Insur dan si pria gendut mulai menyusuri jalan setapak yang terlihat samar di hutan itu. Di samping kiri - kanan terlihat pohon yang amat sangat besar. Pohon - pohon tersebut berumur ratusan tahun. Mengerikan. Insur pun teringat akan tujuan utamanya.
"Eh maaf pak, ngomong - ngomong kapan dimulai wawancara kerja nya?" Tanya Insur.
Si pria gendut berhenti, berpaling pada Insur dan berkata, "Jangan banyak tanya, ikut saja, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan bos besar."
Wahhhh benar - benar pekerjaan antar paket yang misterius, pantas gajinya sampek 40 juta cuma sekali kerja. Insur pun manggut - manggut sembari mengikuti langkah kaki si pria gendut.
Tiba di ujung ternyata jalan setapak itu sudah mentok, di depan mereka hanya terlihat rimbunan padang rumput liar yang tingginya hampir 2 meter!!
"Pegang tangan gua!" Perintah si pria gendut.
Insur pun menuruti perintah tersebut, dan si pria gendut mulai menyusuri pang rumput tersebut. Karena rimbunnya rumput tersebut Insur tidak dapat melihat apa - apa, dia hanya berjalan mengikuti arah si pria gendut yang menarik tangannya.
Hampir 5 menit perjalanan di padang rumput tersebut hingga akhirnya mereke keluar dari tempat itu. Di depan terlihat jalan raya yang cukup besar. Di tepi jalan tersebut telah tersedia mobil sport lamborgini. Si gendut segera sigap menaiki mobil tersebut, menyalakannya, memandang Insur sambil berkata "Ayo naik!"
Insur melongo, dia pun naik mobil sport tersebut dengan muka bengong. Dan mobil sport tersebut melaju dengan santainya. Insur masih bengong. Ada dua hal yang membuatnya bengong. Pertama, mobil sport ini kan tipe mahal, tipe sultan euuuuyyyy....
Kedua, ini kan jalan raya yang searah dengan jembatan Agung tadi, trus ngapain tadi harus muter - muter segala melewati bawah tanah, sungai, hutan, padang rumput..... ahhhhh kampret!!!!!!
Tapi ditelannya kalimat keluhan yang ingin dia lontarkan. Tiba - tiba mobil sport tersebut berbelok berhenti di tempat warung kopi terbuka dengan parkiran yang luas. Warung kopi tersebut merupakan warung kopi lesehan sederhana tepi jalan samping sungai. Mereka berdua turun.
"Kopi susu satu, tanpa gula pak Cik." Pesan si pria gendut.
"Gua sama, kopi susu tapi pakek gula." Sahut Insur ikut memesan.
Ahhh lumayan Insur dapat ngopi gratis hari ini.
"Iya... siap silahkan tunggu di lesehan pak." Jawab si penjual yang tua keriput dengan acuh tak acuh.
Insur dan si pria gendut segera mencari tempat duduk lesehan yang nyaman dengan pemandangan menghadap sungai.
Si pria gendut mengeluarkan rokoknya, menyulutnya dan menghisapnya dengan nyaman. Menghembuskannya. Insur hanya melihat dengan hati was - was berharap dia akan ditawari rokok. Selang lima menit kemudian ternyata si pria gendut brengsek ini tak juga menawarkan rokoknya!!
Dasar gendut pelit!!! Insur pun mengambil inisiatif, "Minta rokoknya pak, hehehe, satu batang aja buat tambah semangat"
"Kamu mau?"
"Iya saya mau pak"
"Beli sendiri sono!"
Tak tahan lagi, ditonjoknya muka si pria gendut tersebut. Suasana memanas, untuk si penjual kopi yang bernama pak Cik tersebut langsung lari melerai sambil membawakan dua kopi susu pesenan mereka.
"Sudah - sudah jangan ribut ada apa ini?" Tanya pak Cik.
"Ini si gendut pelit amat, cuma minta sebatang rokok aja sok banget!!"
"Sudah - sudah, kamu mau rokok?" Tanya pak Cik.
"I...ii..iiya pak Cik" jawab Insur mulai tenang.
"Beli sendiri sono!!!" Cibir pak Cik.
Dan ditonjoklah muka pak Cik sama Insur.
20 menit kemudian....
Pak Cik dan si pria gendut duduk bersebelahan, di depannya Insur duduk santai dengan sebatang rokok terselip di sela - sela bibirnya.
"Jadi.... wawancaranya?" Tanya Insur.
"Gini, se... sebenarnya yang mau minta tolong antar paket itu pak Cik." Jawab si pria Gendut terbata - bata dengan muka lebam.
"Iya nak, sebenarnya saya mau minta tolong antar paket." Sahut pak Cik dengan muka lebamnya pula.
"Trus kenapa harus muter - muter segala?"
"Viar misterius gitu.. "
Kangsung ditonjoknya muka pak Cik, Misterius pala luuu kampret!!!
"trus nama lu?"
"Gua Anci"
"Kenapa gak beritahu gua dari awal?"
"Biar misterius gitu"
Langsung ditonjok pula si pria gendut yang ternyata bernama Anci itu hingga tersungkur bersama pak Cik.
"Ta... tapi beneran saya akan kasih 40 juta kalo nak Insur bersedia antar paket saya!"
Insur pun terdiam, dihentikannya pukulan yang hendak dilayangkannya pada pak Cik. Mendengar uang 40 juta Insur pun mendadak menjadi sopan.
"Aduh - aduh pak Cik, kenapa tidak bilang dari tadi. Maaf pak Cik atas kesalah pahaman ini. Mari - mari pak Cik silahkan duduk di sini"
Dasar tokoh utama mata duitan!!!
"Jadi gini nak, paket ini sangat penting. Sudah sekian lama saya menaruh hati pada seorang wanita. Dia sungguh mempesona buat saya."
"Zehahaha pak Cik di umur segini ternyata pak Cik masih bisa didera asmara."
"Asmara bisa mendera siapa saja nak."
Mereka bertiga diam sejenak. Menikmati hangatnya kopi susu serta gurihnya rokok yang memenuhi rongga - rongga dada mereka.
"Sudah 2 tahun lamanya saya memendam rasa ini nak, tapi saya benar - benar tidak dapat menyampaikan perasaan saya secara langsung"
"Dimana pak Cik ketemu perempuan itu? siapa namanya?"
"Waktu itu dia ngopi di warung saya, pada pandangan pertama langsung terasa dada saya sesak terbakar asmara nak. lalu saya mencoba menguntitnya....."
Gubraaaaakkkkk!!!
Ditendangnya muka pak Cik oleh Insur.
"Dasar tua bangka tukang intip!!!"
"Sabar nak sabar, maksud saya mengintip informasi tentang tersebut. Namanya Filla. Ternyata dia bekerja di salah satu dinas pemerintahan. Umurnya 24 tahun, yah pak Cik rasa pas lah dengan umur pak Cik yang 55 tahun ini, dan...."
Gubraaaaakkkk!!
Lagi - lagi ditendangnya muka pak Cik hingga tersungkur lagi.
"Dasar orang tua selera daun muda!!!!"
"Sabar nak sabar, cinta tak memandang usia!"
"Cinta tak memandang usia pala lu botak kampret!!!"
"Tapi saya bersedia membayar 40 juta."
Insur pun langsung bersikap sopan lagi dan membenarkan pak cik, "Ohh iya benar pak Cik, cinta memang tidak memandang usia."
Pak Cik pun menjelaskan lagi dengan muka lebamnya, "Jadi karena saya tidak bisa mengutarakan cinta saya secara langsung maka saya meminta nak Insur mengantarkan paket saya untuk perempuan bernama Filla tersebut."
"Trus paketnya?"
"Besok kamu akan diantar si Anci ini ke dinas pemerintahan dengan membawa paketnya. Uangnya kontan langsung dibayar 40 juta begitu kamu sampaikan"
"Besok? Jam berapa?"
"Jam 6 pagi."
"Siapppp pak Cik!" Seru Insur dengan bayangan uang 40 juta akan memenuhi saku nya yang selama ini kosong melompong.
"Baik, sekarang kamu pulang dulu biar diantar si Anci, besok si Anci biar jemput kamu pagi - pagi."
Selesai dengan penjelasan pak Cik, lalu Insur berpamitan dan menyanggupi tugas esok hari tersebut. Anci mengantar Insur pulang dengan mobilnya tepat di depan kos lusuh Insur. Bambang yang merupakan tetangga kos Insur kaget dengan kedatangan Insur yang diantar mobil sport mewah tersebut. Setelah Anci berpamitan pulang, Bambang segera mendekati Insur.
"Gila luuu Sur, lu baru aja naik tuh motor mewah yeee?"
"Zehahaha.... Bersiap - siaplah Bambang, mungkin mulai besok lu gak akan manggil gua Insur si pengangguran lagi, tapi Insur sang jutawan. Zehahahahahhaa....." Insur tertawa dengan sombongnya, meninggalkan Bambang yang melongo.
Insur menuju pintu kos nya, bersiap membuka pintu kos yang sebentar lagi tanpa dia sadari sudah ada yang akan menantinya dibalik pintu tersebut......... Apakah itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments