Bab 1 Chapter 15: Sama - sama Lapor

Dipaidi segera meluncur ke arah kantor kepolisian usai mendengar informasi yang dia dapatkan dari pembicaraan di warung kopi Pak Cik tersebut. Dia kebut motornya yang bernama Fransisco itu di jalan raya terusan jembatan Agung. Hawa dingin menerpa wajah dan kulitnya, tetapi itu juga bercampur dengan hawa hangat bekas siraman air suci Pantam yang berbau pesing.

"Kampret Pantam!" Gerutu Dipaidi di jalan ketika mengingat kembali hal tersebut.

Setibanya di kantor polisi dengan segera dia parkirkan motornya di halaman depan. Dia langsung menuju ruangan dimana Komandan Ladusong menunggu hasil laporannya. Dibukanya pintu ruangan tersebut dan dia langsung memberi hormat dan mengucapkan sandi khusus yang hanya Dipaidi dan Komandan Ladusong yang tau.

"Ulu ulu ulu puja kerang ajaib!"

Komandan Ladusong segera memberi hormat pula dan mengucapkan kalimat yang sama "Ulu ulu ulu puja kerang ajaib!"

Keduanya pun langsung duduk di kursinya masing - masing.

"Lapor komandan, saya ingin memberitahukan hasil pengintaian saya di rumah Pak Cik malam ini!"

"Iya silahkan prajurit Dipaidi. Tapi sebelumnya saya ingin tau, aroma apa ini yang khas dari seragam mu itu?"

"Anu... anu... ini... ini anu komandan...." Jawab Dipaidi tergagap ingin menjelaskan hal tersebut.

Tanpa menunggu jawaban dari Dipaidi, dengan pelan komandan Ladusong maju dan mencium seragam Dipaidi lebih dekat.

"Hemmm kayaknya bau ini sangat familiar... tapi apa yaaa..."

Karena masih penasaran, komandan Ladusong pun menjilat ujung seragam Dipaidi.

"Iya iyaa, secara rasa juga kayaknya saya mengenal aroma ini, tapi gua kurang begitu yakin...."

"Anu komandan, maaf itu adalah aroma dari air seni Pantam yang gak sengaja saya terguyur...."

Bruaaakkkkk!!!!

Ditendangnya Dipaidi hingga terjatuh dari tempat duduknya.

"Kenapa lu kagak bilang dari tadi kampret!!!! Udah terlanjur gua jilat pula!!!! Dasar tutup Panci!!!" ucap komandan Ladusong berteriak - teriak tak karuan seperti kesurupan.

Sementara Dipaidi hanya terdiam menahan rasa sakit ditendang atasannya. Keduanya pun duduk kembali di tempat masing - masing.

"Baik kita lupakan kejadian barusan prajurit Dipaidi. Informasi apa yang kamu dapatkan?"

"Lapor komandan, ternyata Pak Cik selama ini menyembunyikan Mbezi di warung kopinya."

Mendengar kata Mbezi bulu kuduk Komandan Ladusong berdiri seketika. Masih diingatnya kejadian empat tahun yang lalu dia hampir mati terkena jurus andalan Mbezi yaitu great punch. Kengerian itu masih terasa hingga sekarang.

"Rupanya dia benar - benar masih hidup selama ini. Dia bersembunyi tepat di sekitar kita dengan rapinya."

"Langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya komandan?"

"Tentu saja kita akan......." Suara komandan Ladusing setengah berbisik pada Paidi. Dan keduanya pun tertawa bersama - sama di ruangan tersebut. "Luahahahhaa....."

"Diahahahaha....."

Suara tawa keduanya menggema bercampur dinginnya malam dan aroma pesing dari seragam Dipaidi.

-----

Pagi hari berikutnya Insur terbangun dengan suara jam wekernya yang khas....

"Dasar pengangguran..... dasar pengangguran...."

Insur pun terbangun, mematikan jam wekernya dan mandi seperti biasanya. Hari ini dia akan menjadi Wasit pertandingan voli antara TK Hamsyong melawan TK Prikitiuw. Pertandingan itu akan dimulai sekitar pukul 9 pagi, dan ini masih pukul 6 pagi. Berarti masih ada waktu untuk ngopi santai dan merokok di pagi itu.

Insur duduk di teras dengan segelas kopi dan sebungkus rokok pemberian Pak Cik tadi malam. Dia mulai merokok dan asap mulai menyembur dari mulut dan kedua lubang hidungnya. Bambang yang saat itu tengah menyapu segera menghampiri Insur dan meminta rokok. Keduanya pun merokok bersama.

"Benar - benar pagi yang indah ya Sur."

"Iya pagi yang indah. Ahhh hari ini rasanya gua bersemangat sekali Bambang."

"Emang kenapa Sur? Lu semangat atau kagak kan tetep aja lu pengangguran."

Insur tidak menghiraukan cemoohan Bambang dan tetap melanjutkan penjelasannya, "Hari ini gua bakal jadi Wasit dari pertandingan besar abad ini, Zehahaha...."

"Emang pertandingan besar apaan?"

"Pertandingan voli antara TK Hamsyong melawan TK Prikitiuw!" Jelas Insur sembari tersenyum sombong pada Bambang. Bambang pun terkaget tak percaya.

"Beneran luuu Sur?!!! Gila!!! Itu kan pertandingan paling seram yang akan terjadi di desa kita Sur!!! Coba bayangkan, pemain - pemain voli pro para anak - anak itu, terus para pelatih yang garang, juga para ibu - ibu muda montok yang akan hadir menyemangati anak - anaknya dalam pertandingan tersebut.... Ini berita besar Sur!!! Gila!!!!" Seru Bambang seakan - akan tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari Insur.

"Tenang kisanak tenang, kamu lihat saja nanti pertandingannya di lapangan Oliv nanti pukul 9 kawan...." Kata Insur menjelaskan masih dengan nada sombongnya.

Bambang segera pamit agar pekerjaan menyapu halaman pagi dapat segera tuntas agar dia sempat melihat pertandingan paling membahana tersebut. Insur hanya tersenyum sombong, eh bukan, kali ini dia sudah tersenyum songong! Satu tingkat diatas senyum sombong!!!

Ketika jam mulai menunjukkan pukul setengah sembilan pagi Insur bersiap - siap untuk berangkat menuju lapangan Oliv, satu - satunya lapangan yang ada di desa tersebut. Ketika Insur selesai merapikan baju yang dipakainya, tiba - tibanya perutnya mulas.

Arrghhhhh kampret kenapa gua merasa mulas justru di saat yang paling penting ini!!!!

Buru - buru Insur berlari ke arah toilet umum. Dia menutup pintu toilet dengan tak sabar, dan berjongkok. Mengejanlah si Insur dengan sekuat tenaga.... Tapi sayang sekali kotoran itu seakan melakukan perlawanan terhadap Insur. Ini salah satu pertarungan tersengit yang dihadapi Insur dalam hidupnya. Dia mulai berkeringat, tenaganya mulai habis. Insur pun mencoba untuk tetap tenang dan mengatur napasnya kembali. Setelah dirasa tubuhnya sudah siap kembali, Insur segera mengambil napas dalam - dalam. Tangannya mengepal meninju dinding toilet tersebut. Dia fokuskan kekuatannya di lubang "itu", dan dengan satu sentakan hebat Insur kembali mengejan hingga akhirnya......

Bruuuuuuuuut bruuut bruoooooottt!!!

Kotoran itu berhenti memberikan perlawanan dan berangsur keluar semuanya. Insur merasa lega. Ohhh Tuhan, ternyata nikmat buang air besar itu merupakan salah satu nikmat terbesar dalam hidup!!!

Selesai dengan buang hajatnya Insur pun bersiap berangkat. Dilihatnya jam weker dan ternyata sudah terlambat Dua puluh menit!!! Insur terburu - terburu. Dia berlari sambil mengenakan dasi bertuliskan tut wuri handayani agar terlihat intelektual dan elegan. Sesampainya di lapangan Oliv ternyata semua orang sudah berkumpul.

Mereka memandang Insur tajam seraya bergumam, "Dasar pengangguran gak tepat waktu, bisa - bisanya oranh macam ini memimpin perrandingan besar ini".

Faynem yang hadir juga merasa sangat marah pada Insur apalagi dialah yang merekomendasikan Insur untuk menjadi wasit. Para ibu - ibu mulai menasehati anak - anaknya, "Tuh lihat si Insur. Kalo dah gedhe jangan jadi orang gak guna macam Insur yaaa... Amit - amit...." Para anak TK pun melihat Insur dengan penuh cibiran. Insur segera mendekati pihak panitia.

"Lapor, maaf tadi gua terlambat karena perut gua mulas gak bisa diajak kompromi."

"Elu yang mulas trus gua yang repot? Hellooooo..... Please deh jangan nyusahain kita - kita!!!"

Dan Insur mendapat tamparan keras dari pihak panitia. Ahhh begitulah nasib setiap orang yang melapor. Yahhhh nasib kali ya. Ruahahahahaha........

Terpopuler

Comments

Black & White

Black & White

semangat up thorr...

2022-06-27

26

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Chapter 1: Awal Mula
2 Bab 1 Chapter 2: Paket!!!!!
3 Bab 1 Chapter 3: Antara Cinta (Nafsu) dan Harta
4 Bab 1 Chapter 4: Siapa kamu?
5 Bab 1 Chapter 5: Wawancara
6 Bab 1 Chapter 6: Keterkaitan Keterikatan
7 Bab 1 Chapter 7: Kekosongan, Kehampaan...
8 Bab 1 Chapter 8: Mengalir Tanpa Henti
9 Bab 1 Chapter 9: Mangga dan Bulan Purnama
10 Bab 1 Chapter 10: Sepakat? Sepakat!
11 Bab 1 Chapter 11: Pancing terusss.....
12 Bab 1 Chapter 12: Ngopi Dulu Jangan Panik!
13 Bab 1 Chapter 13: Rahasia dalam Rahasia
14 Bab 1 Chapter 14: Luka Lama, Lama - lama Jadi Luka!
15 Bab 1 Chapter 15: Sama - sama Lapor
16 Bab 1 Chapter 16: Smash!!! Smashhh!!!
17 Bab 1 Chapter 17: Sisi Penasaran
18 Bab 1 Chapter 18: Ternyata Oh Ternyata
19 Bab 1 Chapter 19: Alam Cerah, Jiwa Sepi
20 Bab 1 Chapter 20: Tekad yang Diwariskan
21 Bab 1 Chapter 21: Kecil Pandanganmu, Besar Pandanganku
22 Bab 1 Chapter 22: Daun Kering Terjatuh
23 Bab 1 Chapter 23: Dia Kembali?!
24 Bab 1 Chapter 24: Dia Datang, Dia Pasti Datang
25 Bab 1 Chapter 25: Kuda - kuda
26 Bab 1 Chapter 26: Kabut Putih
27 Bab 1 Chapter 27: Kisah Lama yang Usang
28 Bab 1 Chapter 28: Waduh, waduh, waduh.....
29 Bab 1 Chapter 29: Mungkin Malam Itu
30 Bab 1 Chapter 30: Bunga Kejahatan
31 Bab 1 Chapter 31: Rasa Cinta yang Alami
32 Bab 1 Chapter 32: Aku Tidak Setuju!
33 Bab 1 Chapter 33: Tetaplah Hidup meskipun Tidak Berrguna!
34 Bab 1 Chapter 34: Bahkan Kebodohan pun adalah Nikmat
35 Bab 1 Chapter 35: Hari Yang Dinanti
36 Bab 1 Chapter 36: Hewan Buas
37 Bab 1 Chapter 37: Hey Ganteng....
38 Bab 1 Chapter 38: Berakhir Seperti Ini?
39 Bab 1 Chapter 39: Urusan Anak Muda
40 Bab 1 Chapter 40: Tidak Memukul, Hanya Menendang
41 Bab 1 Chapter 41: Dendam Rudolfo
42 Bab 1 Chapter 42: Geleng dan Angguk
43 Bab 1 Chapter 43: Harus Tetap Hidup
44 Bab 1 Chapter 44: Orang Pingsan Tidak Merasakan
45 Bab 1 Chapter 45: Boneka ya boneka
46 Bab 1 Chapter 46: Penghalang Bikin Ribet
47 Bab 1 Chapter 47: Sebuah Rahasia
48 Bab 1 Chapter 48: Pengarang Tidak Bermutu
49 Bab 1 Chapter 49: Dok bukan Dog!!!
50 Bab 1 Chapter 50: Tekad Seseorang
51 Bab 2 Chapter 1: Aku Memperlihatkan Siang dan Malam
52 Bab 2 Chapter 2: Dibalik Bayangan
53 Bab 2 Chapter 3: Ruang Bawah Tanah
54 Bab 2 Chapter 4: Hidup Kembali
55 Bab 2 Chapter 5: Membutuhkan Orang Lain
56 Bab 2 Chapter 6: Semoga, Semoga Saja...
57 Bab 2 Chapter 7: Kesepakatan
58 Bab 2 Chapter 8: Batu darah
59 Bab 2 Chapter 9: Sejarah Desa
60 Bab 2 Chapter 10: Siap, Laksanakan!
61 Bab 2 Chapter 11: Indahnya Pantai Kecoak
62 Bab 2 Chapter 12: Aku
63 Bab 2 Chapter 13: Artis Desa Balatara
64 Bab 2 Chapter 14: Auw, auww, auuwww...
65 Bab 2 Chapter 15: Imut sih tapi...
66 Bab 2 Chapter 16: Ngambek
67 Bab 2 Chapter 17: Pertarungan Tepi Pantai
68 Bab 2 Chapter 18: Badai datang
69 Bab 2 Chapter 19: Rapat Besar Empat Pilar
70 Bab 2 Chapter 20: Kantor Militer Membara
71 Bab 2 Chapter 21: Kloning Ladusong vs Tengud
72 Bab 2 Chapter 22: Keberkahan dan Neraka
73 Bab 2 Chapter 23: Aliran ilmu pedang Surin
74 Bab 2 Chapter 24: Kadang di bawah, kadang di bawahnya lagi
75 Bab 2 Chapter 25: Berirama
76 Bab 2 Chapter 26: Kapal Besar Desa Magala
77 Bab 2 Chapter 27: Kerja sama
78 Bab 2 Chapter 28: Pencurian Tengah Malam
79 Bab 2 Chapter 29: Langkah Angin dan Masuk Angin
80 Bab 2 Chapter 30: Seperti yang Orang Lain Lakukan
81 Bab 2 Chapter 31: Keputusan Zhou
82 Bab 2 Chapter 32: Satu yang Lebih Baik dari Seribu
83 Bab 2 Chapter 33: Pemberontak, Desa Magala, dan Desa KangAgung
84 Bab 2 Chapter 34: Cinta Mendalam yang Sederhana
85 Bab 2 Chapter 35: Bambang dan Jurusnya
86 Bab 2 Chapter 36: Bantuan Desa Balatara
87 Bab 2 Chapter 37: Tinggal selangkah lagi
88 Bab 2 Chapter 38: Manusia Baik, Manusia Rusak
89 Bab 2 Chapter 39: Manusia Sampah
90 Bab 2 Chapter 40: Sepersekian Detik
91 Bab 2 Chapter 41: Becak Rudolfo Beraksi
92 Bab 2 Chapter 42: Sekarang Bukanlah Dulu
93 Bab 2 Chapter 43: Bola Slime Raksasa
94 Bab 2 Chapter 44: Kemenangan Desa KangAgung
95 Bab 2 Chapter 45: Pertarungan di Dasar Laut
96 Bab 2 Chapter 46: Pertarungan Pembalap
97 Bab 2 Chapter 47: Kelicikan vs Kelicikan
98 Bab 2 Chapter 48: Naga Angin di Puncak Gunung Kembar
99 Bab 2 Chapter 49: Pertarungan Tekad!
100 Bab 2 Chapter 50: The End
101 Bab 3 Chapter 1: Awal mula kedua
102 Bab 3 Chapter 2: Terang dan Gelap
103 Bab 3 Chapter 3: Sisa Semangat Hidup
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Chapter 1: Awal Mula
2
Bab 1 Chapter 2: Paket!!!!!
3
Bab 1 Chapter 3: Antara Cinta (Nafsu) dan Harta
4
Bab 1 Chapter 4: Siapa kamu?
5
Bab 1 Chapter 5: Wawancara
6
Bab 1 Chapter 6: Keterkaitan Keterikatan
7
Bab 1 Chapter 7: Kekosongan, Kehampaan...
8
Bab 1 Chapter 8: Mengalir Tanpa Henti
9
Bab 1 Chapter 9: Mangga dan Bulan Purnama
10
Bab 1 Chapter 10: Sepakat? Sepakat!
11
Bab 1 Chapter 11: Pancing terusss.....
12
Bab 1 Chapter 12: Ngopi Dulu Jangan Panik!
13
Bab 1 Chapter 13: Rahasia dalam Rahasia
14
Bab 1 Chapter 14: Luka Lama, Lama - lama Jadi Luka!
15
Bab 1 Chapter 15: Sama - sama Lapor
16
Bab 1 Chapter 16: Smash!!! Smashhh!!!
17
Bab 1 Chapter 17: Sisi Penasaran
18
Bab 1 Chapter 18: Ternyata Oh Ternyata
19
Bab 1 Chapter 19: Alam Cerah, Jiwa Sepi
20
Bab 1 Chapter 20: Tekad yang Diwariskan
21
Bab 1 Chapter 21: Kecil Pandanganmu, Besar Pandanganku
22
Bab 1 Chapter 22: Daun Kering Terjatuh
23
Bab 1 Chapter 23: Dia Kembali?!
24
Bab 1 Chapter 24: Dia Datang, Dia Pasti Datang
25
Bab 1 Chapter 25: Kuda - kuda
26
Bab 1 Chapter 26: Kabut Putih
27
Bab 1 Chapter 27: Kisah Lama yang Usang
28
Bab 1 Chapter 28: Waduh, waduh, waduh.....
29
Bab 1 Chapter 29: Mungkin Malam Itu
30
Bab 1 Chapter 30: Bunga Kejahatan
31
Bab 1 Chapter 31: Rasa Cinta yang Alami
32
Bab 1 Chapter 32: Aku Tidak Setuju!
33
Bab 1 Chapter 33: Tetaplah Hidup meskipun Tidak Berrguna!
34
Bab 1 Chapter 34: Bahkan Kebodohan pun adalah Nikmat
35
Bab 1 Chapter 35: Hari Yang Dinanti
36
Bab 1 Chapter 36: Hewan Buas
37
Bab 1 Chapter 37: Hey Ganteng....
38
Bab 1 Chapter 38: Berakhir Seperti Ini?
39
Bab 1 Chapter 39: Urusan Anak Muda
40
Bab 1 Chapter 40: Tidak Memukul, Hanya Menendang
41
Bab 1 Chapter 41: Dendam Rudolfo
42
Bab 1 Chapter 42: Geleng dan Angguk
43
Bab 1 Chapter 43: Harus Tetap Hidup
44
Bab 1 Chapter 44: Orang Pingsan Tidak Merasakan
45
Bab 1 Chapter 45: Boneka ya boneka
46
Bab 1 Chapter 46: Penghalang Bikin Ribet
47
Bab 1 Chapter 47: Sebuah Rahasia
48
Bab 1 Chapter 48: Pengarang Tidak Bermutu
49
Bab 1 Chapter 49: Dok bukan Dog!!!
50
Bab 1 Chapter 50: Tekad Seseorang
51
Bab 2 Chapter 1: Aku Memperlihatkan Siang dan Malam
52
Bab 2 Chapter 2: Dibalik Bayangan
53
Bab 2 Chapter 3: Ruang Bawah Tanah
54
Bab 2 Chapter 4: Hidup Kembali
55
Bab 2 Chapter 5: Membutuhkan Orang Lain
56
Bab 2 Chapter 6: Semoga, Semoga Saja...
57
Bab 2 Chapter 7: Kesepakatan
58
Bab 2 Chapter 8: Batu darah
59
Bab 2 Chapter 9: Sejarah Desa
60
Bab 2 Chapter 10: Siap, Laksanakan!
61
Bab 2 Chapter 11: Indahnya Pantai Kecoak
62
Bab 2 Chapter 12: Aku
63
Bab 2 Chapter 13: Artis Desa Balatara
64
Bab 2 Chapter 14: Auw, auww, auuwww...
65
Bab 2 Chapter 15: Imut sih tapi...
66
Bab 2 Chapter 16: Ngambek
67
Bab 2 Chapter 17: Pertarungan Tepi Pantai
68
Bab 2 Chapter 18: Badai datang
69
Bab 2 Chapter 19: Rapat Besar Empat Pilar
70
Bab 2 Chapter 20: Kantor Militer Membara
71
Bab 2 Chapter 21: Kloning Ladusong vs Tengud
72
Bab 2 Chapter 22: Keberkahan dan Neraka
73
Bab 2 Chapter 23: Aliran ilmu pedang Surin
74
Bab 2 Chapter 24: Kadang di bawah, kadang di bawahnya lagi
75
Bab 2 Chapter 25: Berirama
76
Bab 2 Chapter 26: Kapal Besar Desa Magala
77
Bab 2 Chapter 27: Kerja sama
78
Bab 2 Chapter 28: Pencurian Tengah Malam
79
Bab 2 Chapter 29: Langkah Angin dan Masuk Angin
80
Bab 2 Chapter 30: Seperti yang Orang Lain Lakukan
81
Bab 2 Chapter 31: Keputusan Zhou
82
Bab 2 Chapter 32: Satu yang Lebih Baik dari Seribu
83
Bab 2 Chapter 33: Pemberontak, Desa Magala, dan Desa KangAgung
84
Bab 2 Chapter 34: Cinta Mendalam yang Sederhana
85
Bab 2 Chapter 35: Bambang dan Jurusnya
86
Bab 2 Chapter 36: Bantuan Desa Balatara
87
Bab 2 Chapter 37: Tinggal selangkah lagi
88
Bab 2 Chapter 38: Manusia Baik, Manusia Rusak
89
Bab 2 Chapter 39: Manusia Sampah
90
Bab 2 Chapter 40: Sepersekian Detik
91
Bab 2 Chapter 41: Becak Rudolfo Beraksi
92
Bab 2 Chapter 42: Sekarang Bukanlah Dulu
93
Bab 2 Chapter 43: Bola Slime Raksasa
94
Bab 2 Chapter 44: Kemenangan Desa KangAgung
95
Bab 2 Chapter 45: Pertarungan di Dasar Laut
96
Bab 2 Chapter 46: Pertarungan Pembalap
97
Bab 2 Chapter 47: Kelicikan vs Kelicikan
98
Bab 2 Chapter 48: Naga Angin di Puncak Gunung Kembar
99
Bab 2 Chapter 49: Pertarungan Tekad!
100
Bab 2 Chapter 50: The End
101
Bab 3 Chapter 1: Awal mula kedua
102
Bab 3 Chapter 2: Terang dan Gelap
103
Bab 3 Chapter 3: Sisa Semangat Hidup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!