Minimal 100 Juta

"Benarkah? kenapa saat aku ke pasar tidak pernah melihat orang menggunakan kartu seperti ini?" tanya Aidah heran.

Pelayan yang bernama Ranti itu pun menepuk jidatnya mendengar perkataan majikannya. "Itu karena di pasar harus menggunakan uang tunai Nyonya, kartu seperti itu bisa Nyonya gunakan di supermarket, Alfa, atau di mall-mall Nya" sahut Ranti menjelaskan.

"Mulai sekarang Nyonya tidak usah ke pasar lagi, biar art yang bekerja di bagian belanja yang akan membeli kebutuhan Mansion Nya, Nyonya bisa pergi ke mall dan belli apapun yang Nyonya inginkan dengan kartu limited edition itu Nya" sahut Ranti lagi menjelaskan.

Aidah terdiam mendengarkan penjelasan dari pembantunya. Batin Aidah pun mulai bertanya-tanya lagi, 'Dari mana Mas Andrew dapat uang sebanyak ini? sampai-sampai aku bisa membeli apa pun yang aku mau?' batin Aidah sambil menatap kartu ditangannya.

"Nyonya?"

"Eh iya" Aidah tersadar dari lamunannya tadi.

"Nyonya mau pergi sekarang ke mall nya pergi belanja sesuatu gitu?" tanya Ranti.

"Eh enggak usah dulu, aku mau bicarakan masalah ini ke Mas Andrew dulu" ucap Aidah.

"Ah baiklah, kalau begitu aku kebelakang dulu Nya lanjutkan pekerjaan" pamit Ranti.

"Baiklah, maaf ya jadi ganggu kamu kerja" ucap Aidah merasa tidak enak.

"Eh tidak apa-apa Nya, justru Ranti senang bisa bicara sama Nyonya. Biasanya kan majikan tidak mau bicara dengan art nya hehe" ucap polos Ranti.

Aidah terkekeh pelan mendengar ucapan Ranti, "Kalau sama aku, kamu santai aja. Yaudah sana gih lanjutkan" ucap Aidah lembut.

"Baik Nya, kalau begitu Ranti permisi kebelakang dulu"

"Iya" balas Aidah dengan senyum ramahnya.

Ranti pun ke belakang untuk melaksanakan tugasnya yang masih ada belum selesai, karena keasyikan bicara dengan Aidah tadi.

Sedangkan Aidah kembali menatap kartu black card yang ada ditangannya. "Hah dari mana sebenarnya kamu dapat uang ini Mas? sudahlah sebaiknya aku tanyakan saja, jika dia sudah pulang kerja" Aidah menghela nafas, lalu kembali ke kamarnya untuk menaruh black card tersebut.

********

Sore hari

Brumm brumm (Suara mobil)

Aidah yang mendengar suara mobil suaminya pun segera keluar untuk menyambut sang suami.

"Mas tumben cepat pulangnya?" tanya Aidah sambil mengambil tas yang di pegang suaminya, dan salim kepada suaminya.

Andrew pun membalas dengan mengecup pucuk kepala istrinya, "Iya sayang, tidak banyak kerjaan jadi Mas pulang cepat".

Aidah mengangguk mengerti mendengar balasan suaminya. "Mas mau makan atau mandi dulu?" tanya Aidah.

"Mas mandi dulu aja deh gerah soalnya."

"Baiklah, ayo Aidah siapin" ajak Aidah sambil memeluk serta menarik pelan tangan suaminya.

Setelah Andrew membersihkan tubuh, mereka pun makan bersama. Setelah makan bersama, Aidah membawa suaminya ke kamar karena ingin menanyakan perihal kartu black card tadi yang diberikan kepadanya.

Kamar

"Mas Aidah mau tanya masalah black card tadi."

"Ah iya, Mas juga mau ngomong masalah black card itu, tapi kamu aja dulu sayang yang bilang" ucap Andrew mengizinkan Aidah yang berbicara duluan.

Aidah pun mengambil black card yang tadi di simpannya lalu memperlihatkan kehadapan suaminya. "Mas tadi Ranti bilang, black card ini bisa digunakan untuk belanja apa pun kecuali di pasar. Kenapa Mas bisa punya kartu seperti ini Mas? ini pasti mahal banget loh biayanya karena aku juga pernah dengar satu kali Bella ngomong masalah ini dulu ingin punya kartu seperti ini, pasti ini sangat mahal Mas. Mas dapat uang dari mana coba? aku nggak apa-apa kok kalau belli di pasar lagian aku juga dari dulu tidak terbiasa ke Mall Mas, jadi seharusnya Mas tidak usah boros-boros begini" protes Aidah yang merasa kurang setuju suaminya menggunakan kartu seperti ini karena menurut Aidah ini pemborosan, bukankah Aidah sudah bilang menerima suaminya apa adanya. Aidah pun tak masalah jika harus belanja apa pun di pasar saja, karena menurut Aidah harga barang-barang di pasar lebih murah dan tentunya Aidah juga sudah terbiasa dengan pasar bukan seperti Mall yang Aidah datangi hanya satu kali saja waktu dulu.

Andrew yang mendengar ucapan istrinya pun hanya bisa menghela nafasnya lalu berkata, "Sayang lihat Mas" Andrew pun menarik lembut wajah istrinya agar menghadap ke arahnya.

"Ini semua Mas lakukan karena Mas ingin yang terbaik untuk kamu, masalah dari mana biayanya kamu tidak perlu fikirin Mas yang akan urus masalah itu dan kamu tenang saja sayang Mas tidak akan demi uang berbuat yang tidak seharusnya. Sekarang kamu cukup menghabiskan memanjakan diri kamu sendiri, karena Mas tau selama kamu di sana pasti kamu belum pernah kan memanjakan diri kamu sendiri, tapi mulai sekarang Mas mau kamu memanjakan diri kamu sendiri tapi jangan sampai lupa dengan peran kamu sebagai istri Mas" ucap Andrew sembari mengelus pipi serta menghapus air mata yang sudah keluar setetes dari mata istrinya.

"Hiks hiks tapi Aidah nggak enak mendapatkan uang sebanyak ini Mas hiks."

"Shutt kenapa merasa tidak enak hmm? bukankah semua uangnya suami milik istri juga? aku kerja untuk siapa sayang? aku kerja itu untuk kamu untuk kita untuk anak-anak kita kelak, jadi semua uangnya Mas itu juga uang kamu kenapa harus merasa sungkan? kita itu suami istri sayang" ucap Andrew lembut sambil menghapus air mata di wajah istrinya.

Aidah menatap suaminya haru, tidak tau lagi apa yang harus Aidah katakan tapi Aidah sangat bersyukur bisa mendapatkan suami seperti Andrew.

"Makasih Mas hiks" Aidah memeluk suaminya dengan haru.

Andrew pun membalas memeluk istrinya serta mengelus-elus punggung istrinya agar tenang.

"Mas mau setiap satu hari pokoknya kamu harus menghabiskan uang Mas sebanyak 100 jt minimalnya!" ucap Andrew tegas. Karena menurut Andrew kalau Andrew tidak tegas maka istrinya pasti masih irit saja dengan uangnya, tidak ingin memanjakan dirinya sendiri.

"Besok Mas suruh salah satu pembantu di Mansion dan pak supir antarin kamu ke Mall, Mas mau kalau Mas buka besok hp Mas uang tertera yang keluar itu 100 jt atau lebih dari 100 jt tidak boleh kurang dari 100 jt" ucap Andrew.

"Hah? Mas tidak salah itu banyak banget Mas" protes Aidah tidak terima.

"Istri harus menurut sama suami, kamu taukan itu sayang?" ucap Andrew berusaha membujuk agar istrinya mau.

"Iya sih Mas, tapi-" ucapan Aidah langsung dipotong oleh suaminya.

"Mas tidak mau tau kamu harus menghabiskan sebanyak itu setiap harinya, lagian Mas bekerja untuk kamu sayang kalau bukan kamu yang habiskan uang Mas siapa lagi?"

"Yaudah kalau gitu kita berbagi saja untuk orang yang membutuhkan Mas!" sahut Aidah mengusulkan.

"Kalau masalah itu kamu tenang saja sayang, ada uang khusus yang Mas kumpulkan untuk itu. Tapi uang untuk di black card itu untuk kamu semuanya! untuk kamu memanjakan diri belanja apa pun yang kamu mau" ucap Andrew menjelaskan. Andrew tidak mengatakan agar Aidah membeli yang dibutuhkan saja, karena Andrew tau istrinya pasti akan membeli apa pun yang dibutuhkannya saja.

"Hah baiklah, Aidah ikut perkataan Mas saja" ucap Aidah pasrah. 'Kapan kamu mau jujur sama Aidah Mas, dari mana sebenarnya uang sebanyak itu?' batin Aidah. Tapi Aidah tetap sabar dan tidak bertanya karena kalau suaminya belum ingin jujur, maka berarti itu belum waktu yang tepat, Aidah hanya menunggu waktu yang tepat itu saat suaminya jujur kepadanya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

Hem.... beda... setiap hari maximum 100rb, karena jiwa mismis melekat

2023-11-04

1

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss

2023-10-23

1

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

oh my God .. 100jutaa lhooo perharii ughhhhh mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

2023-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Hampir Ketahuan
2 Beban Untuk Aidah
3 Keberhasilan
4 Mansion Baru
5 Black Card
6 Minimal 100 Juta
7 Balasan Untuk Orang Jahat
8 Mengkambinghitamkan Aidah
9 Rencana Andrew
10 Meminta Pertanggungjawaban
11 Tidak Tau Malu
12 Kedatangan Sepupu Non Akhlak
13 Mengungkapkan Kebenaran
14 Memikirkan Niat Jahat
15 Keluarga Tidak Tau Diri
16 Menagih Uang 10 Milyar
17 Memutuskan Hubungan
18 Menjemput
19 Ucapan Langka Andrew
20 Penderitaan Ardian
21 Permintaan Tante Ana
22 Gombalan Receh
23 Supir Dadakan
24 Pengganggu
25 Rencana Andrew
26 Kejutan
27 Kehebohan
28 Terbongkar
29 Perasaan Aneh
30 Perjodohan
31 Uang Dan Kekuasaan Bukanlah Segalanya
32 Kepercayaan
33 Fikiran Buruk
34 Kedatangan Orang Lama
35 Mengklaim
36 Ikut Ke Kantor
37 Kepintaran Aidah
38 Bertemu Kembali
39 Mencari Sesuatu
40 Ingin Melakukan Penyelidikan
41 Menjadi Sekretaris
42 Kekagetan
43 Keluarga Wikram
44 Kedatangan Risya
45 Mengundang
46 Diskusi
47 Ketegangan
48 Terbongkar
49 Tes DNA
50 Pembicaraan Serius
51 Kembar
52 Flashback
53 Kejadian Sebenarnya
54 Perasaan Bersalah
55 Akhir Permasalahan
56 Memanfaatkan
57 Kembali Bekerja
58 Restauran
59 Tidak Enak Badan
60 Jatuh
61 Kabar Bahagia
62 Berlatih
63 Kesayangan Keluarga Mertua
64 Saling Bersaing
65 Kecelakaan
66 Berterima Kasih
67 Mengajak Ke Mansion
68 Ngidam
69 Sebuah Surat
70 Menuruti Keinginan
71 Makanan Hitam
72 Kejadian
73 Pengusiran
74 Menyusun Rencana
75 Licik Di Balas Licik
76 Air Susu Dibalas Air Tuba
77 Bucin
78 Saling Bercanda
79 Menjadi Pemimpin
80 Langgeng
81 Ancaman
82 Berbeda
83 Kegundahan
84 Dua Pilihan
85 Misterius
86 Memaafkan
87 Menyusun Strategi
88 Salah Paham
89 Ngidam Raja Hutan
90 Jodoh Raja Hutan
91 Hampir Menabrak
92 Perlakuan Kejam
93 Bijak
94 Tidak Manusiawi
95 Siasat
96 Laporan
97 Melaksanakan Rencana
98 Penyergapan
99 Waktu Kebersamaan
100 Keras Kepala
101 Kejutan Membahagiakan
102 Berdebat
103 Penolakan
104 Menemukan
105 Ke Tempat Target
106 Mengamankan
107 Bermuka Dua
108 Memberi Waktu
109 Berita Mengejutkan
110 Pondasi Hubungan
111 Kesakitan
112 Melahirkan
113 Sepasang
114 Baby Ai
115 Persiapan
116 Rewel
117 Diterima
118 Hadiah Terindah
119 Harus Pulang
120 Janji
121 Bonus Chapter 1 ~ Kejahilan Airen
122 Bonus Chapter 2 ~ Penerus Kekuasaan
123 Bonus Chapter 3 ~ Tanggung Jawab Aidan
124 Bonus Chapter 4 ~ Penemuan
125 Bonus Chapter ~ TAMAT
126 ~ S2
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Hampir Ketahuan
2
Beban Untuk Aidah
3
Keberhasilan
4
Mansion Baru
5
Black Card
6
Minimal 100 Juta
7
Balasan Untuk Orang Jahat
8
Mengkambinghitamkan Aidah
9
Rencana Andrew
10
Meminta Pertanggungjawaban
11
Tidak Tau Malu
12
Kedatangan Sepupu Non Akhlak
13
Mengungkapkan Kebenaran
14
Memikirkan Niat Jahat
15
Keluarga Tidak Tau Diri
16
Menagih Uang 10 Milyar
17
Memutuskan Hubungan
18
Menjemput
19
Ucapan Langka Andrew
20
Penderitaan Ardian
21
Permintaan Tante Ana
22
Gombalan Receh
23
Supir Dadakan
24
Pengganggu
25
Rencana Andrew
26
Kejutan
27
Kehebohan
28
Terbongkar
29
Perasaan Aneh
30
Perjodohan
31
Uang Dan Kekuasaan Bukanlah Segalanya
32
Kepercayaan
33
Fikiran Buruk
34
Kedatangan Orang Lama
35
Mengklaim
36
Ikut Ke Kantor
37
Kepintaran Aidah
38
Bertemu Kembali
39
Mencari Sesuatu
40
Ingin Melakukan Penyelidikan
41
Menjadi Sekretaris
42
Kekagetan
43
Keluarga Wikram
44
Kedatangan Risya
45
Mengundang
46
Diskusi
47
Ketegangan
48
Terbongkar
49
Tes DNA
50
Pembicaraan Serius
51
Kembar
52
Flashback
53
Kejadian Sebenarnya
54
Perasaan Bersalah
55
Akhir Permasalahan
56
Memanfaatkan
57
Kembali Bekerja
58
Restauran
59
Tidak Enak Badan
60
Jatuh
61
Kabar Bahagia
62
Berlatih
63
Kesayangan Keluarga Mertua
64
Saling Bersaing
65
Kecelakaan
66
Berterima Kasih
67
Mengajak Ke Mansion
68
Ngidam
69
Sebuah Surat
70
Menuruti Keinginan
71
Makanan Hitam
72
Kejadian
73
Pengusiran
74
Menyusun Rencana
75
Licik Di Balas Licik
76
Air Susu Dibalas Air Tuba
77
Bucin
78
Saling Bercanda
79
Menjadi Pemimpin
80
Langgeng
81
Ancaman
82
Berbeda
83
Kegundahan
84
Dua Pilihan
85
Misterius
86
Memaafkan
87
Menyusun Strategi
88
Salah Paham
89
Ngidam Raja Hutan
90
Jodoh Raja Hutan
91
Hampir Menabrak
92
Perlakuan Kejam
93
Bijak
94
Tidak Manusiawi
95
Siasat
96
Laporan
97
Melaksanakan Rencana
98
Penyergapan
99
Waktu Kebersamaan
100
Keras Kepala
101
Kejutan Membahagiakan
102
Berdebat
103
Penolakan
104
Menemukan
105
Ke Tempat Target
106
Mengamankan
107
Bermuka Dua
108
Memberi Waktu
109
Berita Mengejutkan
110
Pondasi Hubungan
111
Kesakitan
112
Melahirkan
113
Sepasang
114
Baby Ai
115
Persiapan
116
Rewel
117
Diterima
118
Hadiah Terindah
119
Harus Pulang
120
Janji
121
Bonus Chapter 1 ~ Kejahilan Airen
122
Bonus Chapter 2 ~ Penerus Kekuasaan
123
Bonus Chapter 3 ~ Tanggung Jawab Aidan
124
Bonus Chapter 4 ~ Penemuan
125
Bonus Chapter ~ TAMAT
126
~ S2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!