Pagi insur terbangun lebih dulu dari pada jam wekernya. Insur terduduk, sekarang ingin rasanya dia balas dendam. Biasanya jam wekeernya lah yang menunggu, tapi kali ini ohhh jangan kira kawan, Insur lah yang ingin menunggu jam weeker itu berbunyi. Selang beberapa menit jam weker itu pun berbunyi nyaring....
"Dasar pengangguran... dasar pengangguran...."
Segera Insur mematikan jam wekernya dan mendengus puas. Hari ini rasanya kemenangan telah berada di genggaman tangannya. Tapi menang atau kalah, pengangguran tetaplah pengangguran. Ruahahahhaha......
Kembali ke cerita. Insur langsung menuju kamar mandi umum, tak disangka di dalam kamar mandi itu sudah ada Bambang yang mandi sambil bernyanyi.
"Lihat kebun ku penuh dengan bunga, ada yang putih dan ada yang merah....."
Kampretttt bener ini Bambang, suara nyanyiannya bikin sebel. Intonasinya gak dapet, pitch nya kurang, secara irama sih it's ok gua setuju bangetz kalo asik, cuman tolong deh mimik muka itu harus dapet, trus kontrol tebal dan tipis suara itu harus..... Bentar - bentar, kenapa pengarang jadi serasa dewan juri acara musik!!!! Sadar wooooiii sadar!!!!
Jadi Insur mulai ngambek mendengar Bambang yang nyanyi tak karuan udah gitu mandinya lama banget.
"Eh elu kalo mandi yang cepet Bambang!!"
"Apaan? Gua yang mandi kenapa elu yang sewot?!!!"
"Gua ngantri nya lama kampret! Keburu siang dasar kacang kuaci!!!"
"Urusan luu bukan urusan gue"
"Oh gitu, dasar tutup panci!"
"Eh berani luu ya Sur!"
"Apaan sini looo!"
"Eluu yang sini, belum tau siapa gua?"
"Siapa?"
"Tuu kan lu pikun, udah tau gue Bambang, dasar pikun luuu Sur!!"
Dan pertarungan mulut mereka pun beradu panas. Untung saat itu ada Faynem yang melerai mereka berdua. Dan pagi itu semua berjalan seperti biasanya. Amat sangat seperti biasanya.
Setelah mandi dan berpakaian necis Insur segera berjalan kaki menuju warung kopi Pak Cik. Sudah lama rasanya tidak merasakan gurihnya kopi susu spesial buatan Pak Cik. Di tengah jalan dia bertemu Dipaidi yang merupakan polisi anak buah komandan Ladusong.
"Mau kemana Sur?"
"Biasa, ngopi di tempatnya Pak Cik"
"Nahhh kebetulan, hari ini gua juga pengen kesana. Mumpung bebas tugas Sur. Yok sini nebenh gua aja!"
Tawaran dari Dipaidi langsung diterima oleh Insur. Dia segera menaiki jok belakang motor butut milik Dipaidi.
"Okkaaay, siap beraksi Fransisco?"
"Siapa Fransisco?"
"Ini, motor gua, namanya Fransisco..... Are you ready Fransisco?" Kata Dipaidi sembari menggeber motornya, ngeeeeeeng ogrok ogrok ngeeeeeeeng ogrok ogrok.... Dan motornya pun macet.
"Waduh gawat Sur!"
"Kenapa motor lu mogok gini?"
"Gua lupa isi bensin si Fransisco"
"Aahhhh kampret lu!"
"Bantu dorongin lah Sur!"
Mau tak mau Insur akhirnya mendorong motor butut yang bernama Fransisco ini hingga ke tempat tokonya mbak Hana. Insur ngos - ngos an istirahat di bawah pohon jambu milik mbak Hana sambil sesekali melirik mbak Hana yang dikenal janda paling bahenol di desa itu.
Dan tak sengaja mbak Hana pun juga menatap mata Insur. Dan keduanya saling menatap sepersekian detik, iya, sepersekian detik yang paling membahagiakan bagi keduanya. Dan mbak Hana pun tersenyum tersipu malu, aduuuuuhhhh manis sekali, seberapa manis kadar gula dalam senyumannya.
"Wooooi Sur!!! Ayuk! Udah di isi penuh nih bensinnya!!!" Teriakan Dipaidi membuat Insur tersentak dan segera naik jok belakang motor dan langsung motor tersebut melesat di jalanan. Mbak hana hanya melihat sambil tersenyum ketika motor tersebut mulai menjauh.
Di jalan yang searah jembatan Agung itu memang jalan yang cukup besar, cukup lah untuk empat jalur mobil. Tetapi jalanan tersebut selalu sepi. Pagi, siang, sore, malam.... Selalu sepi. Bahkan tidak ada truk pengangkut barang yang pernah melewati satu - satu nya jalan aspal di desa tersebut.
Ngeeeeng groook grokk grokk ngeeeengg grok grok grokkk....
Suara deru motor butut Dipaidi itu memenuhi jalan itu. Tiba - tiba dari arah belakang muncullah Pak Gaelani dengan becaknya yang dia beri nama Rudolfo.
"Woooooiii lu berdua!!!!"
Insur dan dipaidi kaget mendengar teriakan Pak Gaelani. Mereka pun berhenti.
Pak Gaelani memandang keduanya dan berkata, "Hemmmm berani juga ya lu berdua melenggang di wilayah gua dengan santainya."
"Maksud lu apaan Pak Gaelani?" Tanya Dipaidi, sementara Insur hanya terdiam.
"Gua raja jalanan di sini, dan gua lihat motor lu ok juga buat lawan tanding becak gua."
"Ooooohhh lu nantangin motor gua ya, kenalin namanya Fransisco!"
"Ahhh elu belum tau aja kekuatan dari becak gua, namanya Rudolfo"
"Ah lu nantangin?"
"Hayuk siapa takut!"
Keduanya pun sepakat melakukan yang finish nya adalah warung kopi Pak Cik. Keduanya bersiap. Tanpa Hitungan, keduanya serempak menngenjot kendaraan mereka bersama - sama. Awalnya motor dipaidi berada di depan, tetapi ternyata itu tidak bertahan lama!!! Dengan segera becak Pak Gaelani menyusul dan mereka pun sejajar kembali.
Ini adalah balapan paling fantastis dan membahana abad ini. Terlihat di depan ada tikungan 90 derajat yang mematikan.
Pak Gaelani tersenyum dan berkata "Ahhh inilah tikungan manuver yang paling gua kuasai.... Rasakan ini anak muda...."
Dan ternyata Becak milik pak Gaelani berhasil masuk melalu celah sempit di tikungan dan berhasil mengasapi motor Dipaidi dan Insur. Tapi Finish masih jauuuuhhh, apa pun masih bisa terjadi, tidak ada kata pasti dalam dunia balapan kawan. Terlihat di depan ada jalan later S yang berbahaya.
"Ahhhh inilah saatnya aku unjuk gigi, tak kan kubiarkan becak itu mengalah Fransisco!!! Majuuu Fransisco!!!" teriak Dipaidi.
Dan ternyata benar! motor butut itu merangsek dengan manuver yang amat sangat cantik melewati becak pak Gaelani yang selama ini menguasai legenda jalanan di daerah tersebut.
Ini spektakuler!!!! Ini Bombastis!!!
Tapi finish masih belum terlihat, dan masih ada kesempatan Becak Pak Gaelani untuk melakukan take over sekali lagi!!! Jalan yang terakhir adalah lurus. Ini sudah bukan masalah adu tanding antara skill yang dimiliki Dipaidi ataupun Pak Gaelani, tetapi lebih kepada kekuatan yang dimiliki oleh motor bernama Fransisco dengan becak bernama Rudolfo!!!
Ini rintangan terakhir bagi keduanya karena warung kopi Pak Cik sebagai tanda finish mulai terlihat.... Motor dan becak itu digeber semaksimal mungkin..... Awalnya motor Dipaidi yang berada di depan.
"Rasakan asapku ituuuuu.... majuuu fransisco!!!!" Teriak Dipaidi merasa yakin kalau dia sudah menang.
Tapi dia tidak tau apa yang akan terjadi. Pak Gaelani tersenyum dan berkata, "Masih terlalu cepat seribu tahun bagimu untuk mengalahkanku anak muda, maju Rudolfooooo!!!"
Entah bagaimana secara tiba - tiba becak pak Gaelani yang dikenal memiliki akselerasi paling top itu meluncur dengan cepat.....
Dan Finish mulai terlihat.....
Dan keduanya sudah mencapai batas maksimal dari kendaraan masing - masing....
Dan finish!!!!!!!!!
Dipaidi dan Pak Gaelani sama - sama berpeluh keringat. Keduanya sama - sama tersenyum. Karena keduanya finish bersamaan!!! Artinya mereka seri!!!!
"Tidak buruk juga lu Dipaidi."
"Ahhh anda juga masih sangat kuat Pak Gaelani."
Keduanya pun berpelukan, sementara Insur meninggalkan mereka berdua dan langsung menuju ke tempat Pak Cik.
"Pak Cik Kopi Susu satu, yang manis!" Teriak Insur. Dia merasa bodho amat dengan Dipaidi dan pak Gaelani. Iya benar. Bodho amaaaaat!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments