Setelah Andrew membawa Aidah berkekeliling, akhirnya tiba di tempat terakhir yaitu kamar untuk mereka berdua.
Ceklek
"I..ini" Aidah kaget sekaligus takjub melihat kamar yang begitu luas di depannya ini.
Aidah langsung menatap suaminya kaget dan heran, "Mas kamu dapat uang darimana belli Mansion seluas dan semegah ini? dan sejak kapan kamu belli Mansion ini? kamu nggak mencurikan Mas?" tanya Aidah tidak percaya melihat Mansion yang dibelli oleh suaminya adalah Mansion yang sangatlah luas, sekaligus khawatir kalau-kalau suaminya mendapatkan uang ini dari hal yang tidak baik.
Andrew tersenyum melihat kekagetan sekaligus kekhawatiran di wajah istrinya. "Ayo sini!" Andrew menarik pelan tangan istrinya ke tepi kamar untuk melihat pemandangan dari jendela transparan dari dalam kamar.
"Kamu lihatkan sayang pemandangannya indah banget? kamu suka kan?" tanya Andrew sambil memeluk istrinya dari belakang.
"Iya Aidah suka banget Mas, tapi Aidah seriusloh tanya darimana Mas dari mana uangnya Mas bisa belli Mansion ini dan sejak kapan?" tanya Aidah lagi dengan raut wajah khawatirnya sambil membalikkan badannya agar menghadap ke suaminya.
Andrew mencubit gemes pipi Aidah karena merasa gemas melihat raut wajah khawatir di wajah istrinya. "Kamu suatu saat akan tau dari mana aku dapat uang ini, yang penting uang ini halal kok sayang kamu tenang aja hmm. Dan yah aku belli Mansion ini sudah lumayan lama" kata Andrew menjelaskan.
"Hah baiklah" pasrah Aidah ketika mendengar penjelasan suaminya. 'Apa lagi yang kamu sembunyikan sebenarnya dari aku Mas?' Batin Aidah bertanya-tanya. Mereka berdua sudah lumayan lama menikah, tetapi masih saja banyak rahasia yang disembunyikan oleh Andrew dari Aidah dan Aidah tau itu banyak rahasia yang disembunyikan oleh suaminya tetapi Aidah hanya menunggu waktu ketika suaminya sendiri yang akan bercerita tentang dirinya.
Krucukk (Bunyi perut)
Andrew terkekeh mendengar suara perut istrinya. Sementara itu Aidah menenggelamkan wajahnya ke dada bidang suaminya sebab malu.
"Lapar hmm?" kekeh Andrew.
"Ish Mas mah!" Aidah merasa malu sebab perutnya yang tidak tau kondisi tiba-tiba bunyi begitu saja.
"Kali ini biar Mas yang buatkan makanan hmm? Mas akan tunjukkan bagaimana masakan chef terbaik" kata Andrew bangga dengan mengedipkan matanya menggoda istrinya.
Aidah merasa geli mendengar dan melihat perilaku suaminya. "Memangnya Mas bisa masak?" tanya Aidah meremehkan.
"Wah kamu ngeremehin Mas yah! Mas bisa yah, cuman waktu di Mansion pernah Mas tidak sempat terus buatin kamu maaf ya" Andrew mengelus pipi istrinya merasa bersalah, sebab waktu masih di Mansion keluarga .Aidah, Andrew tidak ada kesempatan buat memanjakan istrinya. Dan saat ini Andrew bertekad akan terus membahagiakan dan memanjakan istri tercintanya.
Aidah tersenyum senang mendengar ucapan Andrew, dan Aidah paham betul penyebab Andrew tidak bisa memasak untuk dirinya. "Tidak apa-apa Mas, seharusnya Aidah yang minta maaf sama Mas karena belum bisa menjadi istri yang baik buat Mas" ucap Aidah merasa bersalah.
"Kamu nggak salah kok sayang, selama ini kamu sudah menjadi istri terbaik buat Mas. Mari sekarang kita memulai semuanya dari awal" ucap Andrew.
"Iya Mas, mari memulai semuanya dari awal" balas Aidah dengan senyum manisnya.
"Baiklah, ayo kebawah Mas akan masakkan makanan khusus untuk istri tersayang Mas ini" Andrew menarik pelan tangan Aidah untuk ke bawah menuju ruang makan.
Mereka berdua pun kebawah, saat di bawah para pelayan langsung menyambut Tuan dan Nyonya mereka dengan hangat.
"Salam Tuan, Nyonya. Ada yang bisa kami bantu?"
"Nggak usah Bi, sekarang aku mau buat makanan sendiri aja nggak usah dibantuin. Bibi bisa istirahat dulu" kata Andrew dengan ramah.
"Ah baik kalau begitu Tuan, kami permisi Tuan, Nyonya" Pembantu dua orang yang biasa dipanggil bibi itupun pergi karena takut menganggu dua pasutri yang sedang kasmaran itu, siapa lagi kalau bukan Tuan dan Nyonyanya.
"Kamu disini aja ya sayang, tungguin aku. Aku akan masak yang spesial dulu buat kamu" kata Andrew dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Apa Aidah nggak perlu bantuin Mas?" tanya Aidah tidak enak hati.
"Nggak perlu sayang, kamu duduk diam disini saja tungguin aku buat" Andrew pun pergi ke dapur untuk membuatkan makanan spesial untuk istrinya.
Beberapa menit kemudian, masakan yang dibuat Andrew pun jadi. Andrew segera menyajikan makanan tersebut di depan istrinya.
"Hmm aromanya sangat wangi sayang, pasti ini sangat enak" puji Aidah saat menyium aroma masakan suaminya yang begitu menggugah selera.
"Iya dong sayang pastinya, siapa dulu dong yang buat" bangga Andrew.
"Iya suaminya Aidah tentunya" puji Aidah dengan terkekeh kecil.
"Ayo makan, aku suapin ya" Andrew mengambil garpu lalu menyuapi Aidah, tapi sebelum itu Andrew meniup-niup makanannya terlebih dahulu agar tidak panas lagi.
"Gimana sayang?" tanya Andrew harap-harap cemas. Walaupun dia tahu kalau masakannya pastinya enak, tapi tetap saja perasaan Andrew harap-harap cemas menunggu pendapat istrinya.
"Enak banget Mas" puji Aidah jujur. "Kamu tau Mas, ini masakan terenak yang Aidah coba" puji Aidah dengan mata berbinar-binar.
"Hah, baguslah kalau kamu suka" ucap Andrew merasa lega, dan senang karena istrinya menyukai masakan yang dibuatnya. "Ayo makan lebih banyak sayang" Andrew kembali menyuapi istrinya.
"Jangan hanya aku yang makan! kamu juga harus makan Mas" Aidah mengambil garpu yang ada di tangan suaminya, lalu balik menyuapi suaminya.
Andrew menerima suapan istrinya dengan senang hati.
*******
Keesokan harinya
"Sayang Mas berangkat kerja dulu yah hmm" ucap Andrew sambil mengelus pipi istrinya yang masih terlelap nyaman di tempat tidur. Andrew tidak tega membangunkan istrinya sebab Andrew tau ini pertama kalinya istrinya bisa istirahat dengan nyenyak, berbeda saat masih di Mansion keluarga istrinya, istrinya harus bangun subuh sekali bahkan tidur pun tidak nyenyak karena harus tidur di kasur yang sangat keras.
Aidah mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan membuka matanya, "Memangnya sudah jam berapa Mas?" tanya Aidah masih merasa nyaman baring.
Andrew melihat jam di atas nakas samping tempat tidur, "Sudah jam 7 sayang".
"Apa!!" Aidah kaget, lalu duduk di tempat tidur.
Aidah melihat jam di atas nakas, "Apa sudah jam 7 astaga!"
"Kok Mas nggak bangunin sih, seharusnya kan Aidah bantuin Mas siap-siap" ucap Aidah merasa tidak enak.
"Aku nggak tega bangunin kamu, lagi pula aku bisa kok siap-siap sendiri. Kamu sekarang ratunya disini sayang, kamu tidur aja lagi hmm pekerjaan rumah kamu nggak usah urus sudah ada bibi yang urus" ucap Andrew dengan sayang.
"Tapi Mas, bagaimanapun aku istri kamu, seharusnya aku bantuin kamu siap-siap" ucap Aidah merasa bersalah.
"Yaudah lain kali aja" ucap Andrew yang mengerti perasaan istrinya. "Mas pergi yah kerja sekarang" pamit Andrew.
"Eh" Aidah baru sadar kalau pakaian yang dipakai suaminya itu ada jas!! Aidah langsung bertanya-tanya di dalam hatinya 'Kenapa Mas Andrew pakai jas? sebenarnya apa pekerjaan Mas Andrew?' batin Aidah heran.
"Mas mau pergi kerja pakai jas? tumben? dan darimana jasnya kok Aidah nggak tau kalau Mas Andrew ada jas gitu?" Aidah menaikkan sebelah alisnya heran.
"Ini memang pekerjaan Mas pakai jas sayang, jas ini juga udah lama kok tapi Mas jarang pakai makanya kamu nggak lihat. Mas pergi kerja dulu yah hmm baik-baik di rumah, tidak usah kerja-kerja lagi lanjutkan saja tidur ada bibi yang kerjain yang lain" pamit Andrew.
"Mas akan pulang mungkin agak sorean, Mas pergi sekarang yah cup" Andrew mengecup pucuk kepala istrinya.
"Iya Mas, hati-hati" Aidah pun salim ke suaminya.
Andrew pun pergi meninggalkan Mansion untuk berangkat kerja. Sementara Aidah, sudah tidak berniat untuk tidur lagi.
Aidah bangun lalu mandi, dan kebawah untuk berkenalan lebih jauh dengan para pelayan yang ada di Mansion ini.
*******
Siang harinya
Saat ini Aidah tengah asik berbincang-bincang di ruang tamu dengan pelayan yang umurnya tidak jauh beda dari dirinya. Tiba-tiba ada bel bunyi.
"Biar saya saja yang buka Nyonya" pelayan yang berbincang-bincang dengan Aidah itu pun membuka pintu Mansion.
"Eh Tuan Endra, silahkan masuk Tuan" ucap pelayan itu mempersilahkan.
"Dimana Nyonya?" tanya seseorang bernama Endra.
"Itu Tuan" pelayan itu menunjuk keberadaan Nyonyanya yang ada di ruang tamu.
Orang yang bernama Endra itu pun menghampiri Aidah.
"Permisi Nyonya, perkenalkan saya Endra asisten Tuan Andrew" memperkenalkan dirinya dengan sopan.
"Eh iya, ada apa yah?" tanya Aidah heran sekaligus terkejut.
"Ini Nyonya, ada titipan dari Tuan. Tuan tidak sempat memberikan sendiri untuk Nyonya, jadi Tuan menyuruh saya untuk memberikan ini kepada Nyonya" memberikan sebuah kartu kepada Aidah.
"Ini apa?" tanya Aidah heran, pasalnya Aidah tidak pernah memiliki benda seperti ini.
"Itu kartu black card, kata Tuan Nyonya bisa menggunakannya untuk membelanjakan apapun yang Nyonya inginkan, kalau begitu saya permisi Nyonya" Endra pun segera pergi dari Mansion, karena sudah diberitahu terlebih dahulu oleh Andrew kalau dirinya tidak boleh berlama-lama menemui istri Tuannya.
Setelah kepergian Endra, Aidah melihat-lihat kartu itu dengan seksama, "Kartu apa ini? apakah bisa membeli semua yang kita mau?" tanya Aidah heran, sebab jika dirinya kepasar tidak ada seorang pun yang dilihatnya menggunakan kartu seperti ini.
"Nyonya tidak tau, kartu apa itu?" tanya pelayan yang tadi berbincang-bincang dengan Aidah dengan heran.
"Iya, memangnya ini apa?" tanya Aidah heran dan juga ingin tau.
"Astaga Nyonya, itu adalah kartu unlimited. Dengan kartu itu Nyonya bisa belli apapun yang Nyonya inginkan!!" sahut pelayan itu dengan berbinar-binar menatap kartu di tangan Aidah.
"Benarkah? kenapa saat aku ke pasar tidak pernah melihat orang menggunakan kartu seperti ini?" tanya Aidah heran.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KRN HNY ORG TRTENTU YG PNY KARTU ITU, DN TDK SEMUA ORG KYA PUNYA..
2023-11-17
3
Harman LokeST
istrinya Andrew sangat heran dengan kartu pemberiannya
2023-10-23
1
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
Aidaaa ohhh .... siniiiiiiii pinjam black card nya dunkk ku mo beli mobil mewah nihhh😂😂
2023-10-06
1