetapi saya harus... "
" Tak apa Sely. Kamu bisa berkeliling dengan kakakku, Melina sudah tenang. Kamu bisa memulai pekerjaan barumu besok pagi setelah Melina siuman, " sela Leo.
" Ba-baiklah tuan Leo. Kalau begitu nona Thalia mari kita berkeliling hehe, "
" Mari-marii..., Itulah Sely yang kukenal. " Thalia menarik tangan Sely dan mengajaknya berkeliling.
Sedangkan Leo membawa Melina ke kamarnya karena kamar Melina sendiri sudah hancur. Setelah menidurkan sang adik, Leo memerintahkan Indra untuk membawa kembali ayahnya dan Boris beserta seluruh penghuni istana karena keadaan istana sudah aman.
Leo sangat lega kali ini karena sebelum-sebelumnya, Dia memang sempat kepikiran tentang kekuatan Melina yang belum tersegel setelah kejadian pelecahan itu. Dan kali ini dia bisa lega dan mengistirahatkan pikiranya sejenak dengan berbaring di samping sang adik.
Leo terus melirik wajah manis adiknya yang terlelap. dia mendekatkan bibirnya ke telinga Melina dan berbisik, " Kakak barjanji akan mendapatkan bunga surgawi untuk menyembuhkanmu dan mengeluarkanmu dari penderitaan ini Melina. "
Setelah bisikan itu, tak di sangka Melina terbangun lalu mencium pipi Leo. " Hmh aku akan menunggu sampai kakak berhasil mendapatkan bunga itu. Aku sangat sayang kakak, " ucap Melina dengan mata yang masih sayup-sayup.
Leo sedikit terkejut mendapat kecupan Melina. dia langsung tersenyum kecil. " Sekarang tidurlah lagi. Hari masih gelap. Selamat malam Melina, "
" Selamat malam kakak. "
^^^To be Continue.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments