Siang itu Insur berpeluh keringat membersihkan kolam renang di salah satu rumah kawasan perumahan Bangau Putih. Dia sangat bersemangat dalam mengerjakan tugasnya itu karena pertama dia akhirnya mendapatkan pekerjaan walau pun masih serabutan. Dan yang kedua karena pemilik rumah tersebut ternyata Bu Dilla yang manis putih bersih. Dasar tokoh utama mata keranjang!!!! Ingat umur woooii ingat umur!!!
Insur mengelap keringat yang berkucuran di dahi nya. Gila bisa sampek sore nih ngerjainnya, batin Insur. Tetapi ketika dilihatnya Bu Dilla yang manis itu sedang mempersiapkan makanan dia pun bersemangat kembali.
"Sini Sur istirahat bentar. Makan siang dulu!" Panggil Bu dilla dari arah dapur.
Insur pun segera menghampiri. Setelah memasuki dapur dilihatnya makanan yang lengkap telah tersedia di meja makan.
"Makan yang banyak Sur."
"Iya Bu Dilla, siap!"
"Minum kopi atau teh? Sekalian saya buatkan."
"Kopi Bu Dilla."
Ahhhh benar - benar mantap kerja di sini, seru Insur membatin. Segera dilahapnya makan yang tersedia di meja. Ayam goreng yang lezat.... Terbayang oleh Insur kalau dirinya sudah lama tidak makan ayam goreng. Terakhir dia makan ayam goreng adalah ketika acara selamatan pak Kaji Dauh.
Selesai makan dan ngopi barang sejenak Insur kembali menyelesaikan tugasnya. Kadang dia diganggu juga oleh si Acni anaknya Bu Dilla.
"Om, om, si om kan waktu itu yang jadi wasit waktu TK Hamsyong lawan TK Prikituw ya?"
"Iya, om adalah wasit pertandingan itu!" Insur menjawab dengan sombongnya.
"Ohhhh pantesan kok kayaknya acni pernah liat wajah pengangguran si om, Acahahahah...."
Kampret!!!!! Si Insur segera naik pitam.
"Dasar tutup panci!"
Acni pun membalas, "Dasar kacang kwaci!"
Dan keduanya pun saling ejek mengejek.
"Acni..... Udah sini, jangan gangguin om Insur yang lagi kerja!"
Bocah kecil itupun segera menghampiri ibunya, tak lupa dia menoleh pada Insur menjulurkan lidahnya dan mencemooh, "Weeeeekkkk....."
Ohhhhhh dasar kutu kupret! Gerutu Insur dalam hati.
Dilanjutkannya pekerjaannya dan ternyata selesai juga pukul tiga sore itu. Kolamnya sudah bersih dan tinggal menunggu air dalam koam terisi penuh. Insur segera berpamitan.
"Kolamnya sudah bersih Bu Dilla, itu cuma tinggal menunggu kolamnya terisi penuh sudah bisa dipakai."
"Waduh ngerepotin banget looo, ini ada uang tambahan buat kamu Sur."
"Aduh gak usah Bu Dilla, repot - repot saja." Jawab Insur menolak tetapi tangannya segera mengambil uang di tangan Bu Dilla.
Insur pun berpamitan. Sekilas sebelum pintu gerbang depan rumah bu Dilla tutup, si Insur melihat sekelebat mata sebuah photo di ruang tamu tersebut. Ternyata..... Photo itu!!!!! Ahhhh sekarang semua menjadi jelas. Insur berjalan kaki ke arah jalan raya dan di sana telah ada Pantam yang menunggunya.
"Gimana Sur, beres kerjaan luuu?"
"Iya beres."
"Wah bayaran nih!"
"Yuk mampir ke warung kopi Pak Cik."
"Mantapppppp luuu bayarin kan? Kyahahhha....."
"Ya iyalah uang sudah di kantong, zehahahah....."
Kedua sahabat itu pun menuju ke warung kopi pak cik dengan sepeda butut Pantam.
"Tam, lu tau gak Bu Dilla?"
"Ya tau lah broooo. Pokoknya kalo daftar ibu - ibu cantik di desa kita udah gua hafal tuh semua! Kyahahaha....."
"Emmmm.... Suaminya kemana sur?"
"Waduh kalo itu sih gua gak tau Sur. Suaminya jarang di rumah."
"Jangan kaget ya Suuuur.. Sebenarnya tadi gak sengaja liat....."
"Liat semoknya pantat Bu Dilla kan? Santai aja Sur, sesama laki - laki gua paham. Kyahahaha..."
"Bukan kampret! Dengerin gua dulu jangan asal nyela."
Sepeda butut itu menuruni sebuah bukit kecil dengan tikungan di depannya. Angin malam lambat - lambat menerpa wajah kedua sahabat tersebut.
Insur pun meneruskan penjelasannya, "Tadi gua gak sengaja liat photo keluarga Bu Dilla, ternyata dia..."
Dan kembali Pantam menyela lagi perkataan Insur, "Ternyata lebih cantikan aslinya kan dari pada di photonya. Udah deh mulut semua laki - laki emang buaya, kita juga sama lah Sur! Kyahahaha!"
Insur pun membekap mulut Insur dari belakang jok sepeda.
"Lu dengerin gua selesai bicara dulu kampret!!! Ngerti kagak???!!!"
Pantam pun mengangguk ketakutan sambil terus mengayuh sepeda bututnya pelan - pelan.
"Jadi waktu gua lihat photo keluarga itu gua lihat photo si Anci!!!!"
"Apaan?!!! Beneran luu Sur?!?"
"Iya, pantesan aja anak bu Dilla namanya Acni, jelas karena bapaknya Anci Tam!!! Gua tadi juga lihat di garasinya terparkir mobil lamborgini sport yang sama persis kyak punya Anci waktu nganter gua buat kirim paket!!!"
"Ahhh ini gila, ini gilaaaaa!!!!"
Karena kagetnya itu Pantam tak melihat ke depan dan menabrak bokong Dipaidi yang tengah memeriksa ban motornya.
Makkkk Cuuuuuuussss Ssssllleeeeeebbbbzz!!!!
Ban depan sepeda Pantam melesat tepat menabrak pantat Dipaidi tepat di tengah nya!!! Iya kawan, benar - benar tepat di tengah nya!!!!
"Auuuuuuwwwww..............."
Dipaidi berteriak melolong histeris merasakan kesakitan yang mendalam di area pantatnya. Dia meringkuk di rerumputan jalan besar Agung tersebut. Dia mengejan dengan terlihat sedikit titik air mata di sudut matanya.
"Waduh maaf pak Dipaidi, kagak sengaja!" Seru Pantam meminta maaf dan merasa bersalah.
"Apaan lu enak aja asal minta maaf!"
"Beneran gua minta maaf."
"Minta maaf pala lu menyan!!!"
"Eh lu jangan nyolot dong, kan gua udah minta maaf!!!"
"Loh kok lu yang marah? Gua yang harusnya marah dasar tutup panci!"
"Apaan lo kacang kuaci!"
"Ohhh gitu ya? lu pikir nih lucu. Mulai sekarang gak usah lu sok kenal gue! lo, gue, end!!!"
"Eh pala bolu ngaca! Siapa juga yang mau temenan lo!"
"Lu nantangin?!"
"Ayok siapa takut! Sini looo!"
"Ok, gua jabanin, sini looo!"
Mereka berdua pun bergulat di rerumputan samping jalan raya tersebut. Insur menyalakan rokoknya. Matahati mulai tenggelam dengan siluet seorang pria yang tengah merokok sambil memandang dua orang yang bergulat di rerumputan. Insur terlihat santai saja sambil terus merokok. 10 menit kemudian Pantam dan Dipaidi sudah sama - sama babak belur.
"Ngapain lu jongkok di pinggir jalan Di?" Tanya Pantam setelah keduanya berbaikan.
"Itu ban motor gua bocor. Dari mana lu Tam?"
"Itu antar Insur pulang abis kerja bersihin kolamnya Bu Dilla."
"Owww abis dari rumah Bu Dilla yang cantik itu yaa... Diahahaha...."
"Oh ternyata lu tau juga ya Di, Kyahahaha...."
"Diahahaha...."
"Kyahahaha..."
Keduanya pun saling tertawa mesum. Ahhhhh apa memang sesama mesum saling terjadi keterikatan ya, mungkin ini yang dinamakan persaudaraan sesama mesum! Ruahahaha......
"Mampir dulu yuk ngopi di warung kopi Pak Cik." Ajak Insur pada Dipaidi.
Dipaidi tiba - tiba terdiam. Wajahnya menatap lurus serius pada Insur dan Pantam secara bergantian.
"Ini gua memang mau ke sana. Tapi gua saranin mendingan lu berdua langsung aja" Kata Dipaidi tampak misterius sambil langsung menggeber motor bututnya dengan ban belakang masih bocor......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments