Hawa dingin pagi menusuk punggung Insur yang baru saja mandi. Kini dia duduk - duduk depan kosnya sambil merokok. Dilihatnya Bambang tengah asik dan syahdu memainkan sapu lidi ditangannya. Halaman itu kini terlihat bersih dan rapi.
Dari arah sudut jalan datanglah Faynem menghampiri Insur.
"Nih Sur gaji lu waktu kemaren jadi wasit. Walau gak seberapa tapi lumayan beli rokok!"
Amplop itu ditaruh di meja dekat kopi Insur. Segera dibukanya amplop tersebut dengan tergesa - gesa.
"Wah lumayan buat makan ma rokok tiga hari nih."
"Iya sur, soalnya para ibu - ibu pulang dari pertandingan voli kemaren katanya senang dan puas semua."
"Kagak seneng gimane, muka gua diinjek ama mereka!!! Dasar tutup panci!! Lihat nih muka gua, lebam semua!!"
"Yang penting kan bayarannya lumayan Suuur."
"Ehhh iya ya, yaaa lumayan - lumayan."
"Sini cicil uang sewa kontrakan lu yang nunggak enam bulan!"
Insur pun memelas, alamaaaakkk gini amat sih hidup, baru aja dapet duit langsung ilang lagi.
Ditariknya uang itu dari tangan Insur, "Ini buat bayar uang kos luu yang dua bulan, berarti luu masih nunggak empat bulan. Nih gua kasih diskon dua puluh ribu, lumayan buat luuu beli rokok!"
Insur menerima uang dua puluh ribu itu di tangannya dan menatap lekat - lekat. Dan dia bersyukur dengan amat sangat.
"Ini ada kabar juga buat luuu Sur, Kemaren ada salah satu ibu dari TK Hamsyong nawarin kerja bersih - bersih kolam renang di rumahnye. Gimana luuu mau kagak?"
"Wahhh bagus tuh, mau mau...."
"Yaaa udah lu langsung berangkat aja serkarang. Nih alamatnya!"
Kertas usang yang disodorkan Faynem pun diterima Insur. Insur pun bersemangat kembali... Kerja, kerja, kerjaaaaa!!
Di tepi jalan raya Agung itu Insur bertemu Pantam. Diantarkannyalah si Insur menuju tempat dia akan bekerja. Sedang enak - enak berkendara dari arah belakang muncullah Pak Gaelani dengan becaknya.
"Sur, Tam!!! Mau kemana?"
"Ini nganter Insur ke daerah perumahan elit di Bangau Putih Pak Gae."
"Wah kebetulan kita searah, balapan yok!!!"
Waduuuuhhh tampaknya Insur sudah tidak asing lagi dengan adegan ini. Pantam dan Pak Gaelani saling menatap penuh arti satu sama lain. Keduanya saling tersenyum. Tanpa aba - aba keduanya langsung menggenjot kendaraan masing - masing.
Becak Pak Gaelani menerobos sisi kiri jalan dari jalur sepada butut Pantam. Pantam pun merespon cepat dengan menutup jalur sisi kirinya menghalangi laju becak Pak Gaelani yang ingin menyusulnya.
Oh ternyata anak muda ini memiliki insting pembalap yang cukup bagus juga, batin Pak Gaelani.
Pak Gaelani tidak langsung menyerah, dia berpura - pura mengambil jalur kanan, Pantam pun segera membanting setir ke kanan menutup jalur yang tersebut. Tepat saat Pantam menutup jalur kanan maka Pak Gaelani segera merubah jalur menyalipnya di sisi kiri kembali dan......
Wussshhhhhh...
Sepeda butut milik Pantam tersalip!
"Inilah kekuatan dari pembalap berpengalaman, gaeahahahahah.......!!!" Teriak Pak Gaelani tertawa penuh kemenangan.
Tapi bukan Pantam namanya kalau menyerah begitu saja. Dengan emosi meluap - luap dia gunakan jurus balapan andalannya, The slashing slashing slashing sing sing song song! Sepeda butut nya mengeluarkan asap panas, dan kecepatannya memancal sepeda bertambah 4 kali lipat. Dilibasnya begitu saja becak milik Pak Gaelani.
Melihat dirinya disalip Pak Gaelani masih cukup tenang. Tampaknya dia masih memiliki kartu as yang belum dia gunakan. Ketika finish mulai terlihat, yaitu perumahan Bangau Putih, Pak Gaelani mengeluarkan tabung nitrogen dan dipasangnya di sisi kiri serta kanan becak sembari tetap mengayuh becaknya.
"Inilah saatnya, rasakan ini anak muda!!!!" teriak Pak Gaelani dengan penuh semangat lalu memencet tombol merah di becaknya!!! Dan.... Wuuuuussssshhhhhhhhh......
Becak melaju amat sangat kencang karena tambahan dorongan NOS atau disebut Nitro Oksida System tersebut!!!!
Ciiiiiittttttt..............!!!!
Suara rem dadakan terdengar berdecit begitu keras.
Pak Gaelani memenangkan pertandingan tersebut. Ditatapnya Pantam dengan kesombongan.
"Bagaimana Tam? Gaeahahahha....." Tanya Pak Gaelani.
"Apaan yang gimana? Curang luuuu!!!" Ujar Pantam dengan marah - marah.
"Tidak ada kecurangan dalam perang dan cinta. Balapan adalah medan perang gua!!!"
"Dasar orang tua keriput!"
"Eh apaan lu? kalau kalah ya kalah aja!"
"Elu tuh yang apaan!"
"Ohhh Dasar tutup panci!"
"Muka lu yang kayak kacang kwaci!"
Dan keduanya saling berperang kata - kata.
Insur tinggalkan mereka dengan muka datarnya. Bodho amat sama mereka berdua!
Dilangkahkan kakinya menuju perumahan Bangau Putih. Dia menuju alamat yang tertera, nomor 36B. Ehhh? Nih nomor kayak nomor ukuran apa gitu ya? Batin Insur.
Dia bunyikan bel depan rumah tersebut. Seorang wanita paruh baya yang cantik putih bersih keluar membukakan pintu.
"Pagi, saya Insur ingin bekerja membersihkan kolam ibu."
"Ohhhh kamu Insur yang ingin bekerja membersihkan kolam saya?"
"Iya bu."
"Insur yang kemarin jadi wasit waktu pertandingan voli anak saya kan?"
"Iya bu."
"Yang kemarin mukanya diinjak - injak sama ibu - ibu kan?"
"I... ii... iya bu."
Ahhh kampret nih ibu - ibu!!! Jangan - jangan dia kemarin juga yang ikut - ikut injak gua!! Batin Insur.
"Oh kenalkan saya Dilla. Anak saya kemaren ikut maen voli, namanya Acni."
"Oh iya bu Dilla salam kenal"
Keduanya pun saling berjabat tangan.
"Kemaren lumayan seru ya Sur pertandingannya."
"Iya bu Dilla."
"Yang paling seru itu ketika ibu - ibu menginjak kamu. Karena rasanya seru banget akhirnya saya ikut - ikutan menginjak kamu... Dan beneran ternyata memang seru looo! Dialalahahaha...."
Kampret, kampret... jadi nih bu Dilla salah satu dari ibu - ibu yang menginjak gua!!! Dasar ibu - ibu masokis!! Gerutu Insur dalam batinnya sementara dia hanya bisa tersenyum saat itu.
"Ya udah sini masuk. Itu kolam renangnya ada di belakang." kata Bu Dilla sembari mengajak Insur masuk ke rumahnya.
Gilaaaaa.... nih rumah gedhe amat yak. Porselennya pun mengkilat, cat tembok yang dikenakan juga bermerk dan menampilkan sisi elegan dan glamor. Di garasi depan terlihat mobil lamborgini sport mewah terparkir. Eh? Kayaknya familiar sama tuh mobil. Tapi Insur kesuliyan mengingatnya. Dia pun langsung masuk sembari membuyarkan lamunannya dalam mengingat tentang mobil itu.
"Mama..... aku mau renang!!!" tiba - tiba terdengar rengekan seorang anak kecil yang turun dari tangga.
"Sayang, ini kolamnya mau dibersihin dulu sabar yaaa." Ucap Bu Dilla pada Acni.
Acni si anak kecil itu terus merajuk sembari memeluk Bu Dilla. Insur segera menuju belakang rumah. Dilihatnya kolam besar yang agak kotor itu. Daun - daun kering berserakan, lumut - lumut hijau yang menggunung dan mengerak, ada berbagai sampah di kolam tersebut. Insur segera menguras kolam tersebut terlebih dahulu. Sembari menunggu kolam terkuras bersih dia duduk - duduk merokok sambil sesekali melirik ke bu Dilla yang tengah menggendong menenangkan Acni yang ngambek. Aduuuuhhhh cantik bener nih Bu Dilla, beruntung banget nih suaminya! Gerutu Insur dalam hatinya. Tapi perasaan janggal masih menggelayuti hati Insur, tapi apaaa yaaa? Insur kembali menghembuskan rokoknya dalam - dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments