Insur akhirnya tiba di toko mbak Hana tepat saat toko tersebut akan tutup. Mbak Hana yang terkenal janda paling semok di desa menamai tokonya dengan nama toko Maju Mundur.
Pernah suatu ketika mbak Hana ditanya perihal nama tokonya dia menjawab "Yaaa soalnya kalo maju terus kan gak enak, tapi kalo maju mundur lebih asik."
Tentu saja jawaban mbak Hana itu membuat pikiran Insur menjadi liar tak terkendali. Biasalah bujang lapuk pengangguran memang kadang diberkahi imajinasi kotor yang berlebih.
Maaf, saya koreksi bukan imajinasi kotor, tapi imajinasi sampah!!!! Ruahahahaha.....
Kembali ke sore itu saat Insur akan membeli jam weker di toko mbak Hana. Dan ternyata mbak Hana saat itu tengah akan menutup tokonya. Tentu saja hal itu membuat Insur panik dan segera menambah kecepatan larinya.
Tepat saat mbak Hana ingin menutup tokonya saat itu juga Insur menerjang memegangi pintu toko agar tidak tertutup. Tanpa sengaja tangannya menyentuh tangan mbak Hana, tangan mereka bersentuhan. Suasana terdiam. Insur memandang mbak Hana. Dan Mbak Hana juga memandang Insur. Keduanya bertatapan.
Ini tidak terkendali, rasa dalam diri mbak Hana tidak terbendung lagi, dia...... muak!
Plaaaakkkkk!!
Ditamparnya Insur hingga tersungkur.
"Ngapain kamu Sur pegang - pegang tangan aku trus memandang pakek mesum segala!" Kata mbak Hana dengan nada meninggi.
Insur pun gelapan menjelaskan pada mbak Hana, dia berkata, "Bu... bu... bukan begitu maksud saya mbak Hana, tadi tidak sengaja. Terburu - buru soalnya aku butuh jam weker dan aku melihat tadi mbak Hana mau menutup toko. Makanya......"
Belum selesai Insur menjelaskan mbak Hana sudah berpaling dan berjalan masuk kembali ke toko dengan sikap acuh tak acuh. Insur terdiam terkapar di jalan.
Mbak Hana berpaling dan berkata, "kamu ngapain masih disitu! Katanya mau beli jam weker! Cepetan aku mau keburu pulang!"
Tanpa ba bi bu lagi Insur segera bangkit dan menyusul mbak Hana memasuki toko.
Mereka berdua masuk melalui depan pintu toko kecil tersebut lalu menuju ruang belakang. Tepat di samping ruang belakang di dinding balik pintu terdapat sebuah ruangan 2 x 2 meter. Mbak Hana masuk ke dalam nya, Insur masih bengong.
"Waduh mau diajak ngapain nih sama mbak Hana?" batin Insur dengan disertai air liur.
"Ngapain kamu masih di situ, masuk! jadi butuh jam weker atau tidak?!" Bentak mbak Hana.
"I.. ii...iiiya mbak Hana." jawab Insur sembari mengelap air liurnya sebelum memasuki ruangan tersebut.
Lalu mbak Hana terlihat memencet nomor pada dinding di ruangan tersebut. Tiba - tiba ruangan bergetar dan menimbulkan suara semacam gempa kecil.
Greeekkkk.... greeekkk... grekkk...!!
Insur pun ketakutan, emang ini ruangan kayak seperti lift saja!!
Mbak Hana membuka pintu dan suasana di luar pintu bukan seperti saat dia masuk tadi tetapi sudah berganti. Suasana ruangan saat ini yang terlihat adalah kolam renang yang buuuuueeeesaaar sekali.
"Oh maaf salah pencet Sur, ini ruangan kolam renang pribadi gua." mbak Hana menjelaskan dengan santainya.
Insur pun melotot dan masih bingung mendengar penjelasan dari mbak Hana.
"Ini apaan? jadi ruangan 2 x 2 m ini lift?!! ini beneran lift??!!!" Tanya Insur dengan kaget.
"Iya." Jawab mbak Hana dengan santai.
"Dan kamu punya kolam renang di bawah tokomu?!!" Tanya Insur lagi.
"Iya, biasa aja kenapa sih Sur." Ucap mbak Hana.
Insur pun hanya bisa membatin, wooooi apaan yang biasa wooooi!!! Ini mah sultan!!!
Insur dan mbak Hana terdiam kembali di ruangan 2 x 2 m yang kembali bergetar setelah mbak Hana memencet beberapa nomor.
Grekk.... greeeekkkk... greeekkk....!!
Getaran berhenti. Mbak Hana membuka pintu lagi dan suasana diruangan kedua ini lebih gelap.
"Mbak Hana gua beli jam wekernya yang suaranya kringnya keras ya, soalnya aku jarang bisa bangun kalo pagi." Pinta Insur.
"Bentar aku pilihin dulu ya." kata mbak Hana sembari memilah beberapa barang di ruangan gelap tersebut. Ada Gatling gun, senapan tangan, howitzer, senapan laras panjang, senapan otomatis, bom asap, rudal balistik, eh bentar.... tunggu - tunggu... Gua butuhnya jam weker kenapa di sini yang ada senjata api semua kampret!!!!!
"Oh maaf ternyata ini gudang senjata. Kita salah ruangan lagi Sur." kata mbak Hana dengan santainya dan melenggang masuk kembali dalam ruangan 2 x 2 m tersebut.
Insur masih berkeringat dingin. Kampret!!!! Penjual toko macam apaan yang punya berbagai macam senjata api di gudangnya!!!!
Lalu kembali mbak Hana dan Insur berada di ruangan 2 x 2 m.
Greeeekkkk.... grekkkk.. grekkkk.....!!
Getaran berhenti dan mereka sampai di ruang bawah tanah lainnya.
"Tooolooonggg...!!" "Tolooong!!!"
Di ruangan itu banyak sekali manusia dirantai di leher, kaki, perut, tangan mereka. Mereka ditempatkan di sel sel tahanan layaknya budak. Darah mereka menetes. Insur ketakutan dan berkeringat dingin, ini ruangan apalagi kampret!!!!
"Ehhh mbak Hana, sebaiknya saya cari jam weker di toko lain aja ya, hehehe." Kata Insur yang berkeringat dingin dan tertawa hambar.
"Tidak bisa. Motto toko saya adalah memberikan kenyamanan pada pelanggan." Ucap mbak Hana.
Dasar kacang kuaci!!!! Nyaman apanya wooooi pala lu kena meteor???!!!
"Ahhhh.... Tampaknya kita salah ruangan lagi Sur, ini ruangan pribadiku. Aku sebut ini ruang cinta dan kasih sayang. Jadi malu." Kata mbak Hana dengan muka memerah karena malu.
Mata Insur semakin melotot. Ruang pribadi? Ruang cinta dan kasih sayang? Apanya yang cinta dan kasih sayang??!!! Kamu memperbudak mereka kampret!!!
Mereka pun kembali memasuki ruangan 2 x 2 m tersebut. Kali ini getarannya cukup lama.
Greeekkk.... greeeekkkk..... Gubrakkkk!!!
Akhirnya getaran berhenti. Mbak Hana membuka pintu dan ternyata mereka kembali di tempat awal semula. Mbak Hana pergi ke depan toko, mendekati salah satu kusen, dan mengeluarkan 2 jam weker.
"Yang ini harganya 100 ribu karena suara kringnya 'siap bos... siap bos...', trus yang ini 500 ribu suara kringnya 'gua bosnya... gua bosnya...' nah kamu pilih yang mana Sur?" Tanya mbak Hana.
Insur terdiam sejenak dan bertanya, "Klo jam wekernya disini trus ngapain tadi masuk bawah tanah segala sih mbak Hana?"
Mbak Hana terdiam untuk sesaat sembari menatap Insur penuh arti. Lalu sambil mendekatkan wajahnya pada Insur dia berkata lembut, "Yaa sekalian klo kamu ingin membeli penjualnya berarti kan harus tahu segala tentangnya."
Insur menghela napas berat. Dia lalu membeli jam weker murahan dengan harga 50 ribu. Itupun dia berhutang 40 ribu pada mbak Hana.
Di perjalanan pulang Insur bersiul puas mendapat jam weker, apalagi dia bisa ngutang dulu. Maklum lah pengangguran memang harus pintar - pintar hemat dan berkelit kalo masalahnya duit. Ruahahaha....
Sesampainya di kos Insur masih juga terngiang akan paras manis mbak Hana saat tersenyum. Tapi lamunannya tersadarkan ketika jam wekernya tak sengaja tersenggol dan berbunyi nyaring.....
"Dasar pengangguran... dasar pengangguran...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
tintakering
mbak hana jualannya komplit😁
2022-08-17
1