Belum genap 15 tahun setelah perang suci pertama berakhir, terjadi lagi konflik antar dua keyakinan tersebut yang puncaknya adalah saling serang peziarah Deus dan peziarah Angelus di Valdia. Perkelahian itu menewaskan 10 orang dari penganut Deus dan 8 orang dari penganut Angelus. Tetapi atas negosiasi antara pendeta suci Angelus dan pendeta suci Deus, konflik kecil itu tak menimbulkan gejolak perang suci dan antara dua pendeta suci serentak mengatakan bahwa perkelahian di Valdia adalah murni kesalahpahaman semata.
Setelah satu tahun berlalu, Pendeta suci Deusia mendapat undangan kerajaan Angelusia untuk mempererat hubungan persaudaraan antar dua keyakinan. Awalnya pertemuan antar dua pemimpin agama berlangsung damai dan hikmat. tetapi, saat tiba makan malam dan setelah bersulang minuman, pendeta suci Deusia meminum secawan air susu dan seketika dia langsung kejang-kejang. Seluruh tamu yang hadir panik dan tak lama pendeta suci Deusia dinyatakan meninggal karena minuman yang dia minum telah diracuni sebelumnya.
Meninggalnya pendeta suci Deusia jelas membuat aliansi barat mulai mencurigai aliansi timur. Berbagai macam pertemuan mulai digelar oleh kedua aliansi untuk membahas tentang kematian sang pendeta suci Deus. Namun, tak ada satu pun pertemuan itu yang memberikan titik terang dan ketegangan antar kedua belah pihak makin tinggi setelah para pendeta dari kerajaan suci Deusia menuduh bahwa kerajaan Angelusialah yang meracuni sang pendeta suci Deus.
Walaupun dalam ketegangan tinggi, kedua belah aliansi masih sama-sama bisa menahan diri. Mereka lebih mengutamakan jalur diplomasi agar terhindar dari kemungkinan perang suci jilid kedua. Di sisi lain, kerajaan suci Deusia memilih pendeta suci baru yaitu pendeta Jeremus II. Pendeta suci Deus yang baru bersama para pengikutnya justru terus bersi keras menuduh Angelusia sebagai dalang kematian pendeta suci Deus sebelumnya dan menuntut Angelusia agar menyerahkan pelaku pembunuhan. Sedangkan pendeta suci Angelus juga bersi keras bahwa mereka bukanlah pembunuh dan tak akan memenuhi tuntutan Deusia bahkan pendeta suci Angelus mengancam akan melakukan tindakan secara militer jika Deusia masih terus menuduh mereka ditambah lagi, Deusia lagi-lagi menghina dewi Cilia yang merupakan sembahan kaum Angelus.
Ketegangan kedua kerajaan suci perlahan merembat dalam aliansi barat dan timur. Mereka saling tuduh menuduh hingga puncaknya sebanyak 102 pendeta Deusia yang sedang dalam perjalanan pulang dari kekaisaran Cronix tiba-tiba disergap pasukan kerajaan Axel yang kebetulan sedang berpatroli di perbatasan kekaisaran Cronix. 102 pendeta itu tewas ditangan para pasukan Axel.
Setelah kejadian tersebut, pendeta suci Deus kehabisan kesabaran. Dia langsung menyatakan perang terhadap aliansi timur dan menyatakan kampanye perang suci kembali dimulai. Awalnya aliansi timur menolak tantangan perang aliansi barat dan memilih jalur damai untuk menyelesaikan permasalahan ini. Raja Axel sendiri mengatakan bahwa penyerangan itu adalah kesalahpahaman karena para pasukan perbatasan mengira bahwa yang mereka serang adalah para bandit hutan yang sering merampok para caravan pedagang. Selain itu raja Axel juga siap membayar berapapun agar aliansi barat menarik tantangan perang mereka. tetapi, semua sudah terlambat. Tak ada lagi jalan diplomasi untuk menyelesaikan masalah ini. Dan jalan satu-satunya adalah lewat jalur militer.
***
Dipertengahan musim gugur, perang mulai berkecamuk di berbagai wilayah kekaisaran Cronix setelah pasukan aliansi barat berhasil memukul mundur dan merebut berbagai wilayah perbatasan kekaisaran Cronix. Sedangkan di utara, marquis Aiden bersama cavalry nya yang saat itu dianggap pasukan terkuat berhasil menahan invasi kerajaan Iris. Keberhasilan marquis Aiden berkat bantuan kerajaan Axiom dan Vinduria yang juga berbatasan dengan kerajaan Iris. Pasukan Axiom dan Vunduria menginvasi kerajaan Iris yang membuat kosentrasi pasukan Iris terpecah menjadi 3.
Setelah keberhasilan itu, marquis Aiden langsung berangkat membantu pasukan utama yang sedang mencoba menembus wilayah kekaisaran Cronix. Marquis Aiden meninggalkan istrinya yang sedang mengandung anak ketiga dan tinggal menunggu hari untuk melahirkan.
***
Selama 3 bulan perang suci kedua terjadi dan tak selangkahpun pasukan aliansi barat berhasil melewati barisan pasukan aliansi timur. Hingga saat marquis Aiden bersama pasukan cavalry nya datang, mereka akhirnya berhasil menerobos pasukan musuh dan maju menuju ibukota Cronix. Tetapi sangat disayangkan, strategi aliansi barat yang awalnya hendak menyerang ibukota Cronix dari 3 arah gagal total. Dari 3 pasukan besar yang menyerang dari 3 arah, hanya pasukan utama saja yang berhasil menembus musuh dan sisanya justru dipukul mundur.
Kekalahan di dua arah menjadi arus balik serangan aliansi timur. Mereka berhasil menguasai berbagai kota kerajaan Gerelia. Namun, keberhasilan itu tak berlangsung lama setelah strategi cerdas marquis Aiden yang membagi pasukan utama berhasil memukul mundur pasukan aliansi timur. Dan perlahan mereka berhasil maju dan menguasai wilayah-wilayah kekaisaran Cronix.
***
Sebelum perang suci terjadi, para anggota keluarga Valdius sedang dalam kunjungan politik dan wisata di kerajaan Taiyoria. Dan ketika perang suci terjadi, anggota keluarga Valdius memutuskan pulang melewati jalur laut samudra selatan karena jalur darat sudah menjadi medan perang. Namun, di tengah perjalanan, kapal yang mereka tumpangi melewati wilayah perang laut antara kerajaan Axel dan kerajaan Axiom.
Saat itu kapal keluarga Valdius mencoba menghindari peperangan yang terjadi. Tetapi tak disangka salah satu kapal kerajaan Axel justru menembaki mereka dengan meriam padahal kapal keluarga Valdius sudah mengibarkan bendera putih. Para kru kapal perang Axel tak menggubris kibaran bendera itu, mereka tetap menembaki hingga membuat kapal keluarga Valdius hancur dan tenggelam bersama seluruh anggota keluarga Valdius.
Tragedi itu membuat seluruh dunia terkejut dan membuat aliansi timur perlahan menarik mundur pasukan karena kejadian itu. Tetapi, marquis Aiden yang sudah telanjur murka bersama 100 cavalry nya pergi menuju kerajaan Axel untuk membalaskan dendam kematian keluarganya. Tindakan marquis Aiden di luar perkiraan kerajaan Axel maupun aliansi barat dan timur karena mereka mengira jika marquis Aiden ingin balas dendam, pasti akan mengumpulkan pasukan besar. Tetapi faktanya justru marquis Aiden berani berangkat hanya dengan 100 pasukan saja. Di perbatasan Axel, marquis Aiden bersama pasukanya berhasil menghabisi pasukan Axel dan membuka jalan mereka menuju ibukota Axel. Namun, saat tiba di ibukota mereka langsung dihadang oleh 10 ribu pasukan Axel.
Dari atas tembok ibukota, raja Axel justru mengolok-olok marquis Aiden dan seluruh keluarga Valdius. Raja Axel mengira bahwa marquis Aiden tak mungkin berani melawan 10 ribu pasukan hanya dengan 100 cavalry. Tetapi, bukanya gentar, justru marquis Aiden bersama pasukanya maju melawan 10 ribu pasukan itu. Keganasan marquis Aiden bersama 100 cavalrynya yang merupakan kesatria-kesatria terpilih memporak-porandakan 10 ribu pasukan Axel. Hasilnya, perang yang berlangsung 7 jam itu membunuh seluruh pasukan Axel yang menghadang. Sedangkan dari pihak marquis Aiden hanya dia dan 2 kesatria saja yang berhasil bertahan hidup dengan tubuh penuh luka. Keganasan marquis Aiden membuat raja Axel ketakutan.
Walaupun fisik mereka bertiga sudah tak sanggup untuk berperang, Tetapi mereka tetap mencoba maju menuju ibukota dengan tertatih-tatih. Demi balas dendam, marquis Aiden dan 2 ksatrianya tak gentar mendekat ibukota yang dijaga 30.000 pasukan di atas benteng.Tak lama, langkah mereka bertiga terhenti saat rombongan pasukan berkuda kekaisaran Cronix yang dipimpin langsung oleh kasiar Cronix datang menghadang. Raja Axel yang ketakutan langsung berubah girang dan bahagia. Dia berkali-kali berterimakasih pada dewi Cilia ksrena telah mengirim pasukan bantuan.
Alih-alih membantu kerajaan Axel membunuh marquis Aiden, secara mengejutkan kaisar Cronix justru bersujud dihadapan marquis Aiden dan memohoh ampunan padanya. Dia memohon maaf atas tragedi yang menimpa keluarga Valdius. Kaisar Cronix bahkan meminta agar marquis Aiden memenggal kepalanya sebagai balasan atas kematian keluarga Valdius.
Marquis Aiden menolak melakukan itu karena dalam perang, seorang raja hanya boleh dibunuh oleh raja bukan oleh bangsawan sepertinya. Tetapi, marquis Aiden meminta berbagai syarat kepada kaisar Cronix yaitu aliansi timur mengaku kalah dalam perang kali ini, aliansi timur harus membayar semua kerugian perang terhadap aliansi barat, aliansi timur harus mengeksekusi raja Axel dan seluruh angakatan laut mereka yang telah terlibat dalam pembunuhan keluarga Valdius, dan terakhir marquis Aiden meminta kaisar Cronix memotong kedua jari kelingkingnya sebagai bukti permohonan maaf aliansi timur atas kematian keluarga Valdius.
Tak disangka, syarat marquis Aiden lagsung disetujui. Kurang dari 1 minggu, aliansi timur menyatakan kekalahan mereka dalam perang suci kali ini. Mereka membayar 8 juta koin emas dan berbagai sumber daya kepada aliansi barat. Kaisar Cronix juga mengeksekusi raja Axel bersama para prajurit angakatan laut Axel yang terlibat dalam pembunuhan keluarga Valdius. Eksekusi tersebut dilakukan langsung oleh marquis Aiden. Dan dia juga memotong dua jari kelingking kaisar Cronix.
Walaupun hatinya masih hancur, marquis Aiden akhirnya dapat mengikhlaskan kematian seluruh keluarganya dan dia bersyukur istri serta anak-anaknya tak ikut dalam kunjungan itu. Marquis Aiden menganggap syaratnya telah selesai dan akan kembali ke Valdia. Tetapi, bagi kaisar Cronix selaku pemimpin aliansi timur menganggap persyaratan itu masih kurang jika untuk membayar kematian keluarga Valdius, karena itu dia rela memberikan 80% kekayaan keluarga kekaisaran Cronix pada marquis Aiden dengan alasan membantu perekonomi Valdia yang memang saat itu Valdia mengalami berbagai krisis dan wabah penyakit menular efek dari peperangan.
Sebenarnya para raja aliansi timur banyak yang tak setuju tentang tindakan kaisar Cronix dan bertanya-tanya mengapa kaisar sampai melakukan hal semacam itu hanya demi keluarga seorang marquis. Kaisar Cronix pun menjawab bahwa keluarga Valdius adalah penyembah dewi Cilia yang taat selain itu leluhur mereka yaitu Valdius adalah orang yang telah membangun kekaisaran Cronix dan kerajaan-kerajaan benua timur. Karena itu kaisar Cronix akan melakukan apa pun jika dirinya maupun aliansi yang dia pimpin melakukan hal-hal yanh tak diinginkan terhadap keluarga Valdius.
***
Sedangkan Aliansi barat merayakan kemenangan mereka dengan sangat meriah. Pesta-pesta diselenggarakan di berbagai tempat kecuali kota Valdia. Dan marquis Aiden kembali menjadi pahlawan. Dia mendapat berbagai penghargaan dan hadiah dari para raja aliansi barat atas jasanya. Selain itu, aliansi barat sangat berduka cita atas kematian keluarga Valdius. Alasan kota Valdia tak merayakan kemenangan perang karena para penduduknya berkabung atas meninggalnya para anggota keluarga Valdius. Selain itu mereka juga mencemaskan marquis Aiden yang masih belum kembali.
Setelah beberapa hari, marquis Aiden akhirnya kembali dalam keadaan sedih dan hati yang hancur. Namun, kesedihanya hilang saat mengetahui bahwa anak ketiganya telah lahir beberapa bulan lalu saat dia sedang berperang. Anak ketiga marquis Aiden adalah seorang bayi perempuan cantik. Bayi itu dinamakan Melina von Valdius.
^^^To be Continue.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments