Dipaidi segera meluncur ke arah kantor kepolisian usai mendengar informasi yang dia dapatkan dari pembicaraan di warung kopi Pak Cik tersebut. Dia kebut motornya yang bernama Fransisco itu di jalan raya terusan jembatan Agung. Hawa dingin menerpa wajah dan kulitnya, tetapi itu juga bercampur dengan hawa hangat bekas siraman air suci Pantam yang berbau pesing.
"Kampret Pantam!" Gerutu Dipaidi di jalan ketika mengingat kembali hal tersebut.
Setibanya di kantor polisi dengan segera dia parkirkan motornya di halaman depan. Dia langsung menuju ruangan dimana Komandan Ladusong menunggu hasil laporannya. Dibukanya pintu ruangan tersebut dan dia langsung memberi hormat dan mengucapkan sandi khusus yang hanya Dipaidi dan Komandan Ladusong yang tau.
"Ulu ulu ulu puja kerang ajaib!"
Komandan Ladusong segera memberi hormat pula dan mengucapkan kalimat yang sama "Ulu ulu ulu puja kerang ajaib!"
Keduanya pun langsung duduk di kursinya masing - masing.
"Lapor komandan, saya ingin memberitahukan hasil pengintaian saya di rumah Pak Cik malam ini!"
"Iya silahkan prajurit Dipaidi. Tapi sebelumnya saya ingin tau, aroma apa ini yang khas dari seragam mu itu?"
"Anu... anu... ini... ini anu komandan...." Jawab Dipaidi tergagap ingin menjelaskan hal tersebut.
Tanpa menunggu jawaban dari Dipaidi, dengan pelan komandan Ladusong maju dan mencium seragam Dipaidi lebih dekat.
"Hemmm kayaknya bau ini sangat familiar... tapi apa yaaa..."
Karena masih penasaran, komandan Ladusong pun menjilat ujung seragam Dipaidi.
"Iya iyaa, secara rasa juga kayaknya saya mengenal aroma ini, tapi gua kurang begitu yakin...."
"Anu komandan, maaf itu adalah aroma dari air seni Pantam yang gak sengaja saya terguyur...."
Bruaaakkkkk!!!!
Ditendangnya Dipaidi hingga terjatuh dari tempat duduknya.
"Kenapa lu kagak bilang dari tadi kampret!!!! Udah terlanjur gua jilat pula!!!! Dasar tutup Panci!!!" ucap komandan Ladusong berteriak - teriak tak karuan seperti kesurupan.
Sementara Dipaidi hanya terdiam menahan rasa sakit ditendang atasannya. Keduanya pun duduk kembali di tempat masing - masing.
"Baik kita lupakan kejadian barusan prajurit Dipaidi. Informasi apa yang kamu dapatkan?"
"Lapor komandan, ternyata Pak Cik selama ini menyembunyikan Mbezi di warung kopinya."
Mendengar kata Mbezi bulu kuduk Komandan Ladusong berdiri seketika. Masih diingatnya kejadian empat tahun yang lalu dia hampir mati terkena jurus andalan Mbezi yaitu great punch. Kengerian itu masih terasa hingga sekarang.
"Rupanya dia benar - benar masih hidup selama ini. Dia bersembunyi tepat di sekitar kita dengan rapinya."
"Langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya komandan?"
"Tentu saja kita akan......." Suara komandan Ladusing setengah berbisik pada Paidi. Dan keduanya pun tertawa bersama - sama di ruangan tersebut. "Luahahahhaa....."
"Diahahahaha....."
Suara tawa keduanya menggema bercampur dinginnya malam dan aroma pesing dari seragam Dipaidi.
-----
Pagi hari berikutnya Insur terbangun dengan suara jam wekernya yang khas....
"Dasar pengangguran..... dasar pengangguran...."
Insur pun terbangun, mematikan jam wekernya dan mandi seperti biasanya. Hari ini dia akan menjadi Wasit pertandingan voli antara TK Hamsyong melawan TK Prikitiuw. Pertandingan itu akan dimulai sekitar pukul 9 pagi, dan ini masih pukul 6 pagi. Berarti masih ada waktu untuk ngopi santai dan merokok di pagi itu.
Insur duduk di teras dengan segelas kopi dan sebungkus rokok pemberian Pak Cik tadi malam. Dia mulai merokok dan asap mulai menyembur dari mulut dan kedua lubang hidungnya. Bambang yang saat itu tengah menyapu segera menghampiri Insur dan meminta rokok. Keduanya pun merokok bersama.
"Benar - benar pagi yang indah ya Sur."
"Iya pagi yang indah. Ahhh hari ini rasanya gua bersemangat sekali Bambang."
"Emang kenapa Sur? Lu semangat atau kagak kan tetep aja lu pengangguran."
Insur tidak menghiraukan cemoohan Bambang dan tetap melanjutkan penjelasannya, "Hari ini gua bakal jadi Wasit dari pertandingan besar abad ini, Zehahaha...."
"Emang pertandingan besar apaan?"
"Pertandingan voli antara TK Hamsyong melawan TK Prikitiuw!" Jelas Insur sembari tersenyum sombong pada Bambang. Bambang pun terkaget tak percaya.
"Beneran luuu Sur?!!! Gila!!! Itu kan pertandingan paling seram yang akan terjadi di desa kita Sur!!! Coba bayangkan, pemain - pemain voli pro para anak - anak itu, terus para pelatih yang garang, juga para ibu - ibu muda montok yang akan hadir menyemangati anak - anaknya dalam pertandingan tersebut.... Ini berita besar Sur!!! Gila!!!!" Seru Bambang seakan - akan tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari Insur.
"Tenang kisanak tenang, kamu lihat saja nanti pertandingannya di lapangan Oliv nanti pukul 9 kawan...." Kata Insur menjelaskan masih dengan nada sombongnya.
Bambang segera pamit agar pekerjaan menyapu halaman pagi dapat segera tuntas agar dia sempat melihat pertandingan paling membahana tersebut. Insur hanya tersenyum sombong, eh bukan, kali ini dia sudah tersenyum songong! Satu tingkat diatas senyum sombong!!!
Ketika jam mulai menunjukkan pukul setengah sembilan pagi Insur bersiap - siap untuk berangkat menuju lapangan Oliv, satu - satunya lapangan yang ada di desa tersebut. Ketika Insur selesai merapikan baju yang dipakainya, tiba - tibanya perutnya mulas.
Arrghhhhh kampret kenapa gua merasa mulas justru di saat yang paling penting ini!!!!
Buru - buru Insur berlari ke arah toilet umum. Dia menutup pintu toilet dengan tak sabar, dan berjongkok. Mengejanlah si Insur dengan sekuat tenaga.... Tapi sayang sekali kotoran itu seakan melakukan perlawanan terhadap Insur. Ini salah satu pertarungan tersengit yang dihadapi Insur dalam hidupnya. Dia mulai berkeringat, tenaganya mulai habis. Insur pun mencoba untuk tetap tenang dan mengatur napasnya kembali. Setelah dirasa tubuhnya sudah siap kembali, Insur segera mengambil napas dalam - dalam. Tangannya mengepal meninju dinding toilet tersebut. Dia fokuskan kekuatannya di lubang "itu", dan dengan satu sentakan hebat Insur kembali mengejan hingga akhirnya......
Bruuuuuuuuut bruuut bruoooooottt!!!
Kotoran itu berhenti memberikan perlawanan dan berangsur keluar semuanya. Insur merasa lega. Ohhh Tuhan, ternyata nikmat buang air besar itu merupakan salah satu nikmat terbesar dalam hidup!!!
Selesai dengan buang hajatnya Insur pun bersiap berangkat. Dilihatnya jam weker dan ternyata sudah terlambat Dua puluh menit!!! Insur terburu - terburu. Dia berlari sambil mengenakan dasi bertuliskan tut wuri handayani agar terlihat intelektual dan elegan. Sesampainya di lapangan Oliv ternyata semua orang sudah berkumpul.
Mereka memandang Insur tajam seraya bergumam, "Dasar pengangguran gak tepat waktu, bisa - bisanya oranh macam ini memimpin perrandingan besar ini".
Faynem yang hadir juga merasa sangat marah pada Insur apalagi dialah yang merekomendasikan Insur untuk menjadi wasit. Para ibu - ibu mulai menasehati anak - anaknya, "Tuh lihat si Insur. Kalo dah gedhe jangan jadi orang gak guna macam Insur yaaa... Amit - amit...." Para anak TK pun melihat Insur dengan penuh cibiran. Insur segera mendekati pihak panitia.
"Lapor, maaf tadi gua terlambat karena perut gua mulas gak bisa diajak kompromi."
"Elu yang mulas trus gua yang repot? Hellooooo..... Please deh jangan nyusahain kita - kita!!!"
Dan Insur mendapat tamparan keras dari pihak panitia. Ahhh begitulah nasib setiap orang yang melapor. Yahhhh nasib kali ya. Ruahahahahaha........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Black & White
semangat up thorr...
2022-06-27
26