"Eh, kamu kok tiba-tiba bilang seperti ini sayang?" Andrew kaget sekaligus heran, kenapa istrinya ini tiba-tiba ingin punya anak? bahkan menyentuh Aidah pun Andrew belum pernah karena Andrew menghargai istrinya, jika istrinya tidak ingin maka Andrew juga tidak akan melakukannya setidaknya Andrew bisa bersama dengan istrinya orang yang dicintainya itu sudah lebih dari cukup.
Aidah menatap suaminya. "Maaf Mas, selama ini bahkan memberikan hak Mas saja Aidah belum memberikannya, seharusnya Aidah sudah memberikannya ketika kita baru menikah ini salah Aidah yang tidak bisa jadi istri yang baik buat Mas" lirih Aidah dengan raut wajah bersalahnya.
"Hust, apasih yang kamu katakan. Bisa bersama kamu saja Mas senang banget sayang" ucap Andrew sembari tersenyum menatap istrinya.
"Tapi mulai sekarang Aidah ingin kita membuka lembaran baru Mas, Aidah ingin memulainya dengan baik. Dan Aidah juga berharap kita bisa memiliki anak secepatnya, setidaknya jika Aidah tidak bisa merasakan kasih sayang dari Mama, setidaknya Aidah bisa memberikan kasih sayang seorang ibu untuk anak Aidah" lirih Aidah sembari menatap serius suaminya.
Andrew yang mendengar ungkapan hati Aidah, hanya tersenyum lalu mengangguk.
"Baiklah, tapi apa kamu siap sayang" Bisiknya menggoda.
"Ishh Mas!!" Aidah langsung menyelungsupkan kepalanya di dada bidang suaminya merasa malu.
Andrew terkekeh melihat istrinya yang malu-malu seperti ini, membuatnya tambah lucu menurut Andrew.
"Tadi katanya mau punya anak, pas di tanya malah malu-malu" Goda Andrew lagi.
"I..iya, tapi ya udah Mas lakukan saja seperti apa bagaimana caranya" lirih Aidah dengan wajah bersemu merahnya.
"Eh" Andrew baru sadar kalau dirinya juga kurang tau persis gimana caranya, maklum lah Andrew laki-laki baik-baik bahkan pacaran pun Andrew tidak pernah.
"Kenapa Mas?" tanya Aidah karena suaminya hanya diam melamun.
"Ekhem, masalah itu kita bahas nanti saja sayang. Sekarang kamu pasti udah capekkan ayo istirahat tidur dulu" ujar Andrew dengan senyum canggungnya. Sebenarnya itu hanyalah alibi Andrew yang pada dasarnya hanya ingin merubah topik, karena Andrew benar-benar kurang paham masalah seperti itu.
"Eh baiklah Mas, Mas juga istirahat" ucap Aidah sembari berbaring di kasur.
"Iya sayang" Andrew pun segera berbaring di samping Aidah, lalu memeluk Aidah.
"Cup, selamat malam sayang" ucap Andrew sembari mengecup kening istrinya.
*******
Keesokan harinya
Saat ini Andrew sedang di Perusahaan. Andrew sedang sibuk mengotak-atik komputer serta menandatangani berkas-berkas yang sudah menumpuk di mejanya.
Tok tok tok
"Masuk!" ucap Andrew menyuruh yang di luar ruangan masuk.
Ceklek
"Selamat pagi Bos" sapa Endra asisten Andrew.
"Hmm"
"Saya hanya mengingatkan Tuan, bahwa siang ini Tuan ada rapat dengan Tuan Artur dari negara C" ucap Endra mengingatkan.
"Hmm, oh yah bagaimana dengan Perusahaan Carend?" tanya Andrew dengan tetap fokus menandatangi berkas-berkas di mejanya.
"Perusahaan Carend seperti yang Tuan tau, Perusahaan itu sedang di ujung tanduk Tuan. Sekarang karena mereka tidak bisa mengkambing hitamkan Nyonya, mereka ingin menikahkan putri mereka kalau tidak salah bernama Bella dengan pemilik salah satu Perusahaan yang sudah lumayan maju di kota ini Tuan" lapornya.
"Oh heh, kita lihat bagaimana kelanjutannya. Jangan terburu-buru Endra, main seperti biasanya" ujar Andrew dengan senyum smirknya.
"Baik Tuan" Endra mengangguk patuh.
"Kalau tidak ada lagi, saya mohon pamit Tuan" Endra berbalik ingin pergi, tapi langsung di hentikan oleh Andrew.
"Tunggu dulu!!" ucap Andrew spontan menghentikan.
Endra berbalik menatap Tuannya lagi, "Ada apa Tuan? apakah masih ada yang bisa saya bantu?" tanya Endra.
"Hmm, sini dulu!!" Andrew menggerakkan tangannya menyuruh agar Endra mendekat kepadanya.
Endra mengernyitkan dahinya heran, tapi tetap patuh mendekat ke arah Tuannya. "Ada apa Tuan?" tanya Endra lagi saat sudah berada di dekat Tuannya.
"Kamu tau bagaimana cara buat anak?" Bisik Andrew.
"Eh!!" Endra kaget mendengar pertanyaan Tuannya.
"Ah ah bukan itu, hmm itu maksudku bagaimana itu haiss itulah pokoknya? kamu tau bagaimana?" tanya Andrew dengan berbisik sekali lagi.
Endra menatap bingung dan aneh ke arah Tuannya, lalu menempelkan tangannya di dahi Andrew, "Tidak panas" ucapnya saat setelah menempelkan tangannya.
Andrew yang melihat kelakuan Endra langsung menatap tajam Endra. "Kamu sudah berani ya!!" ucap Andrew menatap tajam Endra.
"Eh, maaf Tuan" Endra segera menunduk meminta maaf.
"Huh sudahlah, sekarang kamu bilang saja bagaimana caranya?!" tanya Andrew sekali lagi.
"Hmm Tuan kan tau saya juga jomblo, saya juga kurang tau tentang itu. Tapi menurut saya Tuan bisa pakai naluri Tuan atau mungkin melihat-" ucapan Endra terpotong karena seseorang yang masuk tiba-tiba ke dalam ruangan.
Ceklek
"Halo bro, akhirnya aku bisa lihat muka kamu lagi" ucap seseorang yang baru masuk itu dengan senang sembari duduk dengan santainya di depan Andrew, tanpa memedulikan tatapan Andrew yang sudah menatapnya tajam sedari tadi.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Andrew dengan menatap tajam seseorang yang berani menerobos masuk ke ruangannya.
"Hehe santay bro, kamu nggak bisa lihat aku senang aja. Aku baru tiba di sini langsung menghampiri kamu juga, eh malah kamu balas kerinduan aku itu dengan tatapan tajam kamu" ujar seseorang itu dengan menampilkan wajah lebaynya.
"Cih berhenti berkata menjijikkan seperti itu Ardian!!" tegas Andrew sembari menatap tajam seseorang yang ternyata bernama Ardian itu.
Ardian hanya terkekeh mendengar ucapan Andrew. "Kamu masih pemarah dan dingin juga dari dulu sampai sekarang nggak berubah, aku kira setelah aku kembali kamu berubah ternyata sama aja" Ardian geleng-geleng kepala melihat tatapan Andrew yang masih menghunus tajam ke arahnya. "Sudahlah jangan tatap tajam begitu, bisa-bisa aku mati lagi hanya dengan tatapan tajam kamu itu setajam silet" ucap Ardian.
"Ck kenapa kamu harus kembali coba, bagus kalau paman Sam mengirim kamu ke luar negeri, kenapa sekarang harus kembali coba. Huh sepertinya aku harus beritahu paman Sam untuk menambah masa hukuman mu" ujar Andrew kesal melihat Ardian yang memang dari dulu suka membantah dan tidak tau aturan.
"Yee jangan dong, aku sudah capek bersenang-senang dengan pekerjaan yang membuat mumet di luar negeri jangan lagi lah! aku baru sampai juga sekarang kamu malah bilang gitu" ucap Ardian yang ikut kesal.
"Yasudah kenapa harus kesini ganggu orang saja" sindir Andrew dengan dingin.
"Huh ck dasar sepupu non akhlak, aku baik-baik juga temuin kamu malah diusir huh!!" kesal Ardian. "Sudahlah, aku lebih baik pergi ke wanita-wanita cantikku yang sudah menungguku pasti" Ardian segera beranjak ingin keluar dari ruangan.
"Cih dasar tidak berubah, lebih baik kamu memang di luar negeri sama keluarga paman Red supaya di ajar disiplin lebih baik lagi" ucap Andrew yang selalu kesal.
"Huh terserah aku lah" ucap Ardian kesal. Ardian sudah ingin membuka pintu tiba-tiba berhenti karena dihentikan oleh Endra.
"Eh, Tuan Ardian tunggu" ucap Endra setelah tadi hanya menyimak. Endra segera menghampiri Ardian lalu membisikkan sesuatu yang membuat Ardian kaget dan juga terasa ingin tertawa mendengar apa yang dikatakan Endra. Sementara itu Andrew hanya mengerutkan dahinya melihat Endra berbisik ke Ardian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BUKA LINK XXNX.COM, XHAMSTER & XVIDEOS NDRE😂😂😂😂😂
2023-11-17
1
Sulaiman Efendy
JIAHHH, SULTAN AZA CUPU MASALAH BRCINTA DIRANJANG, TINGGAL LIAT TUTORIALNYA DI MBAH - G...
2023-11-17
1
Harman LokeST
next author
2023-10-23
1