Setelah merayakannya kecil-kecilan di luar berdua, Aidah dan Andrew kembali pulang ke Mansion untuk memberitahukan perihal ini kepada semua orang yang ada di Mansion.
Mansion
Aidah langsung menyuruh bibi art yang ada di Mansion untuk memanggil semua anggota keluarga ke ruang keluarga.
Nenek Aidah pun turun dengan muka judesnya seperti biasa. "Ada apa kamu mengumpulkan kami semua? apakah kamu berhasil mendapatkan kerjasama itu?!" tanya Nenek dengan judesnya.
"Ah nggak mungkinlah Nek, palingan dia mengumpulkan kita untuk memberitahu kalau dia tidak berhasil" ejek Bastian.
"Benar itu, mana mungkin dia segampang itu berhasil" ejek Bella.
"Hais kalau hanya itu yang ingin kamu katakan Aidah, sebaiknya kamu dan keluarga kamu bereskan barang-barang kalian!!" usir Nenek dengan tegasnya.
"Aidah kamu maunya apasih! jadi anak kok tidak berguna sekali untuk orangtua kamu! masalah begini saja kamu tidak berhasil!" marah Mama Aidah.
"Kamu mau lihat orangtuamu ini tidur di jalanan apa!!" Mama Aidah ingin menampar Aidah karena kemarahannya yang berlebih. Segera Papa Aidah dan Andrew menghalangi hal itu.
"Kamu apa-apansih Ma! biar bagaimanapun dia itu anak kita!!" kesal Papa Aidah.
Andrew tidak menghiraukan semua yang terjadi, yang dia lihat hanyalah istrinya. "Kamu baik-baik saja kan sayang?" tanya Andrew khawatir apa lagi melihat mata istrinya sudah berkaca-kaca. Andrew tau hati istrinya pasti sakit mendengar omongan Mamanya dan segala hinaan yang dilontarkan kepadanya.
"CUKUP!!" teriak Aidah yang sudah di ambang batas kesabarannya.
"A..aku sudah berusaha jadi anak dan cucu yang baik buat kalian, bahkan kalian menyuruh apapun kepadaku aku a..aku pasti akan menurutinya. Kalian menghina aku, suamiku aku terima dengan lapang dada, tapi ini ka..kalian sudah sangat keterlaluan, kalian mau aku keluar dari sini? ok aku akan keluar dari Mansion ini sekarang juga!! aku sudah capek sama kalian semua yang tidak pernah menghargai bahkan menganggap aku sedikitpun!!" Tegas Aidah dengan raut kecewanya yang dalam.
Packk Aidah melemparkan sebuah kertas yang dari tadi di pegangnya ke lantai.
"Ambil itu, kalian urus saja sendiri!!" kecewa Aidah. Aidah segera menarik suaminya pergi dari sana, tapi sebelum itu Aidah mengatakan sesuatu terlebih dahulu. "Mama dan Papa terserah kalian mau ikut denganku atau tidak!!" setelah mengatakan itu Aidah langsung pergi meninggalkan ruangan itu dengan perasaan yang hancur.
Andrew membawa Aidah ke tempat taman yang lumayan sepi di dekat Mansion.
"Hiks hiks hiks Mas hiks hiks" Aidah menangis deras di pelukan suaminya.
Andrew pun mengelus dan menenangkan Aidah di pelukannya.
"Hiks hiks Mas ke..kenapa hiks kenapa mereka tetap jahat sama aku, padahal semua yang mereka ingin aku lakukan aku selalu melakukannya apapun itu tapi kenapa mereka selalu tidak pernah menanggap aku ada hiks hiks hiks" Aidah menangis deras sambil memukul-mukul pelan dada Andrew.
Andre yang mendengar dan melihat keadaan istrinya sangatlah merasa marah, Andrew pun memejamkan tangannya sambil mengepalkan tangannya menahan emosinya. 'Mereka pasti akan menerima akibatnya' batin Andrew marah.
"Shhtt cup" Andrew mengelus punggung serta mengecup pucuk kepala istrinya dengan lembut untuk menenangkan istrinya.
Setelah beberapa saat menangis dan ditenangkan oleh Andrew, Aidah pun akhirnya berhenti menangis.
"Mas dimana kita harus tinggal sekarang?" ucap Aidah murung ketika mengingat tabungannya hanya sisa sedikit saja.
Andrew tersenyum mendengar perkataan istrinya. "Kamu tenang saja, tidak usah difikirkan masalah itu. Aku sudah dapat Mansion kok untuk kita".
"Baguslah, tapi uang dari mana Mas bisa kontrak? bukankah uang Mas hanya tinggal sedikit saja apakah cukup?" tanya Aidah merasa tidak tega membebankan suaminya.
"Kamu tenang saja, aku ada uang lebih kok. Dan aku dapat juga rumah yang murah tapi berkualitas bagus, jadi aku langsung beli tidak kontrak. Kamu tidak perlu memikirkan itu, itu urusan dan tanaggungjawab aku sebagai suami kamu" ucap Andrew.
"Ayo pulang ke Mansion keluarga kamu ambil pakaian kita, dan langsung pindah ke Mansion milik kita" ajak Andrew dengan senyumnya.
"Baiklah Mas"
Akhirnya mereka pulang ke Mansion keluarga Aidah kembali untuk mengambil pakaian.
"Kenapa pulang lagi, nggak dapat tempat tinggal ya? makanya jangan sok-sokan tadi mau keluar cih" hina Bella memandang rendah Aidah dan Andrew.
"Hahaha biasalah Bel orang miskin, sebentar lagi jadi gelandangan" hina Bastian menatap remeh keduanya. "Ah ya karena kamu bisa dapat kerjasama itu entah cara apa yang kamu pakai agar bisa mendapatkan kerjasama itu, karena hal itu Nenek masih berbaik hati sama kamu agar kamu bisa tinggal di Mansion ini lagi. Jangan sok-sokan lagi pengen keluar dari Mansion, kalau tidak mau jadi gelandangan beneran" hina Bastian.
Aidah tidak menghiraukan perkataan Bastian, hanya diam mendengarkan lalu beranjak ke kamarnya untuk mengambil pakaian.
"Eh di bilangin juga main pergi aja!" kesal Bastian karena tidak dihiraukan.
Setelah beberapa saat Aidah keluar dari kamarnya, beranjak keluar dari Mansion bak neraka itu walaupun di tatap dan diremehkan oleh semua yang ada di sana.
"Ck masih sok-sokan keluar dari Mansion" ucap Bastian memandang remeh.
"Palingan jadi gelandangan juga di luar sana, makanya kakak sepupu eh ups maksudku calon gelandangan jangan nikah sama orang miskin dong jadi gelandangan kan" hina Bella sambil terkekeh menatap kepergian Aidah.
Andrew yang mendengar segala hinaan yang terlontar untuknya terutama untuk istrinya tersayang membuatnya sangat marah, Andrew mengepalkan tangannya erat menahan segala emosinya.
********
Andrew membawa Aidah ke Mansion yang telah di bellinya. Sebenarnya Mansion itu memang adalah salah satu Mansion miliknya yang sudah lama tidak di tinggalinya.
"Kita sudah sampai sayang" ucap Andrew lembut.
"Oh ya? eh ini Mansion kita?" tanya Aidah kaget saat melihat Mansion luas di depannya.
"Iya, memangnya kenapa? kamu nggak suka yah?" tanya Andrew khawatir kalau saja Aidah tidak menyukai Mansion miliknya ini, sebab Mansion inilah satu-satunya Mansion miliknya yang paling kecil.
"Ka..kamu serius Mas? Mas pasti bercanda kan! ini sangat luas banget loh Mas pasti biayanya mahal banget. Mas dapat uang darimana belli ini?" tanya Aidah kaget dan heran.
"Kamu akan tau nanti sayang" ucap Andrew dengan senyum misterius.
"Udah, ayo aku ajak kamu keliling dan kenalan dengan pembantu di Mansion ini"
"Eh ada pembantu juga?" kaget Aidah.
Andrew hanya tersenyum melihat kekagetan Aidah. Sebenarnya Andrew ingin membawa Aidah ke Mansion utamanya sekaligus membongkar siapa dirinya ke Aidah, tapi menurutnya belum saatnya. Andrew ingin memberitahu Aidah siapa dirinya perlahan-lahan agar tidak membuat Aidah sangat kaget mengetahui yang sebenarnya, karena Andrew juga tidak ingin kalau Aidah merasa kecewa terhadapnya karena telah berbohong selama ini ke Aidah.
"Udah ayo" Andrew menarik lembut tangan Aidah agar mengikutinya.
Saat membuka pintu Mansion Aidah dikagetkan dengan sambutan yang menurutnya sangat aneh dan mengagetkan tentunya.
"Selamat datang di Mansion Tuan Nyonya" sambut para pelayan.
"I..ini?" kaget Aidah melihat pemandangan tak biasa di depannya.
Aidah langsung menatap terkejut suaminya. "A..apa maksudnya ini Mas? i..ini terlalu berlebihan" Aidah merasa tak biasa dengan perlakuan yang di dapatkannya sekarang.
Andrew tersenyum mendengar ucapan istrinya, dan merasa lucu melihat ekspresi kaget dari istrinya tersebut. "Kamu juga akan terbiasa nanti" ucap Andrew lembut dan penuh kasih sayang.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih
2023-11-04
1
Harman LokeST
maaaaaaaaaaaaannnnnnnnnntttaaaaaaaaaaaaaaaaaaaapppppppppppp banget
2023-10-23
0
Gojo Putera
Mantap.
2023-10-22
0