Berita duka

Susana dingin menusuk tulang halus Solenne saat terjaga dari tidurnya. Suara kicauan burung terdengar sangat indah ditelinga gadis berusia 20 tahun itu, "dimana Nyonya Duffon?" dia mencari keberadaan Asselin disekeliling rumah yang tidak begitu besar.

"Nyonya, Nyonya Asselin," suara Solenne terdengar sangat lembut bagi seorang Masson dari balik rumah Keluarga Duffon.

Cekreeek,

Solenne terlonjak kaget saat mendengar pintu rumah Keluarga Duffon terbuka lebar oleh Pangeran Masson. Tampang sadis, terlihat goresan kecil pada wajah yang ditumbuhi bulu-bulu halus sang pangeran kerajaan Bordeaux memasuki ruang tamu.

"Pangeran," tunduk Solenne saat beradu tatap dengan Masson.

Masson melihat lekat wajah Solenne dari kejauhan, "tatap saya, jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu."

Solenne mendongakkan kepalanya, memberanikan diri menatap wajah sang pangeran sudah berdiri dihadapannya. Tatapan mata Masson sangat menusuk jiwa. Pelan dia menelan salivanya, berharap Pangeran Masson tidak akan melakukan hal apapun yang menyakitkan.

"Dimana Asselin?" Masson mencari keberadaan istri Duffon orang kepercayaan Kerajaan Bordeaux.

Solenne tampak gugup, tubuhnya terasa sangat dingin, "sa-sa-saya tidak tahu Pangeran. Saya sedang mencari keberadaan Nyonya Duffon," dia menjawab dengan suara terbata.

"Hmmm, baiklah. Aku hanya ingin memastikan keadaan anda. Jika terjadi sesuatu, cepat melarikan diri keistana," perintah Masson.

Solenne mengangguk melihat kebawah tanpa berani mengangkat kepalanya. Wajah cantik masih diselimuti perasaan takut dan trauma teramat dalam.

Pangeran Masson memilih keluar dari rumah Asselin, tanpa mau melihat kearah Solenne, "kenapa dia sangat ketakutan seperti itu, apakah dia menjadi bulan bulanan Thustan selama ini?" dia menaiki kuda, memilih berlalu meninggalkan kediaman Duffon.

Solenne bergegas membersihkan diri, tanpa mau memikirkan keberadaan Asselin. Benar saja, setelah beberapa jam gadis cantik itu melakukan ritualnya membersihkan diri, Asselin kembali kerumah bersama sang suami Duffon.

"Solenne," sapa Asselin.

Solenne bergegas keluar dari kamar melihat dua orang paruh baya berdiri dihadapannya, "ya Nyonya," sambutnya.

"Kenalkan ini suami saya, Tuan Duffon," Asselin melirik kearah suaminya.

"Ya, saya Duffon," pria bermata biru langit itu mengulurkan tangannya, menatap lekat gadis yang berdiri dihadapannya.

Solenne mengulurkan tangannya, "ya Tuan, saya Solenne."

Duffon dan Asselin saling tatap, merasakan sesuatu yang berbeda saat berkenalan dengan Solenne, "darimana asal kamu, apakah kamu dari perbudakan yang disediakan Blogger?"

Solenne mencoba mengingat, siapa nama pria keturunan Inggris yang membawa mereka ke Kerajaan Canbrai kala itu, "entahlah Tuan, saya tidak ingat, siapa yang membawa saya menuju kerajaan Canbrai."

Asselin tersenyum, "apa kamu sudah lapar?"

Solenne mengangguk, menatap hormat Duffon dan Asselin. Bergegas membantu wanita paruh baya yang sangat baik menyambutnya, menyediakan makan malam untuk mereka.

****

Disudut istana kerajaan Canbrai, semua rakyat tertindas merasa resah. Kejadian malam mencekam sangat menakutkan dan trauma bagi mereka yang didatangi Daniel dan beberapa pengawal.

"Paduka Raja, bahan pangan kami direbut paksa oleh orang kepercayaan Anda, Daniel," salah satu rakyat mendatangi istana dan melaporkan pada Paduka Raja Frithestan.

Frithestan terdiam menatap lekat wajah sepasang suami istri bersimpuh dihadapannya. Beberapa pengawal, menyaksikan semua drama rakyat kerajaan Canbrai.

"Ada apa ini, kenapa rakyatku diganggu oleh orang kepercayaanku!" Paduka raja Frithestan menatap nanar kearah pengawalnya.

"Cari Daniel atau King, bawa dia kehadapanku, sekarang!" perintah paduka raja.

"Baik Paduka," pengawal menunduk hormat dihadapan Frithestan.

Bergegas mereka mencari keberadaan sang kaisar Thustan dan Daniel, untuk dibawa bertemu paduka raja.

Sementara Frithestan meminta perwakilan rakyat kembali kekediamannya, sampai dia membicarakan hal penting untuk mencari pembenaran.

"Berani sekali mereka merampas hasil pangan rakyat, apa isi kepala King, mereka pasti menyembunyikan sesuatu dari kerajaan Canbrai. Sangat ceroboh sekali Thustan, apakah dia tidak tahu keadaan kerajaan diluar sana sedang tidak baik?" gerutu Frithestan menatap lekat punggung rakyat yang mengadu padanya, sebelum mereka meninggalkan istana.

"Berulang kali aku mengingatkan King, agar tidak ceroboh, pasti dia bekerja sama dengan Kerajaan Bordeaux. Masson akan menghabisi kerajaan Canbrai jika ini benar-benar terjadi," Frithestan semakin menggerutu kesal.

Setelah beberapa saat, pengawal membawa Daniel dan Thustan dihadapan Frithestan, "silahkan Kaisar," tunduk pengawal saat putra paduka satu satunya memasuki ruangan istana.

Thustan menatap benci kepada pengawal yang berada di pintu masuk utama. Istana luas berdiri kokoh dengan pilar utama berukirkan lambang kerajaan Canbrai, Paduka Raja Frithestan duduk dikursi tengah, diapit dua orang kepercayaan Kerajaan Canbrai, Abel dan Gounelle.

"Selamat siang Paduka," tunduk Thustan menatap lekat kearah Frithestan yang berdiri menghampirinya.

Daniel berdiri disamping Thustan, hanya bisa menunduk hormat tanpa berani mengangkat kepalanya.

"Gounelle, berikan laporan rakyatku," perintah Frithestan pada salah satu orang kepercayaannya.

Gounelle bergegas mendekati Paduka Raja, memberikan semua bukti yang mereka terima hari itu.

"Bisa jelaskan, apa yang kalian lakukan pada rakyat kerajaan Canbrai?" Frithestan melempar bangkai kucing yang ditebas Daniel malam itu.

Thustan menatap Daniel tajam, wajah tampannya memerah, "bisa kau jelaskan pada ku, apa ini?"

Daniel bersimpuh dihadapan Frithestan dan Thustan, "maafkan saya King, saya melakukan ini atas perintah Anda."

Frithestan terdiam, kembali menatap kearah Thustan, "apa yang kamu lakukan pada rakyatku King, pada siapa kamu jual bahan pangan kita?" teriak paduka raja menggelegar disisi ruangan istana utama.

Sang kaisar muda Thustan menunduk, "maafkan saya Paduka Raja, ini saya lakukan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari biasanya. Semua bahan pangan dikerajaan Canbrai masih cukup menjelang musim semi. Semua sudah saya perhitungkan."

Plaaaak,

Plaaaak,

Tangan kekar Paduka Raja Frithestan mendarat di pipi Thustan dan Daniel secara bergantian, "dasar bedebah kalian, kamu tahu King, kerajaan Canbrai harus bertahan karena tanah kita tidak subur seperti biasa. Kamu terlalu ceroboh!"

Paduka Raja Frithestan marah besar membuat Thustan terdiam tidak mampu berucap, "apa kamu mau, kerajaan Canbrai mengalami kesulitan dan kemiskinan!" suara sang raja semakin menggelegar membuat para pengawal tertunduk takut.

"Kamu pengkhianat King, pengkhianat pada kerajaanku dan rakyat kerajaan Canbrai!" dada paduka raja terasa sangat sesak, pandangannya seketika buram, tiba tiba.

Bhuuuug,

Paduka Raja Frithestan tumbang disambut oleh Thustan dan Gounelle, beberapa pengawal mendekati Paduka membantu King, membawa Frithestan kekamar.

"Paduka, sadarlah. Jangan tinggalkan aku. Aku tidak berkhianat darimu. Aku hanya ingin mendapatkan keuntungan besar seperti Kerajaan Bordeaux," gumamnya saat mengangkat tubuh Frithestan menuju kamar.

Suasana kamar sejuk nan luas, tabib Kerajaan Canbrai mendekati Paduka Raja Frithestan untuk memeriksa kondisi sang raja.

"Bagaimana keadaan Ayahku Tuan?" Thustan terlihat sangat khawatir.

"Maaf King, Paduka Raja Frithestan telah meninggal dunia," Tabib menutup kedua mata sang Raja melipat kedua tangannya.

Benhard pengawal kerajaan Canbrai mengumumkan kematian Paduka Raja Frithestan pada seluruh rakyat kerajaan.

Thustan menunduk, memberi hormat terakhir pada Paduka sebelum dia melakukan penyerangan kepada Kerajaan Bordeaux pada abad itu.

Air mata enggan terjatuh karena kekerasan hati sang kaisar muda Thustan, saat pelepasan terakhir Paduka Raja. Dia semakin melakukan hal tergila pada rakyat kerajaan Canbrai sebelum pemakaman.

Thustan memberi perintah kepada Daniel untuk memasukkan rakyak ke penjara bawah tanah karena telah berani memberi informasi pada Paduka Raja Frithestan dan menyebabkan kematiannya.

_______

Terpopuler

Comments

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

hmmm, gemes

2022-05-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!