Mencari sesuatu.

Sementara Masson tengah sibuk bernegosiasi dengan Daniel tanpa diketahui Kerajaan Canbrai, Solenne mendengar semua perjanjian kerajaan terhebat pada abad itu.

"Pengkhianat!" Solenne semakin terkejut mendengar dua orang kerajaan membuat perjanjian tidak masuk akal.

Masson memberikan beberapa kantong koin emas pada Daniel, memeluk orang kepercayaan Thustan dari Kerajaan Canbrai, "senang bekerja sama denganmu, aku harap kau akan segera mengirimkan semua permintaanku tepat waktu. Jangan lengah, karena jika kau tidak memenuhi semuanya, aku akan mencari mu di Kerajaan Canbrai, kau mengerti!"

Daniel menunduk hormat, membungkukkan tubuhnya, berhadapan dengan Pangeran Masson dari Kerajaan Bordeaux.

Masson menjentikkan jari keudara, memilih pergi meninggalkan hutan, membawa Solenne bersama mereka dalam tumpukan gandum dan coklat.

"Haaaaaiiis," para pengawal mengikuti pacuan kuda Masson dari arah belakang, mengawal sang Pangeran dari serangan lawan menuju arah barat Kerajaan Bordeaux.

Daniel menatap pasukan Kerajaan Bordeaux meninggalkan mereka dalam keadaan kosong. Dia hanya menggenggam beberapa kantong emas, menyematkan pada pinggangnya, menaiki kuda, berlalu meninggalkan hutan kearah timur menuju Kerajaan Canbrai.

Daniel merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat kereta kuda yang berisikan tumpukan bahan pangan, "kenapa bahan pangan mereka terlihat lebih banyak, apakah mereka menyembunyikan sesuatu dari kerajaan Canbrai?"

Benhard mengalihkan perhatian Daniel, "aku akan kembali untuk memeriksa dalam goa Tuan."

"Hmmmm, lakukan, temukan Solenne. Aku yakin dia sudah habis dimakan binatang buas dalam hutan," remeh Daniel.

****

Sangat berbeda dengan Masson, dia justru tengah melarikan bahan pangan yang berhasil diseludupkan pengkhianat kerajaan Canbrai. Pemesanan awal hanya 2000 ton karung gandum, didalam kereta telah tertata 4000 ton karung gandum dan coklat.

Masson tertawa puas saat pemberhentian mereka disuatu tempat. Kerajaan Bordeaux yang dipimpin oleh pria bengis tanpa mau tersenyum, tapi bisa lembut kepada wanita itu adalah sang Pangeran Masson dari arah Barat Eropa.

"Berhenti, keluarkan gadis itu dari tumpukan gandum," perintah Masson pada salah seorang pengawalnya.

Bergegas pengawal mengeluarkan Solenne dari tempat persembunyiannya didalam kereta, "keluarlah Nona, anda sudah aman. Kerajaan Canbrai tidak akan bisa menemukanmu!" perintah pengawal pada Solenne yang meringkuk di tumpukan gandum dan coklat.

Solenne bergegas keluar, dibantu beberapa pengawal, melihat kearah Masson, "terimakasih Pangeran, anda telah menyelamatkan saya. Saya berhutang budi pada Anda. Saya berjanji akan melakukan apapun untuk anda Pangeran."

Masson hanya tersenyum tipis, "pergilah kau ke rumah rakyat ku. Cari keluarga Duffon, katakan padanya aku meminta mu untuk tinggal bersama. Aku pergi. Haaiiis," kuda pangeran berlari kencang.

Masson meninggalkan Solenne di suatu perkampungan yang sangat aman untuk rakyat Kerajaan Bordeaux.

Gadis cantik, sangat menarik perhatian Thustan sang kaisar muda kerajaan Canbrai, hanya bisa terdiam, melihat seluruh pengawal meninggalkannya sendiri di persimpangan pintu kerajaan, "ternyata Pangeran sangat baik dari pada sang kaisar muda Thustan."

Solenne bergegas mencari kediaman Duffon, sesuai yang diarahkan Masson. Dia berlari dengan nafas terengah-engah.

Braaak,

Seorang wanita paruh baya menabrak tubuh Solenne membuat gadis muda itu terpental cukup jauh.

"Aaaaugh, hmmm maaf Nyonya, maafkan saya," tunduk Solenne dihadapan wanita tua yang memiliki wajah lebih mirip dengan Baginda Ratu Kerajaan Canbrai.

"Ooohh, berdirilah. Kita sama sama tidak melihat. Saya minta maaf. Siapa kamu, dari kerajaan mana?" Nyonya Duffon mendekati Solenne, mengulurkan tangannya untuk membantu berdiri.

Solenne hanya menunduk takut, "saya dari kerajaan timur Nyonya. Saya diminta Pangeran Masson untuk mencari keluarga Duffon di perkampungan ini. Sementara saya tidak mengenal tempat ini."

Nyonya Duffon melihat secara rinci wajah Solenne dengan sangat lekat, "apa kamu diselamatkan oleh Pangeran?"

Solenne mengangguk, wajah pucat pasi tanpa riasan itu terlihat sangat lelah. Nyonya Duffon yang biasa disapa Asselin bergegas membawa Solenne menuju kediamannya, tidak jauh dari pasar tempat mereka bertemu.

"Mari ikut saya. Saya lihat kamu begitu lelah, apakah kamu sudah makan Nona, siapa namamu?" Asselin berbasa-basi agar Solenne merasa nyaman didekatnya.

"Perkenalkan nama saya, Solenne Nyonya, saya budak yang melarikan diri dari kerajaan Canbrai. Pangeran Masson yang menyelamatkan saya, untuk meninggalkan hutan diselatan.

"Haaaah!" Asselin semakin cepat membawa Solenne sebelum seseorang melihat keberadaan gadis cantik itu.

"Saya Asselin, istri dari Duffon. Orang kepercayaan Pangeran Masson," jelasnya membuka pintu dengan sangat cepat.

"Masuklah Nona, jangan takut. Kami adalah orang kerajaan Bordeaux yang selalu setia menjalankan perintah Pangeran dengan sangat baik," Asselin merangkul tubuh Solenne yang terlihat lemas.

Asselin bergegas menuju dapur, menyediakan susu hangat dan roti untuk Solenne. Dia sangat khawatir dengan keselamatan gadis polos nan cantik dimatanya. Wanita paruh baya itu, membawa semua makanan menuju ruang tamu tempat Solenne duduk, meletakkan diatas meja.

"Makanlah dulu. Setelah ini bersihkan dirimu, aku akan mempersiapkan semua kebutuhanmu. Kamu bisa tidur disalah satu kamar disudut sana. Jadi tidak mengganggu dirimu saat suami ku pulang dari kerajaan," Asselin meninggalkan Solenne menuju kamarnya, mengambil beberapa pakaian untuk Solenne.

Solenne semakin menundukkan kepalanya, "Nyonya, terimakasih. Anda terlalu baik pada saya," air mata gadis muda itu tidak terbendung, karena membayangkan nasib Bissa di kerajaan Canbrai.

Asselin tersenyum, "makanlah, jangan sungkan. Aku yakin kamu sangat lapar."

Solenne mengambil beberapa roti yang tersedia dengan selai kacang hijau yang sangat menggugah selera, "hmmm, ini enak sekali," gadis cantik itu menikmati roti yang terhidang dan susu segar hangat sangat mengenyangkan perutnya.

"Aku selamat, bagaimana dengan Bissa, apakah dia sudah dicambuk oleh King?" Solenne membayangkan bagaimana cara Thustan memperlakukan dirinya dengan sangat kejam.

"Bisaa, semoga kamu baik baik saja. Aku harap nasibmu, tidak sama sepertiku," batin Solenne.

Tidak lama berselang, Asselin keluar dari kamar, menemukan Solenne tengah meringkuk dikursi kayu dengan sangat pulas.

"Hmmm, ternyata dia sangat lelah. Apa ini?" Asselin melihat bekas luka dibahu Solenne yang terbuka.

"Ooogh Jesus, apakah Kerajaan Canbrai selalu menindas budak seperti dia. Kenapa King tidak pernah berubah menjadi lembut seperti Paduka Raja Frithestan. Tega sekali dia mencambuk gadis belia seperti Solenne. Iblis apa yang ada dikepala King, kenapa ada seorang bergelar Kaisar tapi pengkhianat rakyat," geram Asselin melihat tubuh Solenne dengan seksama.

Goresan luka kekejaman, sangat mengiris hati wanita selembut Asselin yang telah kehilangan putri satu-satunya, "maukah dia menjadi putri angkatku, apakah Pangeran Masson akan mengizinkan aku menjaganya?"

Asselin menatap lekat wajah cantik Solenne yang sangat menyejukkan hati, "jika putriku tidak dibawa oleh Blogger, mungkin usianya seumuran dengan Solenne. Darimana asal gadis ini, kenapa dia mau menjadi budak dikerajaan Canbrai?" begitu banyak pertanyaan ada dikepala wanita paruh baya itu.

"Duffon akan senang jika melihat gadis cantik ini, pasti suamiku akan bahagia bisa menemukan Solenne, nama yang indah, bahkan membayangkan putriku Fiona yang dibawa kabur," kenang Asselin meninggalkan Solenne menuju dapur, mempersiapkan makan siang untuk tamu barunya.

__________

Terpopuler

Comments

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

ternyata ooh ternyata 😎🥺

2022-05-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!