Matahari mulai beranjak naik. Insur segera memposisikan dirinya dipinggir lapangan voli tersebut tepat di tengahnya. Di tempat itu telah disediakan tempat dudukan wasit yang tinggi agar memudahkan tugasnya dalam melihat jalannya pertandingan dengan lebih jelas.
Anak - anak TK Hamsyong segera masuk ke lapangan, teriakan gemuruh penonton terdengar terutama para ibu - ibu muda yang menyemangati anak - anak nya, "Maju maju, semangat nak kamu bisa!"
Lalu dari pihak lawan juga memasuki arena, mereka adalah anak - anak dari TK Prikitiuw. Sorakan penonton dan para ibu - ibu juga tak kalah serunya. Para pihak panitia tampak serius memperhatikan jalannya pertandingan. Para penonton bersorak sorak. Para penjual makanan yang hadir di sisi kiri dan kanan lapangan Oliv itu juga ikut dalam emosi hingar bingar pertandingan tersebut.
Kapten dari kedua tim segera maju ketengah lapangan, saling bersalaman. Terlihat bara api pada mata masing - masing anak TK tersebut. Insur meniup peluit tanda pertandingan dimulai.
Bola pertama untuk TK Hamsyong seorang anak siap menservis bola. Bola melayang melewati net dan masuk ke daerah lawan. Salah satu anak TK prikitiuw menerima datangnya bola servis itu dengan kedua tangan saling bertaut di bawah, Dulll, bola dia umpankan temannya, lalu anak yang diumpan tersebut melambungkan bola tersebut ke atas. Inilah dia umpan lambung! Berarti sebentar lagi akan ada smash!!!! Seorang anak TK Prikituw berlari ke depan, melompat, dan melakukan smash pada bola tersebut dan.......
Duuuuasssshhhhhh.........
Bola berhasil di smash!!!! Bola melesat memasuki daerah lawan!!! Seorang anak TK Hamsyong dengan ukuran badan cukup gemuk bersiap menerima smashhh tersebut. Dan... Dullll.... Dia berhasil!!! Dia berhasil menerima smash tersebut dengan sempurna dan mengarahkan bola pada temannya dengan akurasi yang tepat. Temannya yang diumpan segera melambungkan bola yang datang padanya. Ini dia! Umpan lambung! Seorang anak TK Hamsyong segera maju ke depan, melompat, dan melakukan smash yang cukup keras. Bola melewati net....
Wuuuuushhhhhh!
Menerjang ke daerah lawan tan di block dan mengenai tanah pojok lapangan dari TK Prikituw. "Priiiitttt..........!!!" Insur segera meniup peluitnya. "Out!" Tak disangka satu kata dari Insur tersebut akan menimbulakan kegaduhan.
"Eh jadi wasit yang bener dong! Udah jelas - jelas itu masuk kok dikatain out. Yang bener aje luu Sur!!!" Kata salah satu ibu - ibu dari TK Hamsyong. Ahhhh bakal panjang nih urusan, gerutu Insur membatin.
"Tenang ibu - ibu, sudah jelas kalau tadi itu out, tenang jangan panik ibu - ibu, yang seharusnya ibu - ibu lakukaan saat ini adalah segera periksa mata ibu" Jelas Insur.
Ibu - ibu dari TK Hamsong mulai panas, "Dasar wasit matanya billlllok! Dibayar berapa luuu ama TK Prikituw hah?!"
Ibu - ibu dari TK Prikituw tak terima namanya dibawa - bawa, "Eh apaan lu?! Lu menuduh kami curang dengan membayar wasit jelek macam dia?!"
"Bukannya menuduh tapi kalo ngerasa ya gak apa - apa."
"Eh jaga tuh mulut!!!"
"Elu tuhhh yang harusnya jaga mulut luuu?"
"Gue? Gue?! Hellllooooooo.... Sadar diri looo muka panci!"
"Eh mulai body shamming yaaaa. Gitu ya kelakuan ibunya, pantes anaknya juga sama!"
"Ngaca woooi ngaca, liat suami looo yang tukang selingkuh!!!"
"Nenek looo giginya ompong!"
"Kucing peliharaan looo berak sembarangan!!"
"Cicilan motor luuu belum lunas, malu - maluin!"
"Eluu yang malu - maluin! Tiap ke warung ngutang mulu.... Tuh muka apa dinding beton?"
Dan para ibu - ibu dari kedua kubu saling bersitegang. Insur yang menjadi wasit merasa panik. Keringat dingin bercucuran dari pori - pori di dahinya.
Keadaan semakin menegang tatkala terlihat beberapa ibu kedua kubu mulai membawa senjata masing - masing sambil terus saling melempar ejekan. Ada yang bersiap menggegam batu segede kepalan tangan, ada yang terlihat membawa batangan kayu, ada juga yang membawa sapu lidi, wajan, dandang bolong, tutup panci, tatakan bekas iris brambang, sendok yang dilumuri sambal, dan masih banyak lagi.
Insur sebagai wasit harus menenangkan keadaan ini. Seorang wasit sejati harus bisa menghadapi berbagai keadaan yang tidak diiinginkan di lapangan!
Insur berdehem, dan mulai berteriak memecah kebisingan, "Diiiiiaaaaaaaaaaaammmm!!!!!!"
Semua yang hadir saat itu terdiam tak terkecuali para pihak panitia.
"Ini dia auman sejati seorang wasit, sangat berwibawa sekali." komentar salah satu panitia.
"Benar, inilah yang dikatakan ketika singa mengaum maka sekawanan anjing terdiam." sambung pihak pantia lain ikut berkomentar.
Setelah berteriak Insur pun langsung berdiri di kursi wasitnya yang tinggi tersebut dan berkata dengan lantang, "Ibu - ibu sekalian, jangan mengganggu jalannya pertandingan! segala keputusan wasit adalah mutlak. Dan perlu ibu - ibu ingat bahwa pertandingan ini tidak penting, bagi saya yang penting adalah bayarannya. Dan ibu - ibu juga harus sadar, muka kalian gak cantik - cantik amat! jadi gak usah belagak sok cantik lu semua pakek mau tawuran segala....."
Bruaaaaaakkkkkkkk!!!!
Kursi wasit itu digulingkan oleh para ibu - ibu yang emosinya memuncak. Insur bukannya menenangkan hati ibu - ibu justru membuat mereka semakin marah. Dia melayang lalu jatuh dan diinjak - injak para ibu - ibu dengan tendangan sandal jepitnya.
Dari kejauhan pihak panitia berkomentar, "Ahhh ini dia, wasit sejati memang harus bersedia menerima tendangan para suporter. Dan bahkan pernah dikatakan kalau seorang wasit yang belum pernah mendapat tendangan dari supporter adalah wasit yang gagal. Dan lihat pose nya yang meringkuk di bawah injakan kaki ibu - ibu itu! sungguh berwibawa sekali!"
Wooooooiiiii apaan wooooi!! Dasar panitia tukang komentar!!!
Dan entah bagaimana kegaduhan tersebut reda dengan sendiri. Tidak ada korban sama sekali kecuali cuma Insur yang dibiarkan terlentang di tanah dengan muka bonyok.
Perandingan dilanjutkan. Kali ini pihak TK Prikituw yang melakukan servis, bola memasuki area lapangan TK Hamsyong, diterimanya bola yang datang itu, umpan pada teman yang satunya, lalu umpan lambung terjadi, seorang anak dari TK Hamsyong melakukan smash dan......
Duashhhhhhhh!!!
Smash tersebut tepat mengenai wasit Insur!!!! Insur sempoyongan tapi tugas harus tetap dijalankan. Pertandingan dilanjutkan, bola datang ke arah TK prikitiuw, bola dilambungkan, seorang anak melompat, melakukan jump smash dan.....
Duashhhhhh!!!!
Kembali smash tersebut mengenai wajah Insur. Tetapi pertandingan belum berakhir, dan seperti yang kita duga juga bahwa smash pada wajah Insur juga terjadi secara bertubi - tubi.
"Priiiiiiiiiiiiiiitttttttttt!!!!!"
Peluit panjang berbunyi tanda pertandingan voli tersebut berakhir sore ini. Skor 21 - 20, dengan selisih tipis pemenangnya adalah TK Hamsyong. Tapi tidak ada aura kesedihan saat itu. Semuanya bahagia. TK hamsyong yang menang bahagia, TK Prikituw yang kalah pun juga bahagia, ibu - ibu dari kedua team juga bahagia, para panitia bahagia, para penonton bahagia, para pedagang bahagia. Mereke semua bubar meninggalkan Insur yang terlentang di tengah lapangan.
"Dari semua orang kenapa cuma gua yang kagak bahagia kampret!!!! Aduh duh duhhhh bonyok muka gua...." Kata Insur mengaduh sembari duduk dengan kaki berselonjor.
Sore itu semburat cahaya merah halus mulai terlihat di sudut barat cakrawala. Menenangkan jiwa yang merasakan ketidak adilan dunia......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments